eps 05

"Ta...Tante." Nina merasa gugup saat ibunda Alan duduk di sampingnya.

"Nina sayang, Tante tidak masalah kamu berpacaran dimana pun dengan anak Tante, tapi Tante minta sama kamu sayang jaga dan lindungi kehormatan kamu!...kita sama-sama wanita, Tante tau kamu sangat mencintai anak Tante, tapi satu pesan Tante jangan melanggar hukum agama kita ya nak" Jelas Diana dengan menggenggam erat tangan Nina yang gemetaran mendengar perkataannya tersebut.

Anggukan Nina membuat lega hati Diana...

tak berapa lama mereka keluar dan menghampiri Alan yang tengah asik memakan camilan..

"Ngobrolin apa si yang? Ampe muka merah kaya gitu.apa mami menciummu?...hahahaha"Alan tertawa lepas.

Nina merasa geram atas perilaku kekasihnya tersebut, hingga dia memutuskan untuk pamit pulang...

"Aku pulang dulu ya, takut kemalaman...." ucap Nina.

Alan mengiyakan, ia bahkan mengantarkan Nina hingga di depan pintu gerbang, lambaian tangan Alan mengiringi kepergian gadis tersebut.

Pagi mulai menjelang...

semua orang sibuk dengan urusan masing-masing, sama halnya dengan Tita saat ini.ia bersiap untuk pergi ke sekolah.

di karenakan tita tidak di perbolehkan naik mobil akhirnya Bagas memerintah Mia untuk menjemput Tita..

"Pagi honey..muahhhhh" Sapa Mia dengan satu kecupan di kening tita.

"Huek..ngapa si Lo cium jidat gua? najis. kudu cuci dulu ni jidat." ucap Tita sambil mengusap sisa kecupan di dahinya.

Mia tertawa puas melihat sahabatnya mulai mengeluarkan canda tawa yang membuat dirinya senang.

Tidak ada kebahagiaan yang lebih sempurna tanpa ada nya gelak tawa dari sahabat. ketika kita mampu berbuat banyak hal dengan sahabat ,bebagi kebahagiaan, kesedihan, dan lain sebagainya, baru kita merasakan yang namanya kasih sayang dan indahnya persahabatan. Sahabat itu tentang bagaimana cara seseorang menyatukan hati semaksimal mungkin mengeryi dengan kondisi lainnya.

"Kita berangkat sekarang yuk, aku sudah kangen banget sama kak Alan...." Tita tiba Tita menutup mulut. Ia kelepasan bicara pasal Alan lagi, padahal Mia sudah mewanti wanti agar dia tidak lagi mengejar Alan.

"Ngomong apa barusan, gua nggak dengar? coba di perjelas lagi" Seketika saja wajah Mia masam macam asam Jawa. Setelah kejadian beberapa hari lalu, ia meminta Tita melupakan Alan. Sebagai sahabat Ia tidak mau kalau sampai Tita kembali patah hati karena ulah Alan.

"Apaan aku nggak ada ngomong apa apa kok" Sambil memalingkan wajah. Dari sikap Tita bisa di simpulkan bahwa dia tengaj berbohong. Mia tau segalanya tentang Tita, jadi sedikit saja ada yang salah dia pasti tau.

"Jangan Lo sebut baji**an tengik itu depan gua lagi. Muak banget gua dengarnya" Cetus Mia dengan memberikan helm kepada Tita "Dan lo pake dulu helmnya, awas ya kalau masih berani bicara soal tu cowok. Gua aduin smaa abang lo tau rasa, biar di pindahin sekolah sekalian"

"Aku hesan deh sama kamu, yang di sakitin siapa yang marah siapa. Udahlah nggak usah marah begitu" Lirih tita tanpa terdengar oleh Mia.

"Puas belum Lo liatin muka cakep gua ini ?" Cetus Mia seraya bersiap mengemudi motor.

"Ya Tuhan, aku lupa kalo ibu Driver ini cakep kaya bintang film ..." Tita terkikik geli atas pujian yang ia lontarkan.

Mia melihat sahabatnya dengan tatapan penuh kebahagiaan

(Please, Ta. Terus ketawa kek gini biar gua bisa liat Lo bahagian terus) ucap Mia dalam hati.

Sesampainya di parkiran sekolah

Mia memarkirkan sepeda motor lalu menggandeng Tita "Yuk masuk udah pada kangen sama li tuh"

Sambil berjalan pelan Tita bertanya "Emang ada yang kangen sama aku? siapa?"

"Ada deh, udah kita masuk yuk"

"Selamat pagi semua" sapa tita dengan senyuman yang merekah.

Semua sahabat di kelas memeluk dirinya.

"Ya ampun, gua kangen Ama Lo ta, trus apa yang sakit? disini, disini, atau dimana?." tanya levin lelaki yang diam2 mencintai tita.

Akan tetapi Levin sadar bahwa Tita hanya mencintai Lelaki lain.

yaitu Alan! anak keluarga kaya yang menduduki kelas unggulan.

Tita memeluk Levin dengan manja

karena bagi Mia Levin adalah sosok kakak yang sangat dia sayangi...

"Aku baik baik aja Vin! nih liat hidungku masih utuh.....hahaha" ucap Tita sembari menyentuh hidungnya sendiri.

mendengar banyolan Tita membuat Levin menyentuh hidung mancung tita dan menjepit di sela2 jari Levin.

"Dasar anak baik....!" Levin mengusap kepala Tita penuh rasa kasih.

"Vin aku kangen pingin di traktir makan bakso super di kantin... "

rengek manja Tita membuat Levin tidak kuasa menolaknya.

"Ayo beb..." rangkul Levin.

"Oke Bebeb quh..." Titaberjalan dengan rangkulan tangan Levin di pundaknya,

tak lupa Mia mengekor dibelakang mereka dengan di susul para sahabat Levin yang sama kocaknya

"Buk Eti(ibu pemilik kantin) kami pesan biasa buk lima bakso super sama es teh juga...." pesan Levin dan langsung menarik kursi di depannya untuk duduk Tita.

"Makasi beb.." ucap tita.

"Jadi ngiri gua bro Ama Lo, temenan aja bab beb apa lagi kalo udah jadian? papi, mami ....hahahaha" Sambung salah satu sahabat Levin.

Levin terkejut dengan perkataan sahabatnya, Levin melirik ke arah Tita, dengan harapan suatu saat Tita bener-benar mau menjadi pacarnya...

"Woyyy, tu mata lama-lama bisa keluar" celetuk Mia.

Mendengar ucapan Mia, membuyarkan lamunan Levin dan mereka semua tertawa terbahak bahak bersama.....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!