Hari ini Aldi sudah terlihat bersiap untuk pergi ke Kantor. Meski pun Orangtua Aldi mempunyai Perusahaan di luar Negeri, tapi mereka ingin Aldi mempunyai pengalaman terlebih dahulu di dalam bisnis, sampai akhirnya Aldi meniti karier di sebuah Perusahaan besar Airlangga Grup dengan menjabat sebagai Manager keuangan.
Pada awalnya Aldi enggan bekerja di perusahaan milik oranglain, tapi kedua orangtuanya tidak mau kalau Aldi sampai membuat perusahaan yang sudah susah payah mereka rintis, bangkrut begitu saja apabila dipegang oleh Aldi yang belum berpengalaman, terlebih lagi mereka tau betul watak Aldi yang selalu menghambur-hamburkan uang serta menuruti semua kemauan Megan.
"Sayang, kapan sih kamu akan memegang Perusahaan sendiri?" tanya Megan dengan memasangkan dasi kepada Aldi.
"Nanti juga Mama sama Papa bakalan ngasih perusahaannya sama aku kalau aku sudah banyak pengalaman kerja di Airlangga Grup. Aku kan baru kerja lima tahun di sana, menjabat sebagai Manager keuangan saja belum sampai satu tahun. Jadi, kamu sabar dulu ya sayang," ujar Aldi dengan mencium kening Megan sebelum dia berangkat ke kantor.
"Sayang, kamu lupa ya belum ngasih aku jatah bulanan?" ujar Megan.
"Memangnya yang kemarin sudah habis? kemarin aku udah kasih kamu dua puluh juta, masa baru satu hari sudah habis lagi sih," ujar Aldi yang akhirnya merasa kesal juga karena Megan selalu boros.
"Uang dua puluh juta itu buat ke salon juga habis, belum lagi aku pengen banget tas branded yang harganya cuma dua ratus jutaan," ujar Megan dengan entengnya.
"Sayang, dua ratus juta itu banyak, buat apa beli tas mahal-mahal sih, mending kita tabung untuk masa depan kita," ujar Aldi.
"Kenapa sih kamu itu hitungan banget sama aku? makanya kamu cepat ngomong sama Bos kamu supaya mau membeli perempuan kampung itu," ujar Megan.
"Ya sudah, kalau begitu aku berangkat kerja dulu. Nanti aku coba bicara sama Bos aku, semoga saja perempuan kampung itu laku dengan harga mahal," ujar Aldi yang sudah termakan oleh rayuan Megan.
Nabila yang daritadi menguping pembicaraan Aldi dan Megan kembali meneteskan airmata mendengar semua kenyataan pahit yang terjadi dalam kehidupannya.
"Ternyata kalian memang manusia yang tidak punya hati, tega-teganya kalian mempunyai niat untuk menjualku seperti sebuah barang hanya demi mendapatkan uang. Apa aku pergi saja dari rumah ini? di sini aku hanya dia anggap sampah oleh Suamiku sendiri," gumam Nabila.
Setelah Aldi pergi ke Kantor, Megan kembali menghampiri Nabila ke kamarnya, dan ternyata Nabila sedang melaksanakan Shalat Dhuha.
Megan terlihat kesal saat menunggu Nabila sampai selesai Shalat, dan setelah Nabila terlihat membuka mukena nya, Megan langsung saja angkat suara.
"Heh, perempuan kampung, lama amat sih Shalatnya. Cepet bikinin aku jus jeruk," teriak Megan dengan bertolak pinggang.
"Kamu punya tangan dan kaki kan? kenapa harus menyuruhku kalau kamu bisa melakukannya sendiri," ujar Nabila yang merasa kesal terhadap Megan.
"Kamu berani melawan perintahku? apa kamu mau aku laporkan kepada Aldi?" ancam Megan.
"Laporkan saja, aku tidak takut, aku juga sudah berniat untuk pergi dari rumah ini," tantang Nabila.
"Awas saja kalau kamu berani pergi dari rumah ini, karena aku tidak akan pernah membiarkannya. Kamu seharusnya merasa beruntung karena kami akan mencari pembeli yang mau membayar mahal untuk ukuran wanita kampung sepertimu," sindir Megan.
"Sekarang aku tanya sama kamu, seandainya kamu berada di posisi ku, apa kamu rela kalau Suami kamu sendiri menjual kamu kepada lelaki lain?" tanya Nabila dengan tatapan tajam.
"Aldi tidak akan mungkin melakukan semua itu kepada perempuan yang sangat dicintainya, jadi kamu tidak perlu menakut-nakutiku," ujar Megan.
"Ingat Megan, Karma tak Semanis Kurma, apa yang kalian tanam, itu juga yang akan kalian tuai," ujar Nabila, kemudian menutup pintu serta mengunci kamarnya.
Saat ini Nabila terlihat berpikir, seandainya dia pergi dari kediaman Bramantyo, Nabila bingung kemana ia akan pergi, karena tidak mungkin Nabila pulang ke Panti Asuhan.
"Aku harus pergi kemana? aku hidup sebatang kara tanpa mempunyai sanak saudara. Apa yang harus hamba lakukan Ya Allah," gumam Nabila yang berusaha untuk tegar dalam menghadapi ujian hidupnya saat ini.
......................
Aldi yang telah sampai Kantor, langsung menemui atasannya yang memang terkenal sebagai lelaki hidung belang.
Setelah Aldi mengetuk pintu, Atasan Aldi yang bernama Pak Reno menyuruh Aldi untuk masuk.
"Ada apa Al?" tanya Pak Reno yang saat ini menjabat sebagai Direktur keuangan di Perusahaan Airlangga Grup.
"Bos, saya ada barang bagus, siapa tau Bos minat," ujar Aldi, dan Bos Reno tentu sudah paham apa yang dimaksud oleh Aldi.
"Kebetulan saat ini saya sedang membutuhkan seorang perempuan, tapi bukan untuk saya, melainkan untuk Big Bos. Kamu beruntung karena harganya pasti akan sangat tinggi, apalagi kalau gadis tersebut masih perawan."
"Saya jamin perempuan ini masih perawan Pak. Kapan saya bisa menemui Big Bos? bukannya beliau masih berada di luar Negeri?" tanya Aldi dengan semangat.
"Nanti malam kamu bawa saja perempuan tersebut ke Hotel milik Airlangga Grup, kebetulan Big Bos baru sampai tadi malam. Nanti, saya akan menelpon Asisten Big Bos untuk memberitahukan kalau saya sudah berhasil menemukan barang yang cocok untuk beliau," ujar Pak Reno.
"Terimakasih banyak Pak atas informasinya," ujar Aldi, kemudian ke luar dari ruangan Pak Reno dengan wajah yang sumringah.
Megan pasti bakalan bahagia mendapatkan kabar gembira ini, dan aku yakin sekali kalau aku akan mendapatkan tangkapan besar. Tuan Airlangga kan Pemilik Airlangga Grup, pastinya ia akan membayar mahal untuk perempuan kampung itu, ucap Aldi dalam hati dengan tertawa penuh kemenangan.
Aldi yang sudah tidak sabar akhirnya menelpon Megan yang ternyata sedang bermain gila dengan teman Aldi sendiri, bahkan Megan berbuat seperti itu bukan hanya dengan teman Aldi saja, tapi dengan siapa pun Megan mau asalkan lelaki tersebut mempunyai uang.
"Halo sayaang," ucap Megan dengan suara rengekan manjanya.
"Sayang, aku mempunyai kabar gembira untuk kamu," ucap Aldi.
"Aapa?" tanya Megan.
"Kamu lagi ngapain sih?" tanya Aldi yang mendengar suara Megan terdengar serak-serak becek.
"A_aku, lagi perawatan di salon, dan pijatannya sangat enak," ujar Megan mencoba untuk berbohong.
"Kamu kenapa sih ke Salon terus? bukannya kemarin juga sudah," ujar Aldi.
"Aku perawatan juga buat kamu sayang. Cepat katakan ada informasi apa?"
"Aku sudah mendapatkan orang yang mau membeli perempuan kampung itu," ujar Aldi, dan Megan terdengar bahagia mendengarnya.
"Apa kamu sudah mendapatkan uangnya?" tanya Megan yang selalu bersemangat jika sudah menyangkut masalah uang.
"Tentu saja belum, nanti malam aku baru akan mengantarkan perempuan kampung itu kepada orang yang akan membelinya," jawab Aldi.
"Siapa lelaki yang mau membeli perempuan kampung seperti Nabila?" tanya Megan yang sudah merasa penasaran dengan sosok yang akan membeli Nabila.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 174 Episodes
Comments
Susanti Susanti
Aldi bego punya istri berlian,malah milih batu di tempat sampah, batu di kali lebih berharga dari pada si Megan matre,,
2024-08-03
1
Maya●●●
iya mending pergi aja.
2023-04-04
1
Maya●●●
astaaga istrinya mau di jual😑
2023-04-04
1