Di Ujung Penantianku

Di Ujung Penantianku

Bab 1 ( Aku bukan barang dagangan )

"Kenapa kamu tega mempunyai pikiran untuk menjual ku Mas, padahal kita baru saja menikah?" tanya Nabila dengan lirih kepada lelaki yang baru beberapa jam lalu dinyatakan Sah menjadi Suaminya.

......................

Nabila bagaikan tersambar petir ketika mendengar perkataan Suaminya yang menyetujui usul dari pacarnya yang bernama Megan untuk menjual dirinya, padahal Nabila dan Aldi baru beberapa jam lalu dinyatakan sah sebagai Suami istri.

"Sayang, sebaiknya kita secepatnya menjual perempuan kampung ini, supaya kita bisa mendapatkan banyak uang," ujar Megan dengan bergelayut manja kepada Aldi.

"Apa maksud Anda berbicara seperti itu? bukankah Anda juga seorang perempuan?" tanya Nabila.

"Jangan samakan aku dengan perempuan kampungan seperti kamu," ujar Megan.

"Lebih baik disebut kampungan dari pada menjadi perempuan murahan," ujar Nabila.

Plak

Satu tamparan keras mendarat pada pipi Nabila sehingga membuat Nabila terjatuh dengan duduk bersimpuh di atas lantai, dan yang melakukan semua itu adalah Aldi yang berstatus sebagai Suaminya sendiri.

"Tutup mulut kamu, jangan pernah berani menghina perempuan yang aku cintai," teriak Aldi dengan menunjuk wajah Nabila, dan tentu saja semua itu membuat Megan tertawa bahagia.

"Terus aku harus menyebut perempuan yang berada di sampingmu dengan sebutan apa kalau bukan perempuan murahan? bukannya hanya perempuan murahan yang masih mau menjadi kekasih dari seorang lelaki yang sudah mempunyai istri?" tanya Nabila.

"Siapa yang menganggap perempuan seperti kamu sebagai istri ku? karena aku tidak akan pernah sudi mempunyai istri seperti kamu. Dengar perempuan kampung, besok aku pasti akan menjual perempuan tidak berguna sepertimu," ujar Aldi dengan tersenyum mengejek.

"Aku bukan barang dagangan yang bisa kamu jual seenaknya. Jangan pikir kalian bisa seenaknya menginjak-injak harga diriku," ujar Nabila dengan tatapan tajam.

"Oh iya sayang, bukannya ini malam pertama kamu bersama perempuan kampung ini ya? bagaimana kalau sekarang kita tunjukan caranya melakukan malam pertama yang baik dan benar, supaya nanti dia bisa mempunyai pengalaman saat melayani lelaki hidung belang yang akan membelinya," ujar Megan dengan tersenyum licik.

Hati Nabila terasa panas mendengar perkataan Megan, rasanya Nabila ingin sekali mencakar wajah perempuan yang saat ini berada di hadapannya.

Aldi yang sudah tergila-gila kepada Megan, langsung menyetujui usul Megan, kemudian Aldi menggusur Nabila ke kamar pengantin mereka.

"Cepat ikut aku," teriak Aldi.

"Tidak, aku tidak mau. Lepaskan aku, aku tidak akan sudi melihat hal menjijikan yang akan kalian berdua perbuat," teriak Nabila, tapi Aldi seakan tuli dan tidak mendengarkan teriakan Nabila yang terus saja memberontak meminta untuk dilepaskan.

Para Asisten rumah tangga yang mendengar teriakan Nabila merasa kasihan terhadap istri Tuan mudanya tersebut, tapi mereka tidak bisa melakukan apa pun untuk menolong Nabila.

Aldi saat ini sudah membawa Nabila ke kamar pengantin mereka, kemudian Aldi mengunci pintu kamar supaya Nabila tidak bisa kabur.

Malam pertama yang seharusnya Nabila dan Aldi lewati, kini akan Aldi lakukan dengan kekasihnya, dan dengan teganya mereka melakukan semua itu di depan mata kepala Nabila sendiri.

"Sekarang kamu harus lihat siaran langsung yang akan kami lakukan," ujar Megan dengan mencengkram dagu Nabila.

Aldi dan Megan tanpa tahu malunya memulai aksi mereka dengan berciuman di depan Nabila, kemudian mereka saling meraba dan menggerayangi sehingga memancing gairah pada keduanya.

Nabila yang sudah tidak kuasa melihat semua yang dilakukan oleh Suami nya sendiri mencoba untuk menutup matanya, tapi suara laknat dari Aldi dan Megan masih terdengar oleh Nabila, sehingga Nabila sudah tidak kuat lagi menahan semuanya, kemudian menjatuhkan tubuhnya di atas lantai.

Aldi dan Megan melakukan semua itu cukup lama, dan mereka tertawa puas melihat Nabila yang begitu terpukul melihat perbuatan bejat yang Aldi dan Megan lakukan.

"Itu adalah hukuman untuk kamu karena kamu telah berani menerima pinangan dari kedua orangtua ku hanya demi uang," ujar Aldi.

"Kalau kamu tidak tau apa-apa jangan seenaknya berbicara," ujar Nabila yang tidak terima dengan tuduhan Aldi.

"Kalau bukan untuk uang, untuk apalagi kamu sampai bersedia menerima perjodohan dengan lelaki yang belum kamu kenal bahkan belum pernah temui?" tanya Aldi dengan tatapan tajam.

"Terserah kamu mau menuduh ku seperti apa, yang penting aku tidak seperti yang kamu pikirkan," ucap Nabila.

Megan yang masih belum puas menyakiti Nabila, kini menghampirinya.

"Bagaimana, apa kamu sudah tau caranya membuat seorang lelaki merasa puas? atau kamu ingin melihatnya sekali lagi?" tanya Megan dengan senyum penuh kemenangan.

"Kalian berdua memang binatang, kalian berdua tidak punya hati. Aku baru tau kalau ada manusia yang tidak tahu malu seperti kalian berdua, kalian benar-benar pasangan yang sangat cocok," ujar Nabila yang berusaha untuk bersikap tegar, meski pun saat ini rasanya Nabila sudah hampir pingsan.

Aldi yang kembali terpancing emosi oleh Nabila, kembali melayangkan tangannya.

"Silahkan Mas, silahkan tampar aku sampai puas, tapi ingat, aku tidak akan tinggal diam saja, aku akan melaporkan perbuatan kalian kepada Polisi," tantang Nabila.

Aldi tampak merenungi kata-kata Nabila, karena jika Nabila sampai melaporkannya kepada Polisi, maka kedua orangtua Aldi akan mengetahui semua perbuatan yang telah Aldi lakukan kepada Nabila.

"Kenapa kamu diam saja sih sayang? ayo cepat tampar lagi," rengek Megan.

Aldi mengajak Megan duduk untuk membicarakan sesuatu.

"Sayang, kalau aku menampar dia, dan dia sampai lapor Polisi, bagaimana nanti kalau kedua orangtuaku tau semua perbuatan yang telah aku lakukan kepada perempuan kampung ini, mereka pasti akan mencoret namaku dari daftar ahli waris, kamu tidak mau kan kalau aku sampai jatuh miskin?" tanya Aldi.

"Tentu saja tidak, karena kalau kamu menjadi orang miskin, aku bakalan mutusin hubungan kita," jawab Megan yang memang perempuan matre.

Aldi nampak berpikir, kalau dia menjual Nabila malam ini, Aldi takut orangtuanya akan menanyakan keberadaan Nabila.

"Sebaiknya untuk malam ini kita suruh dia tidur di kamar Pembantu saja supaya tidak mengganggu kita," ujar Aldi.

"Jangan bilang kamu berubah pikiran sayang? aku tidak mau kalau dia tinggal di sini. Bagaimana kalau nanti kamu malah jatuh cinta sama dia? Sebaiknya kita jual dia malam ini juga," rengek Megan.

"Sayang, kalau kita menjualnya malam ini, bagaimana kalau nanti Mama sama Papa nanyain perempuan kampung ini? Lagian kalau terburu-buru kita tidak akan mendapatkan uang banyak. Nanti aku mau coba tawarin sama Bos ku, siapa tau dia minat membeli gadis kampung ini," ujar Aldi dengan tersenyum licik, sehingga hati Nabila terasa sakit bagai tertusuk ribuan duri.

Aldi dan Megan akhirnya menyeret Nabila ke kamar pembantu yang berukuran sangat kecil, bahkan hanya muat untuk satu kasur dan lemari plastik saja.

Nabila hanya bisa pasrah dengan semua perlakuan Aldi dan Megan, karena saat ini dirinya sudah tidak mempunyai tenaga bahkan untuk sekedar berbicara.

"Kamu memang pantas berada di tempat ini, jangan bermimpi kamu akan hidup seperti Ratu di rumah ini, karena mulai sekarang kamu hanyalah seorang Pembantu," ujar Aldi dengan tatapan tajam, dan Aldi masih saja menyalahkan Nabila karena telah menjadi penyebab dirinya tidak bisa menikah dengan Megan.

Lihat saja Nabila, aku akan membuat hidup mu lebih menderita dari pada kematian, ucap Aldi dalam hati.

*

*

Bersambung

Terpopuler

Comments

➳ᴹᴿˢ᭄°𝓓𝓮𝓪

➳ᴹᴿˢ᭄°𝓓𝓮𝓪

tega ih tidyr kamar pembantu jahat🤧🤧

2023-03-14

3

@Kristin

@Kristin

Sadis banget sih...

2023-03-02

1

@Kristin

@Kristin

MAMPIR like dan favorit ya Thor

2023-02-28

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 ( Aku bukan barang dagangan )
2 Bab 2 ( Nabila yang malang )
3 Bab 3 ( Tuhan tidak pernah tidur )
4 Bab 4 ( Hanya di anggap sampah )
5 Bab 5 ( Keyakinan Nabila )
6 Bab 6 ( Keenan Putra Airlangga )
7 Bab 7 ( Menjadi istri pura-pura )
8 Bab 8 ( Nasi telah menjadi Bubur )
9 Bab 9 ( Masalalu Kenaan )
10 Bab 10 ( Siapa Nabila sebenarnya? )
11 Bab 11 ( Istri yang tidak diinginkan )
12 Bab 12 ( Megan Hamil )
13 Bab 13 ( Tamu tidak di undang )
14 Bab 14 ( Mempermalukan diri sendiri )
15 Bab 15 ( Permohonan Aldi )
16 Bab 16 ( Pulang ke rumah Aldi )
17 Bab 17 ( Semut saja jika diinjak pasti menggigit )
18 Bab 18 ( Kekecewaan orangtua Aldi )
19 Bab 19 ( Permintaan Nabila )
20 Bab 20 ( Berkunjung ke Panti )
21 Bab 21 ( Semakin jatuh cinta )
22 Bab 22 ( Bertemu Tania Maharani )
23 Bab 23 ( Ciuman Pertama )
24 Bab 24 ( Jadikan aku yang kedua )
25 Bab 25 ( Acara Reuni )
26 Bab 26 ( Pasangan Terbaik )
27 Bab 27 ( Kesucian yang terenggut )
28 Bab 28 ( Amnesia )
29 Bab 29 ( Nabila adalah Cucu kandung Nenek )
30 Bab 30 ( Kebohongan Rendi )
31 Bab 31 ( Positif )
32 Bab 32 ( Ancaman Ken )
33 Bab 33 ( Tabrakan )
34 Bab 34 ( Bertemu dengan Aldi )
35 Bab 35 ( Permintaan Rendi )
36 Bab 36 ( Senjata makan Tuan )
37 Bab 37 ( Melahirkan )
38 Bab 38 ( Rendra Putra Airlangga )
39 Bab 39 ( Cacat fisik tetapi tidak cacat hati )
40 Bab 40 ( Fhoto Nabila )
41 Bab 41 ( Mengembalikan uang Ken )
42 Bab 42 ( Dibalik musibah selalu ada hikmah yang tersembunyi )
43 Bab 43 ( Kanker otak )
44 Bab 44 ( Pertemuan Aldi dan Megan )
45 Bab 45 ( Aku tau keberadaan Nabila )
46 Bab 46 ( Jangan sentuh Wanitaku )
47 Bab 47 ( Rendra adalah Anak kandung kamu )
48 Bab 48 ( Ingatan yang kembali )
49 Bab 49 ( Ku relakan dia untukmu )
50 Bab 50 ( Sandiwara Rendi dan Nabila )
51 Bab 51 ( Mencoba tersenyum, walau hati terluka )
52 Bab 52 ( Terimakasih atas semuanya )
53 Bab 53 ( Mengulur waktu )
54 Bab 54 ( Melepas dengan ikhlas )
55 Bab 55 ( Hari paling bahagia )
56 Bab 56 ( Kamu tetap yang terindah )
57 Bab 57 ( Rencana Ken dan Rendi )
58 Bab 58 ( Rencana menikahi Zahira )
59 Bab 59 ( Melakukan Pengobatan )
60 Bab 60 ( Lebih baik cacat fisik daripada cacat hati )
61 Bab 61 ( Saling mengancam )
62 Bab 62 ( Tambang Emas )
63 Bab 63 ( Rahasia besar )
64 Bab 64 ( Pelukan Pertama )
65 Bab 65 ( Pernikahan Rendi dan Zahira )
66 Bab 66 ( Tragedi pada acara pernikahan Rendi dan Zahira )
67 Bab 67 ( Zahira dan Mama Risa hilang )
68 Bab 68 ( Kecelakaan maut )
69 Bab 69 ( Ijinkan aku menjadi kakimu )
70 Bab 70 ( Selamat jalan keluargaku )
71 Bab 71 ( Kejutan untuk Nabila )
72 Bab 72 ( Permintaan maaf Zahira )
73 Bab 73 ( Selamat Ulang Tahun )
74 Bab 74 ( Jangan ada Dusta di antara kita )
75 Bab 75 ( Rumah tangga yang Harmonis )
76 Bab 76 ( Saingan Baru )
77 Bab 77 ( Menjemput Rendra )
78 Bab 78 ( Bertemu keluarga Aldi )
79 Bab 79 ( Rencana Tuhan selalu indah )
80 Bab 80 ( Belahan Jiwa )
81 Bab 81 ( Di ujung Penantianku )
82 Bab 82 ( Promosi Novel Pengorbanan Cinta 2 )
83 Lanjut season 2
84 Bab 84 ( Melahirkan )
85 Bab 85 ( Generasi penerus )
86 Bab 86 ( Cinta monyet )
87 Bab 87 ( Cinta adalah persahabatan )
88 Bab 88 ( Hanya sebatas angan )
89 Bab 89 ( Apakah ini cinta? )
90 Bab 90 ( Terjatuh )
91 Bab 91 ( Penyelamat hidup )
92 Bab 92 ( Cincin pertunangan )
93 Bab 93 ( Ketulusan hati Nara )
94 Bab 94 ( Teman dalam suka dan duka )
95 Bab 95 ( Rindu terlarang )
96 Bab 96 ( Cinta di dunia maya )
97 Bab 97 ( Sumber inspirasi )
98 Bab 98 ( My Sunshine )
99 Bab 99 ( Melepas dengan ikhlas )
100 Bab 100 ( Kencan pertama dan terakhir )
101 Bab 101 ( Korban perasaan )
102 Bab 102 ( Jangan menilai buku dari sampulnya )
103 Bab 103 ( Hari pernikahan )
104 Bab 104 ( Rasa yang berbeda )
105 Bab 105 ( Selamat tinggal masalalu )
106 Bab 106 ( Pindah rumah )
107 Bab 107 ( Tertusuk duri )
108 Bab 108 ( Pasangan yang cocok )
109 Bab 109 ( Aku punya ragamu, tapi tidak hatimu )
110 Bab 110 ( Aku pasti kembali )
111 Bab 111 ( Kamu adalah dia )
112 Bab 112 ( Aku hamil )
113 Bab 113 ( Semuanya sudah terlambat )
114 Bab 114 ( Aku kalah )
115 Bab 115 ( Nikahi Nara )
116 Bab 116 ( Turun ranjang )
117 Bab 117 ( Hanya Ibu pengganti )
118 Bab 118 ( Tanda merah )
119 Bab 119 ( Nyamuk besar )
120 Bab 120 ( Penolakan Rendra )
121 Bab 121 ( Noda lipstik )
122 Bab 122 ( Luka tak berdarah )
123 Bab 123 ( Meminta Adik )
124 Bab 124 ( Kepulangan Aslan )
125 Bab 125 ( Kenyataan pahit )
126 Bab 126 ( Menjaga jarak )
127 Bab 127 ( Salah paham )
128 Bab 128 ( Istri yang tidak di anggap )
129 Bab 129 ( Aku pergi )
130 Bab 130 ( Penyesalan terdalam )
131 Bab 131 ( Kehilangan )
132 Bab 132 ( Membuat keributan )
133 Bab 133 ( Sambil menyelam minum air )
134 Bab 134 ( Membuka lembaran baru )
135 Bab 135 ( Suami bohongan )
136 Bab 136 ( Berbadan dua )
137 Bab 137 ( Kehamilan simpatik )
138 Bab 138 ( Aku akan bertanggung jawab )
139 Bab 139 ( Hanya sebatas angan )
140 Bab 140 ( Kekasih gelap )
141 Bab 141 ( Mertua meresahkan )
142 Bab 142 ( Saingan berat )
143 Bab 143 ( Dunia berputar )
144 Bab 144 ( Tragedi )
145 Bab 145 ( Fitnah )
146 Bab 146 ( Kabur )
147 Bab 147 ( Lebih baik dicintai )
148 Bab 148 ( Hinaan )
149 Bab 149 ( Pelaku sebenarnya )
150 Bab 150 ( Melakukan penggerebekan )
151 Bab 151 ( Menempuh jalur kekeluargaan )
152 Bab 152 ( Pulang kampung )
153 Bab 153 ( Jangan pisahkan kami )
154 Bab 154 ( Cinta terlarang )
155 Bab 155 ( Manusia tempatnya salah dan dosa )
156 Bab 156 ( Oleh-oleh )
157 Bab 157 ( Bagai Bumi dan Langit )
158 Bab 158 ( Ketiban durian runtuh )
159 Bab 159 ( Pernikahan tanpa cinta )
160 Bab 160 ( Memberikan kesempatan )
161 Bab 161 ( Malu-malu tapi mau )
162 Bab 162 ( Ketulusan cinta )
163 Bab 163 ( Hijrahnya sang pendosa )
164 Bab 164 ( Jangan salahkan aku selingkuh )
165 Bab 165 ( Nasi sudah menjadi bubur )
166 Bab 166 ( Tertangkap basah )
167 Bab 167 ( Tiada dosa bebas tanpa balas )
168 Bab 168 ( Kacang lupa kulitnya )
169 Bab 169 ( Anak adalah Amanah )
170 Bab 170 ( Sampai ku menutup mata )
Episodes

Updated 170 Episodes

1
Bab 1 ( Aku bukan barang dagangan )
2
Bab 2 ( Nabila yang malang )
3
Bab 3 ( Tuhan tidak pernah tidur )
4
Bab 4 ( Hanya di anggap sampah )
5
Bab 5 ( Keyakinan Nabila )
6
Bab 6 ( Keenan Putra Airlangga )
7
Bab 7 ( Menjadi istri pura-pura )
8
Bab 8 ( Nasi telah menjadi Bubur )
9
Bab 9 ( Masalalu Kenaan )
10
Bab 10 ( Siapa Nabila sebenarnya? )
11
Bab 11 ( Istri yang tidak diinginkan )
12
Bab 12 ( Megan Hamil )
13
Bab 13 ( Tamu tidak di undang )
14
Bab 14 ( Mempermalukan diri sendiri )
15
Bab 15 ( Permohonan Aldi )
16
Bab 16 ( Pulang ke rumah Aldi )
17
Bab 17 ( Semut saja jika diinjak pasti menggigit )
18
Bab 18 ( Kekecewaan orangtua Aldi )
19
Bab 19 ( Permintaan Nabila )
20
Bab 20 ( Berkunjung ke Panti )
21
Bab 21 ( Semakin jatuh cinta )
22
Bab 22 ( Bertemu Tania Maharani )
23
Bab 23 ( Ciuman Pertama )
24
Bab 24 ( Jadikan aku yang kedua )
25
Bab 25 ( Acara Reuni )
26
Bab 26 ( Pasangan Terbaik )
27
Bab 27 ( Kesucian yang terenggut )
28
Bab 28 ( Amnesia )
29
Bab 29 ( Nabila adalah Cucu kandung Nenek )
30
Bab 30 ( Kebohongan Rendi )
31
Bab 31 ( Positif )
32
Bab 32 ( Ancaman Ken )
33
Bab 33 ( Tabrakan )
34
Bab 34 ( Bertemu dengan Aldi )
35
Bab 35 ( Permintaan Rendi )
36
Bab 36 ( Senjata makan Tuan )
37
Bab 37 ( Melahirkan )
38
Bab 38 ( Rendra Putra Airlangga )
39
Bab 39 ( Cacat fisik tetapi tidak cacat hati )
40
Bab 40 ( Fhoto Nabila )
41
Bab 41 ( Mengembalikan uang Ken )
42
Bab 42 ( Dibalik musibah selalu ada hikmah yang tersembunyi )
43
Bab 43 ( Kanker otak )
44
Bab 44 ( Pertemuan Aldi dan Megan )
45
Bab 45 ( Aku tau keberadaan Nabila )
46
Bab 46 ( Jangan sentuh Wanitaku )
47
Bab 47 ( Rendra adalah Anak kandung kamu )
48
Bab 48 ( Ingatan yang kembali )
49
Bab 49 ( Ku relakan dia untukmu )
50
Bab 50 ( Sandiwara Rendi dan Nabila )
51
Bab 51 ( Mencoba tersenyum, walau hati terluka )
52
Bab 52 ( Terimakasih atas semuanya )
53
Bab 53 ( Mengulur waktu )
54
Bab 54 ( Melepas dengan ikhlas )
55
Bab 55 ( Hari paling bahagia )
56
Bab 56 ( Kamu tetap yang terindah )
57
Bab 57 ( Rencana Ken dan Rendi )
58
Bab 58 ( Rencana menikahi Zahira )
59
Bab 59 ( Melakukan Pengobatan )
60
Bab 60 ( Lebih baik cacat fisik daripada cacat hati )
61
Bab 61 ( Saling mengancam )
62
Bab 62 ( Tambang Emas )
63
Bab 63 ( Rahasia besar )
64
Bab 64 ( Pelukan Pertama )
65
Bab 65 ( Pernikahan Rendi dan Zahira )
66
Bab 66 ( Tragedi pada acara pernikahan Rendi dan Zahira )
67
Bab 67 ( Zahira dan Mama Risa hilang )
68
Bab 68 ( Kecelakaan maut )
69
Bab 69 ( Ijinkan aku menjadi kakimu )
70
Bab 70 ( Selamat jalan keluargaku )
71
Bab 71 ( Kejutan untuk Nabila )
72
Bab 72 ( Permintaan maaf Zahira )
73
Bab 73 ( Selamat Ulang Tahun )
74
Bab 74 ( Jangan ada Dusta di antara kita )
75
Bab 75 ( Rumah tangga yang Harmonis )
76
Bab 76 ( Saingan Baru )
77
Bab 77 ( Menjemput Rendra )
78
Bab 78 ( Bertemu keluarga Aldi )
79
Bab 79 ( Rencana Tuhan selalu indah )
80
Bab 80 ( Belahan Jiwa )
81
Bab 81 ( Di ujung Penantianku )
82
Bab 82 ( Promosi Novel Pengorbanan Cinta 2 )
83
Lanjut season 2
84
Bab 84 ( Melahirkan )
85
Bab 85 ( Generasi penerus )
86
Bab 86 ( Cinta monyet )
87
Bab 87 ( Cinta adalah persahabatan )
88
Bab 88 ( Hanya sebatas angan )
89
Bab 89 ( Apakah ini cinta? )
90
Bab 90 ( Terjatuh )
91
Bab 91 ( Penyelamat hidup )
92
Bab 92 ( Cincin pertunangan )
93
Bab 93 ( Ketulusan hati Nara )
94
Bab 94 ( Teman dalam suka dan duka )
95
Bab 95 ( Rindu terlarang )
96
Bab 96 ( Cinta di dunia maya )
97
Bab 97 ( Sumber inspirasi )
98
Bab 98 ( My Sunshine )
99
Bab 99 ( Melepas dengan ikhlas )
100
Bab 100 ( Kencan pertama dan terakhir )
101
Bab 101 ( Korban perasaan )
102
Bab 102 ( Jangan menilai buku dari sampulnya )
103
Bab 103 ( Hari pernikahan )
104
Bab 104 ( Rasa yang berbeda )
105
Bab 105 ( Selamat tinggal masalalu )
106
Bab 106 ( Pindah rumah )
107
Bab 107 ( Tertusuk duri )
108
Bab 108 ( Pasangan yang cocok )
109
Bab 109 ( Aku punya ragamu, tapi tidak hatimu )
110
Bab 110 ( Aku pasti kembali )
111
Bab 111 ( Kamu adalah dia )
112
Bab 112 ( Aku hamil )
113
Bab 113 ( Semuanya sudah terlambat )
114
Bab 114 ( Aku kalah )
115
Bab 115 ( Nikahi Nara )
116
Bab 116 ( Turun ranjang )
117
Bab 117 ( Hanya Ibu pengganti )
118
Bab 118 ( Tanda merah )
119
Bab 119 ( Nyamuk besar )
120
Bab 120 ( Penolakan Rendra )
121
Bab 121 ( Noda lipstik )
122
Bab 122 ( Luka tak berdarah )
123
Bab 123 ( Meminta Adik )
124
Bab 124 ( Kepulangan Aslan )
125
Bab 125 ( Kenyataan pahit )
126
Bab 126 ( Menjaga jarak )
127
Bab 127 ( Salah paham )
128
Bab 128 ( Istri yang tidak di anggap )
129
Bab 129 ( Aku pergi )
130
Bab 130 ( Penyesalan terdalam )
131
Bab 131 ( Kehilangan )
132
Bab 132 ( Membuat keributan )
133
Bab 133 ( Sambil menyelam minum air )
134
Bab 134 ( Membuka lembaran baru )
135
Bab 135 ( Suami bohongan )
136
Bab 136 ( Berbadan dua )
137
Bab 137 ( Kehamilan simpatik )
138
Bab 138 ( Aku akan bertanggung jawab )
139
Bab 139 ( Hanya sebatas angan )
140
Bab 140 ( Kekasih gelap )
141
Bab 141 ( Mertua meresahkan )
142
Bab 142 ( Saingan berat )
143
Bab 143 ( Dunia berputar )
144
Bab 144 ( Tragedi )
145
Bab 145 ( Fitnah )
146
Bab 146 ( Kabur )
147
Bab 147 ( Lebih baik dicintai )
148
Bab 148 ( Hinaan )
149
Bab 149 ( Pelaku sebenarnya )
150
Bab 150 ( Melakukan penggerebekan )
151
Bab 151 ( Menempuh jalur kekeluargaan )
152
Bab 152 ( Pulang kampung )
153
Bab 153 ( Jangan pisahkan kami )
154
Bab 154 ( Cinta terlarang )
155
Bab 155 ( Manusia tempatnya salah dan dosa )
156
Bab 156 ( Oleh-oleh )
157
Bab 157 ( Bagai Bumi dan Langit )
158
Bab 158 ( Ketiban durian runtuh )
159
Bab 159 ( Pernikahan tanpa cinta )
160
Bab 160 ( Memberikan kesempatan )
161
Bab 161 ( Malu-malu tapi mau )
162
Bab 162 ( Ketulusan cinta )
163
Bab 163 ( Hijrahnya sang pendosa )
164
Bab 164 ( Jangan salahkan aku selingkuh )
165
Bab 165 ( Nasi sudah menjadi bubur )
166
Bab 166 ( Tertangkap basah )
167
Bab 167 ( Tiada dosa bebas tanpa balas )
168
Bab 168 ( Kacang lupa kulitnya )
169
Bab 169 ( Anak adalah Amanah )
170
Bab 170 ( Sampai ku menutup mata )

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!