Makan malam terlewati begitu saja, Nala pun kembali ke dalam kamar tidurnya. Di meja makan tadi, tak banyak pembicaraan di antara mereka, sepertinya seluruh anggota keluarga sedang berada dalam pikiran mereka masing masing.
Wajah Dad Michael dan Mom Alexa terlihat sedang berpikir keras, sementara Nathan tetap datar dan dingin seperti biasanya. Ketiganya baru saja berbicara di ruang kerja, tapi Nala tidak tahu apa yang mereka bicarakan.
Sebaiknya kamu pikirkan lagi. - hanya itu kalimat yang keluar dari mulut Dad Michael sebelum mereka kembali ke kamar tidur masing masing.
"Apa yang sebenarnya mereka bicarakan?" gumam Nala yang tiba tiba menjadi ingin tahu.
Nala kembali memegang ponselnya. Tak menyerah, ia kembali mencoba menghubungi nomor ponsel Edelweiss.
"Kamu ke mana si, El? Aku kan ingin bercerita padamu," ucap Nala sedikit kesal karena Edelweiss belum menghubunginya sejak sahabatnya itu pergi ke Toronto.
Tadi siang menjelang sore, ia baru menghubungi One. Tidak mungkin jika ia menghubunginya lagi saat ini.
"Uncle, aku ingin Uncle cepat kembali," Nala akhirnya terlelap karena ia merasa begitu lelah memikirkan Edelweiss dan juga One.
*****
Dua hari berlalu dan Nala masih kesepian. Tapi hari ini One berjanji akan kembali seperti apa yang pria itu katakan dua hari yang lalu, membuat Nala menjadi lebih bersemangat mengawali hari.
"Pagi Dad, Mom! Halo, Ar!" Nala mencium pipi adik bungsunya itu, Nicholas Arkan.
Arkan, demikian biasa ia dipanggil, berbeda dengan kedua kakak kembarnya yang dipanggil dengan nama depan, ia memilih dipanggil dengan nama tengahnya.
"Kakak!" teriak Arkan saat Nala mencium pipinya. Ia langsung mengusap pipinya itu dengan telapak tangannya.
"Jangan menciumku! Aku sudah besar!" gerutu Arkan mencebik kesal. Usianya berbeda 3 tahun dari Nathan dan Nala, tapi untuk sikap, Arkan justru terlihat lebih dewasa daripada Nala.
Nala memindai sekeliling, ia merasa ada sesuatu yang kurang, membuat perasaannya tak menentu. Wajahnya pun terlihat sedikit gelisah.
"Na, kamu kenapa, sayang?" tanya Alexa.
"Di mana Nathan, Mom?" tanya Nala. Pasalnya sejak tadi ia tak melihat keberadaan saudara kembarnya itu.
"Kak Nathan berangkat semalam," jawab Arkan. Arkan melihat kedua orang tuanya hanya diam tak menjawan pertanyaan Nala, jadi ia berinisiatif untuk memberitahukan pada kakaknyq yang satu lagi itu.
Semalam, Nathan memang sudah berangkat ke tempatnya berkuliah nanti. Ia pamit pada kedua orang tua mereka, yakni Dad Michael dan Mom Alexa. Arkan juga ada di sana. Nathan tak pamit pada Nala karena Nala sudah tidur. Ia tak ingin membangunkan saudara kembarnya yang selalu ia jaga dan awasi sejak kecil.
"Berangkat?! Dia sudah berangkat? Bukankah rencananya minggu depan?" tanya Nala tak percaya. Ia sedikit kaget karena tak sempat bertemu sebelum keberangkatan. Nala kembali menatap kedua orang tuanya seakan menanti jawaban, tapi tetap tak ada yang berniat untuk memberitahunya.
"Mengapa dia bisa pergi begitu saja tanpa pamit padaku?" ucap Nala sendu.
"Tapi ia meninggalkan ini untukmu," Arkan merogoh sakunya dan memberikan sebuah amplop untuk Nala.
*****
Na, maaf karena tak pamit padamu. Aku pergi dulu. Kita berpisah sementara waktu. Aku tahu pasti saat ini kamu menangis dan sekaligus marah padaku.
Bukan dengan sengaja aku pergi, tapi aku berniat menjaga sesuatu yang sangat penting bagimu. Aku berjanji saat aku pulang nanti, aku akan membawa hadiah besar untukmu.
Jangan pikirkan apapun, fokuslah belajar. Aku pasti akan sangat merindukan dirimu, terutama kebawelanmu dan sikapmu yang apa adanya.
Nathan.
Benar, Nala sedang menangis saat ini. Ia jarang sekali menangis, kecuali jika ia berpisah dengan Nathan,saudara kembarnya itu.
Dari sejak kecil, baru kali ini ia berpisah dengan Nathan untuk waktu yang agak lama. Saat ia mendapat musibah dulu, ia sempat terpisah dari Nathan, tapi dengan segera Nathan kembali ada di dekatnya, membuat dirinya merasa nyaman.
"Apa yang mau kamu jaga, hah?! Seharusnya itu kamu menjagaku di sini. Aku tidak perlu hadiah apa apa," gumam Nala.
Ntah mengapa kepergian Nathan membuat hati Nala bersedih, padahal biasanya ia tak terlalu seperti ini. Apa karena ia sangat kesepian?
Mengapa semua pergi? El ... Kamu dimana? Nathan pergi, seharusnya kamu ada di sini menemaniku, jadi aku tak akan menangis seperti ini. - batin Nala.
*****
Nala merasakan sebuah pelukan dan kecupan di pipinya, hatinya tiba tiba menghangat. Kesedihan yang ia rasakan seakan menguap begitu saja.
Mata Nala mengerjap, ia baru menyadari kalau ia kembali tertidur setelah sarapan tadi. Ia menatap ke sekeliling, yapi tak melihat siapapun.
Ia memang masih merasa malas untuk bangun, tapi ia tak mungkin terus menerus berada di atas tempat tidur. Mimpi yang baru saja ia rasakan, membuat hatinya lebih baik. Pelukan dan ciuman yang diberikan oleh One di dalam mimpinya, membuat ia kembali bersemangat. Bahkan ia tersipu malu dengan waiah yang memerah ketika mengingat mimpinya, ya meskipun hanya dalam mimpi.
"Uncle!" wajah Nala pun sumringah saat melihat keberadaan One di ruang keluarga, "Uncle sudah kembali!"
Nala langsung berlari dan memeluk One tanpa berpikir panjang lagi. Ia seperti anak kecil yang menemukan sesuatu yang diinginkannya.
"Aku merindukanmu, Uncle," Nala memeluk One dengan erat. Namun seperti biasa, tak ada pelukan balasan dari One. Kedua tangan One tetap berada di samping, mengepal menahan sesuatu.
"Duduklah, Na," pinta One.
"Tidak mau! Aku merindukanmu, Uncle! Aku menyayangimu. Jangan pergi lagi meninggalkanku meski hanya sebentar."
"Kamu sudah besar, Na."
"Justru karena aku sudah besar, maka aku tak ingin Uncle meninggalkanku. Aku masih membutuhkan Uncle sampai kapan pun, bahkan sampai seumur hidupku," ucap Nala.
Ya, Nala tak akan rela One bersama dengan wanita lain membayangkannya saja ia tak mau. One hanya miliknya, ya miliknya, jadi harus seumur hidup bersamanya.
Nala melepaskan pelukannya dan menatap wajah One dengan seksama. Pria itu masih sama tampannya seperti dulu.
"Aku menyayangimu, Uncle. Aku mencintaimu," ucap Nala tepat di hadapan One.
Cupppp ...
🧡 🧡 🧡
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
Sarah Yuniani
umur nala berapa ya
2024-10-18
0
Alexandra Juliana
Nala..Nala kamu sdh dewasa sdh lulus SMA masa g ada rasa risih sih meluk dan nyium One, anak2ku klo dipeluk dan di sun sama ayahnya suka protes, malu katanya udh gede..
2024-08-12
1
Alexandra Juliana
Apakah Nath pergi selain utk kuliah juga utk mendekati Edelweis? Nath diam2 suka sama Elis?
2024-08-12
0