Ibukota Kerajaan

[Tahun 3024, Kerajaan Heraklios,Tifa]

Setelah genap berumur 14 tahun, Nix akan dikirim menuju Ibukota kerajaan untuk belajar di salah satu Akademi Sihir Kerajaan.

Nix sudah siap untuk pergi ke Ibukota dengan Kereta kudanya yang menunggu didepan rumah, sekarang ia sedang berdiri di depan rumahnya sambil melihat ke arah orang tuanya dengan niatan untuk berpamitan dengan mereka.

"Ayah, ibu, aku berangkat dulu." Ucap Nix berpamitan.

Ayah dan ibunya tersenyum melihat anaknya yang akan segera pergi meninggalkan mereka untuk belajar di Ibukota.

"Tidak kusangka, hanya dalam waktu singkat. Bayi kecilku yang dulu suka menangis sudah menjadi cukup dewasa untuk belajar di akademi sihir kerajaan." Ucap Ibu Nix padanya.

"Ibu..." Gumam Nix tersenyum pahit.

"Ya, pastikan kamu belajar dengan giat di sana, kejarlah impianmu dan jangan berhenti untuk berlatih agar menjadi lebih kuat." Ucap Ayahnya.

"Tentu saja, aku akan terus berlatih hingga suatu saat aku dapat mengalahkan Ayah dalam 1 tebasan."

"Hoooh, aku menantikan dimana itu benar-benar terjadi Nix." Ucap Ayahnya tersenyum.

"Jangan hanya berlatih terus, jaga kesehatanmu dan carilah teman terutama gadis yang mungkin akan menjadi pasanganmu di masa depan." Ucap Ibu Nix.

"Ahahahaha, aku akan berusaha dalam mencari teman bu, tetapi untuk gadis..."

"Jangan berlama-lama dalam mencari seorang gadis, karena jika terlalu lama. Tanpa sadar kamu sudah menjadi tua dan tidak ada gadis lagi yang ingin bersamamu." Ucap Ibu Nix menasehatinya.

"A-aku tau itu..."

"Ahahahaha, memang susah ya jadi anak muda." Ucap Ayah Nix tertawa.

"Hm?, apakah kamu tidak sadar bahwa dulu kamu juga seperti itu sayang?" Ucap Ibu Nix.

"Eh? benarkah?"

"Ya, kamu dulu sangatlah tidak peka sampai-sampai membuatku harus mengakui perasaanku ketika kamu sudah berumur 31 tahun.

"E-eh? aku tidak menyangka akan selama itu." Ayah Nix menggaruk kepalanya.

Setelah mendengar obrolan sedikit dari orang tuanya, Nix segera mengambil barang bawaannya dan menaruhnya di kereta.

Setelah itu, dia langsung mengambil posisi duduk di salah satu bangku keretanya dan melihat ke arah jendela untuk melihat kedua orang tuanya yang masih menunggunya.

"Kalau begitu, aku berangkat dulu." Ucap Nix sambil melambaikan tangan

"Ya, jangan lupa untuk terus berlatih." Ucap Ayahnya.

"Dan jangan lupa untuk mencari teman dan memberi Ibu surat ya!" Ucap Ibunya.

"Ya, aku mengerti kok." Jawab Nix

Setelah mendengar pesan mereka. Sopir Kuda yang berada di depan segera menjalankan kudanya untuk segera berangkat menuju Ibukota kerajaan.

Nix mengeluarkan kepalanya dari jendela dan melambaikan tangannya pada Ibu dan Ayahnya yang terus menjauh dari pandangannya.

Nix terus melihat mereka sampai kedua orang tuanya sudah tidak terlihat lagi di pandangannya.

"Aku pasti akan rindu dengan mereka." Ucap Nix sambil melihat ke arah rumahnya.

...----------------...

[Tahun 3024, Ibukota Kerajaan Heraklios, Limos]

Perjalanan ke Ibukota kerajaan Heraklios memakan waktu sampai 5 jam untuk sampai.

Ketika sudah sampai di depan pintu gerbang, terlihat berbagai kereta kuda yang hendak masuk ke dalam kota itu, mulai dari kereta sekelas bangsawan dan konglomerat, hingga kereta sekelas Nix yang terlihat sederhana.

Kereta yang terlihat mewah itu kebanyakan milik seorang siswa bangsawan yang bersekolah sama dengan tempatnya yaitu akademi sihir.

Bangsawan adalah orang dengan status khusus yang diperoleh dari keturunan melalui pencapaian yang dilakukan leluhur mereka di masa lalu.

Biasanya, status bangsawan akan diberikan pada seseorang atau keluarga yang pernah berkontribusi dalam membantu negara berperang sebelumnya.

Maka dari itu, kebanyakan keturunan bangsawan adalah keturunan pendekar pedang ataupun seorang caster yang terkenal di masa lampau.

Namun, pencapaian itu adalah pencapaian dari leluhur di masa lampau, dan bukan pencapaian cucu dan anak mereka yang merupakan keturunannya.

Tetapi, kebanyakan bangsawan sekarang menganggap derajat mereka lebih tinggi padahal mereka tidak melakukan prestasi yang dilakukan oleh leluhur mereka dulu.

Istilahnya, mereka hanyalah menumpang nama. Dan tidak melakukan prestasi apapun. Dan itu membuat sifat mereka menjadi sombong dan egois terhadap rakyat biasa yang tidak tergolong bangsawan.

Diskriminasi antara rakyat biasa sudah menjadi hal yang lumrah bagi sistem sosial saat ini, bangsawan yang merupakan keturunan kerajaan memiliki kekuatan yang dapat menindas orang yang ada di bawah mereka.

Mereka dapat melakukan apapun asal mereka memiliki koneksi dan uang.

Dan di Akademi sihir yang akan Nix datangi untuk belajar, kemungkinan adalah sarang terbesar dari anak-anak bangsawan yang bersifat egois.

Karena itu, kemungkinan Nix harus mengantisipasi bertemu dengan mereka, karena Nix ingin menghindari masalah sebisa mungkin.

Sambil terus memikirkan itu, Nix dikejutkan dengan tubrukan dari samping keretanya.

*Brak!* {Suara tabrakan}

"?!"

Nix terkejut karena ada tubrukan yang mengenai keretanya dari samping.

Ketika dia memeriksanya dari jendela, terlihat sepasang kereta kuda mewah berbalut emas yang sepertinya milik seseorang yang cukup kaya.

Tidak lama setelah tubrukan itu, Jendela kereta tersebut dibuka dari dalam, dan Nix melihat seorang anak laki-laki yang sepertinya berumuran sama dengannya di sana.

Anak lelaki itu memasang wajah emosi sekaligus jijik sambil menatap Nix yang berada persis disampingnya.

"Bisakah kamu perhatikan jalurmu sedikit? dasar rakyat jelata." Ucap Anak lelaki itu dari jendela.

Nix tau bahwa di aturan dunia ini, seseorang dengan uang dan kemampuan lebih dapat dengan leluasa memerintah dan menindas orang yang ada di bawah mereka.

Sebelum Nix menjadi Swordmaster dengan peringkat Z, Nix seringkali mendapat cacian dan hinaan dari orang yang memiliki kuasa lebih darinya.

Ia bahkan pernah dijebak dengan sekelompok pembunuh profesional hanya karena dia membuat seorang bangsawan kesal.

Dengan uang dan kuasa, orang kaya dapat melakukan apapun pada orang yang ada dibawahnya, dan mereka cenderung bersifat egois dan jijik pada orang seperti Nix yang disebut sebagai rakyat jelata.

Maka dari itu, Nix sudah tau apa yang harus dilakukannya jika bertemu dengan orang seperti itu.

Hal terbaik yang harus dilakukan adalah menurut dan tidak melawan, karena hanya akan memperpanjang urusan jika berurusan dengan orang seperti mereka.

"Maafkan aku, aku akan lebih berhati-hati lain kali." Ucap Nix dengan kepala tertunduk.

Anak itu tersenyum melihat Nix yang menundukkan kepalanya.

"Kamu tidak melawan? sepertinya kamu mempunyai sedikit otak di kepalamu." Ucap anak lelaki itu dengan tersenyum.

Nix hanya terdiam mendengar cacian anak itu.

Anak itu yang melihat Nix tidak menunjukkan reaksi apa-apa, merasa kesal dan kembali menghina Nix.

"Membosankan, seperti yang diharapkan dari rakyat jelata. Kalian hanya bisa menurut dan menundukkan kepala kalian dihadapan orang yang berada di atas kalian, karena pada dasarnya kalian tidak lebih dari sekedar semut yang mengikuti ratu." Lanjut ucap anak itu menghina Nix.

Nix tetap diam dan tidak mengatakan sepatah kata pun.

Setelah melihat reaksi Nix. anak itu menutup jendelanya dengan kesal dan kembali melanjutkan perjalanannya menuju Ibu Kota.

"...."

Nix terdiam melihat kereta anak itu menjauh dari keretanya.

Tidak lama setelah itu, sopir kereta yang melihat suasana sudah menjadi tenang, menghadap ke belakang untuk bertanya kepada Nix yang masih terdiam di dalam kereta.

"T-tuan? apakah kita bisa melanjutkannya sekarang?" Tanya Sopir itu kepada Nix.

Nix menghadap ke sopir kereta untuk membalasnya.

"Ya, maafkan aku, anda bisa melanjutkannya sekarang." Jawab Nix.

Setelah mendengar jawabannya, sopir kereta langsung kembali menjalankan kudanya menuju arah Ibukota.

"Aku penasaran apa yang akan terjadi di Akademi nanti." Pikir Nix dalam hati.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!