“Yuri katakan sejujurnya apakah benar ilmu sihir hitam itu milik kakang Adika?” tanya Sadewa melihat mata adiknya yang tidak berani menatapnya.
Dia tidak mau kebenaran itu akan membuat pertikaian antar saudara. Namun jika di biarkan terus menerus maka Dewi Bahati akan menjadi Gila dan selamanya tidak bisa terlepas dari Adika. Yuri tidak habis pikir pada Adika, dia sudah tau kisah asmara adiknya Sadewa pada dewi Bahati namun berani merebut kekasih adiknya. Mereka berdua adalah kakak beradik, tidak ada satupun yang bisa dia pilih.
“Apakah engkau akan menjadi orang bisu? Atau membiarakan kejahatan merajalela? Jika memang benar engkau adik ku menutupi kejahatannya maka sama saja engkau membebaskan perbuatan jahat” desak Sadewa.
“Aku tidak tau harus berbuat apa kakang. Hiks.”
Sadewa menunggu Yuri keluar dari ruangan tempat meracik ilmu sihir putihnya hingga larut malam. Suara kereta kuda berhenti, dua orang pria membantu Gupta membawa beberapa barang-barang masuk ke dalam rumah. Di ruangan tengah, Gupta mengumpulkan ketiga anak-anaknya. Dia menunjukkan peti-peti emas hadiah pemberian raja.
“kelak kalian harus seperti ayah, mendapat anugerah dari raja atas kerja keras mempertahankan negeri. Ahahah.”
Ketiga anaknya murung, tatapan mata tajam Sadewa melihat Adika berharap dia akan membuka suara mengakui kesalahannya. Adika tampak seperti mengalihkan pandangan, dia mengajak ayahnya bercengkrama hingga ketika Sadewa akan menyampaikan sesuatu di tahan olehnya.
“Besok saja jika ada laporan khusus lainnya. Aku lelah sekali” ucapnya.
Atas perintah raja, Gupta membangun sebuah pabrik pembuatan ramuan sihir. Mereka menggunakan bahan alami yang berada di dalam hutan maupun pasar. Para pekerja pilihan yang khusus di datangkan oleh raja. Kini ramuan sihir Gupta ampuh di gunakan sebagai alat perang serta pelindung pasukan yang akan bertempur.
Pada hari ini genap Sembilan puluh hari, Dewi Bahati mengalami mual-mual hingga tidak berselera makan. Sepanjang hari dia di atas kasur sambil menatap ke arah jendela. Tinaya memanggil tabib keluarga kepercayaan keluarganya. Dia sangat terkejut mendengar penyakit sebenarnya mengenai anaknya.
“Adinda hamil tiga bulan_”
Mbok Yem di utus menuju ke ruangan perdana menteri hakim. Kedatangan salah satu pekerjanya itu memutuskan dia menunda pekerjaan untu segera pulang. Mendengar anaknya telah hamil maka sang hakim yang mempunyai kekuasaan penuh untuk memfonis rakyat bersalah itu berniat menghukum gantung pria yang sudah menodai anaknya itu.
“Aku akan membunuh si Adika!” teriak Linjao menaiki kudanya.
Tubuhnya basah kuyup bermandikan keringat setelah seharian menghabiskan waktu bersama dewi Bahati. Adika tersenyum sendiri di atas tumpukan syair selebaran ilmu hitam yang semua terkhusus untuk wanita yang dia incar.
Dubrakk_
“Hiyahh!”
“Argghh! “ syatt, syatt__
Sadewa menghancurkan pintu lalu menghajar Adika sampa babak belur. Dia mengeluarkan pedang dari balik punggung bersiap menebas lehernya.
“Kurang ajar kau Sadewa! Sudah tiga kali kau hancurkan pintu kamar ku!”
“Kau harus menyembuhkan sihir hitam yang kau kirim ke dewi Bahati. Aku juga memberi mu pelajaran telah merusak kehormatan seorang wanita! Hiyaa!” bentak Sadewa.
“Hentikan! Dasar kau anak gila!”
Gupta datang menampar Sadewa, si mbok Rongya membawa Sadewa keluar kamar. Di depan rumah Gupta mendengar teriakan suara pria.
“Keluar kau Adika! Bajingan kau!” teriak Linjao.
“Hei ada apa kau perdana menteri hakim? Aku tidak merasa punya urusan dengan mu!” ucap Gupta.
“Anak mu harus bertanggung jawab karena telah menghamili anak ku Dewi Bahati atau aku akan memenggal kepalanya!"
“Adika! Adika kemari kau!” panggil Gupta.
Dari dalam kamar dia melihat kedatangan Linjao. Dia memukul meja lalu berjalan keluar rumah. Gupta yang terlebih dahulu menghajar anaknya itu. Amarahnya menggelegar, Gupta tidak menyangka jika Adika berani mencoreng nama baik keluarga. Setelah puas dia membanting anaknya tepat tepat di bawah kaki Linjao. Sambungan pukulan menghajar habis-habisan sampai Adika muntah darah.
“Aku serah kan anak ku pada mu. Engkau boleh membunuh atau menikahkan dengan Dewi Bahati.”
Sadewa tidak menyangka kakaknya tega merebut kekasihnya sampai melakukan cara kotor agar mendapatkan Dewi Bahati. Menjelang hari pesta pernikahan, Sadewa pergi dari rumah tanpa membawa barang-barangnya. Hatinya benar-benar hancur berkeping-keping. Dia menutup telinga berjalan menjauhi suara musik pesta sampai benar-benar suaranya tidak terdengar lagi.
“Kakak! Kakang Sadewa dimana kau?” panggil Yuri.
“Kasihan den Sadewa non. Si mbok tau perasaannya sekarang seperti apa. Hikss, hiks”
Pesta meriah anak perdana menteri hakim mengundang seluruh para pejabat penting antar negeri. Nuasa merah berkibar, kemewahan pada pesta di hari itu tidak bisa menutupi rasa sedih Dewi Bahati seolah masih tidak percaya telah hamil hingga di persunting Adika.
Tinggal di rumah Gupta, setiap hari bertemu dengan Sadewa membuat kecemburuan pada Adika. Namun, sikap Adika yang lama kelamaan berubah menunjukkan sifat aslinya yang kasar, arogan dan ingin menang sendiri.
“Den, di usia hamil tua nyonya seharusnya aden lebih sabar lagi menghadapi nyonya Dewi Bahati” ucap si mbok.
“Ah, masa bodoh. Aku tau dia wanita yang cengeng dan tidak tau di untung!”
“Apa maksud mu kakang? Bukan kah engkau yang merebut ku dari kakang Sadewa! Kasihan dia__”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
Roni Sakroni
ceritanya nda jelas terputus putus. katanya Sadewa sudah pergi kok masih ada di rumah kembali
2024-06-04
0
Erika
kena omelan Sadewa
2023-03-25
0
Tanila
beneran kalau di posisi Yuri jadi SERBA SALAH
2023-03-25
0