Cinta Sepihak
Arsita atau lebih di kenal Tita, parasnya cantik, hidung mancubg,dan badan yang lumayan bagus. Ia bersekolah di kota A tidak jauh dari rumahnya sekarang. Meski ia berparas menawan, tapi sayang dia tak begitu pandai dalam semua mata pelajaran. Bisa di katakan kalau dia banyak kesulitan dalam mencerna materi sekolahan.
Namanya manusia pasti ada lebih ada kurangnya.
Di sekolah ada satu lelaki yang ia sukai dari sejak 2 tahun yang lalu, Alan Aji Saputra. Siswa paling terkrnal di sekolah. Tidak hanya tampan, tapi dia pandai dalam segala mata pelajaran, berbanding terbalik dengan Tita.
Alan terbilang sosok laki laki angkuh ,dingin, dan cuek. Banyak anak perempuan mengejar cintanya, tapi ia tak mengjiraukan mereka sama sekali. Maklum dia bisa di bilang sempurna dalam semua hal.
"Kak Alan kira kira udah datang belum ya..." Ucap Tita sambil melihat lihat keberadaan sang pujaan hati.
Mereka berada di kelas berbeda. Tita duduk di kelas biasa, sedangkan Alan berada di kelas unggulan. Kelas unggulan hanya di huni siswa siswi dangan kecerdasan luar biasa yang mampu masuk dalam kelas unggulan tersebut.
kringggggg, kringgggg, kringgggg.....!!!
Suara bunyi bel pulang sekolah sudah berbunyi. Semua siswa siswi berbondong bondong keluar kelas masing masing. Hanya tinggal Tita yang masih memasukkan buku dan alat lainnya ke dalam tas ransel miliknya. Usai beekemas ia berjalan keluar kelas dangan membawa buku yang sengaja dia bawa untuk mengerjakan tugas dari pak Rio. Kalau sudah menyangkut pelajaran bahasa inggris otak bisa meladak. Pelajaran paling membingungkan yang banyak di benci.
"Setiap kali mata pelajaran pak Rio, pasti selalu ada tugas. Aduh, pusing deh kalau udah menyangkut soal bahasa inggris" decak kesal Tita saat mengingat tugas sekolah segudang.
Sesampainya di parkiran sekolah, Tita gusar menunggu lelaki yang sangat ingin ia lihat. Walau pun hanya sekedar melihat tapi membuatnya bahagia sekali. Remaja puber sepertinya pasti selalu mencari cara demi bertemu sang pujaan.
"Mengapa hari ini aku tidak bertemu sama kak Alan ya, biasanya dia sering kumpul di parkiran sekolah" lirihnya sembari berjelan perlahan.
Setelah menunggu hampir sepuluh menit, tetap saja laki laki itu tak muncul juga. Akhirnya Tita langsung meninggalkan parkiran sekolah sambil menundukkan kepala. Sehingga dia tidak menyadari keberadaan Mia di sampingnya. Melihat sabahat baiknya melamun, Mia langsung menepuk bahu tita "Hei lihat itu kak Alan...." seketika Tita terkejut dan mencari cari keberadaan lelaki tercintanya itu.
Namun, ternyata dia hanya di kerjai oleh Mia.
"Mia.....sialan Lo bikin jantung gua mau copot aja. Gua kira ada kak Alan beneran..." Sambil memegang dada. Baru mendengar nama si laki laki itu saja jantung Tita berdetak kencang, bagai gemuruh ombak lautan menghantam batu karang.
Mia tertawa melihat tingkah lucu sahabatnya itu, lalu Mia menjitak kening Tita "Lo itu kalo masalah kak Alan emang paling cepet. Coba kalo Lo di suruh ngerjain tugas dari pak Rio pasti Lo ogah" Ujar Mia sambil tertawa kecil.
Dengan muka malu bercampur marah Tita langsung mencubit sahabatnya lalu berlari "Hidup gua cuma fokus sama kak Alan aja, titik. wekkkkkkk"
Mia geleng kepala saat sahabatnya begitu mencintai lelaki dingin nan angkuh juga tak berprasaan macam kak Alan itu. Memang sih pesona Alan sangat luar biasa, tapi sikap dinginnya membuat Mia merasa kesal.
"Apa sih hebatnya si Alan itu? sampai Tita mati matian mencintai dia. Idih....kalau gua udah cari yang lain deh. Laki laki sedingin es kok di kagumi, bisa ikut beku hatinya nanti" guman mia.
Tita terus berlari dengan senyum di bibirnya, sebab ia puas mencubit sahabatnya tersebut. Di saat Tita berlarian bersama dengan Mia, tiba tiba ia melihat sosok Alan tengah bersam seseorang. Melihat pemandaan itu sontak Tita menghentikan langkah.
(Siapa cewek yang bersama kak Alan itu?)dia bertanya dalam hati. Melihat Alan bersama wanita lain, tentu membuatnya sakit hati, Bagai tersambar petir di siang bolong. Untuk sesaat dia melihat lebih dekat lagi, Siapa gerangan wanita yang bersama pujaan hatinya.
Alan tengah asik berbincang dangan Nina menyadari bahwa dirinya tengah di perhatikan oleh seseorang "Nin, hari ini lu cantik banget" sambil menyibakkan beberepa helai rambul Nina yang terurai berantakan.
Seketika muka Nina memerah dan tersenyum tipis "Setiap hari aku cantik loh, masa kamu baru sadar sih. Tapi makasih udah bilang aku cantik"
Tita hanya bisa menahan sakit melihat kedekatan mereka. Saat ini Tita berdiri tidak jauh dari mereka. Hati bagai tersayat tajamnya belati, saking sakitnya sampai dia langsung berlari sambil menangis.
Hik, hik....
"Kenapa mencintaimu bisa sesakit ini kak. Aku sakit saat melihat kemesraan kalian berdua" gumam Tita sambil terus berlari.
Mia yang sedari tadi melihat sahabatnya yg tengah berlari langsung menyusulnya
"Tita tunggu......"
Setelah lebih dekat akhirnya Mia langsung meraih tangan Tita "Sudahlah Ta Lo gak usah nangis, laki laki macam dianggak pantas lo tangisin. Di luar sana banyak laki laki baik dan jauh lebih segalanya dari pada kak Alan itu"
Tita menangis dan langsung memeluk erat sahabatnya "Kenapa mencintai itu sesakit ini"
Alan yang dengan sengaja membuat cemburu tertawa puas(Biar Lo sadar kalo Lo gak layak buat gua) Meski hati berusaha keras menolak Tita, tapi entah kenapa hati Alan ada rasa sesak sedikit yang entah dia sendiri tak dapat menjelaskan
"Lan, lan, ALAN...." teriak Nina
"Eh iya Nin ada apa? sorry tadi gue...."
Nina melihat apa yang sedang di lihat Alan saat ini"Lo ngapain liatin cewek gila itu? aku nggak suka, aku cemburu tau" ujar Nina dengan wajah cemberut.
Cuppppp...!!
Bibir Alan mencium kening Nina
"Udah lah ngapain juga cemburu sama tuh cewek, mending kita pulang yukkk..."
ajak Alan
Nina mengangguk dan tersenyum manis
lalu menggandeng lengan Alan "Oke, kita pukang sekarang. Tapi, kita mampir dulu ke supermarket ya beli minum"
"Oke, nggak masalah. Yuk naik" Mereka langsung pergi. Mereka pulang dengan mengendarai sepeda motor. Ketika lewat depan Tita, sengaja Nina memeluk erat pinggang Alan.
"Dah cupu...." Ucap Nina saat melintas depan Tita dan Mia.
"Sabar Ta, orang kaya mereka nggak usah di pikirin" Mia berusaha menguatkan sahabatnya tersebut.
"Iya, aku baik baik saja kok" Ucap Tita sambil memaksa senyum.
Di perjalanan pulang tita dan Mia hanya saling terdiam. Mia tidak mau jika dia salah bicara dan menambah sakit hati Tita. Sebab, sifat Tita yang cengeng membuatnya enggan melihat air mata sahabatnya jatuh.
"Tita, gua pulang ya " hanya kata itu yang mampu Mia loloskan dari mulutnya
Tita mengangguk tanpa melihat sahabatnya, yang mulai berjalan menjauh dari dirinya.
"Aku harus bagaimana biar kamu bisa mencintai aku kak.." mengingat kejadian tadi yang membuat tita kembali meneteskan air mata.
"Memang Nina jauh lebih pintar dan cantik dari aku, tapi masalah cinta aku jauh lebih mencintai kamu. Kenapa kamu tidak melihat cinta ini...."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments
Yuvaa avitana
dubber nya suara nya bagus. semangat kakak dubber
2020-04-09
2
RATULIP
Ceritanya bagus dan nggak bertele-tele. Tapi kalau bisa tanda petik dalam dialognya diperbaiki ya kak. Ini masukan aja sih, semangat berkarya.
2020-03-16
1
Pecinta komik romantis😊😊😊
kakak bagus banget.oh ya kak mampirya di novel ku jangan lupa like and comnt ya kak pliss lah kaka
2019-10-27
3