Happy Reading 🌹🌹
Rembulan berganti mentari, meski belum begitu terik tetapi sinar paginya begitu terang benderang membuat banyak manusia mulai menjalankan aktivitasnya.
Suara gemericik air disalah satu kamar tersengar bercampur senandung yang cukup merdu, tidak berselang lama suara air dari shower berhenti.
Pintu kamar mandi terbuka hingga menampilkan sosok gadis yang tengah bahagia tampak dari wajahnya, langkah kecilnya berjalan menuju ke lemari pakaian.
Satu set seragam berwarna coklat dia ambil dari dalam lemari, segera dia mengenakannya dengan sempurna. Berjalan ke arah meja rias yang hanya di penuhi make up untuk remaja pada umumnya.
"Siang nanti ada olahraga, lebih baik aku kucir saja." Ucapnya pelan.
Mikayla mengucir rambut panjangnya dengan rapi, sedikit di bagian samping kanan disisakan rambut.
Memoleskan liptint dan juga bedak tabur sebelum turun dari dalam kamarnya, tersenyum sejenak di depan kaca.
"Bagaimana ya nanti jika bertemu Kak Nathan." Mikayla berkata dengan tertawa sendiri.
Hatinya berpacu dengan cepat, untuk yang pertama kali dia merasa menjadi wanita paling bahagia saat ini selain di beri keluarga yang menyayanginya.
Segera dia beranjak dari duduknya dan mengambil tas ransel kesayangannya, berjalan keluar menuruni anak tangga dengan sedikit bersenandung.
Setelah melakukan sarapan seperti biasanya, Mikayla berangkat bersama Luis. Dia tahu jika saudara kembarnya masih marah meskipun setelah mendengarkan penjelasannya.
Motor gede melaju dengan kecepatan sedang, berliuk-liuk di jalan raya menyalip beberapa pengendara mobil.
"Huh, itu Mika!" Seru gadis dengan girang menepuk tangan saudaranya tanpa sadar.
Nathan yang tengah membaca buku menoleh dengan tatapan tajam ke arah Mikayla dan Luis, melihat bagaimana cara Mikayla berboncengan membuatnya berdecih.
"Mika!" Seru Kinan yang kini sudah berhenti tidak jauh di belakang motor Luis.
Baik Luis dan Mikayla menoleh ke belakang, terlihat gadis yang sangat familiar untuk nereka berjalan keluar dari dalam mobil.
Berlari menghampiri mereka, "Mika, kamu di suruh Mana untuk pergi bersama Kak Nathan ke butik. Jadi, kamu turun dan segera masuk mobil." Ucap Kinan mengarang.
Kening Mikayla mengkerut dalam, "Mommy ku tidak mengatakan apapun." Jawabnya heran.
"Mungkin lupa, Mamaku tidak memiliki nomormu. Sudah sana cepat sebelum dia akan menjadi barongsai." Kata Kinan dengan menarik-narik tangan Mikayla.
Mikayla turun dari atas mobil besar dan menyerahkan helm full facenya. Berjalan dengan cepat ke arah mobil yang di gunakan oleh Nathan.
Nathan yang melihat sang adik langsung keluar menghampiri gadis yang akan menjadi istrinya hanya dapat menghela nafas panjang.
Hingga Mikayla masuk dan duduk di sanping kursinya, Nathan acuh tidak berkata apapun. Hingga mobil bergerak karena lampu berubah menjadi warna hijau.
"Emm, Kak." Panggil Mikayla dengan suara pelan.
Nathan hanya melirik dan melihatnya menggunakan ekor matanya saja. Terlihat gadis yang tengah menatapnya dengan wajah datar.
"Apa." Jawab Nathan pada akhirnya.
Mikayla tersenyum tipis, "Memang kita benar akan pergi sesuai permintaan Tante Alice?" Tanya Mika.
Nathan menoleh dan kembali fokus pada bukunya, "Tidak, kamu hanya di bohongi oleh Kinan." Jawab Nathan jujur.
Mika hanya menganngguk mengerti dan lebih memilih diam sembari bermain gawainya, Nathan juga tetap fokus membaca buku yang berada di tangannya.
Sampai akhirnya mobil yang mereka tumpangi berhenti, "Tuan dan Nona Muda, kita sudah sampai." Ucap sang sopir.
"Terima kasih, Pak." Jawab Mika yang langsung membuka pintu mobil dan keluar.
Hal yang sama di lakukan oleh Nathan meski tanpa mengatakan apapun pada sang sopir. Banyak siswa siswi melihat ke atah keduanya dengan berbisik.
Mikayla dan Nathan tetap acuh, Laura yang melihat kedekatan keduanya menatap penuh ketidak sukaan. Dia berjalan dan langsung bergelayut manja di lengan Natha.
"Sayang," Sapa Laura dengan ceria.
Nathan hanya diam, dia tetap melangkakan kakinya bersama Mikayla yang sebenarnya semburu. Namun, Mika tetap acuh dan pura-pura masa bodoh dengan sepasang kekasih tersebut.
Keduanya berpisah di persimpangan jalan, Mikayla naik menuju lantai tiga sedangka Nathan di lantai satu.
"Kenapa kamu bisa berangkat dengan dia?" tanya Laura yang menghentikan langkah Natha.
"Karena satu arah." Jawab Nathan seadanya.
"Aku tidak suka kamu dekat wanita lain Nathan, ingat kamu sudah memiliki aku." Ucap Laura dengan mimik wajah sedih dan merasa.
Nathan mengusap sejenak kepala Laura, "Maaf." Jawabnya singkat.
Laura memeluk tubuh Nathan sejenak dan melerai pelukannya, "Aku ke kelas dulu." Pamit Laura yang masih kesal.
Nathan hanya mengangguk, menatap kekasihnya masuk ke dalam kelas barulah dia berjalan menuju kelasnya sendiri.
Waktu berjalan begitu cepat, hingga waktunya jam olahraga. Semua siswa yang memiliki jadwal olahraga hari ini segera berganti pakaian termasuk Mikayla.
Mereka berjalan keluar dari dalam kamar mandi dengan mengenakan pakaian olahraga berwana biru muda sebagai pemanisnya sedangkan keseluruhan warna adalah putih.
"Mika, ayo kita turun!" Ucap Kinan yang langsung merangkul sahabatnya.
"Sebentar, kamu turunlah lebih dahulu. Aku akan menyusulmu." Jawab Mikayla dengan di angguki Kinan.
Kinan akhirnya turun bersama teman kelas yang lain, sedangkan Mikayla mengambil hadsetnya untuk mendengarkan lagu.
Berjalan keluar kelas tanpa melihat ke depan karena memasang hadset ke ponsel miliknya, hingga tubuhnya menabrak seseorang yang berada di depannya.
"Maaf." Ucap Mika dengan memungut hadsetnya yang terjatuh.
Gerakannya terhenti karena sepatu putih tersebut menginjak hadset miliknya, kepala Mikayla mendongak menatap kesal ke arah gadis yang dia kenal beberapa waktu lalu.
"Apa masalahmu?" Tanya Mika to the point.
"Tidak perlu sok polos di depanku, jauhi Nathan." Jawab Laura dengan bersedekap dada.
Mikayla tersenyum tipis dan miring, "Kenapa? Apa Kak Nathan milikmu?" Ucap Mikayla menantang.
"Hey! Dia kekasihku, jangan bermimpi merebutnya dariku." Kata Laura dengan melangkah maju ke arah Mikayla.
"Kekasih? Baru kekasih tetapi sudah berlagak istrinya, bagaimana jika aku mendapatkan Kak Kenan. Merebutnya darimu?" Lanjut Mika dengan wajah mengejek.
"Teruslah bermimpi, Nathan tidak akan pernah menyukai gadis yang pindah sekolah karena skandal." Jawab Laura dengan mematap tajam.
Kening Mikayla mengkerut, "Aku tidak paham dengan ocehanmu dan yah terserah kamu berfikir apa tentangku, sekarang menyingkirlah dari hadapanku." Mikayla berjalan melewati Laura begitu saja.
"Ini peringatan terakirku, jangan pernah mendekati Nathan atau aku akan bertindak jauh dari yang kamu bayangkan!" Tegas Laura dengan penuh penekanan.
Mikayla hanya acuh saja mendengarnya, seakan tong kosong berbunyi nyaring baginya. Laura hanya mampu mengepalkan kedua tangannya dengan kaki yang menghancurkan hadset Mikayla.
"Tunggu saja kejutan dariku, salah siapa yang menolak lamaran dari Kak Nathan." Gerutu Mikayla.
"Aku tidak akan membiarkan Nathan berpaling dariku." Ucap pelan Laura.
...🐾🐾...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 130 Episodes
Comments
Ifti Nisa
turun dari mobil besar? turun dari motor kali thor kan pake helm😁🤭
2023-07-09
0
nyonya_norman
nathan ya.. bingung eike
2023-04-15
0
Rapa Rasha
teruskan kak
2023-03-15
0