Happy Reading 🌹🌹
"Nathan!" Seru seorang wanita yang baru saja masuk melewati gerbang sekolahan.
Nathan yang berjalan seorang diri menghentikan langkah kakinya mendengar suara gadis yang sangat familiar.
"Kamu baru sampai, sayang?" Tanya gadis itu kepada kekasihnya.
"Seperti yang kamu lihat." Jawab Nathan dengan menyingkirkan rangkulan tangan Laura.
Nathan Wijayakusuma, laki-laki berusia 18 tahun yang saat ini tengah duduk di bangku kelas 3 SMA. Memiliki sifat yang dingin dan to the point, tetapi tidak peka terhadap dirinya sendiri.
Nathan bersekolah di salah satu SMA swasta terkenal di ibu kota, ingin sekali dia bersekolah di luar negeri tetapi ada seseorang yang harus dia jaga. Gadis kecil pembuat onar, yaitu Kinan Wijayakusuma adiknya yang hanya selisih satu tahun darinya.
Laura menjadi masam, setiap ingin mengumbar kemesraan di sekolahan selalu saja Kenan mengagalkannya.
"Di mana adikmu? tumben dia tidak berangkat bersama kamu say." Tanya Laura dengan nada manjanya.
"Masih di dalam mobil, sebentar lagi juga akan menyusul." Jawab Kenan jujur.
Laura menganggukkan kepalanya paham, mereka berjalan menuju kelas yang kebetulan satu arah. Keduanya sama-sama kelas tiga tetapi beda kelas, Nathan kelas 3A sedangkan Laura kelas 3C.
Hening menyelimuti keduanya, hingga Nathan berhenti melangkah membuat Laura juga ikut berhenti.
"Aku ingin berbicara denganmu, serius." Ucap Nathan dengan wajah yang selalu datar tanpa ekspresi.
Laura hanya berkedip dan mengangguk, dia berjalan mengikuti Nathan yang masuk ke dalam lapangan basket.
Keduanya duduk di salah satu bangku di dalam gedung itu, saling berhadapan.
"Laura, aku tidak akan berbasa basi. Apa kamu mau menikah denganku? Anu, makhsudku bertunangan dulu." Ucap Nathan dengan serius.
Laura yang mendengarkannya tentu saja senang, dia sangat mencintai Nathan. Tetapi, jika menikah bagaimana dengan cita-citanya lagipula mereka masih muda dan masa depan yang panjang.
"Aku tidak bisa menerima lamaranmu, Nat. Kamu tahu sendiri kita masih SMA dan sebentar lagi ujian. Aku ingin mengejar cita-citaku dulu sebagai seorang pianis sebelum memutuskan menikah." Jawab Laura dengan menggegam eratbtangan Nathan.
Kecewa? Tentu saja, Nathan berfikir jika Laura langsung setuju dengan permintaannya.
"Kamu masih bisa mengejar cita-citamu, kita hanya bertunangan meskipun menikah aku tidak akan melarangmu Laura." Kata Nathan yang masih belum puas mendengar jawaban dari kekasihnya.
"Nat, aku sangat bahagia saat ini tetapi aku juga berfikir rasional. Benar, kamu bisa mengatakan tidak masalah lalu jika di tengah hubungan kita berubah fikiran bagaimana? Aku tidak ingin kita saling menyakiti Nat, paling tidak biarkan aku kuliah terlebih dahulu dan kamu juga menata masa depanmu." Jelas Laura dengan lembut.
"Kamu menolakku?" Tanya Nathan dengan serius.
Laura tampak ragu untuk menjawab tapi dia mengangguk pelan, "Iya."
"Baiklah tidak apa-apa, aku harap kamu tidak menyesal." Jawab Nathan dengan ambigu membuat Laura bingung.
Tanpa keduanya sadari sejak tadi ada tiga orang yang tengah menguping pembicaraan keduanya, selain Mikayla ada dua orang yang selalu berbuat onar.
"Yang benar saja, kakaku menikah dengan gadis red flag itu." Cibir Kinan dengan kesal.
"Red Flag? Siapa?" Tanya Mikayla yang melihat ke arah Kinan.
"Tentu saja Laura, siapa lagi. Kekasih kak Kenan hanya dia." Jawab Kinan yang kini sudah menegakkan tubuhnya.
"Kekasih? Kak Laura?" Beo Mikayla.
Tak!
Tak!
"Dasar anak kecil, kalian menguping pembicaraan orang dewasa mau jadi apa kalian. Admin lambe nyinyir!" Ucap Dean dengan tajam.
Mikayla dan Kinan hanya mengaduh kesakitan, sedangkan Nathan dan Laura yang mendengar ribut-ribut di luar gedung olahraga segera berjalan keluar.
Terlihat Dean seperti induk bebek tengah memarahi dua gadis yang berdiri di depannya.
"Ada apa ini?" Tanya Nathan dengan suara dinginnya.
"Mereka me-"
"Tidak apa-apa, Kak. Kak Dean ingin meneraktir kami." Jawab Kinan dengan cepat membekap mulut Dean.
Mikayla hanya memasang wajah dingin seperti Nathan dan berlalu begitu saja tanpa mengatakan sepatah katapun.
"Wah, dia sungguh tidak sopan." Ucap Laura dengan wajah rasa tidak percaya.
"Kenapa?" Tanya Nathan yang masih melihat punggung Mikayla berjalan mengikuti Dean dan Kinan.
"Kamu tahu, Nat. Dia itu adik dari Luis anak SMA sebelah. Gadis itu sangat arrogant dan kasar bahkan aku dengar dia pindah ke sekolah ini karena pernah membully temannya." Jawab Laura dengan kebencian yang berapi-api.
"Luis?" Beo Nathan dengan rasa tidak percaya.
Laura mengangguk, "Ayo kita ke kelas." Laura menggandeng tangan Nathan berjalan ke kelas 3.
Sedangkan Mikayla dan Kinan di gedung yang sama hanya berbeda lantai, Mikayla terdiam dengan memikirkan sesuatu.
"Apa yang aku lewatkan." Gumamnya dalam hati.
"Kin," panggil Mikayla kepada sahabatnya.
"Hem, apa?" Jawab Kinan yang sibuk dengan ponselnya.
"Sejak kapan Kak Nathan berpacaran dengan Kak Laura?" Tanya Mikayla dengan serius.
"Mungkin satu tahun yang lalu, entahlah. Aku tidak peduli dengan mereka." Jawab Kinan yang langsung mendahului masuk kelas.
"Heih, kamu tidak peduli tapi aku peduli Kinan!" Teriaknya dalam hati.
...🐌🐌...
Bel sekolah berbunyi nyaring, para siswa segera berhambur keluar kelas begitu guru mereka pergi.
"Mika, kita pergi jalan kaki atau naik kendaraan online?" Tanya Kinan yang menghampiri meja sahabatnya.
"Grab saja, aku lelah hari ini." Jawab Mikayla dengan lesu.
Kinan segera mengakses aplikasi pemesanan kendaraan online. Keduanya berjalan dengan mengobrol ringan, Kinanti begitu berbeda dari Mikayla.
Dia akan dingin di saat tidak menyukai seseorang sedangkan Mikayla suka dan tidak suka tetap sama saja wajahnya.
"Aku tidak sabar melihat Kak Luis bermain!" Seru Kinan dengan gemas.
Mikayla hanya memasang wajah malas saja, entahlah sejak duduk di bangku SMP. Luis begitu populer, bahkan banyak anak perempuan yang Mika pikir berteman dengannya ternyata hanya menjadikannya alat agar lebih dekat dengan Lucas.
Karena itu, saat pindah ke Indonesia Kinan memutuskan untuk berbeda sekolah dengan kembarannya.
Saat menunggu pesanan online, kedua mata Mikayla melihat sosok Nathan berjalan keluar bersama Laura. Keduanya berjalan masuk ke dalam mobil, yang Mikayla tahu jika itu bukan milik Nathan.
"Kamu tidak ingin pergi bersama kakakmu?" Tanya Mikayla kepada Kinan.
"Huh, tak sudi. Lebih baik aku mengesot saja." Jawab frontal Kinan membuat Mikayla tertawa pelan.
Dari balik kaca mobil, Nathan melihat Mikayla tersenyum untuk pertama kali dari semua pertemuan mereka.
"Gadis itu bisa tersenyum juga." Ucapnya pelan.
"Gadis, siapa?" Tanya Laura yang kaget mendengar Nathan memuji gadis lain.
"Kinan, dia bahkan tidak pernah tersenyum di depanku tetapi di depan gadis judes itu dia bisa tertawa." Jawab Nathan berbohong.
"Adiknya Luis, lebih baik suruh Kinan tidak dekat-dekat dengannya."
...🐾🐾...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 130 Episodes
Comments
senjaaja
ini yg bener kenan atau nathan sih nama nya???
2023-11-02
0
Nurhayati
mav niE Thor mo tanYa sebenarnya dicerita nie nm2 Pemain na siapa aza sie.....
2023-04-13
1
Rapa Rasha
lanjut dulu kakak
2023-03-14
0