"Baiklah, aku akan berlatih lalu apa yang harus aku lakukan, selanjutnya?" tanya Diaz yang memilih aman daripada ia kesulitan untuk menyelesaikan tugas nya.
"Kau ambil buku ini dan pelajari," kata Meriana yang memberikan buku pada Diaz.
Diaz segera menerimanya, dan mungkin ada harapan untuk nya agar bisa jadi lebih kuat dengan buku itu meski dia masih belum paham apa masalah nya.
Tidak ada gunanya juga ia melawan dan mengabaikan perintah, biasa saja nyawanya akan dalam bahaya. Jadi menerima semua apa yang dikatakan oleh ketua kuil tersebut.
Melihat situasinya yang memang benar-benar membuat dia harus mengikuti alur rumah lagi pula dia tidak tahu sedang berada di dunia mana.
"Baiklah, mulai besok kita akan latihan," kata Meriana yang langsung pergi.
Dia tidak suka membuang-buang waktu dan memilih untuk cepat pergi dari sana, karena sudah tidak memiliki kepentingan.
"Oh ya aku akan ke kerajaan, nanti tetua kuil akan mengarahkan mu," kata Meriana yang memikirkan untuk menjadikan Dias anak buahnya.
Kekurangan tenaga untuk bisa melawan para negara dan juga membantunya langkah pertamanya meminta bantuan kepada Suci untuk memanggil seorang ksatria.
Walaupun dalam kenyataannya saja itu benar-benar membuat mereka kecewa. Tapi dia masih memiliki harapan karena masih memiliki kitab untuk berlatih.
Diaz pun memberikan kitab tersebut, agar dia secepatnya mempelajari kitab itu titik karena entah kapan ia bisa datang lagi ke kuil jika sudah berada di kerajaan, meriana pun tidak bisa membawa dia ke kerajaan tanpa persetujuan dari sang raja.
Apalagi Diaz yang tidak memiliki kekuatan, pasti akan menjadi masalah besar dan hal tersebut pasti akan membuat Raja bisa saja marah.
Jadi Meriana juga berniat untuk membawa dia ke kerajaan. Jika ia sudah benar-benar menguasai kekuatannya.
Ia tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan kalau posisi sudah memanggil seseorang dari dunia lain, jadi jelas hal itu di manfaatkan oleh Meriana.
Meriana butuh orang yang bisa dipercaya, pasalnya banyak sekali yang berbuka kekuasaan titik hingga sulit untuk membedakan mana musuh dan mana kawan.
Diaz hanya diam menunggu instruksi selanjutnya, yang mana kali ini tetua kuil yang tadi bersamanya membawa pelayan untuk mengarahkan Diaz.
"Ikutlah dengan pelayan ini, dia akan mengatakan munoe kamar yang akan kamu tempati," kata Tetuah kuil suci menunjuk ke arah pelayan yang saat itu langsung memberihormat pada Diaz.
Diaz menata pelayan itu yang terus tertunduk dan terlihat Jika dia memang benar-benar menghormati Tetua kuil suci.
"Mari tuan saya antar," kata Pelayan itu dengan sopan pada Diaz.
Diaz memgngguk tanda ia setuju, Iya belum mempelajari sopan santun yang ada di dalam dunia tersebut. Tapi melihat sikap mereka pun membuat dia juga lebih memilih untuk diam dan juga bertindak sewajarnya saja.
Diaz akhirnya mengikuti pelayan tadi, menuju kamarnya. Bangunan yang benar-benar mewah luas dan begitu megah. Membuat ia memperhatikan setiap sudut kuil yang dijaga ketat.
"Ternyata semua sudut ini, memiliki penjaga. Aku akan mencari tahu sendiri kekuatanku, jika kitab suci itu berguna aku akan mencoba menggunakan nya. Lagipula aku tidak bisa lari diri sini," batin Diaz yang berusaha untuk memahami situasinya, dia tidak ingin bertindak gegabah.
Setelah pelayan itu sampai di sebuah kamar yang begitu besar, Hal itu membuat sang pelayanan pun menunjukkan jika itu kamar yang akan ditempati Diaz.
"Silahkan tuan," kata Pelayan tersebut yang sepertinya sudah terbiasa untuk menyiapkan semuanya kan semua.
"Siapa namamu?" tanya Diaz penasran karena mungkin kedepannya dia akan membutuhkan banyak bantuan dari pelayan tersebut.
"Ale," jawabnya singkat mengenangkan namanya pada Dias.
"Baiklah Ale jika aku membutuhkan suatu Aku akan memanggilmu, dan sepertinya cukup," kata Diaz saat itu yang istirahat dan tidak ingin diganggu sama sekali hal itu membuat alepun mengerti dan membukukan badan untuk berpamitan undur diri.
Diaz masuk ke dalam kamarnya dan melihat kamarnya begitu luas dan besar hal itu benar-benar suatu sambutan yang luar biasa, ia kira dia akan dibuang begitu saja setelah mengetahui bahwa dirinya tidak memiliki kekuatan sama sekali.
"Mereka ini benar-benar membutuhkan seorang ksatria tapi kenapa memanggil aku," kata Dias yang tidak boleh diam saja dan mulai menyusun strategi.
"Jika memang buku suci ini benar-benar berguna aku akan mencobanya," kata Diaz saat itu pun yang tahu jika memang buku suci tersebut bisa dipelajari dan juga digunakan.
Dengan pelan ia membuka buku tersebut mulai membaca dan memahami apa yang tertulis di sana. ia yang merasa penasaran mulai mempelajarinya.
"Ini terlalu rumit tapi akan aku coba," kata Diaz yang mulai mengikuti apa yang tertulis di sana.
Diaz mulai mengerakkan tangannya mengikuti instruksi yang ada di buku, satu persatu jurus yang tertulis di sana ia coba.
Entah kenapa ia jadi mudah ingat padahal hanya sekali lihat, hal itu memudahkan Diaz untuk berlatih karena langsung hafal dengan gerakan-gerakannya.
Diaz yang benar-benar kagum dengan kecerdasan barunya tidak menyia-nyiakan waktu untuk mempelajari beberapa jurus.
Hingga akhirnya ia merasa lelah dan beristirahat sejenak, dia melihat ke luar jendela dengan suasana malam yang berbeda. Negeri yang entah ada di mana, jelas sekali itu bukan nyata. Tapi terasa begitu nyata.
Diaz juga masih memngingat kata dari tetua kuil yang mengatakan jika, memang pihak kuil yang memanggilnya, tapi tidak menyangka jika ada csra seperti itu untuk memamggil orang ke negeri dongeng.
"Sebenarnya apa yang sedang mereka hadapi hingga ketakutan dan sampai memanggil kesatria seperti aku ini. yang tidak memiliki kekutan," kata Diaz sambil melihat sinar bulan purnama yang berbeda.
Diaz yang lelah berlatih memanfaatkan kesempatan untuk beristirahat. Kali ini ia benar-benar mencoba untuk memejamkan mata tapi sulit.
"Kenapa aku tidak bisa tidur, padahl ini sudah malam," batin Diaz yang seharusnya bisa memejamkan mata tapi tidak bisa sama sekali.
Tanpa terasa pagi pun menjelang dan Diaz yang tidak bisa tidur sama sekalipun akhirnya memilih untuk bangun dan segera mandi untuk bergegas latihan, sesuai dengan yang sudah dijanjikan oleh Meriana.
"Aku ingin segera melihat bagaimana tuan Putri itu melatih ku, ada lagu sendiri sudah bisa menguasai beberapa jurus yang tertulis di kitab tersebut," ucap Diaz yang sudah bersiap dengan baju dan juga perlengkapannya.
Tiba-tiba pintu kamar di ketuk oleh seseorang, kerasnya suara ketukan pintu membuat Diaz pun cepat-cepat membuka pintu tersebut.
Betapa kagetnya saat melihat jika tetua yang datang ke kamarnya."Perbatasan selatan Diserang oleh Naga, kau diminta cepat ke sana!" kata tetua memberitu Diaz.
Jelas hal itu membuat Diaz kaget pasalnya ia baru satu malam di sana, sudah mendapatkan tugas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments