10 bangsawan berlari ke arah Petra dan menyerangnya secara bersamaan.
Petra melompat ke langit untuk menghindari serangan itu.
Lalu ia membanting pedangnya ke tanah dan membuat mereka terpental ke sekitar.
Setelah itu, dia berlari ke salah satu bangsawan yang terkapar dan membuatnya pingsan dengan memukul tengkuk punggungnya menggunakan gagang pedang.
Lalu dia melakukan hal yang sama kepada beberapa bangsawan lain yang terkapar.
Tetapi ada beberapa bangsawan juga yang berhasil bangkit dan menyerang Petra dari beberapa arah.
Petra lalu memutar tubuhnya sambil menyerang sekitarnya menggunakan pedangnya.
Bangsawan yang berkumpul di sekitarnya terkena serangan Petra dan terkapar di tanah karena dampak serangan Petra yang menyakitkan.
Petra melanjutkannya dengan berlari ke arah William yang merupakan satu-satunya bangsawan yang masih berdiri.
William yang melihat Petra berlari ke arahnya, merasa panik dan tubuhnya gemetaran.
Kemudian ia kabur karena merasa bahwa dia tidak akan bisa mengalahkan Petra.
Namun Petra berlari lebih cepat dari William hingga dia berhasil menyusulnya dan menebas punggung William.
*Slash
"Aaaahhhhh!!! punggungku!!!!!"
Darah mengalir keluar dari punggung William
William berguling di tanah dan merintih kesakitan karena tebasan yang mengenai punggungnya.
"AGHHHH!!! TIDAK MUNGKIN BEGINI!! TIDAK MUNGKIN SESEORANG SEPERTIKU KALAH PADA SEORANG KOTORAN RAKYAT JELATA BIASA SEPERTI INI!!!
William mengeluarkan berbagai cacian dan hinaan kepada Petra yang berdiri di hadapannya.
Namun Petra sama sekali tidak terpengaruh oleh hinaan yang dilontarkan padanya.
Dengan wajah tersenyumnya, ia melihat William menggeliat kesakitan di tanah.
"Heh, padahal kamu sudah susah payah membawa 10 temanmu untuk mengepungku, namun apa ini? apakah bangsawan memang hanyalah sekelompok orang barbar dengan otak yang rusak? menyedihkan sekali."
Muka William memerah mendengar perkataan Petra yang merendahkan statusnya sebagai bangsawan.
"DIAM KAU!! SEORANG RAKYAT JELATA SEPERTIMU TIDAK PANTAS MENGATAIKU SEPERTI ITU!!" William meneriaki Petra
"Benarkah? namun seorang bangsawan sepertimu melanggar aturan duel dan membawa temanmu untuk menjebakku, bukankah itu tidak mencerminkan seorang bangsawan sama sekali?"
"AKU TIDAK PEDULI DENGAN ITU!! JIKA AKU BISA MENGALAHKANMU!! MAKA REPUTASI BANGSAWAN DI AKADEMI AKAN NAIK!!! INI SEMUA KARENAMU DASAR KOTORAN!!"
Siswa Akademi yang ada di sekitar melihat William yang ada di tanah dengan tatapan kasihan.
William yang semakin menggila di tanah karena merasa bahwa status bangsawannya semakin direndahkan, mulai mencaci para siswa yang ada di sekitarnya.
"OI!! KALIAN SEMUA!! CEPAT BANTU AKU!! AKU ADALAH BANGSAWAN!! KALIAN YANG HANYA SEORANG RAKYAT JELATA HARUS MELAYANIKU!!!"
Para murid yang mendengar teriakan William hanya mengalihkan pandangan mereka darinya.
"OI!! APA KALIAN MENDENGARKU?!!"
Petra yang melihat William semakin tidak terkendali, memutuskan untuk membuatnya pingsan dengan memukul tengkuk punggungnya.
*Duk!
"UGH!" William tidak sadarkan diri.
Setelah membuatnya pingsan, Petra mengangkat tubuhnya dan menaruhnya di bahunya.
Petra lalu membubarkan kerumunan siswa dan berjalan menuju rumah sakit akademi yang tidak terletak jauh darinya.
...----------------...
Keesokan harinya, berita mengenai kekalahan dan kecurangan William dalam duel melawan Petra tersebar ke semua siswa bahkan guru.
William yang merupakan seorang bangsawan, mendapat kecaman keras dari akademi dan beberapa siswa yang melihatnya berbuat licik dalam duel.
Akibatnya reputasi bangsawan di Akademi semakin menurun hingga mengakibatkan kepercayaan guru dan para murid berkurang.
Di kelas Akademi dimana Nix berada, ia sekarang sedang melihat ke arah meja dengan berbagai coretan dan sampah yang ada di atasnya.
Itu adalah meja milik seorang bangsawan bernama William.
"Nasi sudah menjadi bubur ya." Gumam Nix pelan.
William yang bertujuan untuk mengembalikan reputasi bangsawan, justru malah membuat reputasi bangsawan semakin menurun.
Banyak bangsawan yang tidak terlibat dalam masalahnya menjadi ikut terlibat dan mendapat kucilan dari berbagai siswa di Akademi.
Reputasi bangsawan yang dulunya dijunjung tinggi oleh para siswa, sekarang telah berkebalikan dengan sebelumnya.
Dimana seorang bangsawan dianggap lebih rendah dari seorang rakyat jelata biasa tanpa status.
Tetapi itu hanya berlaku di Akademi, karena status bangsawan masihlah sama besarnya ketika berada di luar.
Saat ini, di kelas Nix berada, seorang bangsawan sedang membela dirinya sendiri di hadapan para siswa Akademi yang mengucilkannya.
"A-aku sama sekali tidak terlibat dengan duel itu!! kenapa kalian malah mengucilku? bukankah itu hanyalah perbuatan William?" Teriak seorang siswa bangsawan perempuan.
Para siswa yang mendengar itu menatap jijik padanya.
"Diam!! seorang bangsawan kotor yang suka mengucilkan seseorang sepertimu memang pantas diberikan ganjaran seperti ini!!" Salah satu siswa mendorong siswa bangsawan.
"Kya!!
Siswa bangsawan itu terjatuh karena didorong.
"Hahaha, liat dia, Baru dibeginikan saja sudah menangis, dasar bangsawan lemah." Ucap salah satu siswa.
Siswa bangsawan yang terjatuh di lantai hanya terdiam sambil menangis.
"Sudahlah, tidak ada gunanya jika kita melakukan ini lebih lama, justru kita malah menjadi seperti mereka."
"Iya, kau betul. Yang penting dia sudah mengerti bahwa dia itu adalah salah satu dari bangsawan kotor yang suka menindas orang yang ada di bawah mereka, semoga saja dia sadar dan berubah.
"Kau betul, walau kupikir itu mustahil."
"Ahahahaha."
Setelah menertawakan siswa bangsawan itu, rombongan siswa Akademi yang mengelilinginya segera berjalan keluar meninggalkan kelas.
Siswa bangsawan yang terjatuh itu tidak bergerak dan masih menangis.
Nix yang melihat kejadian itu dari awal, segera berdiri dari kursinya dan berjalan menuju siswa bangsawan itu.
"Hei, apakah kau tidak apa-apa?" Nix mengulurkan tangannya.
"?!"
Perempuan bangsawan itu terkejut melihat Nix menawarkan tangannya untuk membantunya.
"A-apakah kamu akan mengucilkanku juga?" Tanya perempuan bangsawan itu ketakutan.
Nix menggelengkan kepalanya sebagai jawaban.
"Tidak, walau mungkin aku memang sedikit membenci bangsawan, Tetapi bukan berarti aku akan puas jika mengucilkan mereka."
"...."
Perempuan bangsawan itu terdiam mendengar jawaban Nix.
Karena suasana menjadi canggung, Nix memutuskan untuk menanyakan nama siswa bangsawan itu.
"Bolehkan aku tau siapa namamu?" Tanya Nix.
Setelah hening beberapa saat, perempuan itu menjawab pertanyaan Nix
"E... Elvia Lochefort." Jawab perempuan itu pelan.
Setelah mengetahui namanya, Nix langsung segera memperkenalkan dirinya juga
"Elvia ya? perkenalkan, namaku Nixerick Xiphos, seorang rakyat jelata biasa yang berasal dari kota terpencil di pinggiran negara.
Elvia mengangkat kepalanya untuk melihat wajah Nix.
"B-begitu ya..." Elvia menatap wajah Nix.
Nix juga menatap wajah Elvia.
Elvia adalah seorang gadis bangsawan dengan rambut pirang panjang, dan tubuh langsing seperti wanita pada umumnya. Ia juga mengenakan anting emas dan sebuah gelang biru di lengannya.
"Pertama-tama, ayo berdiri dulu." Nix mengulurkan tangannya.
Elvia yang melihat tangan Nix ragu-ragu untuk menerimanya, tetapi akhirnya dia menerima tangannya dan Nix membantunya untuk berdiri.
"T-terima kasih..." Ucap Elvia.
"Itu tidak apa-apa, mungkin situasi bangsawan memang agak sulit untuk sekarang, tetapi berusahalah untuk tetap semangat." Ucap Nix menyemangati Elvia.
"Ah, i-iya, aku akan berusaha." Balas Elvia.
Nix tersenyum mendengar jawabannya
"Kalau begitu, karena aku ada urusan, aku akan pergi sekarang." Ucap Nix sambil berjalan ke arah pintu kelas.
"I-iya, Hati-hati di jalan." Balas Elvia.
Setelah mendengar Elvia mengatakan itu, Nix pergi meninggalkan kelas, dan Elvia terdiam di kelas sambil melihat ke arah pintu kelasnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments