Bab 3 ( Tuhan tidak pernah tidur )

Nabila menatap tajam Megan yang saat ini masuk ke dalam kamar Nabila.

"Bagaimana rasanya melewati malam pertama dengan tangisan? sangat indah bukan? ingat Nabila, jangan pernah bermimpi bisa merebut Aldi dari tanganku, karena aku tidak akan pernah membuat semua itu terjadi, dan selamanya Aldi hanya akan menjadi milikku," ujar Megan dengan penuh penekanan.

"Silahkan saja kamu ambil, aku juga tidak sudi mempunyai Suami yang tidak punya hati," ujar Nabila.

"Kamu harusnya mikir, kalau kamu itu tidak pantas bersanding dengan Aldi, mungkin karena kaca kamu terlalu kecil ya? kalau begitu nanti aku akan membelikan kamu kaca yang besar supaya kamu bisa bercermin dengan baik, dan lihat dirimu yang lebih pantas untuk menjadi Pembantu," ujar Megan dengan tersenyum mengejek.

"Saat ini aku tidak akan mengotori tanganku untuk membalaskan semua perlakuan kalian terhadapku, karena suatu saat nanti, Tuhan yang akan membalasnya, karena Tuhan tidak pernah tidur," ujar Nabila.

"Kamu tidak usah sok suci dengan menyebut nama Tuhan, sekarang sebaiknya kamu terus berdo'a supaya Tuhan menyelamatkan dirimu yang sebentar lagi akan segera masuk ke dalam Neraka," ujar Megan dengan tertawa terbahak-bahak.

Astagfirullah, berikan kesabaran serta kekuatan kepada hamba dalam menghadapi ujian dari-Mu, ucap Nabila dalam hati.

"Sebaiknya sekarang kamu ke luar dari dalam kamarku," teriak Nabila.

"Dengan senang hati aku akan melakukannya, lagian siapa juga yang mau tinggal lama-lama di kandang ayam," ujar Megan.

Ketika Megan hendak ke luar dari dalam kamar Nabila, Megan mendengar suara Aldi yang memanggilnya, sampai akhirnya terbesit kembali ide jahat untuk mengerjai Nabila.

Megan tiba-tiba menjatuhkan tubuhnya di atas lantai, kemudian ia berteriak meminta tolong kepada Aldi.

"Aku di sini sayang," teriak Megan dengan berpura-pura kesakitan.

"Sayang kamu kenapa bisa terjatuh seperti ini?" tanya Aldi dengan memeriksa kondisi Megan.

"Siapa lagi kalau bukan Nabila yang mendorongku. Dia masih belum terima karena kamu mencintaiku, bahkan dia memintaku supaya meninggalkan kamu untuknya," ujar Megan dengan berpura-pura menangis.

Aldi yang sudah dibutakan oleh cintanya kepada Megan, langsung saja mendekati Nabila yang saat ini terlihat berdiri di depan pintu kamarnya.

"Apa benar yang dikatakan oleh Megan?" tanya Aldi dengan tatapan tajam.

"Untuk apa kamu capek-capek bertanya kepadaku kalau kamu tidak akan pernah percaya dengan perkataanku? sebaiknya sekarang kalian pergi dari sini, silahkan lanjutkan drama nya di tempat lain," ujar Nabila, kemudian menutup serta mengunci kamarnya.

"Perempuan kampung, buka pintunya, aku masih belum selesai berbicara kepadamu," teriak Aldi dengan menggedor pintu kamar Nabila.

"Kalau kamu mau berteriak, sana pergi ke dalam hutan," Nabila membalas berteriak kepada Aldi.

Ampuni hamba Ya Allah, karena hamba tidak bisa menjadi seorang istri yang baik, ucap Nabila dalam hati, karena Nabila tau betul hukumnya seorang istri jika menentang Suaminya, tapi Nabila berpikir Suami seperti apa dulu yang harus ia hormati, seandainya Aldi memperlakukannya dengan baik, pasti Nabila akan bersikap tunduk dan patuh terhadap Suaminya, tapi Suaminya sendiri sudah bersikap buruk terhadap dirinya, bahkan dengan teganya Aldi dan Megan sudah mendzolimi Nabila tanpa sedikit pun memikirkan perasaannya.

"Lihat saja besok perempuan kampung, aku pasti akan memberikan pelajaran terhadapmu," teriak Aldi sebelum membawa Megan pergi ke kamarnya.

Sabar Nabila, kamu pasti bisa melewati semua ujian ini, batin Nabila, kemudian mencoba untuk memejamkan matanya.

......................

Keesokan paginya, Nabila yang sudah terbiasa bangun sebelum Adzan Subuh berkumandang, langsung memasak serta membereskan rumah terlebih dahulu, apalagi semalam Aldi meliburkan semua Asisten Rumah Tangganya, serta menyuruh mereka untuk pulang kampung, karena Aldi sudah berniat untuk mengerjai Nabila habis-habisan.

Setelah Adzan Subuh, Nabila melaksanakan kewajibannya sebagai umat muslim, kemudian melanjutkan dengan tadarus.

Aldi terbangun ketika mendengar suara merdu Nabila.

"Suara merdu siapa yang Subuh-subuh begini terdengar melantunkan ayat suci Al-qur'an," gumam Aldi, kemudian mencari asal suara mengaji tersebut.

Aldi tertegun ketika melihat Nabila sedang mengaji, sampai-sampai Aldi diam mematung di depan pintu kamar Nabila yang terbuka.

Baru kali ini aku mendengar suara yang sangat merdu, ucap Aldi dalam hati.

Aldi terlonjak kaget ketika ada seseorang yang menepuk bahunya.

"Sayang, kamu lagi ngapain di depan kamar si Pembantu?" tanya Megan.

"Aku cuma mau menyuruh Nabila membuatkan kopi, tapi ternyata dia masih mengaji," jawab Aldi dengan menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Kamu tidak sedang berbohong kan?" tanya Megan dengan memicingkan matanya.

"Untuk apa aku berbohong sama kamu sayang."

"Ya sudah kalau begitu aku suruh Nabila supaya membuatkan kopi dan cemilan untuk kita," ujar Megan dengan hendak melangkahkan kaki untuk masuk ke dalam kamar Nabila.

"Tunggu sayang, kita tidak boleh mengganggu orang yang sedang mengaji," ujar Aldi dengan menahan tubuh Megan supaya tidak masuk ke dalam kamar Nabila.

"Kamu kenapa sih aneh banget, itu kan sudah tugas dia sebagai Pembantu di rumah ini," ujar Megan yang merasa tidak suka karena Aldi menentang dirinya.

"Iya, tapi tunggu dulu sampai dia selesai mengaji," ujar Aldi, sehingga terjadi perdebatan antara Aldi dan Megan yang berbeda pendapat.

Nabila yang merasa terganggu dengan keributan Megan dan Aldi kini menyudahi tadarus nya.

"Apa drama semalam belum selesai juga, sampai akhirnya kalian melanjutkannya pada pagi hari?" sindir Nabila.

"Heh perempuan kampung, kami itu datang ke sini untuk menyuruh kamu membuatkan kopi dan makanan, jadi gak usah kepedean," ujar Megan.

"Memangnya kamu tidak bisa membuatkan kopi untuk kekasihmu? ujar Nabila yang merasa geram terhadap Megan.

"Buat apa ada Pembantu kalau masih harus mengerjakan semuanya sendiri," ujar Megan dengan bergelayut manja kepada Aldi.

"Di sini aku bukan Pembantumu, jadi jaga sopan santunmu kalau bertamu ke rumah oranglain," sindir Nabila.

"Sayang, kamu denger sendiri kan, perempuan kampung ini melawanku," rengek Megan.

"Nabila, sebaiknya kamu turuti saja semua kemauan Megan, karena dia adalah Ratu di rumah ini, dan semalam aku sudah bilang kalau kamu hanyalah Pembantu di rumah ini, jadi kamu harus menuruti perintah majikan," ujar Aldi.

"Maaf Tuan saya lupa," ujar Nabila, kemudian melangkahkan kaki menuju dapur.

Aldi mengikuti Nabila ke dapur, sedangkan Megan pergi ke kamar mandi, dan langkah Aldi kini terhenti ketika mencium aroma masakan.

"Perempuan kampung, apa kamu yang memasak semua ini?" tanya Aldi ketika membuka tudung saji.

"Iya Tuan," Memangnya siapa lagi kalau bukan aku yang masak, dia juga sengaja menyuruh semua Asisten Rumah tangga untuk pulang supaya bisa membuatku mengerjakan semuanya, lanjut Nabila dalam hati.

*

*

Mohon dukungannya untuk Karya receh Author..🙏

Terpopuler

Comments

Patrick Khan

Patrick Khan

.lawan trz nabila..jgn takut..ada q disini😄

2023-11-16

1

Maya●●●

Maya●●●

nabila pinter

2023-04-02

1

Maya●●●

Maya●●●

betul nabila

2023-04-02

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 ( Aku bukan barang dagangan )
2 Bab 2 ( Nabila yang malang )
3 Bab 3 ( Tuhan tidak pernah tidur )
4 Bab 4 ( Hanya di anggap sampah )
5 Bab 5 ( Keyakinan Nabila )
6 Bab 6 ( Keenan Putra Airlangga )
7 Bab 7 ( Menjadi istri pura-pura )
8 Bab 8 ( Nasi telah menjadi Bubur )
9 Bab 9 ( Masalalu Kenaan )
10 Bab 10 ( Siapa Nabila sebenarnya? )
11 Bab 11 ( Istri yang tidak diinginkan )
12 Bab 12 ( Megan Hamil )
13 Bab 13 ( Tamu tidak di undang )
14 Bab 14 ( Mempermalukan diri sendiri )
15 Bab 15 ( Permohonan Aldi )
16 Bab 16 ( Pulang ke rumah Aldi )
17 Bab 17 ( Semut saja jika diinjak pasti menggigit )
18 Bab 18 ( Kekecewaan orangtua Aldi )
19 Bab 19 ( Permintaan Nabila )
20 Bab 20 ( Berkunjung ke Panti )
21 Bab 21 ( Semakin jatuh cinta )
22 Bab 22 ( Bertemu Tania Maharani )
23 Bab 23 ( Ciuman Pertama )
24 Bab 24 ( Jadikan aku yang kedua )
25 Bab 25 ( Acara Reuni )
26 Bab 26 ( Pasangan Terbaik )
27 Bab 27 ( Kesucian yang terenggut )
28 Bab 28 ( Amnesia )
29 Bab 29 ( Nabila adalah Cucu kandung Nenek )
30 Bab 30 ( Kebohongan Rendi )
31 Bab 31 ( Positif )
32 Bab 32 ( Ancaman Ken )
33 Bab 33 ( Tabrakan )
34 Bab 34 ( Bertemu dengan Aldi )
35 Bab 35 ( Permintaan Rendi )
36 Bab 36 ( Senjata makan Tuan )
37 Bab 37 ( Melahirkan )
38 Bab 38 ( Rendra Putra Airlangga )
39 Bab 39 ( Cacat fisik tetapi tidak cacat hati )
40 Bab 40 ( Fhoto Nabila )
41 Bab 41 ( Mengembalikan uang Ken )
42 Bab 42 ( Dibalik musibah selalu ada hikmah yang tersembunyi )
43 Bab 43 ( Kanker otak )
44 Bab 44 ( Pertemuan Aldi dan Megan )
45 Bab 45 ( Aku tau keberadaan Nabila )
46 Bab 46 ( Jangan sentuh Wanitaku )
47 Bab 47 ( Rendra adalah Anak kandung kamu )
48 Bab 48 ( Ingatan yang kembali )
49 Bab 49 ( Ku relakan dia untukmu )
50 Bab 50 ( Sandiwara Rendi dan Nabila )
51 Bab 51 ( Mencoba tersenyum, walau hati terluka )
52 Bab 52 ( Terimakasih atas semuanya )
53 Bab 53 ( Mengulur waktu )
54 Bab 54 ( Melepas dengan ikhlas )
55 Bab 55 ( Hari paling bahagia )
56 Bab 56 ( Kamu tetap yang terindah )
57 Bab 57 ( Rencana Ken dan Rendi )
58 Bab 58 ( Rencana menikahi Zahira )
59 Bab 59 ( Melakukan Pengobatan )
60 Bab 60 ( Lebih baik cacat fisik daripada cacat hati )
61 Bab 61 ( Saling mengancam )
62 Bab 62 ( Tambang Emas )
63 Bab 63 ( Rahasia besar )
64 Bab 64 ( Pelukan Pertama )
65 Bab 65 ( Pernikahan Rendi dan Zahira )
66 Bab 66 ( Tragedi pada acara pernikahan Rendi dan Zahira )
67 Bab 67 ( Zahira dan Mama Risa hilang )
68 Bab 68 ( Kecelakaan maut )
69 Bab 69 ( Ijinkan aku menjadi kakimu )
70 Bab 70 ( Selamat jalan keluargaku )
71 Bab 71 ( Kejutan untuk Nabila )
72 Bab 72 ( Permintaan maaf Zahira )
73 Bab 73 ( Selamat Ulang Tahun )
74 Bab 74 ( Jangan ada Dusta di antara kita )
75 Bab 75 ( Rumah tangga yang Harmonis )
76 Bab 76 ( Saingan Baru )
77 Bab 77 ( Menjemput Rendra )
78 Bab 78 ( Bertemu keluarga Aldi )
79 Bab 79 ( Rencana Tuhan selalu indah )
80 Bab 80 ( Belahan Jiwa )
81 Bab 81 ( Di ujung Penantianku )
82 Bab 82 ( Promosi Novel Pengorbanan Cinta 2 )
83 Lanjut season 2
84 Bab 84 ( Melahirkan )
85 Bab 85 ( Generasi penerus )
86 Bab 86 ( Cinta monyet )
87 Bab 87 ( Cinta adalah persahabatan )
88 Bab 88 ( Hanya sebatas angan )
89 Bab 89 ( Apakah ini cinta? )
90 Bab 90 ( Terjatuh )
91 Bab 91 ( Penyelamat hidup )
92 Bab 92 ( Cincin pertunangan )
93 Bab 93 ( Ketulusan hati Nara )
94 Bab 94 ( Teman dalam suka dan duka )
95 Bab 95 ( Rindu terlarang )
96 Bab 96 ( Cinta di dunia maya )
97 Bab 97 ( Sumber inspirasi )
98 Bab 98 ( My Sunshine )
99 Bab 99 ( Melepas dengan ikhlas )
100 Bab 100 ( Kencan pertama dan terakhir )
101 Bab 101 ( Korban perasaan )
102 Bab 102 ( Jangan menilai buku dari sampulnya )
103 Bab 103 ( Hari pernikahan )
104 Bab 104 ( Rasa yang berbeda )
105 Bab 105 ( Selamat tinggal masalalu )
106 Bab 106 ( Pindah rumah )
107 Bab 107 ( Tertusuk duri )
108 Bab 108 ( Pasangan yang cocok )
109 Bab 109 ( Aku punya ragamu, tapi tidak hatimu )
110 Bab 110 ( Aku pasti kembali )
111 Bab 111 ( Kamu adalah dia )
112 Bab 112 ( Aku hamil )
113 Bab 113 ( Semuanya sudah terlambat )
114 Bab 114 ( Aku kalah )
115 Bab 115 ( Nikahi Nara )
116 Bab 116 ( Turun ranjang )
117 Bab 117 ( Hanya Ibu pengganti )
118 Bab 118 ( Tanda merah )
119 Bab 119 ( Nyamuk besar )
120 Bab 120 ( Penolakan Rendra )
121 Bab 121 ( Noda lipstik )
122 Bab 122 ( Luka tak berdarah )
123 Bab 123 ( Meminta Adik )
124 Bab 124 ( Kepulangan Aslan )
125 Bab 125 ( Kenyataan pahit )
126 Bab 126 ( Menjaga jarak )
127 Bab 127 ( Salah paham )
128 Bab 128 ( Istri yang tidak di anggap )
129 Bab 129 ( Aku pergi )
130 Bab 130 ( Penyesalan terdalam )
131 Bab 131 ( Kehilangan )
132 Bab 132 ( Membuat keributan )
133 Bab 133 ( Sambil menyelam minum air )
134 Bab 134 ( Membuka lembaran baru )
135 Bab 135 ( Suami bohongan )
136 Bab 136 ( Berbadan dua )
137 Bab 137 ( Kehamilan simpatik )
138 Bab 138 ( Aku akan bertanggung jawab )
139 Bab 139 ( Hanya sebatas angan )
140 Bab 140 ( Kekasih gelap )
141 Bab 141 ( Mertua meresahkan )
142 Bab 142 ( Saingan berat )
143 Bab 143 ( Dunia berputar )
144 Bab 144 ( Tragedi )
145 Bab 145 ( Fitnah )
146 Bab 146 ( Kabur )
147 Bab 147 ( Lebih baik dicintai )
148 Bab 148 ( Hinaan )
149 Bab 149 ( Pelaku sebenarnya )
150 Bab 150 ( Melakukan penggerebekan )
151 Bab 151 ( Menempuh jalur kekeluargaan )
152 Bab 152 ( Pulang kampung )
153 Bab 153 ( Jangan pisahkan kami )
154 Bab 154 ( Cinta terlarang )
155 Bab 155 ( Manusia tempatnya salah dan dosa )
156 Bab 156 ( Oleh-oleh )
157 Bab 157 ( Bagai Bumi dan Langit )
158 Bab 158 ( Ketiban durian runtuh )
159 Bab 159 ( Pernikahan tanpa cinta )
160 Bab 160 ( Memberikan kesempatan )
161 Bab 161 ( Malu-malu tapi mau )
162 Bab 162 ( Ketulusan cinta )
163 Bab 163 ( Hijrahnya sang pendosa )
164 Bab 164 ( Jangan salahkan aku selingkuh )
165 Bab 165 ( Nasi sudah menjadi bubur )
166 Bab 166 ( Tertangkap basah )
167 Bab 167 ( Tiada dosa bebas tanpa balas )
168 Bab 168 ( Kacang lupa kulitnya )
169 Bab 169 ( Anak adalah Amanah )
170 Bab 170 ( Sampai ku menutup mata )
171 Bab 171 ( Koma )
172 Bab 172 ( Promosi Novel Pengorbanan Cinta 2 )
173 Bab 173 ( Jantung hatiku )
174 Bab 174 ( Di Ujung Penantianku )
Episodes

Updated 174 Episodes

1
Bab 1 ( Aku bukan barang dagangan )
2
Bab 2 ( Nabila yang malang )
3
Bab 3 ( Tuhan tidak pernah tidur )
4
Bab 4 ( Hanya di anggap sampah )
5
Bab 5 ( Keyakinan Nabila )
6
Bab 6 ( Keenan Putra Airlangga )
7
Bab 7 ( Menjadi istri pura-pura )
8
Bab 8 ( Nasi telah menjadi Bubur )
9
Bab 9 ( Masalalu Kenaan )
10
Bab 10 ( Siapa Nabila sebenarnya? )
11
Bab 11 ( Istri yang tidak diinginkan )
12
Bab 12 ( Megan Hamil )
13
Bab 13 ( Tamu tidak di undang )
14
Bab 14 ( Mempermalukan diri sendiri )
15
Bab 15 ( Permohonan Aldi )
16
Bab 16 ( Pulang ke rumah Aldi )
17
Bab 17 ( Semut saja jika diinjak pasti menggigit )
18
Bab 18 ( Kekecewaan orangtua Aldi )
19
Bab 19 ( Permintaan Nabila )
20
Bab 20 ( Berkunjung ke Panti )
21
Bab 21 ( Semakin jatuh cinta )
22
Bab 22 ( Bertemu Tania Maharani )
23
Bab 23 ( Ciuman Pertama )
24
Bab 24 ( Jadikan aku yang kedua )
25
Bab 25 ( Acara Reuni )
26
Bab 26 ( Pasangan Terbaik )
27
Bab 27 ( Kesucian yang terenggut )
28
Bab 28 ( Amnesia )
29
Bab 29 ( Nabila adalah Cucu kandung Nenek )
30
Bab 30 ( Kebohongan Rendi )
31
Bab 31 ( Positif )
32
Bab 32 ( Ancaman Ken )
33
Bab 33 ( Tabrakan )
34
Bab 34 ( Bertemu dengan Aldi )
35
Bab 35 ( Permintaan Rendi )
36
Bab 36 ( Senjata makan Tuan )
37
Bab 37 ( Melahirkan )
38
Bab 38 ( Rendra Putra Airlangga )
39
Bab 39 ( Cacat fisik tetapi tidak cacat hati )
40
Bab 40 ( Fhoto Nabila )
41
Bab 41 ( Mengembalikan uang Ken )
42
Bab 42 ( Dibalik musibah selalu ada hikmah yang tersembunyi )
43
Bab 43 ( Kanker otak )
44
Bab 44 ( Pertemuan Aldi dan Megan )
45
Bab 45 ( Aku tau keberadaan Nabila )
46
Bab 46 ( Jangan sentuh Wanitaku )
47
Bab 47 ( Rendra adalah Anak kandung kamu )
48
Bab 48 ( Ingatan yang kembali )
49
Bab 49 ( Ku relakan dia untukmu )
50
Bab 50 ( Sandiwara Rendi dan Nabila )
51
Bab 51 ( Mencoba tersenyum, walau hati terluka )
52
Bab 52 ( Terimakasih atas semuanya )
53
Bab 53 ( Mengulur waktu )
54
Bab 54 ( Melepas dengan ikhlas )
55
Bab 55 ( Hari paling bahagia )
56
Bab 56 ( Kamu tetap yang terindah )
57
Bab 57 ( Rencana Ken dan Rendi )
58
Bab 58 ( Rencana menikahi Zahira )
59
Bab 59 ( Melakukan Pengobatan )
60
Bab 60 ( Lebih baik cacat fisik daripada cacat hati )
61
Bab 61 ( Saling mengancam )
62
Bab 62 ( Tambang Emas )
63
Bab 63 ( Rahasia besar )
64
Bab 64 ( Pelukan Pertama )
65
Bab 65 ( Pernikahan Rendi dan Zahira )
66
Bab 66 ( Tragedi pada acara pernikahan Rendi dan Zahira )
67
Bab 67 ( Zahira dan Mama Risa hilang )
68
Bab 68 ( Kecelakaan maut )
69
Bab 69 ( Ijinkan aku menjadi kakimu )
70
Bab 70 ( Selamat jalan keluargaku )
71
Bab 71 ( Kejutan untuk Nabila )
72
Bab 72 ( Permintaan maaf Zahira )
73
Bab 73 ( Selamat Ulang Tahun )
74
Bab 74 ( Jangan ada Dusta di antara kita )
75
Bab 75 ( Rumah tangga yang Harmonis )
76
Bab 76 ( Saingan Baru )
77
Bab 77 ( Menjemput Rendra )
78
Bab 78 ( Bertemu keluarga Aldi )
79
Bab 79 ( Rencana Tuhan selalu indah )
80
Bab 80 ( Belahan Jiwa )
81
Bab 81 ( Di ujung Penantianku )
82
Bab 82 ( Promosi Novel Pengorbanan Cinta 2 )
83
Lanjut season 2
84
Bab 84 ( Melahirkan )
85
Bab 85 ( Generasi penerus )
86
Bab 86 ( Cinta monyet )
87
Bab 87 ( Cinta adalah persahabatan )
88
Bab 88 ( Hanya sebatas angan )
89
Bab 89 ( Apakah ini cinta? )
90
Bab 90 ( Terjatuh )
91
Bab 91 ( Penyelamat hidup )
92
Bab 92 ( Cincin pertunangan )
93
Bab 93 ( Ketulusan hati Nara )
94
Bab 94 ( Teman dalam suka dan duka )
95
Bab 95 ( Rindu terlarang )
96
Bab 96 ( Cinta di dunia maya )
97
Bab 97 ( Sumber inspirasi )
98
Bab 98 ( My Sunshine )
99
Bab 99 ( Melepas dengan ikhlas )
100
Bab 100 ( Kencan pertama dan terakhir )
101
Bab 101 ( Korban perasaan )
102
Bab 102 ( Jangan menilai buku dari sampulnya )
103
Bab 103 ( Hari pernikahan )
104
Bab 104 ( Rasa yang berbeda )
105
Bab 105 ( Selamat tinggal masalalu )
106
Bab 106 ( Pindah rumah )
107
Bab 107 ( Tertusuk duri )
108
Bab 108 ( Pasangan yang cocok )
109
Bab 109 ( Aku punya ragamu, tapi tidak hatimu )
110
Bab 110 ( Aku pasti kembali )
111
Bab 111 ( Kamu adalah dia )
112
Bab 112 ( Aku hamil )
113
Bab 113 ( Semuanya sudah terlambat )
114
Bab 114 ( Aku kalah )
115
Bab 115 ( Nikahi Nara )
116
Bab 116 ( Turun ranjang )
117
Bab 117 ( Hanya Ibu pengganti )
118
Bab 118 ( Tanda merah )
119
Bab 119 ( Nyamuk besar )
120
Bab 120 ( Penolakan Rendra )
121
Bab 121 ( Noda lipstik )
122
Bab 122 ( Luka tak berdarah )
123
Bab 123 ( Meminta Adik )
124
Bab 124 ( Kepulangan Aslan )
125
Bab 125 ( Kenyataan pahit )
126
Bab 126 ( Menjaga jarak )
127
Bab 127 ( Salah paham )
128
Bab 128 ( Istri yang tidak di anggap )
129
Bab 129 ( Aku pergi )
130
Bab 130 ( Penyesalan terdalam )
131
Bab 131 ( Kehilangan )
132
Bab 132 ( Membuat keributan )
133
Bab 133 ( Sambil menyelam minum air )
134
Bab 134 ( Membuka lembaran baru )
135
Bab 135 ( Suami bohongan )
136
Bab 136 ( Berbadan dua )
137
Bab 137 ( Kehamilan simpatik )
138
Bab 138 ( Aku akan bertanggung jawab )
139
Bab 139 ( Hanya sebatas angan )
140
Bab 140 ( Kekasih gelap )
141
Bab 141 ( Mertua meresahkan )
142
Bab 142 ( Saingan berat )
143
Bab 143 ( Dunia berputar )
144
Bab 144 ( Tragedi )
145
Bab 145 ( Fitnah )
146
Bab 146 ( Kabur )
147
Bab 147 ( Lebih baik dicintai )
148
Bab 148 ( Hinaan )
149
Bab 149 ( Pelaku sebenarnya )
150
Bab 150 ( Melakukan penggerebekan )
151
Bab 151 ( Menempuh jalur kekeluargaan )
152
Bab 152 ( Pulang kampung )
153
Bab 153 ( Jangan pisahkan kami )
154
Bab 154 ( Cinta terlarang )
155
Bab 155 ( Manusia tempatnya salah dan dosa )
156
Bab 156 ( Oleh-oleh )
157
Bab 157 ( Bagai Bumi dan Langit )
158
Bab 158 ( Ketiban durian runtuh )
159
Bab 159 ( Pernikahan tanpa cinta )
160
Bab 160 ( Memberikan kesempatan )
161
Bab 161 ( Malu-malu tapi mau )
162
Bab 162 ( Ketulusan cinta )
163
Bab 163 ( Hijrahnya sang pendosa )
164
Bab 164 ( Jangan salahkan aku selingkuh )
165
Bab 165 ( Nasi sudah menjadi bubur )
166
Bab 166 ( Tertangkap basah )
167
Bab 167 ( Tiada dosa bebas tanpa balas )
168
Bab 168 ( Kacang lupa kulitnya )
169
Bab 169 ( Anak adalah Amanah )
170
Bab 170 ( Sampai ku menutup mata )
171
Bab 171 ( Koma )
172
Bab 172 ( Promosi Novel Pengorbanan Cinta 2 )
173
Bab 173 ( Jantung hatiku )
174
Bab 174 ( Di Ujung Penantianku )

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!