Bab 4

Selama berhari-hari Adika mengumpulkan ramuan sihir hitam untuk dia persembahkan pada Dewi Bahati. Meramu sihir pemikat, dia berharap ramuannya akan bekerja tepat di hari esok saat pertemuannya dengan sang putri. Sebelumnya syair-syair sihir pengunci hati sudah memberi efek sehingga sang dewi seperti terngiang-ngiang memikirkan Adika.

“Aneh sekali rasanya hati ku cepat berubah mengganti kerinduan pada kakang Adika. Kenapa kanda Sadewa terasa semakin jauh dari pikiran ku?” gumam Bahati.

...🕯🕯🕯...

Sihir hitam berbentuk kupu-kupu berterbangan di malam hari.

Kaca indah pemikul hati memperlihatkan sosok kecantikan paras mu

Oh Dewi Bahati, meneguk air terasa pahit jika sedetik pun tidak melihat mu

Malam dan siang penghujung sepucuk rona semu

Ku mencintai mu

...🕯🕯🕯...

Pada hari itu sihir kedua di tembus dalam tidur sang dewi. Asap menjalar dari sela ruangan masuk ke pori-pori menembus pori-pori kulit. Sihir ilmu hitam yang berhasil di racik Adika telah masuk ke dalam aliran darah menyebar hingga ke jantung.

“Arghh! Arghh!!” teriakan Dewi Bahati terbangun kesakitan menekan jantungnya.

Tidak tahan merasakan sakit, dia menekan kuat sampai memukul dengan tangannya. Gerakan tangannya di hentikan oleh mbok Yem. Linjao dan Tinaya terkejut melihat keanehan pada anak semata wayang yang sangat mereka sayangi itu. Tinaya memeluk Bahati sambil menangis.

“Pak, cepat cari tabib untuk menyembuhkan anak kita!” teriaknya sangat histeris.

Wajah bahati pucat fasih. Dia sangat lemas, mata terasa sangat berat sehingga dia memejam dengan merintih kesakitan. Tabib yang memeriksanya mengatakan dewi Bahati baik-baik saja. Tekanan darahnya normal serta tidak ada gejala demam atau penyakit lainnya.

“Bisa jadi ini adalah sihir. Mbok Yem, panggil Gupta untuk memeriksa Bahati” perintah Tinaya.

“Tidak perlu, tidak mungkin Bahati mendapat kiriman sihir. Kerajaan Kartanegara adalah penguasa sihir terkuat di bawah kepemimpinan Gupta. Tidak ada satupun yang bisa menentang apalagi menyakiti anak perdana menteri. Orang-orang terpenting raja!”

Sikap Linjao yang sangat sombong menolak keluarganya menanyakan penyakit yang di derita sang putri. Pada malam itu Tinaya dan mbok Yem menjaga di kamarnya.

Keanehan menjelang pagi, keadaan Bahati normal kembali. Dia tampak lebih bersemangat berhias diri hingga meminta mbok Yem mendandaninya secantik mungkin. Gaun-gaun berserakan di pilih untuk mencocokan keseragaman pada hiasan aksesoris. Begitupula sepatu sampai warna lipstiknya.

“Kamu mau kemana nduk? Semalaman tubuh kamu panas sekali. Ibu sangat khawatir” ucap Tinaya.

“Benar sekali yang di katakan nyonya. Ndoro sebaiknya istirahat agar pulih” kata mbok Yem sambil menyisir rambut panjang Bahati.

“Ibunda dan mbok tenang saja. Aku sudah tidak apa-apa. Sebentar lagi Yana akan menjemput ku.”

Di dalam benak dia tidak sabar bertemu dengan Adika. Pria yang mengganggu tidurnya, karena tidak sabar menunggu Yana maka dia meminta ijin untuk keluar rumah. Perasaan Tinaya melihat kelakuan aneh anaknya sehingga dia memerintahkan si mbok mengikutinya.

Keberadaan mbok Yem yang berjalan mengendap-endap mengikuti Dewi Bahati itu di ketahui oleh Adika. Saat menuju ke jalur belokan, Adika menariknya hingga si mbok kehilangan jejaknya. Adika menutup mulutnya lalu menunjuk ke arah si mbok yang menatap ke sekeliling seperti sedang mencari sesuatu.

“Stthhh!”

Di balik semak rerumputan pria buaya pembual kata-kata dan penyebar sihir hitam itu mulai menyentuh dewi Bahati. Di luar batas kesadaran, di mata sang dewi kalau wajah Adika bagai pangeran tampan yang turun dari khayangan. Suaranya yang terdengar jantan dan perlakuannya sangat halus meluluhkan dirinya. Setiap malam Adika mengirimkan sihir ke aliran nadi san dewi maka setiap malam pula dia menjerit kesakitan lalu di pagi hari tampak normal kembali.

“Ini sudah hari ke enam puluh tapi si keras kepala Linjao tidak mau mendengarkan perkataan ku. Biar aku sendiri yang menanyakannya pada Gupta!” gumam Tinaya memakai jubah sambil membawa obor di tangannya.

Dia keluar tanpa sepengetahuan siapapun. Menuju ke rumah Gupta, kedatangannya di sambut mbok Rongya. Tamu penting di malam hari, si mbok melihat hanya ada istri perdana menteri hakim yang datang sendirian ke rumah Gupta.

“Permisi, apakah Gupta ada di rumah?”

“Mari masuk nyonya__”

Si mbok menyediakannya minuman hangat. Wajah wanita itu terlihat sangat gusar, dia mengepal tangannya yang gemetaran.

“Kemungkinan tuan besar sebentar lagi akan pulang. Silahkan nyonya tunggu disini”

“Terimakasih mbok__”

Di balik batas dinding lainnya Sadewa menanyakan siapa tamu yang datang mencari ayahnya. Dia meminta si mbok menanyakan hal kepentingan apa sehingga datang ke rumahnya sendirian. Si mbok mengangguk setuju, setelah dua jam berlalu Gupta tidak pulang sehingga si mbok memberanikan diri bertanya sesuai perkataan Sadewa.

“Mohon maaf sebelumnya nyonya ada kepentingan dan keperluan apa? Saya akan menyampaiannya jika tuan besar pulang nanti”

“Anak ku Bahati, dia sepertinya terkena sihir. Hiks__”

Mendengar perkataan Tinaya, si mbok menuju ke Sadewa lalu menyampaikan maksud kedatangannya. Sadewa berlari mengetuk pintu ruangan Yuri. Dia sangat khawatir dengan keadaan Bahati, hanya ada dua pilihan antara meminta tolong pada Adika atau Yuri. Sampai keputusannya menemui sang adik.

“Yuri, apakah kau bisa mengobati Bahati? Ibunya berkata jika dia terkena sihir”

“Ilmu sihir ku masih jauh sangat dangkal kakak. Tapi akan mencobanya_”

Gupta belum kembali dari ruangan kepemerintahan sedangkan malam hari adalah waktu Bahati mengalami hal-hal aneh. Sadewa dan Yuri mengikuti langkah Tinaya. Ketika langkah mereka tepat di depan kamar Bahati, Sadewa hanya berani berani di depan pintu melihat pengobatan Bahati.

Sebuah kantung ramuan sihir putih di persiapkan Yuri sebagai obat yang harus di minum Bahati. Dia menyalurkan sihir putih di atas tubuh wanita itu. Tangan Yuri sedikit melempuh, dia merasakan ada energi sihir hitam yang masuk ke darah nadi hingga tulang sum-sumnya.

“Aku tidak mau menuduh kakang Adika tapi inilah kenyataannya. Ada sihirnya di dalam tubuh Dewi Bahati. Bagaimana aku mengatakannya pada kakang Sadewa?” gumam Yuri.

“Bagaimana? Apakah benar Bahati terkena sihir?” tanya Tinaya.

Yuri hanya berani menggelengkan kepala sambil menunduk. Dia menahan luka di tangannya, meraih ramuan sihir putih untuk Bahati. Sadewa memperhatikan luka di tangan adiknya persis seperti kekuatan sihir Adika yang akan menyerangnya waktu itu.

“Apakah sekarang aku pantas menuduh Adika? Tapi aku belum mempunyai bukti yang kuat untuk itu. Awas kau kakang. Kau terjadi hal buruk pada Bahati maka aku akan membunuh mu!” gumam Sadewa.

“Siapa yang berani mengirimkan sihir ke anak ku? Apakah dia berasal dari Kartanegara?”

“Maaf nyonya, saya belum tau pasti karena sihir itu masih bersembunyi di sela nadinya. Kami permisi dulu.”

Di dalam ruangannya Yuri mengunci diri. Dia tidak memperdulikan panggilan Sadewa begitupun mbok Rongya yang mengetuk pintu.

Terpopuler

Comments

Ra

Ra

bahati 😭

2023-04-20

0

Erika

Erika

bahati kena sihir hitam adika

2023-03-25

0

Tanila

Tanila

musuh si Adika

2023-03-25

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68 Altar ghaib kolam teratai
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71 Meriam
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78 Kelahiran Karalyn
79 Bab79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86 Kitab lembar pertama
87 Bab 87 Kitab lembar kedua
88 Bab 88 Terpisahnya Winan dengan Kara
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91 terhapusnya ingatan Kara
92 Karalyn & Lusia
93 Bab 93 Luluh lantak
94 Bab 94 Terpecahnya waktu
95 Bab 95 Karam
96 Bab 96 Senjang makhluk api
97 Bab 97 serangan makhluk merah
Episodes

Updated 97 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68 Altar ghaib kolam teratai
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71 Meriam
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78 Kelahiran Karalyn
79
Bab79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86 Kitab lembar pertama
87
Bab 87 Kitab lembar kedua
88
Bab 88 Terpisahnya Winan dengan Kara
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91 terhapusnya ingatan Kara
92
Karalyn & Lusia
93
Bab 93 Luluh lantak
94
Bab 94 Terpecahnya waktu
95
Bab 95 Karam
96
Bab 96 Senjang makhluk api
97
Bab 97 serangan makhluk merah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!