Happy Reading 🌹🌹
Hari yang cerah kini berganti petang, para siswa berbondong-bondong keluar dari lapangan basket di salah satu SMA swasta yang menjadi lawannya.
Luis mengusap keringatnya dengan handuk kecil yang di berikan oleh Mikayla, dengan telaten Mikayla merawat Luis dan sepupunya Langit.
"Kita makan malam di luar, yuk!" Ajak Langit yang bersiap pulang.
"Tidak bisa, Kak. Mommy mengajak kami makan malam dengan rekan kerja Daddy." Jawab Mikayla jujur.
Langit hanya ber oh saja, "Yasudah, kalau begitu aku duluan." Ucap Langit dengan memeluk tubuh Mikayla.
"Hih, basah keringat." Omel Mikayla dengan jijik.
Langit tidak menanggapi ocehan sang sepupu, dia berlalu dengan menyalami beberapa temannya dan juga tim yang menjadi lawannya hari ini termasuk Nathan.
"Ayo kita pulang, takut Mommy menunggu." Ajak Luis yang sudah berdiri dari duduknya.
Mikayla mengangguk dan berjalan bersama saudara kembarnya, banyak para siswa pria dan wanita yang kagum kepada keduanya.
Satu cantik dan tampan, tetapi tidak ada berani yang mendekat akibat sebuah rumor yang entah darimana asalnya.
Nathan hanya melihat dari kejauhan dengan meneguk habis air minumnya, hingga suara gadis bermulut tajam datang menghampiri.
"Kak ayo pulang! Atau mau tidur di lapangan?" Tanya Kinan dengan bersedekap dada.
"Hey, Kinan. Aku dan Nathan ada janji makan malam hari ini, kamu ikut bergabung saja dengan kami." Sapa Laura yang menjawab ucapan Kinan.
"Jangan lupa kita ada janji malam ini dengan keluarga, aku duluan." Kinan tidak menjawab jawaban Laura melainkan mengingatkan kepada sang kakak.
Helaan nafas kasar keluar, Nathan mengambil tasnya, dan segera beranjak dari kursi pemain.
"Nathan! Kita mau makan malam di mana?" Tanya Laura dengan suara mendayu-dayu.
"Next time, aku ada pertemuan keluarga." Jawab Nathan tanpa menghentikan langkahnya.
"Apakah aku boleh ikut?" Tanya Laura tanpa malu.
Nathan berhenti mendadak dengan alis yang menukik tajam, "Untuk?"
"Yah, sebagai kekasihmu." Jawab Laura kikuk.
"Akan aku pikirkan." Ucap Nathan yang meninggalkan Laura begitu saja.
...🐌🐌...
Jackson dan keluarganya kini sedang dalam perjalanan menuju salah satu restoran yang sudah disepakati untuk makan malam hari ini.
Luis dan Mikayla duduk di kursi belakang tanpa bersuara, keduanya sibuk dengan gawai masing-masih. Bahkan mereka tidak menanyakan kolega mana yang akan di temui.
Biasanya kedua anak kembar itu akan mencari tahu siapa kolega yang akan mereka temui, Bintang dan Jackson saling melirik.
Mereka beruntung kali ini, hingga tiga puluh menit menempuh perjalanan akhirnya telah sampai di salah satu restoran mewah bergaya clasik.
Restoran VIP yang berada di dalam gedung Mariot menjadi pilihan pertemuan hari ini,
"Anak-anak, ayo kita turun." Ucap Bintang yang membuyarkan konsentrasi kedua anaknya.
Luis segera turun dari mobil begitu juga Mikayla dari pintu sebelahnya, keluarga Jackson begitu sangat memukau malam ini.
"Mom aku ke toilet sebentar ya." Pamit Mikayla yang langsung berlari mencari toilet.
Bintang yang ingin menjawab di urungkan karena putrinya sudah berlari, "Sudahlah, Mom. Mikayla baik-baik saja." Ucap Luis.
"Mommy hanya khawatir," Jawabnya.
Dua pria yang paham bagaimana perasaan Bintang hanya dapat bersabar, "Ayo, Honey. Takut mereka sudah menunggu lama." Ajak Jackson merangkul pinggang istrinya.
Sedangkan Luis yang sudah terbiasa kedua matanya tercemar hanya menulikan telinganya saja, ketiganya masuk ke dalam lift menuju restoran VIP.
Salah satu meja seorang wanita yang masih sangat cantik meski usianya hampir sama dengan Bintang, melambaikan tangannya.
Binta tersenyum dan berjalan menuju ke arah meja tersebut, "Sudah lama?" Tanya Bintang.
"Tidak baru saja kami sapai." Jawab Alice lembut.
"Halo Tuan Jackson," Sapa Alice dengan menyalami.
"Baik Nyonya." Jawabnya.
Jackson dan yang lainnya juga menyapa Kenan dan juga Kinan.
"Halo, Kak Luis." Sapanya dengan malu-malu.
Luis hanya berdehem saja menjawab sapaan Kinan, membuat Jackson dan Bintang menghela nafas saja.
"Maaf ya, jeng. Luis memang seperti itu." Ucap Bintang menjelaskan karena tidak enak hati.
"Tidak apa-apa, kami sudah terbiasa dengan sikap pria sedingin salju di Gunung Himalaya." Jawab Alice dengan kelakarnya.
"Di mana anak pertamamu? Aku ingin melihatnya secara langsung bukan di foto lagi." Tanya Bintang kepada Alice.
"Tadi dia izin ke kamar mandi, lalu di mana Mikayla. Apa dia tidak ikut?" Jawab Alice yang kembali bertanya.
"Sama dia juga ke kamar mandi saat kami sampai di lobby." Jawab Bintang.
Kedua keluarga tampak saling mengobrol ringan berbeda dengan Luis dan Kinan, Kinan hanya curi-curi pandang sedangkan Lucas acuh saja.
"Ah, lega." Mikayla berkata bersamaan terdengar suara air closed.
Gadis remaja itu keluar setelah menuntaskan di dalam kamar mandi, berdiri di depan wastafel untuk cuci tangan.
Melihat sejenak wajahnya, apakah berantakan atau ada sesuatu yang membuat dirinya malu.
"Aku harus segera menyusul mereka, pasti sudah terlalu lama menunggu." Ucap Mikayla pelan.
Mikayla segera masuk ke dalam lift, beruntung Lucas memberitahunya di mana posisi mereka sekarang membuat dia tidak bingung.
"Maaf semuanya." Ucap Mikayla yang baru saja sampai di meja makan.
Semua orang yang tengah duduk menoleh ke arah Mikayla, Mikayla yang sedang menunduk agak bingung karena sepi tidak ada jawaban apapun.
Hingga dia menegakkan tubuhnya dan pandangan matanya bersibobrok dengan seorang pria muda nan tampan yang tengah menatapnya tajam.
"Mikayla? Astaga, cantik sekali." Ucap Alice yang bangkit dan memeluk anakndari rekan kerja suaminya.
"Tante juga cantik." Jawab Mikayla tanpa ekspresi.
Mikayla duduk di saming Luis dan berhadapan langsung dengan Nathan, mata Mikayla melirik ke arah Kinan yang tampak acuh kepadanya.
Kenapa kamu tidak bercerita kepadaku jika akan makan malam dengan keluargaku.
Memangnya untuk apa bercerita, kamu juga akan tahu sendiri.
Membaca balasan pesan dari Kinan membuat Mikayla kesal, tanpa sadar dia meminum air putih hingga tanda tak tersisa.
"Kamu tidak apa-apa, Mika?" Tanya Bintang dengan wajah khawatir.
"Eh, tidak apa-apa Mom. Hanya haus saja." Jawab Mikayla berbohong.
Kinan hanya menahan tawanya karena selaku berhasil membuat sahabatnya marah. Seorang pelayan datang dengan troli mereka menyajikan semua makanan yang sudah Alice pesan sebelumnya.
"Kita makan dulu sebelum membicarakan tujuan dari pertemuan ini." Ucap Kenan.
Semuanya makan dengan sesekali berbincang, Mikayla merasa tremor karena Nathan terus melihat setiap gerak-geriknya. Hingga sumpit yang di pegang Mikayla terhenti.
"Makan yang lain." Ucap Luis.
Mikayla melihat piring yang akan dia ambil, segera dia mengambil lauk yang lain seperti perintah kakaknya.
"Tidak perlu berbasa-basi, kami ingin melamar Mikayla untuk Nathan." Ucap Kenan dengan tegas dan pasti.
...🐾🐾...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 130 Episodes
Comments
RATNA RACHMAN
hadir.. ceritanya bagus ...mulai suka..
2023-05-07
0
Sheila dyyah
Mika..
jadi tukang pos ga enak..ya!
2023-04-09
0
Ita rahmawati
ternyta di jodohkan 🤔🤔
2023-04-08
0