Bab 4 ( Hanya di anggap sampah )

Hari ini Aldi sudah terlihat bersiap untuk pergi ke Kantor. Meski pun Orangtua Aldi mempunyai Perusahaan di luar Negeri, tapi mereka ingin Aldi mempunyai pengalaman terlebih dahulu di dalam bisnis, sampai akhirnya Aldi meniti karier di sebuah Perusahaan besar Airlangga Grup dengan menjabat sebagai Manager keuangan.

Pada awalnya Aldi enggan bekerja di perusahaan milik oranglain, tapi kedua orangtuanya tidak mau kalau Aldi sampai membuat perusahaan yang sudah susah payah mereka rintis, bangkrut begitu saja apabila dipegang oleh Aldi yang belum berpengalaman, terlebih lagi mereka tau betul watak Aldi yang selalu menghambur-hamburkan uang serta menuruti semua kemauan Megan.

"Sayang, kapan sih kamu akan memegang Perusahaan sendiri?" tanya Megan dengan memasangkan dasi kepada Aldi.

"Nanti juga Mama sama Papa bakalan ngasih perusahaannya sama aku kalau aku sudah banyak pengalaman kerja di Airlangga Grup. Aku kan baru kerja lima tahun di sana, menjabat sebagai Manager keuangan saja belum sampai satu tahun. Jadi, kamu sabar dulu ya sayang," ujar Aldi dengan mencium kening Megan sebelum dia berangkat ke kantor.

"Sayang, kamu lupa ya belum ngasih aku jatah bulanan?" ujar Megan.

"Memangnya yang kemarin sudah habis? kemarin aku udah kasih kamu dua puluh juta, masa baru satu hari sudah habis lagi sih," ujar Aldi yang akhirnya merasa kesal juga karena Megan selalu boros.

"Uang dua puluh juta itu buat ke salon juga habis, belum lagi aku pengen banget tas branded yang harganya cuma dua ratus jutaan," ujar Megan dengan entengnya.

"Sayang, dua ratus juta itu banyak, buat apa beli tas mahal-mahal sih, mending kita tabung untuk masa depan kita," ujar Aldi.

"Kenapa sih kamu itu hitungan banget sama aku? makanya kamu cepat ngomong sama Bos kamu supaya mau membeli perempuan kampung itu," ujar Megan.

"Ya sudah, kalau begitu aku berangkat kerja dulu. Nanti aku coba bicara sama Bos aku, semoga saja perempuan kampung itu laku dengan harga mahal," ujar Aldi yang sudah termakan oleh rayuan Megan.

Nabila yang daritadi menguping pembicaraan Aldi dan Megan kembali meneteskan airmata mendengar semua kenyataan pahit yang terjadi dalam kehidupannya.

"Ternyata kalian memang manusia yang tidak punya hati, tega-teganya kalian mempunyai niat untuk menjualku seperti sebuah barang hanya demi mendapatkan uang. Apa aku pergi saja dari rumah ini? di sini aku hanya dia anggap sampah oleh Suamiku sendiri," gumam Nabila.

Setelah Aldi pergi ke Kantor, Megan kembali menghampiri Nabila ke kamarnya, dan ternyata Nabila sedang melaksanakan Shalat Dhuha.

Megan terlihat kesal saat menunggu Nabila sampai selesai Shalat, dan setelah Nabila terlihat membuka mukena nya, Megan langsung saja angkat suara.

"Heh, perempuan kampung, lama amat sih Shalatnya. Cepet bikinin aku jus jeruk," teriak Megan dengan bertolak pinggang.

"Kamu punya tangan dan kaki kan? kenapa harus menyuruhku kalau kamu bisa melakukannya sendiri," ujar Nabila yang merasa kesal terhadap Megan.

"Kamu berani melawan perintahku? apa kamu mau aku laporkan kepada Aldi?" ancam Megan.

"Laporkan saja, aku tidak takut, aku juga sudah berniat untuk pergi dari rumah ini," tantang Nabila.

"Awas saja kalau kamu berani pergi dari rumah ini, karena aku tidak akan pernah membiarkannya. Kamu seharusnya merasa beruntung karena kami akan mencari pembeli yang mau membayar mahal untuk ukuran wanita kampung sepertimu," sindir Megan.

"Sekarang aku tanya sama kamu, seandainya kamu berada di posisi ku, apa kamu rela kalau Suami kamu sendiri menjual kamu kepada lelaki lain?" tanya Nabila dengan tatapan tajam.

"Aldi tidak akan mungkin melakukan semua itu kepada perempuan yang sangat dicintainya, jadi kamu tidak perlu menakut-nakutiku," ujar Megan.

"Ingat Megan, Karma tak Semanis Kurma, apa yang kalian tanam, itu juga yang akan kalian tuai," ujar Nabila, kemudian menutup pintu serta mengunci kamarnya.

Saat ini Nabila terlihat berpikir, seandainya dia pergi dari kediaman Bramantyo, Nabila bingung kemana ia akan pergi, karena tidak mungkin Nabila pulang ke Panti Asuhan.

"Aku harus pergi kemana? aku hidup sebatang kara tanpa mempunyai sanak saudara. Apa yang harus hamba lakukan Ya Allah," gumam Nabila yang berusaha untuk tegar dalam menghadapi ujian hidupnya saat ini.

......................

Aldi yang telah sampai Kantor, langsung menemui atasannya yang memang terkenal sebagai lelaki hidung belang.

Setelah Aldi mengetuk pintu, Atasan Aldi yang bernama Pak Reno menyuruh Aldi untuk masuk.

"Ada apa Al?" tanya Pak Reno yang saat ini menjabat sebagai Direktur keuangan di Perusahaan Airlangga Grup.

"Bos, saya ada barang bagus, siapa tau Bos minat," ujar Aldi, dan Bos Reno tentu sudah paham apa yang dimaksud oleh Aldi.

"Kebetulan saat ini saya sedang membutuhkan seorang perempuan, tapi bukan untuk saya, melainkan untuk Big Bos. Kamu beruntung karena harganya pasti akan sangat tinggi, apalagi kalau gadis tersebut masih perawan."

"Saya jamin perempuan ini masih perawan Pak. Kapan saya bisa menemui Big Bos? bukannya beliau masih berada di luar Negeri?" tanya Aldi dengan semangat.

"Nanti malam kamu bawa saja perempuan tersebut ke Hotel milik Airlangga Grup, kebetulan Big Bos baru sampai tadi malam. Nanti, saya akan menelpon Asisten Big Bos untuk memberitahukan kalau saya sudah berhasil menemukan barang yang cocok untuk beliau," ujar Pak Reno.

"Terimakasih banyak Pak atas informasinya," ujar Aldi, kemudian ke luar dari ruangan Pak Reno dengan wajah yang sumringah.

Megan pasti bakalan bahagia mendapatkan kabar gembira ini, dan aku yakin sekali kalau aku akan mendapatkan tangkapan besar. Tuan Airlangga kan Pemilik Airlangga Grup, pastinya ia akan membayar mahal untuk perempuan kampung itu, ucap Aldi dalam hati dengan tertawa penuh kemenangan.

Aldi yang sudah tidak sabar akhirnya menelpon Megan yang ternyata sedang bermain gila dengan teman Aldi sendiri, bahkan Megan berbuat seperti itu bukan hanya dengan teman Aldi saja, tapi dengan siapa pun Megan mau asalkan lelaki tersebut mempunyai uang.

"Halo sayaang," ucap Megan dengan suara rengekan manjanya.

"Sayang, aku mempunyai kabar gembira untuk kamu," ucap Aldi.

"Aapa?" tanya Megan.

"Kamu lagi ngapain sih?" tanya Aldi yang mendengar suara Megan terdengar serak-serak becek.

"A_aku, lagi perawatan di salon, dan pijatannya sangat enak," ujar Megan mencoba untuk berbohong.

"Kamu kenapa sih ke Salon terus? bukannya kemarin juga sudah," ujar Aldi.

"Aku perawatan juga buat kamu sayang. Cepat katakan ada informasi apa?"

"Aku sudah mendapatkan orang yang mau membeli perempuan kampung itu," ujar Aldi, dan Megan terdengar bahagia mendengarnya.

"Apa kamu sudah mendapatkan uangnya?" tanya Megan yang selalu bersemangat jika sudah menyangkut masalah uang.

"Tentu saja belum, nanti malam aku baru akan mengantarkan perempuan kampung itu kepada orang yang akan membelinya," jawab Aldi.

"Siapa lelaki yang mau membeli perempuan kampung seperti Nabila?" tanya Megan yang sudah merasa penasaran dengan sosok yang akan membeli Nabila.

Terpopuler

Comments

Susanti Susanti

Susanti Susanti

Aldi bego punya istri berlian,malah milih batu di tempat sampah, batu di kali lebih berharga dari pada si Megan matre,,

2024-08-03

1

Maya●●●

Maya●●●

iya mending pergi aja.

2023-04-04

1

Maya●●●

Maya●●●

astaaga istrinya mau di jual😑

2023-04-04

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 ( Aku bukan barang dagangan )
2 Bab 2 ( Nabila yang malang )
3 Bab 3 ( Tuhan tidak pernah tidur )
4 Bab 4 ( Hanya di anggap sampah )
5 Bab 5 ( Keyakinan Nabila )
6 Bab 6 ( Keenan Putra Airlangga )
7 Bab 7 ( Menjadi istri pura-pura )
8 Bab 8 ( Nasi telah menjadi Bubur )
9 Bab 9 ( Masalalu Kenaan )
10 Bab 10 ( Siapa Nabila sebenarnya? )
11 Bab 11 ( Istri yang tidak diinginkan )
12 Bab 12 ( Megan Hamil )
13 Bab 13 ( Tamu tidak di undang )
14 Bab 14 ( Mempermalukan diri sendiri )
15 Bab 15 ( Permohonan Aldi )
16 Bab 16 ( Pulang ke rumah Aldi )
17 Bab 17 ( Semut saja jika diinjak pasti menggigit )
18 Bab 18 ( Kekecewaan orangtua Aldi )
19 Bab 19 ( Permintaan Nabila )
20 Bab 20 ( Berkunjung ke Panti )
21 Bab 21 ( Semakin jatuh cinta )
22 Bab 22 ( Bertemu Tania Maharani )
23 Bab 23 ( Ciuman Pertama )
24 Bab 24 ( Jadikan aku yang kedua )
25 Bab 25 ( Acara Reuni )
26 Bab 26 ( Pasangan Terbaik )
27 Bab 27 ( Kesucian yang terenggut )
28 Bab 28 ( Amnesia )
29 Bab 29 ( Nabila adalah Cucu kandung Nenek )
30 Bab 30 ( Kebohongan Rendi )
31 Bab 31 ( Positif )
32 Bab 32 ( Ancaman Ken )
33 Bab 33 ( Tabrakan )
34 Bab 34 ( Bertemu dengan Aldi )
35 Bab 35 ( Permintaan Rendi )
36 Bab 36 ( Senjata makan Tuan )
37 Bab 37 ( Melahirkan )
38 Bab 38 ( Rendra Putra Airlangga )
39 Bab 39 ( Cacat fisik tetapi tidak cacat hati )
40 Bab 40 ( Fhoto Nabila )
41 Bab 41 ( Mengembalikan uang Ken )
42 Bab 42 ( Dibalik musibah selalu ada hikmah yang tersembunyi )
43 Bab 43 ( Kanker otak )
44 Bab 44 ( Pertemuan Aldi dan Megan )
45 Bab 45 ( Aku tau keberadaan Nabila )
46 Bab 46 ( Jangan sentuh Wanitaku )
47 Bab 47 ( Rendra adalah Anak kandung kamu )
48 Bab 48 ( Ingatan yang kembali )
49 Bab 49 ( Ku relakan dia untukmu )
50 Bab 50 ( Sandiwara Rendi dan Nabila )
51 Bab 51 ( Mencoba tersenyum, walau hati terluka )
52 Bab 52 ( Terimakasih atas semuanya )
53 Bab 53 ( Mengulur waktu )
54 Bab 54 ( Melepas dengan ikhlas )
55 Bab 55 ( Hari paling bahagia )
56 Bab 56 ( Kamu tetap yang terindah )
57 Bab 57 ( Rencana Ken dan Rendi )
58 Bab 58 ( Rencana menikahi Zahira )
59 Bab 59 ( Melakukan Pengobatan )
60 Bab 60 ( Lebih baik cacat fisik daripada cacat hati )
61 Bab 61 ( Saling mengancam )
62 Bab 62 ( Tambang Emas )
63 Bab 63 ( Rahasia besar )
64 Bab 64 ( Pelukan Pertama )
65 Bab 65 ( Pernikahan Rendi dan Zahira )
66 Bab 66 ( Tragedi pada acara pernikahan Rendi dan Zahira )
67 Bab 67 ( Zahira dan Mama Risa hilang )
68 Bab 68 ( Kecelakaan maut )
69 Bab 69 ( Ijinkan aku menjadi kakimu )
70 Bab 70 ( Selamat jalan keluargaku )
71 Bab 71 ( Kejutan untuk Nabila )
72 Bab 72 ( Permintaan maaf Zahira )
73 Bab 73 ( Selamat Ulang Tahun )
74 Bab 74 ( Jangan ada Dusta di antara kita )
75 Bab 75 ( Rumah tangga yang Harmonis )
76 Bab 76 ( Saingan Baru )
77 Bab 77 ( Menjemput Rendra )
78 Bab 78 ( Bertemu keluarga Aldi )
79 Bab 79 ( Rencana Tuhan selalu indah )
80 Bab 80 ( Belahan Jiwa )
81 Bab 81 ( Di ujung Penantianku )
82 Bab 82 ( Promosi Novel Pengorbanan Cinta 2 )
83 Lanjut season 2
84 Bab 84 ( Melahirkan )
85 Bab 85 ( Generasi penerus )
86 Bab 86 ( Cinta monyet )
87 Bab 87 ( Cinta adalah persahabatan )
88 Bab 88 ( Hanya sebatas angan )
89 Bab 89 ( Apakah ini cinta? )
90 Bab 90 ( Terjatuh )
91 Bab 91 ( Penyelamat hidup )
92 Bab 92 ( Cincin pertunangan )
93 Bab 93 ( Ketulusan hati Nara )
94 Bab 94 ( Teman dalam suka dan duka )
95 Bab 95 ( Rindu terlarang )
96 Bab 96 ( Cinta di dunia maya )
97 Bab 97 ( Sumber inspirasi )
98 Bab 98 ( My Sunshine )
99 Bab 99 ( Melepas dengan ikhlas )
100 Bab 100 ( Kencan pertama dan terakhir )
101 Bab 101 ( Korban perasaan )
102 Bab 102 ( Jangan menilai buku dari sampulnya )
103 Bab 103 ( Hari pernikahan )
104 Bab 104 ( Rasa yang berbeda )
105 Bab 105 ( Selamat tinggal masalalu )
106 Bab 106 ( Pindah rumah )
107 Bab 107 ( Tertusuk duri )
108 Bab 108 ( Pasangan yang cocok )
109 Bab 109 ( Aku punya ragamu, tapi tidak hatimu )
110 Bab 110 ( Aku pasti kembali )
111 Bab 111 ( Kamu adalah dia )
112 Bab 112 ( Aku hamil )
113 Bab 113 ( Semuanya sudah terlambat )
114 Bab 114 ( Aku kalah )
115 Bab 115 ( Nikahi Nara )
116 Bab 116 ( Turun ranjang )
117 Bab 117 ( Hanya Ibu pengganti )
118 Bab 118 ( Tanda merah )
119 Bab 119 ( Nyamuk besar )
120 Bab 120 ( Penolakan Rendra )
121 Bab 121 ( Noda lipstik )
122 Bab 122 ( Luka tak berdarah )
123 Bab 123 ( Meminta Adik )
124 Bab 124 ( Kepulangan Aslan )
125 Bab 125 ( Kenyataan pahit )
126 Bab 126 ( Menjaga jarak )
127 Bab 127 ( Salah paham )
128 Bab 128 ( Istri yang tidak di anggap )
129 Bab 129 ( Aku pergi )
130 Bab 130 ( Penyesalan terdalam )
131 Bab 131 ( Kehilangan )
132 Bab 132 ( Membuat keributan )
133 Bab 133 ( Sambil menyelam minum air )
134 Bab 134 ( Membuka lembaran baru )
135 Bab 135 ( Suami bohongan )
136 Bab 136 ( Berbadan dua )
137 Bab 137 ( Kehamilan simpatik )
138 Bab 138 ( Aku akan bertanggung jawab )
139 Bab 139 ( Hanya sebatas angan )
140 Bab 140 ( Kekasih gelap )
141 Bab 141 ( Mertua meresahkan )
142 Bab 142 ( Saingan berat )
143 Bab 143 ( Dunia berputar )
144 Bab 144 ( Tragedi )
145 Bab 145 ( Fitnah )
146 Bab 146 ( Kabur )
147 Bab 147 ( Lebih baik dicintai )
148 Bab 148 ( Hinaan )
149 Bab 149 ( Pelaku sebenarnya )
150 Bab 150 ( Melakukan penggerebekan )
151 Bab 151 ( Menempuh jalur kekeluargaan )
152 Bab 152 ( Pulang kampung )
153 Bab 153 ( Jangan pisahkan kami )
154 Bab 154 ( Cinta terlarang )
155 Bab 155 ( Manusia tempatnya salah dan dosa )
156 Bab 156 ( Oleh-oleh )
157 Bab 157 ( Bagai Bumi dan Langit )
158 Bab 158 ( Ketiban durian runtuh )
159 Bab 159 ( Pernikahan tanpa cinta )
160 Bab 160 ( Memberikan kesempatan )
161 Bab 161 ( Malu-malu tapi mau )
162 Bab 162 ( Ketulusan cinta )
163 Bab 163 ( Hijrahnya sang pendosa )
164 Bab 164 ( Jangan salahkan aku selingkuh )
165 Bab 165 ( Nasi sudah menjadi bubur )
166 Bab 166 ( Tertangkap basah )
167 Bab 167 ( Tiada dosa bebas tanpa balas )
168 Bab 168 ( Kacang lupa kulitnya )
169 Bab 169 ( Anak adalah Amanah )
170 Bab 170 ( Sampai ku menutup mata )
171 Bab 171 ( Koma )
172 Bab 172 ( Promosi Novel Pengorbanan Cinta 2 )
173 Bab 173 ( Jantung hatiku )
174 Bab 174 ( Di Ujung Penantianku )
Episodes

Updated 174 Episodes

1
Bab 1 ( Aku bukan barang dagangan )
2
Bab 2 ( Nabila yang malang )
3
Bab 3 ( Tuhan tidak pernah tidur )
4
Bab 4 ( Hanya di anggap sampah )
5
Bab 5 ( Keyakinan Nabila )
6
Bab 6 ( Keenan Putra Airlangga )
7
Bab 7 ( Menjadi istri pura-pura )
8
Bab 8 ( Nasi telah menjadi Bubur )
9
Bab 9 ( Masalalu Kenaan )
10
Bab 10 ( Siapa Nabila sebenarnya? )
11
Bab 11 ( Istri yang tidak diinginkan )
12
Bab 12 ( Megan Hamil )
13
Bab 13 ( Tamu tidak di undang )
14
Bab 14 ( Mempermalukan diri sendiri )
15
Bab 15 ( Permohonan Aldi )
16
Bab 16 ( Pulang ke rumah Aldi )
17
Bab 17 ( Semut saja jika diinjak pasti menggigit )
18
Bab 18 ( Kekecewaan orangtua Aldi )
19
Bab 19 ( Permintaan Nabila )
20
Bab 20 ( Berkunjung ke Panti )
21
Bab 21 ( Semakin jatuh cinta )
22
Bab 22 ( Bertemu Tania Maharani )
23
Bab 23 ( Ciuman Pertama )
24
Bab 24 ( Jadikan aku yang kedua )
25
Bab 25 ( Acara Reuni )
26
Bab 26 ( Pasangan Terbaik )
27
Bab 27 ( Kesucian yang terenggut )
28
Bab 28 ( Amnesia )
29
Bab 29 ( Nabila adalah Cucu kandung Nenek )
30
Bab 30 ( Kebohongan Rendi )
31
Bab 31 ( Positif )
32
Bab 32 ( Ancaman Ken )
33
Bab 33 ( Tabrakan )
34
Bab 34 ( Bertemu dengan Aldi )
35
Bab 35 ( Permintaan Rendi )
36
Bab 36 ( Senjata makan Tuan )
37
Bab 37 ( Melahirkan )
38
Bab 38 ( Rendra Putra Airlangga )
39
Bab 39 ( Cacat fisik tetapi tidak cacat hati )
40
Bab 40 ( Fhoto Nabila )
41
Bab 41 ( Mengembalikan uang Ken )
42
Bab 42 ( Dibalik musibah selalu ada hikmah yang tersembunyi )
43
Bab 43 ( Kanker otak )
44
Bab 44 ( Pertemuan Aldi dan Megan )
45
Bab 45 ( Aku tau keberadaan Nabila )
46
Bab 46 ( Jangan sentuh Wanitaku )
47
Bab 47 ( Rendra adalah Anak kandung kamu )
48
Bab 48 ( Ingatan yang kembali )
49
Bab 49 ( Ku relakan dia untukmu )
50
Bab 50 ( Sandiwara Rendi dan Nabila )
51
Bab 51 ( Mencoba tersenyum, walau hati terluka )
52
Bab 52 ( Terimakasih atas semuanya )
53
Bab 53 ( Mengulur waktu )
54
Bab 54 ( Melepas dengan ikhlas )
55
Bab 55 ( Hari paling bahagia )
56
Bab 56 ( Kamu tetap yang terindah )
57
Bab 57 ( Rencana Ken dan Rendi )
58
Bab 58 ( Rencana menikahi Zahira )
59
Bab 59 ( Melakukan Pengobatan )
60
Bab 60 ( Lebih baik cacat fisik daripada cacat hati )
61
Bab 61 ( Saling mengancam )
62
Bab 62 ( Tambang Emas )
63
Bab 63 ( Rahasia besar )
64
Bab 64 ( Pelukan Pertama )
65
Bab 65 ( Pernikahan Rendi dan Zahira )
66
Bab 66 ( Tragedi pada acara pernikahan Rendi dan Zahira )
67
Bab 67 ( Zahira dan Mama Risa hilang )
68
Bab 68 ( Kecelakaan maut )
69
Bab 69 ( Ijinkan aku menjadi kakimu )
70
Bab 70 ( Selamat jalan keluargaku )
71
Bab 71 ( Kejutan untuk Nabila )
72
Bab 72 ( Permintaan maaf Zahira )
73
Bab 73 ( Selamat Ulang Tahun )
74
Bab 74 ( Jangan ada Dusta di antara kita )
75
Bab 75 ( Rumah tangga yang Harmonis )
76
Bab 76 ( Saingan Baru )
77
Bab 77 ( Menjemput Rendra )
78
Bab 78 ( Bertemu keluarga Aldi )
79
Bab 79 ( Rencana Tuhan selalu indah )
80
Bab 80 ( Belahan Jiwa )
81
Bab 81 ( Di ujung Penantianku )
82
Bab 82 ( Promosi Novel Pengorbanan Cinta 2 )
83
Lanjut season 2
84
Bab 84 ( Melahirkan )
85
Bab 85 ( Generasi penerus )
86
Bab 86 ( Cinta monyet )
87
Bab 87 ( Cinta adalah persahabatan )
88
Bab 88 ( Hanya sebatas angan )
89
Bab 89 ( Apakah ini cinta? )
90
Bab 90 ( Terjatuh )
91
Bab 91 ( Penyelamat hidup )
92
Bab 92 ( Cincin pertunangan )
93
Bab 93 ( Ketulusan hati Nara )
94
Bab 94 ( Teman dalam suka dan duka )
95
Bab 95 ( Rindu terlarang )
96
Bab 96 ( Cinta di dunia maya )
97
Bab 97 ( Sumber inspirasi )
98
Bab 98 ( My Sunshine )
99
Bab 99 ( Melepas dengan ikhlas )
100
Bab 100 ( Kencan pertama dan terakhir )
101
Bab 101 ( Korban perasaan )
102
Bab 102 ( Jangan menilai buku dari sampulnya )
103
Bab 103 ( Hari pernikahan )
104
Bab 104 ( Rasa yang berbeda )
105
Bab 105 ( Selamat tinggal masalalu )
106
Bab 106 ( Pindah rumah )
107
Bab 107 ( Tertusuk duri )
108
Bab 108 ( Pasangan yang cocok )
109
Bab 109 ( Aku punya ragamu, tapi tidak hatimu )
110
Bab 110 ( Aku pasti kembali )
111
Bab 111 ( Kamu adalah dia )
112
Bab 112 ( Aku hamil )
113
Bab 113 ( Semuanya sudah terlambat )
114
Bab 114 ( Aku kalah )
115
Bab 115 ( Nikahi Nara )
116
Bab 116 ( Turun ranjang )
117
Bab 117 ( Hanya Ibu pengganti )
118
Bab 118 ( Tanda merah )
119
Bab 119 ( Nyamuk besar )
120
Bab 120 ( Penolakan Rendra )
121
Bab 121 ( Noda lipstik )
122
Bab 122 ( Luka tak berdarah )
123
Bab 123 ( Meminta Adik )
124
Bab 124 ( Kepulangan Aslan )
125
Bab 125 ( Kenyataan pahit )
126
Bab 126 ( Menjaga jarak )
127
Bab 127 ( Salah paham )
128
Bab 128 ( Istri yang tidak di anggap )
129
Bab 129 ( Aku pergi )
130
Bab 130 ( Penyesalan terdalam )
131
Bab 131 ( Kehilangan )
132
Bab 132 ( Membuat keributan )
133
Bab 133 ( Sambil menyelam minum air )
134
Bab 134 ( Membuka lembaran baru )
135
Bab 135 ( Suami bohongan )
136
Bab 136 ( Berbadan dua )
137
Bab 137 ( Kehamilan simpatik )
138
Bab 138 ( Aku akan bertanggung jawab )
139
Bab 139 ( Hanya sebatas angan )
140
Bab 140 ( Kekasih gelap )
141
Bab 141 ( Mertua meresahkan )
142
Bab 142 ( Saingan berat )
143
Bab 143 ( Dunia berputar )
144
Bab 144 ( Tragedi )
145
Bab 145 ( Fitnah )
146
Bab 146 ( Kabur )
147
Bab 147 ( Lebih baik dicintai )
148
Bab 148 ( Hinaan )
149
Bab 149 ( Pelaku sebenarnya )
150
Bab 150 ( Melakukan penggerebekan )
151
Bab 151 ( Menempuh jalur kekeluargaan )
152
Bab 152 ( Pulang kampung )
153
Bab 153 ( Jangan pisahkan kami )
154
Bab 154 ( Cinta terlarang )
155
Bab 155 ( Manusia tempatnya salah dan dosa )
156
Bab 156 ( Oleh-oleh )
157
Bab 157 ( Bagai Bumi dan Langit )
158
Bab 158 ( Ketiban durian runtuh )
159
Bab 159 ( Pernikahan tanpa cinta )
160
Bab 160 ( Memberikan kesempatan )
161
Bab 161 ( Malu-malu tapi mau )
162
Bab 162 ( Ketulusan cinta )
163
Bab 163 ( Hijrahnya sang pendosa )
164
Bab 164 ( Jangan salahkan aku selingkuh )
165
Bab 165 ( Nasi sudah menjadi bubur )
166
Bab 166 ( Tertangkap basah )
167
Bab 167 ( Tiada dosa bebas tanpa balas )
168
Bab 168 ( Kacang lupa kulitnya )
169
Bab 169 ( Anak adalah Amanah )
170
Bab 170 ( Sampai ku menutup mata )
171
Bab 171 ( Koma )
172
Bab 172 ( Promosi Novel Pengorbanan Cinta 2 )
173
Bab 173 ( Jantung hatiku )
174
Bab 174 ( Di Ujung Penantianku )

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!