9. Kenyataan Pahit

Maria tampak menatap Bapaknya Yusuf dengan tatapan mata kecewa campur secimit kesal,

Ia tampak tangannya dada-dada ke depan mata Bapaknya Yusuf, namun Bapaknya Yusuf tetap tidak bisa melihat sosok Maria,

Bapaknya Yusuf kini malah berjalan menjauhi pintu, melewati Maria begitu saja seolah-olah Maria memang tak ada di sana,

Katarak apa ya Bapaknya Yusuf? Batin Maria,

Karena penasaran ia pun mengikuti Bapaknya Yusuf, di taboknya punggung si orangtua tersebut, hingga Bapak Yusuf terhuyung dan langsung menoleh,

"Siapa?!"

Bentak Bapaknya Yusuf,

Maria pun jadi semakin merasa penasaran, Bapaknya Yusuf bisa merasakan saat ia tabok, tapi anehnya tak bisa melihat sosok Maria,

Maka, Maria pun balet, salto, sampai joged ubur-ubur,

Tapi...

Bapaknya Yusuf tetap tak bergeming, hal itu pun akhirnya membuat Maria akhirnya menyerah,

Ia terlihat mengelus dada,

"Sabar Maria, ini ujian,"

Katanya pada diri sendiri,

Ia lantas berbalik arah, ganti menatap pintu utama rumah Yusuf yang tidak ada warnanya,

Maria akhirnya berjalan ke sana, berjalan bagi Maria, dan melayang bagi yang melihatnya,

Maria akhirnya nyelonong masuk ke rumah Yusuf, ia sudah tak peduli dengan sopan santun dan tata krama, karena si empunya rumah tak juga melihat dirinya, apalagi mempersilahkan dia masuk,

Ah tidak masalah tidak sopan, toh ini hanya mimpi, ya kan? Kata Maria di hati, berusaha menghibur diri,

Lalu, Maria pun celingak-celinguk mencari di mana kemungkinan Yusuf berada,

Di mana dia tidur?

Di kamar mana?

Tidak mungkin kan dia tidur di dapur?

Batin Maria sambil cap cip cup belalang kuncup, memilih mana kamar yang kira-kira dihuni pemuda abdi keluarganya,

Hingga akhirnya, pilihan Maria adalah kamar yang ada di belakang, kamar yang dekat dengan pintu yang memisahkan antara ruang depan dan dapur,

Maria pun berjalan cepat ke sana, untungnya kamar itu tak ada pintunya, hanya ditutup tirai warna buluk yang entah sudah berapa lama usianya,

Maria menyingkap tirai kamar Yusuf, yang kini dilihatnya Yusuf tidur dengan sangat pulas,

Di dalam mimpi Maria, Yusuf malah enak-enakan tidur, jelas ini membuat Maria jadi kesal,

Maria pun menghampiri Yusuf dan tanpa basa-basi langsung menaboknya,

"Bangun Suf!"

Kata Maria kesal,

Yusuf yang ditabok, jelas saja langsung terbangun karena saking kagetnya,

Tampak Yusuf kemudian mengucek matanya, dan ...

"Hah!"

Yusuf beringsut cepat ke sudut kasur lepek miliknya,

"Nona... ampuuun... ampuuun Nooon, ampuuun,"

Yusuf menangkupkan kedua tangannya memohon ampun,

"Ampun, ampun, cepat bangunkan aku, mimpi ini tidak enak,"

Kata Maria,

"Aduuuh Non, ini bukan sedang di alam mimpi Non, ini alam nyata, alam kenyataan pahit yang penuh dengan ujian dan cobaan Non,"

Ujar Yusuf,

"Tidak, ini mimpi Yusuf, aku di mimpi ini seperti hantu, aku harus bangun,"

Maria masih tak mau menerima,

Yusuf menggelengkan kepalanya,

"Aduh Non, harus bagaimana saya bisa membuat Nona percaya? Apa harus malam-malam begini saya menunjukkan kuburan Nona?"

Yusuf yang baru membayangkan saja kini jadi bergidik ngeri,

Maria naik ke atas tempat tidur Yusuf, mencoba melihat wajah Yusuf seberapa serius sebetulnya pemuda itu,

"Non, malam itu sekelompok tentara Nippon datang ke desa, mengajak beberapa pemuda dan juga Bapak-bapak menyerang rumah peristirahatan Tuan Hubrecht,"

Tutur Yusuf kemudian,

Maria tampak terdiam, mencoba mendengarkan apa yang diceritakan Yusuf, sambil berusaha mengumpulkan serpihan-serpihan ingatannya yang tercerai-berai,

"Saya besoknya yang seperti biasa berangkat ke rumah Nona, begitu datang saya sudah menemukan Tuan Hubrecht sekeluarga tiada, termasuk..."

Yusuf tak sanggup lagi menjelaskan,

Ini jelas sudah tidak lazim baginya menjelaskan satu peristiwa pada sosok hantu,

Tapi...

Yusuf kemudian berganti yang memberanikan diri menatap Maria,

Nona mudanya yang kini telah menjadi hantu itu tetap tampak cantik meski bukan lagi manusia,

Maria yang tampak sedang tercenung memikirkan semua cerita Yusuf apa sungguh benar terjadi kini terlihat seperti duduk di tepi tempat tidur Yusuf,

Tempat tidur dengan alas kasur lepek yang untungnya tidak berbau apek,

"Benarkah seperti itu?"

Tiba-tiba suara Maria terdengar memecah kesunyian, ia kini seperti samar-samar bisa mengingat peristiwa yang diceritakan Yusuf, namun ingatan itu tak begitu sempurna,

Benar-benar seperti hanya serpihan-serpihan kecil saja, membuat Maria tak bisa mengingatnya dengan baik,

"Iya Nona, maaf jika hal ini terlalu menyakitkan, tapi..."

Yusuf pun kini pelahan berusaha untuk tidak takut lagi pada Maria,

Toh dia bukan hantu yang menyeramkan, jadi seharusnya Yusuf juga tidak usah berlebihan,

Kecuali...

Ah tidak! Tidak! jangan lagi kedua mata itu lepas jatuh sampai menggelinding, buat Yusuf, itu terlalu mengejutkan,

"Jadi maksudnya benar aku sudah mati? Aku ini berarti benar adalah hantu?"

Lirih Maria pula,

Yusuf yang tak tega mengiyakan tampak memilih diam saja, rasanya ia tak tega mengatakan jika benar Maria sesungguhnya hanyalah hantu yang masih tak sadar jika ia telah mati,

"Papi, Mami, Luna dan Albert, mereka benar-benar telah mati? Tidak melarikan diri ke Belanda?"

Kali ini Maria menatap Yusuf,

Tampak Yusuf pun mengangguk,

"Ya Non, tapi kudengar, keluarga Tuan Hubrecht ada yang berhasil melarikan diri,"

"Siapa?"

Tanya Maria,

"Yang dulu ke rumah peristirahatan dengan keluarga Nona,"

Jawab Yusuf,

Maria tampak semakin susah untuk mengingat, lalu...

"Yang tinggal di pusat kota kecamatan ini Nona, yang dulu menjadi kepala perkebunan,"

Kata Yusuf pula,

Maria mantuk-mantuk saja, walaupun ingatannya sangat jelek, tapi ada satu bagian dari ingatannya yang seperti mampu mengingat sosok saudara jauh Papinya itu,

Kini Maria tampak menatap sedih ke arah Yusuf,

"Suf,"

Panggil Maria,

Yusuf mengangguk masih sambil takut-takut,

"Apa aku dikuburkan bersama keluargaku yang lain?"

Tanya Maria tiba-tiba,

"Ngg... iya Nona, maaf,"

Sahut Yusuf tampak tidak enak hati.

...****************...

Terpopuler

Comments

Putrii Marfuah

Putrii Marfuah

coba Maria coba goyang bang Jali, pàti ayahnya Yusuf bisa liat onty.

2023-03-09

0

Esti Restianti

Esti Restianti

Maria mati trs jadi hantu gentayangan,ko ga gentayangan bareng keluarganya yaa

2023-03-08

0

🎎 Lestari Handayani 🌹

🎎 Lestari Handayani 🌹

tunjukkan suf....
wkwkwk Maria minta dianterin

2023-03-03

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!