Bab 5 ( Keyakinan Nabila )

Megan begitu bahagia mendengar Nabila akan dibeli oleh Big Bos Airlangga Grup, karena Megan sudah membayangkan kalau Big Bos tersebut sudah tua dengan perut yang buncit, karena selama ini sosok pemilik Airlangga Grup selalu disembunyikan dari media, dan penyebabnya karena terlalu banyak pesaing bisnis serta media yang mencari kehidupan pribadi dari orang kaya nomor satu di Indonesia tersebut.

Aku sudah tidak sabar ingin segera melihat lelaki yang membeli Nabila, dia pasti sudah tua dengan kumis yang tebal serta perut yang buncit. Semoga kamu segera masuk ke dalam Neraka yang kami buat untukmu Nabila, ucap Megan dalam hati dengan tersenyum licik.

Teman Aldi yang bernama Andre masih terlihat memeluk tubuh Megan, dan saat ini mereka berdua masih dalam keadaan sama-sama polos.

"Sayang, kamu memang selalu luar biasa," bisik Andre.

"Kamu juga selalu memuaskan hasratku Dre," ujar Megan kepada Andre.

"Siapa yang barusan telpon, pasti si Aldi kan?" tanya Andre yang selalu cemburu karena Megan lebih memilih Aldi dibandingkan dengan dirinya.

"Memangnya kamu pikir siapa lagi kalau bukan Aldi," ujar Megan.

"Sampai kapan kamu akan terus berada di sampingnya, padahal aku selalu tulus mencintai kamu," ujar Andre.

"Dre, cinta aja gak cukup, memangnya cinta bisa membuat kita bisa membeli sesuatu yang kita mau? yang aku butuhkan hanya uang, uang dan uang, persetan dengan yang namanya cinta," ujar Megan.

"Apa kamu merasa bahagia jika memiliki banyak uang?" tanya Andre.

"Tentu saja, karena aku tidak bisa hidup tanpa uang. Jadi, kalau kamu lebih kaya dari Aldi, aku baru akan berpaling kepadamu," ujar Megan kemudian meninggalkan Andre yang masih diam mematung.

Lihat saja Megan, aku akan membuat kamu menyesal karena telah menghinaku. Kamu tidak akan pernah memiliki Aldi, karena aku akan membuat Aldi merasa jijik terhadap kamu. Aldi saja yang terlalu bodoh karena telah dibutakan oleh cintanya kepadamu, sehingga matanya tertutup dan tidak bisa melihat wujud asli dari perempuan yang dia cintai selama ini, ucap Andre dalam hati.

......................

Sore harinya Aldi pulang bekerja dengan perasaan yang bahagia, karena nanti malam Aldi dan Megan akan mendapatkan uang yang banyak hasil dari menjual Nabila.

Megan yang baru saja pulang ke kediaman Bramantyo sudah terlihat menyambut Aldi pulang bekerja.

"Sayang, akhirnya kamu pulang juga, aku udah gak sabar nunggu nanti malam," ujar Megan dengan bergelayut manja pada Aldi.

"Iya sayang, aku juga udah gak sabar. Makasih ya kamu sudah nunggu aku pulang kerja. Oh iya, dimana Perempuan kampung itu?" tanya Aldi.

"Dia lagi masak di dapur sayang." Dasar lelaki bodoh, mau saja aku bohongi, padahal aku baru saja pulang bersenang-senang, ucap Megan dalam hati.

Megan dan Aldi kini bergandengan tangan masuk ke dalam rumah, dan lagi-lagi Nabila merasakan sesak dalam dadanya, karena selama ini Nabila selalu memimpikan Pernikahan yang bahagia, serta berpacaran setelah menikah, tapi impiannya sirna lah sudah, karena cinta Aldi bukanlah untuknya, bahkan yang lebih menyakitkan lagi Aldi dengan terang-terangan membawa kekasihnya ke dalam rumah mereka.

Awalnya Nabila sudah berniat untuk pergi dari kediaman Bramantyo, tapi Nabila tidak mau membuat Ibu Panti merasa malu kepada kedua orangtua Aldi, karena mereka pasti akan menanyakan keberadaan Nabila, dan tentunya Aldi tidak akan mengatakan yang sebenarnya kepada mereka.

"Saat ini aku hanya bisa pasrah dengan takdir yang entah akan membawaku kemana, tapi aku selalu yakin Tuhan akan memberikan yang terbaik untuk Ummat-Nya yang bertakwa. Semoga aku bisa segera ke luar dari Neraka yang Aldi dan Megan ciptakan untukku, karena sesungguhnya skenario Tuhan akan lebih indah asalkan kita selalu yakin kepada-Nya, dan semua pasti akan indah pada waktunya," gumam Nabila dengan menitikkan airmata.

Aldi yang saat ini menggandeng Megan ke dalam kamarnya, tidak sengaja mencium aroma parfum laki-laki dari baju yang Megan kenakan.

"Sayang, parfum siapa yang menempel pada baju kamu?" tanya Aldi dengan memicingkan matanya.

Megan terlihat gugup, karena Megan takut kalau rahasianya terbongkar.

"Mungkin wangi parfum Karyawan Salon, kebetulan tadi yang melayaninya seorang laki-laki," jawab Megan setenang mungkin.

"Oh, aku kira parfum siapa, soalnya itu bukan wangi parfum ku. Ya sudah kalau begitu aku mandi dulu ya, nanti kita makan sama-sama," ujar Aldi, kemudian masuk ke dalam kamar mandi.

Aldi memang benar-benar bodoh, mau aja dibohongi. Saat ini aku belum melepaskanmu karena kamu masih memiliki Perusahaan yang nantinya akan aku rebut dari tanganmu, tapi setelah kamu jatuh miskin, aku tidak akan sudi menjadi kekasihmu lagi, dan pastinya aku akan selalu mencari cara untuk mendapatkan lelaki yang lebih kaya lagi, ucap Megan dalam hati.

Setelah selesai membersihkan diri, Aldi dan Megan ke luar dari dalam kamar menuju meja makan, dan Nabila sudah terlihat hendak pergi ke dalam kamarnya setelah ia selesai menata makanan, karena Aldi selalu bilang kalau dirinya tidak berselera makan apabila Nabila ada di sana.

"Nabila tunggu," ujar Aldi.

"Apa ada yang masih Tuan butuhkan?" tanya Nabila.

"Sebaiknya kamu ikut bergabung bersama kami," ujar Aldi.

"Sayang kenapa sih kamu pake ngajak gabung perempuan kampung segala? nanti selera makan kamu hilang lho," ujar Megan dengan cemberut.

"Ini adalah hari terakhir Nabila ada di rumah ini, jadi kita harus membuat kenangan yang indah untuknya," ujar Aldi.

"Kamu benar juga sayang, nanti malam dia kan bakalan jadi milik Bos kamu. Heh perempuan kampung, cepat duduk, makan yang banyak, karena nanti malam kamu harus melayani orang yang akan membeli kamu dengan baik," teriak Megan.

"Saya lebih baik mati kelaparan, daripada harus ikut makan bersama kalian," ujar Nabila, kemudian berlari untuk masuk ke dalam kamar.

"Dasar gak ada sopan santun, main pergi gitu aja, padahal aku masih belum selesai bicara," ujar Megan yang merasa kesal terhadap Nabila.

"Sudahlah sayang, kamu jangan terpancing emosi, nanti malam kita akan bersenang-senang. Biarkan perempuan kampung itu istirahat dulu, karena nanti malam ia akan mulai bekerja untuk kita," ujar Aldi.

"Sayang, rencananya perempuan kampung itu mau kita jual per malam, atau bagaimana?" tanya Megan.

"Kita lihat saja nanti Big Bos akan memberikan penawaran seperti apa, kalau memang menguntungkan, kita bisa mengambil penawaran yang bisa ia berikan."

"Tapi bagaimana kalau suatu saat nanti Papa dan Mama kamu pulang, lalu mencari keberadaan Perempuan kampung itu?" tanya Megan.

"Nanti kita pikirkan lagi kalau semuanya sudah pasti," ujar Aldi dengan mengelus lembut rambut Megan. Akan tetapi, Aldi tidak sengaja melihat banyak tanda kecupan pada leher Megan.

"Sayang, siapa yang membuat tanda merah pada leher kamu?" tanya Aldi.

Terpopuler

Comments

𝓓𝓮𝓪

𝓓𝓮𝓪

tunggu bil

2023-03-14

1

Syhr Syhr

Syhr Syhr

Buruk kali pikiran Megan ini.

2023-03-08

1

auliasiamatir

auliasiamatir

itu serangga mas aldi 🙄🙄🙄

2023-02-16

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 ( Aku bukan barang dagangan )
2 Bab 2 ( Nabila yang malang )
3 Bab 3 ( Tuhan tidak pernah tidur )
4 Bab 4 ( Hanya di anggap sampah )
5 Bab 5 ( Keyakinan Nabila )
6 Bab 6 ( Keenan Putra Airlangga )
7 Bab 7 ( Menjadi istri pura-pura )
8 Bab 8 ( Nasi telah menjadi Bubur )
9 Bab 9 ( Masalalu Kenaan )
10 Bab 10 ( Siapa Nabila sebenarnya? )
11 Bab 11 ( Istri yang tidak diinginkan )
12 Bab 12 ( Megan Hamil )
13 Bab 13 ( Tamu tidak di undang )
14 Bab 14 ( Mempermalukan diri sendiri )
15 Bab 15 ( Permohonan Aldi )
16 Bab 16 ( Pulang ke rumah Aldi )
17 Bab 17 ( Semut saja jika diinjak pasti menggigit )
18 Bab 18 ( Kekecewaan orangtua Aldi )
19 Bab 19 ( Permintaan Nabila )
20 Bab 20 ( Berkunjung ke Panti )
21 Bab 21 ( Semakin jatuh cinta )
22 Bab 22 ( Bertemu Tania Maharani )
23 Bab 23 ( Ciuman Pertama )
24 Bab 24 ( Jadikan aku yang kedua )
25 Bab 25 ( Acara Reuni )
26 Bab 26 ( Pasangan Terbaik )
27 Bab 27 ( Kesucian yang terenggut )
28 Bab 28 ( Amnesia )
29 Bab 29 ( Nabila adalah Cucu kandung Nenek )
30 Bab 30 ( Kebohongan Rendi )
31 Bab 31 ( Positif )
32 Bab 32 ( Ancaman Ken )
33 Bab 33 ( Tabrakan )
34 Bab 34 ( Bertemu dengan Aldi )
35 Bab 35 ( Permintaan Rendi )
36 Bab 36 ( Senjata makan Tuan )
37 Bab 37 ( Melahirkan )
38 Bab 38 ( Rendra Putra Airlangga )
39 Bab 39 ( Cacat fisik tetapi tidak cacat hati )
40 Bab 40 ( Fhoto Nabila )
41 Bab 41 ( Mengembalikan uang Ken )
42 Bab 42 ( Dibalik musibah selalu ada hikmah yang tersembunyi )
43 Bab 43 ( Kanker otak )
44 Bab 44 ( Pertemuan Aldi dan Megan )
45 Bab 45 ( Aku tau keberadaan Nabila )
46 Bab 46 ( Jangan sentuh Wanitaku )
47 Bab 47 ( Rendra adalah Anak kandung kamu )
48 Bab 48 ( Ingatan yang kembali )
49 Bab 49 ( Ku relakan dia untukmu )
50 Bab 50 ( Sandiwara Rendi dan Nabila )
51 Bab 51 ( Mencoba tersenyum, walau hati terluka )
52 Bab 52 ( Terimakasih atas semuanya )
53 Bab 53 ( Mengulur waktu )
54 Bab 54 ( Melepas dengan ikhlas )
55 Bab 55 ( Hari paling bahagia )
56 Bab 56 ( Kamu tetap yang terindah )
57 Bab 57 ( Rencana Ken dan Rendi )
58 Bab 58 ( Rencana menikahi Zahira )
59 Bab 59 ( Melakukan Pengobatan )
60 Bab 60 ( Lebih baik cacat fisik daripada cacat hati )
61 Bab 61 ( Saling mengancam )
62 Bab 62 ( Tambang Emas )
63 Bab 63 ( Rahasia besar )
64 Bab 64 ( Pelukan Pertama )
65 Bab 65 ( Pernikahan Rendi dan Zahira )
66 Bab 66 ( Tragedi pada acara pernikahan Rendi dan Zahira )
67 Bab 67 ( Zahira dan Mama Risa hilang )
68 Bab 68 ( Kecelakaan maut )
69 Bab 69 ( Ijinkan aku menjadi kakimu )
70 Bab 70 ( Selamat jalan keluargaku )
71 Bab 71 ( Kejutan untuk Nabila )
72 Bab 72 ( Permintaan maaf Zahira )
73 Bab 73 ( Selamat Ulang Tahun )
74 Bab 74 ( Jangan ada Dusta di antara kita )
75 Bab 75 ( Rumah tangga yang Harmonis )
76 Bab 76 ( Saingan Baru )
77 Bab 77 ( Menjemput Rendra )
78 Bab 78 ( Bertemu keluarga Aldi )
79 Bab 79 ( Rencana Tuhan selalu indah )
80 Bab 80 ( Belahan Jiwa )
81 Bab 81 ( Di ujung Penantianku )
82 Bab 82 ( Promosi Novel Pengorbanan Cinta 2 )
83 Lanjut season 2
84 Bab 84 ( Melahirkan )
85 Bab 85 ( Generasi penerus )
86 Bab 86 ( Cinta monyet )
87 Bab 87 ( Cinta adalah persahabatan )
88 Bab 88 ( Hanya sebatas angan )
89 Bab 89 ( Apakah ini cinta? )
90 Bab 90 ( Terjatuh )
91 Bab 91 ( Penyelamat hidup )
92 Bab 92 ( Cincin pertunangan )
93 Bab 93 ( Ketulusan hati Nara )
94 Bab 94 ( Teman dalam suka dan duka )
95 Bab 95 ( Rindu terlarang )
96 Bab 96 ( Cinta di dunia maya )
97 Bab 97 ( Sumber inspirasi )
98 Bab 98 ( My Sunshine )
99 Bab 99 ( Melepas dengan ikhlas )
100 Bab 100 ( Kencan pertama dan terakhir )
101 Bab 101 ( Korban perasaan )
102 Bab 102 ( Jangan menilai buku dari sampulnya )
103 Bab 103 ( Hari pernikahan )
104 Bab 104 ( Rasa yang berbeda )
105 Bab 105 ( Selamat tinggal masalalu )
106 Bab 106 ( Pindah rumah )
107 Bab 107 ( Tertusuk duri )
108 Bab 108 ( Pasangan yang cocok )
109 Bab 109 ( Aku punya ragamu, tapi tidak hatimu )
110 Bab 110 ( Aku pasti kembali )
111 Bab 111 ( Kamu adalah dia )
112 Bab 112 ( Aku hamil )
113 Bab 113 ( Semuanya sudah terlambat )
114 Bab 114 ( Aku kalah )
115 Bab 115 ( Nikahi Nara )
116 Bab 116 ( Turun ranjang )
117 Bab 117 ( Hanya Ibu pengganti )
118 Bab 118 ( Tanda merah )
119 Bab 119 ( Nyamuk besar )
120 Bab 120 ( Penolakan Rendra )
121 Bab 121 ( Noda lipstik )
122 Bab 122 ( Luka tak berdarah )
123 Bab 123 ( Meminta Adik )
124 Bab 124 ( Kepulangan Aslan )
125 Bab 125 ( Kenyataan pahit )
126 Bab 126 ( Menjaga jarak )
127 Bab 127 ( Salah paham )
128 Bab 128 ( Istri yang tidak di anggap )
129 Bab 129 ( Aku pergi )
130 Bab 130 ( Penyesalan terdalam )
131 Bab 131 ( Kehilangan )
132 Bab 132 ( Membuat keributan )
133 Bab 133 ( Sambil menyelam minum air )
134 Bab 134 ( Membuka lembaran baru )
135 Bab 135 ( Suami bohongan )
136 Bab 136 ( Berbadan dua )
137 Bab 137 ( Kehamilan simpatik )
138 Bab 138 ( Aku akan bertanggung jawab )
139 Bab 139 ( Hanya sebatas angan )
140 Bab 140 ( Kekasih gelap )
141 Bab 141 ( Mertua meresahkan )
142 Bab 142 ( Saingan berat )
143 Bab 143 ( Dunia berputar )
144 Bab 144 ( Tragedi )
145 Bab 145 ( Fitnah )
146 Bab 146 ( Kabur )
147 Bab 147 ( Lebih baik dicintai )
148 Bab 148 ( Hinaan )
149 Bab 149 ( Pelaku sebenarnya )
150 Bab 150 ( Melakukan penggerebekan )
151 Bab 151 ( Menempuh jalur kekeluargaan )
152 Bab 152 ( Pulang kampung )
153 Bab 153 ( Jangan pisahkan kami )
154 Bab 154 ( Cinta terlarang )
155 Bab 155 ( Manusia tempatnya salah dan dosa )
156 Bab 156 ( Oleh-oleh )
157 Bab 157 ( Bagai Bumi dan Langit )
158 Bab 158 ( Ketiban durian runtuh )
159 Bab 159 ( Pernikahan tanpa cinta )
160 Bab 160 ( Memberikan kesempatan )
161 Bab 161 ( Malu-malu tapi mau )
162 Bab 162 ( Ketulusan cinta )
163 Bab 163 ( Hijrahnya sang pendosa )
164 Bab 164 ( Jangan salahkan aku selingkuh )
165 Bab 165 ( Nasi sudah menjadi bubur )
166 Bab 166 ( Tertangkap basah )
167 Bab 167 ( Tiada dosa bebas tanpa balas )
168 Bab 168 ( Kacang lupa kulitnya )
169 Bab 169 ( Anak adalah Amanah )
170 Bab 170 ( Sampai ku menutup mata )
171 Bab 171 ( Koma )
172 Bab 172 ( Promosi Novel Pengorbanan Cinta 2 )
173 Bab 173 ( Jantung hatiku )
174 Bab 174 ( Di Ujung Penantianku )
Episodes

Updated 174 Episodes

1
Bab 1 ( Aku bukan barang dagangan )
2
Bab 2 ( Nabila yang malang )
3
Bab 3 ( Tuhan tidak pernah tidur )
4
Bab 4 ( Hanya di anggap sampah )
5
Bab 5 ( Keyakinan Nabila )
6
Bab 6 ( Keenan Putra Airlangga )
7
Bab 7 ( Menjadi istri pura-pura )
8
Bab 8 ( Nasi telah menjadi Bubur )
9
Bab 9 ( Masalalu Kenaan )
10
Bab 10 ( Siapa Nabila sebenarnya? )
11
Bab 11 ( Istri yang tidak diinginkan )
12
Bab 12 ( Megan Hamil )
13
Bab 13 ( Tamu tidak di undang )
14
Bab 14 ( Mempermalukan diri sendiri )
15
Bab 15 ( Permohonan Aldi )
16
Bab 16 ( Pulang ke rumah Aldi )
17
Bab 17 ( Semut saja jika diinjak pasti menggigit )
18
Bab 18 ( Kekecewaan orangtua Aldi )
19
Bab 19 ( Permintaan Nabila )
20
Bab 20 ( Berkunjung ke Panti )
21
Bab 21 ( Semakin jatuh cinta )
22
Bab 22 ( Bertemu Tania Maharani )
23
Bab 23 ( Ciuman Pertama )
24
Bab 24 ( Jadikan aku yang kedua )
25
Bab 25 ( Acara Reuni )
26
Bab 26 ( Pasangan Terbaik )
27
Bab 27 ( Kesucian yang terenggut )
28
Bab 28 ( Amnesia )
29
Bab 29 ( Nabila adalah Cucu kandung Nenek )
30
Bab 30 ( Kebohongan Rendi )
31
Bab 31 ( Positif )
32
Bab 32 ( Ancaman Ken )
33
Bab 33 ( Tabrakan )
34
Bab 34 ( Bertemu dengan Aldi )
35
Bab 35 ( Permintaan Rendi )
36
Bab 36 ( Senjata makan Tuan )
37
Bab 37 ( Melahirkan )
38
Bab 38 ( Rendra Putra Airlangga )
39
Bab 39 ( Cacat fisik tetapi tidak cacat hati )
40
Bab 40 ( Fhoto Nabila )
41
Bab 41 ( Mengembalikan uang Ken )
42
Bab 42 ( Dibalik musibah selalu ada hikmah yang tersembunyi )
43
Bab 43 ( Kanker otak )
44
Bab 44 ( Pertemuan Aldi dan Megan )
45
Bab 45 ( Aku tau keberadaan Nabila )
46
Bab 46 ( Jangan sentuh Wanitaku )
47
Bab 47 ( Rendra adalah Anak kandung kamu )
48
Bab 48 ( Ingatan yang kembali )
49
Bab 49 ( Ku relakan dia untukmu )
50
Bab 50 ( Sandiwara Rendi dan Nabila )
51
Bab 51 ( Mencoba tersenyum, walau hati terluka )
52
Bab 52 ( Terimakasih atas semuanya )
53
Bab 53 ( Mengulur waktu )
54
Bab 54 ( Melepas dengan ikhlas )
55
Bab 55 ( Hari paling bahagia )
56
Bab 56 ( Kamu tetap yang terindah )
57
Bab 57 ( Rencana Ken dan Rendi )
58
Bab 58 ( Rencana menikahi Zahira )
59
Bab 59 ( Melakukan Pengobatan )
60
Bab 60 ( Lebih baik cacat fisik daripada cacat hati )
61
Bab 61 ( Saling mengancam )
62
Bab 62 ( Tambang Emas )
63
Bab 63 ( Rahasia besar )
64
Bab 64 ( Pelukan Pertama )
65
Bab 65 ( Pernikahan Rendi dan Zahira )
66
Bab 66 ( Tragedi pada acara pernikahan Rendi dan Zahira )
67
Bab 67 ( Zahira dan Mama Risa hilang )
68
Bab 68 ( Kecelakaan maut )
69
Bab 69 ( Ijinkan aku menjadi kakimu )
70
Bab 70 ( Selamat jalan keluargaku )
71
Bab 71 ( Kejutan untuk Nabila )
72
Bab 72 ( Permintaan maaf Zahira )
73
Bab 73 ( Selamat Ulang Tahun )
74
Bab 74 ( Jangan ada Dusta di antara kita )
75
Bab 75 ( Rumah tangga yang Harmonis )
76
Bab 76 ( Saingan Baru )
77
Bab 77 ( Menjemput Rendra )
78
Bab 78 ( Bertemu keluarga Aldi )
79
Bab 79 ( Rencana Tuhan selalu indah )
80
Bab 80 ( Belahan Jiwa )
81
Bab 81 ( Di ujung Penantianku )
82
Bab 82 ( Promosi Novel Pengorbanan Cinta 2 )
83
Lanjut season 2
84
Bab 84 ( Melahirkan )
85
Bab 85 ( Generasi penerus )
86
Bab 86 ( Cinta monyet )
87
Bab 87 ( Cinta adalah persahabatan )
88
Bab 88 ( Hanya sebatas angan )
89
Bab 89 ( Apakah ini cinta? )
90
Bab 90 ( Terjatuh )
91
Bab 91 ( Penyelamat hidup )
92
Bab 92 ( Cincin pertunangan )
93
Bab 93 ( Ketulusan hati Nara )
94
Bab 94 ( Teman dalam suka dan duka )
95
Bab 95 ( Rindu terlarang )
96
Bab 96 ( Cinta di dunia maya )
97
Bab 97 ( Sumber inspirasi )
98
Bab 98 ( My Sunshine )
99
Bab 99 ( Melepas dengan ikhlas )
100
Bab 100 ( Kencan pertama dan terakhir )
101
Bab 101 ( Korban perasaan )
102
Bab 102 ( Jangan menilai buku dari sampulnya )
103
Bab 103 ( Hari pernikahan )
104
Bab 104 ( Rasa yang berbeda )
105
Bab 105 ( Selamat tinggal masalalu )
106
Bab 106 ( Pindah rumah )
107
Bab 107 ( Tertusuk duri )
108
Bab 108 ( Pasangan yang cocok )
109
Bab 109 ( Aku punya ragamu, tapi tidak hatimu )
110
Bab 110 ( Aku pasti kembali )
111
Bab 111 ( Kamu adalah dia )
112
Bab 112 ( Aku hamil )
113
Bab 113 ( Semuanya sudah terlambat )
114
Bab 114 ( Aku kalah )
115
Bab 115 ( Nikahi Nara )
116
Bab 116 ( Turun ranjang )
117
Bab 117 ( Hanya Ibu pengganti )
118
Bab 118 ( Tanda merah )
119
Bab 119 ( Nyamuk besar )
120
Bab 120 ( Penolakan Rendra )
121
Bab 121 ( Noda lipstik )
122
Bab 122 ( Luka tak berdarah )
123
Bab 123 ( Meminta Adik )
124
Bab 124 ( Kepulangan Aslan )
125
Bab 125 ( Kenyataan pahit )
126
Bab 126 ( Menjaga jarak )
127
Bab 127 ( Salah paham )
128
Bab 128 ( Istri yang tidak di anggap )
129
Bab 129 ( Aku pergi )
130
Bab 130 ( Penyesalan terdalam )
131
Bab 131 ( Kehilangan )
132
Bab 132 ( Membuat keributan )
133
Bab 133 ( Sambil menyelam minum air )
134
Bab 134 ( Membuka lembaran baru )
135
Bab 135 ( Suami bohongan )
136
Bab 136 ( Berbadan dua )
137
Bab 137 ( Kehamilan simpatik )
138
Bab 138 ( Aku akan bertanggung jawab )
139
Bab 139 ( Hanya sebatas angan )
140
Bab 140 ( Kekasih gelap )
141
Bab 141 ( Mertua meresahkan )
142
Bab 142 ( Saingan berat )
143
Bab 143 ( Dunia berputar )
144
Bab 144 ( Tragedi )
145
Bab 145 ( Fitnah )
146
Bab 146 ( Kabur )
147
Bab 147 ( Lebih baik dicintai )
148
Bab 148 ( Hinaan )
149
Bab 149 ( Pelaku sebenarnya )
150
Bab 150 ( Melakukan penggerebekan )
151
Bab 151 ( Menempuh jalur kekeluargaan )
152
Bab 152 ( Pulang kampung )
153
Bab 153 ( Jangan pisahkan kami )
154
Bab 154 ( Cinta terlarang )
155
Bab 155 ( Manusia tempatnya salah dan dosa )
156
Bab 156 ( Oleh-oleh )
157
Bab 157 ( Bagai Bumi dan Langit )
158
Bab 158 ( Ketiban durian runtuh )
159
Bab 159 ( Pernikahan tanpa cinta )
160
Bab 160 ( Memberikan kesempatan )
161
Bab 161 ( Malu-malu tapi mau )
162
Bab 162 ( Ketulusan cinta )
163
Bab 163 ( Hijrahnya sang pendosa )
164
Bab 164 ( Jangan salahkan aku selingkuh )
165
Bab 165 ( Nasi sudah menjadi bubur )
166
Bab 166 ( Tertangkap basah )
167
Bab 167 ( Tiada dosa bebas tanpa balas )
168
Bab 168 ( Kacang lupa kulitnya )
169
Bab 169 ( Anak adalah Amanah )
170
Bab 170 ( Sampai ku menutup mata )
171
Bab 171 ( Koma )
172
Bab 172 ( Promosi Novel Pengorbanan Cinta 2 )
173
Bab 173 ( Jantung hatiku )
174
Bab 174 ( Di Ujung Penantianku )

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!