Dewi Bahati masih menangis di dalam kamar. Yana berusaha menenangkan, akan tetapi air mata wanita itu masih saja tumpah. Pandangan menghadap depan, dia mendengar langkah suara kuda berhenti di depan rumahnya. Para pekerja bergegas membuka pintu. Beberapa menit berlalu, ketukan suara pintu kamar memanggilnya.
“Ndoro, ada tamu. Katanya cari ndoro putri”
“Aku tidak mau bertemu siapapun!”
“Sudah biar aku saja yang menemuinya__” jawab Yana.
“Siapa yang datang bi?”
“Seorang pria berpakaian bangsawan non”
Lelaki berpakaian rapi lengkap dengan simbol kerajaan dan tanda kebangsawanan. Wajah flamboyan, dia bertutur lembut menggoda kaum hawa. Lelaki bertubuh tegap itu memasang wajah senyuman. Dia menanyakan dimana keberadaan Dewi Bahati.
“Mohon maaf sebelumnya, anda ini siapanya Dewi Bahati?” tanya lelaki itu.
“Saya Yana. Sahabatnya dari kecil. Memangnya kamu ada keperluan apa dengan dia?”
“Saya Adika. Saya mau minta maaf atas kesalahpahaman. Sejujurnya surat ini saya yang mengirimkan karena saya ingin lebih mendekatkan Sadewa adik saya pada Bahati”
Mendengar penjelasannya dia meminta sadewa menunggu selagi dia memberitahu Bahati. Di dalam kamar, Yana menyampaikan semua pesan Adika. Dia juga memberitahu sosok lelaki yang datang itu lebih lembut dan sopan di bandingkan dengan Sadewa adiknya. Bahati sebenarnya kaprah, dia hanya melihat dari sisi luar pria itu tanpa mengetahui niat terselubung di dalamnya. Perkataan sanjungan yang di layangkan Yani sahabatnya membutakan mata, hati dan pikirannya.
Bahati keluar menemui Adika, wajahnya menunjukkan rasa kesal. Sesekali dia menyeka bekas air matanya. Dia masih tidak setuju karena pria itu telah membuat pertikaian besar antara dirinya dengan Sadewa. Air mukanya yang cemberut di balas senyum dan tawa. Adika menggelengkan kepala melihat tingkat Bahati masuk ke dalam rumah membanting pintu.
Sesampainya di kediaman wilayah Gupta. Peran Adika yang berselubung hati busuk memikirkan cara bagaimana agar Bahati tertarik dengannya. Di mata Adika, sosok putri perdana menteri hakim itu sangat mempesona.
Dubrak__ Pragh__
“Kurang ajar kau Sadewa, kenapa kau mendobrak paksa masuk ke dalam ruangan kebesaran ku?” tanya Adika memasang posisi kuda-kuda akan menyerang.
Sadewa mencampakkan surat sihir ke wajahnya. Dia tidak menyangka kakaknya itu tega ikut campur hingga memberikan surat rahasia tertulis syair cinta. Kekesalan semakin menjadi karena tidak ada kata maaf yang terlontar darinya.
“Aku peringatkan pada mu jangan ikut campur atau mengurusi masalah pribadi ku. Kalau kau menganggap ku sebagai adik mu!” bentak Sadewa.
“Baik, aku tidak akan mau tau apapun lagi tentang mu!”
Pertengkaran mereka hanya bisa di saksikan mbok Rongya dari balik tembok. Mendengar keributan itu Yuri melerai pertikaian itu. Dia menghancurkan sihir hitam yang akan di keluarkan Adika ke Sadewa. Melebur menggunakan sihir putih sampai Yuri mimisan tidak tahan menahan serangan hitam yang lebih kuat.
“Lihatlah apa yang telah kau lakukan. Kau membuat Yuri terluka!”
“Bukan kah kau duluan yang masuk ke kamar ku!”
Mbok Rongya membantu Yuri menuju ke kamarnya. Melihat adiknya terluka, Sadewa berhenti menyerang Adika. Dia melihat telapak tangan Yuri setengah hangus terbakar. Luka melempuh mengakibatkan bau amis bercampur nanah.
“Biarkan aku meracik ramuan sendiri untuk menyembuhkan luka ku kak. Setelah itu aku akan bertapa mengembalikan kembali tenaga dalam.
“Bagaimana engkau bisa membuat ramuan jika kedua telapak tangan mu terluka parah?" Tanya Sadewa.
“Mbok Rongya akan membantu ku__”
Si mbok cekatan melakukan semua intruksi dari Yuri. Tiba pada satu bahan yang kosong dari salah satu deretan botol akar ramuan. Tumbuhan yang paling penting sebagai penyembuh luka. Sadewa yang sedari tadi belum terpejam berjalan melihat keadaan Rume. Wajah kebingungan si mbok mempercepat langkah membawa bakul bambu keluar dengan sangat terburu-buru.
“Mau kemana mbok?”
“Ini den, si mbok mau ke hutan mencari ramuan herbal"
“Bagaimana ciri-ciri tumbuhan itu? biar aku saja yang mencarinya__”
Sadewa sangat mengkhawatirkan sang adik, berbeda dengan Adika tidak mau tu menahu. Dia berpikir semua kesalahan itu terletak pada Sadewa. Tidak perduli luka bersumber dari kekuatannya yang mematikan. Mendapatkan tumbuhan langka di tepi tebing bebatuan. Lumut-lumut di sekitarnya seperti dapat berbicara sampai menyerang Sadewa.
Di tempat lain, Gupta duduk di dekat sang raja menghadiri rapat penting bersama para punggawa istana. Dia duduk di dekat raja Namrut di sekeliling para dayang mengipasinya. Kemenangan Kartanegara di bawah pimpinan para pejuang negeri memiliki ilmu sihir, bela diri dan kepiawaian menggunakan pedang yang hebat.
“Pada hari ini, aku Namrut akan memberikan penghargaan atas jasa para pahlawan yang dengan gagah beraninya memperjuangkan tanah kemerdekaan dan mengalahkan musuh. Kini wilayah Kartanegara semakin luas hingga ke barat laut. Hahaha”
“Hidup Kartanegara! Hidup raja Namrut!” sorak pada pengikutnya.
“Tidak ada satu pun yang bisa mengalahkan kehebatan Kartanegara!” teriak sang raja yang angkuh itu sambil mengangkat dagunya tinggi.
Gupta di beri hadiah dua peti emas, begitupula para pejuang yang berperang. Menghasilkan ramuan ilmu sihir yang tinggi hingga bisa menundukkan lawan, Gupta menyimpan rahasia bahwa ilmu sihir yang paling sakti mandra guna itu berasal dari adiknya Sahwana.
Di malam hari yang larut dia membawa satu peti emas menuju ke sebuah gua tempat tinggal sang kakak. Dia membagi hasil atas kerja kerasnya. Gupta tidak pernah menyerah agar Sahwana mau bekerja sama di bidang sihir di dalam kerajaan.
Srekk__
Peti emas itu di dorong Sahwana mendekati Gupta. Dia menggeleng kepala lalu memalingkan wajahnya. Pendiriannya tidak pernah goyah meskipun di berikan tawaran yang sangat menggiurkan. Dia tidak mau menjadi lawan atau menciptakan permusuhan. Di dalam benak Sahwana, raja Namrut pasti akan membanding-bandingkan kekuatan sihir mereka berdua.
“Sudah aku katakan pada mu kalau aku tidak mau masuk ke dalam abdi dalem raja sebagai ajas manfaatnya. Aku lebih suka kebebasan tanpa harus terikat, raja yang sombong itu terlalu rakus dann tamak”
“Jaga bicara mu Sahwana, ku harap engkau memikirkannya sekali lagi”
Gupta pergi membawa peti itu ke rumahnya. Punggung Gupta telah menghilang begitupun langkah suara kaki kudanya. Dia tetap mengamati segala gerak-gerik saudaranya itu, melihat siapa keponakan yang pantas dia turunkan ilmu sihir sakti, ramuan serta senjata ampuh. Walau bagaimana pun yang pantas mendapatkan semua anugerah itu adalah peran pria yang melindungi negara serta orang yang lemah. Melihat sikap Adika bertolak belakang dengan Sadewa, dia menetapkan hati dan pikiran memilih Sadewa sebagai pewaris ilmu yang akan dia turunkan.
“Semoga dia bisa mendapatkan semua ilmu itu. Sesuatu yang aku bimbangkan kini adalah kepolosan Sadewa yang menganggap semua orang baik seperti dirinya” batin Sahwana yang sedang di atas batu besar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
Mhd. ikhwan
seruuu
2023-04-21
0
komunitas florist
lanjut seru🙏
2023-03-24
0
Nafa
😍
2023-03-24
0