eps 02

Sesampainya di rumah Tita langsung membuka pintu dan menghela nafas panjang. Seperti biasa rumah nampak sepi seolah tak berpenghubi. Lagi lagi kedua orang tuanya tak ada di rumah.

"Lagi lagi seperti ini. Huhhhh..."Kesal Tita saat memasuki rumah. Rasa sedih dan sakit kian bertambah kala mengingat ayah dan bunda yang terus menerus tak kunjung pulang dari luar kota.

Kedua orang tua Tita bekerja di sebuah perusahaan yang sama di kota x, jauh dari tempat tinggalnya Tita saat ini. Keadaan mengharuskan mereka jauh dari anak, demi untuk memenuhi kebutuhan hidup. Tita berasal dari keluarga menengah kebawah, jadi orang tuanya harus kerja mati matian demi menghidupi Tita dan masa depannya kelak.

Clik...

Titq membuka pintu kamar. Setelah itu ia langsung berbaring "Gini amat nasibku, usah nggak bisa dapatin kak Alan, terus jauh dari orang tua. Emang nasib belum berpihak" memegang kening seolah frustasi dengan keadaannya saat ini. Kalah dalam bercinta juga kalah masalah kasing sayang orang tua.

Tak berapa lama setelah rebahan, ia bergegas mengirim pesan pada lelaki yang dia cintai itu, meski dia baru saja merasa di sakiti. Namun apa daya memang antara mereka tidak ada hubungan dekat, seperti pacaran. Meski kerap mendapat penolakan bahkan perlakuan kurang baik dari Alan, tapi Tita tetap berusaha meluluhkan hati Alan.

Cinta memang bodoh. Meski di sakiti rasa cinta tetap mangalir seperti sungai. Arus kerap membawa kita dalam gulungan ombak, terkadang di bawa menjauh, terkadang pula di dekatkan. Setiap orang pasti mengalami patah hati dalam cinta. Rasanya sangat sakit, bagai berdiri di ujung duri.

(Kak Alan....) Tita mengirim pesan sibgkat kepada Alan. Harap harap cemas ia menunggu belasan. Sampai tangan gemetaran dan dingin "Semoga kali ini kak Alan mau membalas pesanku"

Semenit, setengah jam, sampai Satu jam telah berlalu, akan tetapi Tita tidak kunjung mendapat balasan "Coba sekali lagi...." Beberapa pesan singkat pun ia kirim kembali, berharap ada respon.

Kalau cinta tak teebalas maka jangan sampai kita mengemis, sajatinya dia tidak pantas menetima kehormatan dari cinta kita.

Alan merasa kesal dengan semua pesan singkat yang di kirim Tita untuknya. Puluhan pesan singkat memenuhi layar ponselnya "Dasar cewek nggak tau malu, udah di diemin masih aja berusaha keras. Emang Cewek gila tuh anak, ngapain sih dia kejar gua terus. Udah tau dia itu nggak cocok sama gua masih aja. Ihhhhh....sebel gua" banyaknya pesan dari Tita yang masuk, namun tak satu pun yang dia balas.

Bahkan Alan enggan untuk membacanya. Melihat saja tidak sudi apalagi sampai membalasnya.

Krukkkk....

Suara bunyi perut Alan.

"Sial, gua sampai lupa belum makan" Segera meletakkan kembali ponsel lalu berjalan keluar kamar "Mam aku laper...."Teriak Alan.

"Iya, sayangnya mami. Ini mami sudah siapkan makanan kesukaan kamu, nak" Sahut sang ibu dari dapur.

Alan pun menghampiri sang ibu "Wah aromanya bikin perut keroncongan" Sambil tersenyum ia melihat sang ibu yang tengah memasak untuknya.

"Jelas dong masakan siapa dulu? masakan mami gitu lho" Ujar beliau sembari mengaduk sayur dalam panci "Ya sudah kamu duduk dulu biar mami siapkan makanannya"

"Oke, mamku sayang" Alan segera berjalan ke meja makan.

Tak berapa lama sang ibu datang membawa semangkuk sup ayam kesukaan Alan "Makan yang banyak biar kenyang" Sambil meletakkan semangkuk sup "Mau makan sama nasi atau ini saja?"

"Em.....ini saja, Mam. Kalau ada boleh lah minta tambah kentang rebus" Alan paling suka makanan ringan seperti sayur mayur. Tapi dia juga makan nasi meski tidak begitu suka, paling banyak sehari dua kali makan nasi putih.

"Mami ambilkan dulu ya, masih di kukus soalnya"

"Gampamg mam, aku makan sup dulu aja" tanpa tunggu lama Alan langsung melahap sup tersebut.

Di sisi lain Tita tengah cemas menunggu jawaban dari Alan yang tak kunjung di dapatkan.

(Kak Alan, kenapa sih kamu tidak pernah mau membalas pesanku? memangnta aku salah apa sampai kakak acih kaya begini. Aku itu sangat mengharap kakak mau membalas pesanku ini) tulis Tita. Saking kesal ia pun melempar ponsel ke samping tempat tidurnya, lalu keluar kamar "Kenapa sih dia tidak melihatku sama sekali. Padahal aku sangat mencintanya" Air mata Tita kembali tumpah.

Hik, hik, hik.....

Tangis Tita pecah saat hati merasakan sakit yang amat teramat sakit. Untuk sesaat ia menghela nafas dengan perlahan dan menutup matanya sejenak. Itulan salah satu cara Tita untuk mengurangi rasa sedihnya.

Beberapa saat kemudian, ia kembali ke kamar sambil membawa segelas air putih. Kembali ia melihat layar ponsel yang tak ada satu pesan pun dari kak Alan

( Mia gua gak sanggup terus di cuekin Ama kak Alan...salah gua apa, gua kurang apa? jujur gua hati gua sakit banget)Tita hanya mampu bersandar pada sahabat sejatinya. Sebab, hanya Mia yang selama ini mengerti kesedihannya. Kehadiran Mia seolah menjadi obat kerinduan terhadap keluarga.

Mia dengan malasnya membuka mata saat mendengar bunyi ponsel "Siapa sih ganggu waktu tidur gua aja"

"Astaga, Tuhan. Kenapa banyak sekali penderitaan yg kamu alami Ta..." sigap Mia membalas pesan singkat Tita "Gua ke runah lo sekarang. Jangan kemana mana, oke?) Segera Mia bergegas menuju rumah Tita.

Pesan yang ia kirin tidak mendapat jawaban dari tita sama sekali. Mia semakin khawatir dengam keselamatan Tita. Segera Mia memakai jaket, lalu mengambil kunci di atas meja kamarnya "Dia lagi butuh gua sekarang" dengan cemas Mia mengendarai motor dan pikirannya selalu tertuju pada Tita

Tok tok tok.....

"Assalammualaikum, Tita"

Tok tok.....

Kembali Mia menggedor pintu tapi tidak ada respon sedikit pun dari dalam rumah. Mia kebingungan harus bagaimana

lalu dia bergegas menghubungi Bagas. Bagas adalah kakak kandung Tita yang tinggal Tidak jauh dari rumah itu.

"Hallo bang gua di depan rumah adik Lo tp dia gk keluar dari tadi, gua takut dia kenapa napa, bang. Abang mending langsung ke sini deh"

"Hehhhh ada apa sama adek gua,Mia? kenapa adik gua? apa kalian bertengkar ?"jawab bang Bagas dengan nada cemas. Saking sayangnya sama adik perempuan, ia langsung menuju ke rumah Tita.

"Panjang bang ceritanya nanti aja aku ceritain. Pokoknya Abang buruan kesini" Nada suara Mia terlihat begitu cemas.

"Oke, oke, gua kesana tunggu 15 menit ya. Ini gua udah di jalan kok"

Tut Tut Tut

Bang Bagas mengacak rambutnya hingga terlihat seperti orang bangun tidur

Sesampainya di depan rumah bang bagas menghampiri Mia yg sedari tadi mondar mandir tidak karuan.

"Mia bagaimana Tita sudah keluar belum?" Tanya Bagas 0anik. Segera ia memegang tangan Mia yg sudah dingin karna ketakutan "Jawab, Mia"

"Belum ada respon bang , Sampai tangan gua jadi bengkak kek tangan gajah, karena sakit gendor tu pintu"

Plakkkk....

Bagas menjitak kepala Mia "Bego Lo, mana ada gajah punya tangan "

"Hehehe.... becanda bang. Oh iya Tita gimana bang"dengan cemas Mia menarik Bagas untuk segera membuka pintu yang terkunci dari dalam

Brakkkkkkk....

Akhirnya pintu di dobrak oleh lelaki kekar dan tampan itu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!