[Tahun 3010, Kerajaan Heraklios, Tifa]
Suara tangisan terdengar keras di telinga Nix, itu adalah tangisan seorang bayi yang baru lahir.
"Oeeeeee!! Oeeeeeeee!!!"
Ya, bayi itu adalah Nix, yang baru saja terlahir kembali di dunia yang pernah ia tempati sebelumnya.
"Hmm, bayi laki-laki yang sehat. Selamat ya bu, sekarang Ibu sudah resmi menjadi seorang Ibu." Ucap seorang wanita yang sepertinya seorang suster.
"Wahhhh!!! laki-laki ya? aku sudah memikirkannya sebelumnya. Sayang, namamu adalah Nix, Nixerick Xiphos."
"Nama yang artinya adalah pedang. Karena kelak kamu akan menjadi pendekar pedang yang akan melampaui bahkan ayahmu sendiri, aku percaya itu akan terjadi di masa depan." Ucap Ibu Nix sambil melihat ke arah Nix
Nix melihat ke arah Ibunya yang memiliki rambut pirang panjang yang sama seperti di kehidupan ia sebelumnya.
Di dunia Nix sebelumnya, ayah Nix memang terkenal sebagai petualangan peringkat A yang suka membantu warga sekitar dalam menghadapi monster.
Ia dikenal juga karena ketulusannya dalam membantu tanpa meminta sedikit pamrih-pun pada orang.
"Aku yakin bu, ketika ia sudah remaja nanti, ia pasti akan menjadi pendekar pedang terkuat yang akan dikenal di kota ini, bahkan mungkin kedepannya bisa mengguncang 1 negara, atau mungkin 1 dunia!" Ucap suster itu melebih-lebihkan.
Di kehidupan Nix sebelumnya. Nix sama sekali tidak mengenal suster ini, ia belum pernah melihat wajahnya sama sekali.
"Aku harap itu terjadi, karena bagaimanapun juga dia adalah anak dari suamiku." Balas ibuku dengan tersenyum.
Nix masihlah seorang bayi yang baru lahir, tidak ada yang bisa ia lakukan sekarang selain menangis, Walau dia bisa berpikir layaknya orang dewasa dipikirannya.
*Duk Duk Duk Duk!*
Suara kayu yang diinjak terdengar keras hingga ke telinga Nix, Nix sudah menebak siapa itu, suara itu semakin keras hingga sampai di depan pintu kamar.
*Brak!*
Pintu ruangan dibanting secara keras.
"Eva!" Ucap seorang pria memanggil ibu Nix.
Ibu Nix terkejut mendengar suara itu.
"Ah! Sayang! apakah kamu tidak lihat? anak ini sedang ingin tidur!" Balas ibu Nix yang terkejut.
"Ah m-maaf! aku terbawa suasana karena kudengar kamu berhasil melahirkan. Begitu ya? jadi aku sudah menjadi seorang Ayah sekarang. " Ucap Ayah Nix sambil menggaruk kepalanya.
Ayah Nix bernama Taios Xiphos, berbalikan dengan Ibunya, Ayah Nix memliki rambut berwarna oranye, dan juga tubuhnya yang ideal dengan otot yang terlihat menembus bajunya.
Ibu Nix menodongkan Nix yang diselimuti dengan kain kepada Ayahnya yang ada di hadapannya.
"Ini, silahkan kamu menggendongnya dan melihatnya sendiri." Ucap Ibu Nix.
Sang ayah yang melihat itu langsung maju ke depan dan mengambil bayi itu dengan perlahan dari tangan Ibu Nix.
Ketika sudah mengambilnya, Ayah Nix dengan perlahan menaruh bayi itu di dadanya, membuat Nix yang menangis langsung berhenti karena merasa nyaman.
"Cup-cup-cup, jangan menangis lagi, jangan menangis lagi." Ucap Ayah Nix menenangkan bayinya.
Walau Nix masih bayi, ia mengerti ucapan yang dikatakan oleh ayahnya. Membuat dia yang mendengarnya entah kenapa merasa rindu dan senang secara bersamaan.
"Cup-cup-cup, anak Ayah pintar, anak Ayah pintar, Ayah yakin saat kamu sudah besar nanti, Kamu akan menjadi lebih kuat dari Ayah. Dan bahkan bisa melampaui pendekar pedang kuat lainnya." Ucap Ayah sambil tersenyum.
Nix hanya terdiam melihat ke arah Ayahnya, dia berpikir bahwa apa yang dikatakan ayahnya memang akan menjadi kenyataan, karena memang sebelumnya dia adalah Swordmaster dengan peringkat Z.
Tetapi Nix segera membuang pemikiran naif itu, walaupun dia memang bisa menjadi sekuat dulu lagi dengan kemampuan skill yang masih ia ingat dari dunia lamanya, ia tidak boleh beranggapan bahwa semuanya akan tetap berjalan mulus tanpa ada halangan.
Karena pemikiran itulah yang membuatnya kalah dalam mengalahkan Raja Iblis sebelumnya.
"Sekarang kamu tidur dulu ya nak, biar nanti kamu merasa lapar dan akan makan setelahnya, biar cepat tumbuh ya." Ucap ayahku sambil menepuk Nix dengan halus.
Nix yang merasa nyaman dengan suara dan sentuhan hangat dari Ayahnya, perlahan memejamkan matanya dan tertidur.
...----------------...
[Tahun 3014, Kerajaan Heraklios, Tifa]
4 Tahun sudah berlalu semenjak Nix dilahirkan, dan ia sekarang sudah menjadi anak kecil yang aktif dengan berlatih pedang dengan ayahnya setiap hari.
"Ayo-ayo! anak ayah harus bisa setidaknya melayangkan tebasannya dengan betul ke lawannya." Kata Ayah pada Nix.
Sebenarnya, Nix dapat mengarahkan serangan telak ke ayahnya yang sengaja membuka banyak celah.
Tetapi dengan kondisi tubuh dan staminanya saat ini, dia tidak bisa melakukan serangan yang ingin dilakukannya walau ingin.
"Hyah! Hyah!"
Nix dengan sebisanya melakukan tebasan layaknya seorang anak kecil yang pertama kali memegang pedang.
"Hahaha, anak Ayah sangat semangat ya berlatih pedangnya." Ucap Ayah Nix sambil tersenyum.
Nix tetap mengayunkan pedangnya dengan niatan untuk segera melatih tubuh dan staminanya. Walau mungkin ayunan yang ia layangkan terlihat seperti ayunan anak kecil.
...----------------...
[Tahun 3018, Kerajaan Heraklios, Tifa]
Setelah berumur 8 tahun, Nix sudah bisa melawan ayahnya dengan seimbang.
"Aku maju Ayah!" Ucap Nix sambil menendang kakinya ke tanah di belakangnya.
Nix melaju pesat ke arah ayahnya yang berada di hadapannya.
"Hoooh, kalau begitu, tunjukkan semua yang kamu bisa nak!" Balas Ayah Nix sambil memasang kuda-kuda.
Nix sudah mengerti pola kuda-kuda yang digunakan ayahnya sendiri, itu adalah pola yang ia gunakan sama seperti di dunianya sebelumnya. Karena memang Ayahnya sendirilah yang mengajarinya itu.
"Terima ini!"
Nix mengayunkan pedangnya ke arah ayahnya.
Ayah Nix menangkis nya dengan pedangnya.
Nix melakukan lompatan kecil ke belakang, dan melakukan tendangan memutar ke arah kepala ayahnya.
Ayahnya memundurkan kepalanya sedikit untuk menghindari serangan itu.
Tendangan Nix yang dihindari sepenuhnya oleh Ayahnya, dilanjutkan dengan serangan beruntun dari pedang Nix.
Ayah Nix dengan santai menangkis semua serangan itu.
Setelah merasa bahwa jarak diantara mereka sudah dekat, Nix melompat di depan wajah ayahnya, dan melakukan tendangan memutar tepat ke wajah Ayahnya.
"!"
Ayah Nix terkejut dengan tendangan itu, tetapi ia berhasil menghindarinya dengan menundukkan kepalanya
Nix mendarat di tanah dengan posisi kepala yang berada di bawah, menopang tubuhnya dengan tangan, dan mendorong itu untuk melancarkan tendangan kaki belakangnya ke arah Ayahnya.
*Bugh!*
Tendangan Nix mendarat di perut Ayahnya.
Nix yang mendorong ayahnya ke belakang, melanjutkan serangannya dengan melempar pedang kayunya ke arah Ayahnya.
Ayahnya yang melihat itu langsung menepis pedang Nix dengan pedangnya.
"Woah! apa yang kamu lakukan Nix? membuang senjatamu seperti itu." Ucap Ayah Nix.
Ayah Nix yang melihat Nix dengan tangan kosong, langsung maju ke arahnya dengan niat untuk menyerangnya.
Nix yang melihat itu hanya diam di tempatnya.
Ayah Nix yang sudah dekat dengannya, langsung mengambil posisi menyerang dan mengarahkan pedangnya secara lurus ke arah Nix.
Nix yang melihat itu langsung sengaja menidurkan badannya di tanah.
Nix sekarang berada tepat di bawah tubuh ayahnya.
Nix mengeluarkan senjata yang ia simpan di kantung bajunya.
Senjata itu adalah pedang kayu lain yang ia sembunyikan untuk berjaga-jaga apabila dia melemparkan senjatanya.
Sesudah mengeluarkan pedang itu, dia langsung menusuknya tepat di dada Ayahnya.
"?!"
Ayahnya terkejut melihat anaknya yang menyimpan senjata lain di bajunya.
"Heh, lumayan." Ucap Ayahnya.
Nix yang masih berada di tanah bangkit berdiri dan membersihkan bajunya yang kotor.
"Gimana? apakah aku sudah siap yah?" Tanya Nix kepada Ayahnya.
Ayahnya memasang wajah tersenyum mendengar Nix bertanya.
"Ya, kamu sudah sangat siap Nix." Balas Ayahnya.
Setelah mendengar itu, Nix dengan lega menghembuskan nafasnya.
"Akademi Sihir ya, mungkin akan menarik di sana." Ucap Nix sambil melihat ke langit.
Tidak lama setelah mereka berlatih, Ibu Nix memanggilnya untuk makan siang.
"Sayang! Nix! masakannya sudah jadi! ayo makan siang!" Ucap Ibu Nix memanggil Ayah dan anaknya yang sedang melamun.
"Iya! aku kesana! ayo Ayah!" Ajak Nix.
"Ya, kita akan lanjutkan ini nanti, persiapan dirimu Nix, karena kali ini ayah tidak akan menahan diri." Balas Ayahnya.
"Tentu saja!" Balas Nix dengan semangat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments