CINTA 100 Hari
ADALAH MONA LITTA seorang gadis berparas manis yang energik serta humoris,selain memiliki dua sikap tersebut,Mona lita pun termasuk sosok gadis yang mandiri dan Humble,mudah bergaul dengan siapapun.
Mona adalah nama panggilannya,sosok wanita ini memiliki gaya tersendiri yang begitu nge khas,jika di sebut namanya,maka yang terbayang dari ingatan kita adalah sosok perempuan yang berpenampilan cuek dan simple.
Gaya berpakaiannya terkesan jauh dari kata glamor.Tak hanya itu saja ia pun termasuk pribadi yang begitu dewasa dalam berpikir.
Akan tetapi ada satu hal yang masih kurang akan kehidupan sosok pribadi seorang Mona,yaitu tentang kesendiriannya alias jomblowati.
Etsss walaupun dia seorang jomblowati,namun ia merasa jika hidupnya masih terasa bermakna walau tanpa kehadiran sosok seorang pria, lebih tepatnya seorang kekasih.
Yaa dengan statusnya yang masih menjomblo tidak serta merta membuatnya patah semangat apa lagi merasa putus asa dalam menjalani kehidupannya.
Jika di lihat dari segi usianya yang kini menginjak usia 27 tahun,memang sudah sepantasnya sih ia memiliki seorang kekasih, atau lebih pantasnya pasangangan hidup lah ya.😁
Setidaknya seorang kekasih dapat melengkapi kebahagian dalam hidupnya.
Tapi jangan salah,Mona memiliki cara tersendiri agar tetap bisa bahagia walau tanpa adanya kehadiran sosok seorang kekasih,tuh perlu di catat !!
Dan entah kenapa hal itu justru membuatnya tidak merasa peduli dengan hal-hal yang menurut orang lain itu penting,tapi bagi dirinya tidak sama sekali.Ia sudah merasa nyaman dengan kesendiriannya meski memang pada kenyataanya beberapa di antara teman seusia nya sudah ada yang melepas masa lajangnya,alias married.
Tapi tenang.....,Mona tetap tidak mau ambil pusing akan hal itu,walaupun salah satu di antara sahabatnya selalu meledeknya bahkan dirinya jadi bahan lelucon tapi dia selalu slow respon tak pernah di ambil hati,baginya lelucon itu hanya seperti rasa permen nano-nano,yang menyemarakan cerita hidupnya.
Mona memang terkesan lebih cuek dalam menyikapi permasalahan ini,alhasil kedua sahabatnya merasa gemas dengan sikap cueknya tersebut,dan dengan senang hati mereka menjuluki Mona dengan sebutan jomblowati sejati.
Cukup membuat Mona tergugu dengan apresiasi kedua sahabatnya tersebut walau kenyataanya memang terasa pedih😅,nasib nasib !!
Akan tetapi bukanlah seorang Mona jika Ia harus merasa sakit hati ataupun marah dengan apa yang telah di sematkan kedua sahabatnya untuk dirinya,ini adalah bukti jika hubungan mereka begitu solid.
Karena baginya.
"Bahagia itu tidak harus berdua denganmu ( kekasih) kan ?"
Selorohnya dengan gaya khasnya.
So !!
Mona merasa nyaman dan damai meski dengan statusnya yang jomblo tersebut,dia pun selalu berseloroh,kenapa juga harus merasa pusing dengan omongan orang lain tentang dirinya,toh kebahagian hidup bukan mereka yang jamin,so..... !!
" BIARLAH ANJING MENGGONGONG DAN GUE PUN BERLALU " 😎 " slogannya begitu tandas.
Mungkin karena Mona memang sudah terbiasa dengan kata-kata ejekan atau bulian yang selalu mampir menyindir nya,namun ia berusaha bersikap lapang dada dalam menyikapi semua candaan konyol atau pun olokan pedas dari orang-orang sekitarnya.
Tak hanya sampai disitu saja penderitaan hidupnya,Mona pun selalu mengabaikan pertanyaan wajib yang selalu di alamatkan teman-teman nya atau sodara nya yang setiap kali berjumpa dengan dirinya.
Dan pernyataan itu sangat simple namun terasa pedih jika di rasakan.
" PACAR KAMU SIAPA ?,KAPAN NIKAH ?,bla,bla,dan bla,bla."
Dua pertanyaan utama yang terdengar begitu sangat HOROR bukan? bagi semua perempuan yang masih menyandang status jomblo.
Tapi lagi -lagi hal itu tidak berlaku bagi seorang Mona, Tak hanya mandiri serta dewasa ia pun memiliki skil baja, sehinga kebal dengan pertanyaan-pertanyaan tersebut,ia tidak merasakan baper hingga berlebihan dalam menanggapi hal itu,bukannya kenyataan tidak bisa dirubah kan ?
Mona pun memilih santai dalam menyikapinya melebihi santai di pantai.
Terkadang memang pertanyaan itu selalu di jawabnya dengan celotehan khasnya ,entah jawaban polos atau memang sekedar angan-angan saja yang terdengar memang sedikit halu.Jika dia menargetkan dirinya kelak akan memiliki PACAR jika Ia sudah sukses menjadi seorang SEKERTARIS sang bos tampan putra tunggal pemilik perusahaan di tempat dimana ia bekerja.
Yaa...,menjadi sebuah kebanggaan tersendiri jika menjadi seorang sekertaris BOS BESAR yang ketampanannya melebihi aktor tanah air,katakanlah ketampanannya melebihi seorang aktor NICOLAS SAPUTRA,kebayangkan jika ketampanannya bisa melebihi Aktor yang satu itu ?
Sedikit agak berlebihan memang,Tapi kenyataannya memang seperti itu.
Dan itulah salah satu mimpi indahnya Mona meski memang jauh dari kemunginan tapi entah kenapa Mona sangat yakin jika takdir hidup tidak ada yang tau akan seperti apa kedepannya nanti.
Suara gelak tawa lepas terdengar begitu riuh meramaikan seisi ruangan kantin pada jam makan siang.
Beberapa staff kantor yang hadir diruang tersebut cukup teralihkan akan perhatiannya ke arah tiga perempuan yang tengah asik melepas canda tawanya seraya menikmati santapan makan siang.
" Kebayangkan kalau si Manda tau si Roki jalan bareng sama Lala, bisa terjadi perang dunia ke tiga." Ujar Amelia perempuan berambut kriting salah satu sahabat Mona menyuapkan si daging bola ke mulutnya dengan lahap.
" Seharusnya sekali-kali Manda harus di kasih lihat akan kelakuan cowok gebetannya itu yang suka bertingkah so kecakepan,biar tuh cewek mikir,bukan dia doang cewek yang paling cantik di kantor ini,banyak lah, kita juga cantik-cantik kan ?" Sela Tamara si cewek mungil berponi pendek menimpali sembari menyesap habis orens jusnya.
Mona menggeleng dengan tetap fokus menyantap makanan di hadapannya.
" Kalian-kalian itu dari tadi ngebahasnya si Roki mulu,gak ada topik lain apa selain si Roki ?bikin viral aja nama tuh cowok. " Sela Mona dengan membenarkan posisi minumannya ke tengah supaya tidak tersenggol olehnya.
" Yaa TUHAN Mon !! Si Roki itu laki-laki hidung belang yang lagi deket sama sekertarisnya pak Bos." Sela Tamara dengan berapi-api.
" Yaa biarin ajalah !! Si Roki mau jalan sama siapapun juga,toh si Roki itu bukan gebetan kalian juga kan..?" Tanya Mona dengan membagikan pandangannya ke arah ke dua sahabatnya tersebut.
" Iya juga sih." Sambung Amelia yang lebih akrab di sapa Amel itu membenarkan ucapannya Mona.
Tamara pun menatap gemas ke arah Mona yang selalu bersikap acuh jika membahas masalah pria.
" Kalau jomblo yaa kaya gini nih, tidak bisa di ajak curhat." Sela Tamara merengut.
" Lo mah, payah. Nggak seru kalau diajak bahas cogan. Gue heran, lo suka sama cowok nggak, sih?" sela Amelia cukup sewot.
Mona melotot tajam.
" Sembarangan kalau ngomong!"
"Habisnya lo kayak nggak semangat gitu kalau kita-kita lagi bahas cowok. Lo betah amat nge jomblo. Udah berapa tahun, sih? Keburu karatan nanti," ledek Tamara melirik genit.
" Gue masih 27 tahun dan masih imut gini. Lebih tua 1 tahun dari pada kalian malahan." Mona sewot.
“Iya deh, iya yang baby face.” Tamara monyong.
Mona beranjak dari kursi yang berada di sebelah Tamara yang biasanya ditempati Amelia,Rekan kerjanya.Dia pindah tempat duduk.
" Mon,elo sih belum pernah ngerasain gimana sakitnya kena PHP ,sekaligus sakit di dua in dan rasanya patah hati itu seperti apa ?" Sela kembali Tamara melirik sinis.
" Makanya dari itu,gue tidak suka yang namanya pacaran.Bikin jatuh bangun saja gue mengejarnya sehingga dunia terasa jungkir balik di buatnya." Balas Mona seraya bangkit dari tempat duduknya lagi.
Kedua sahabatnya saling mengernyit satu sama lain aneh melihat sikapnya.
" Lo mau kemana lagi sih Mon ?" Tanya Amelia melirik Mona yang melangkah.
" Tambah satu porsi lagi." Jawab Mona pendek.
Kedua sahabatnya melongo.
" Apa gak takut Melar badan lo Mon ?" Tanya Tamara melirik Mona yang sudah melangkah menjauh.
" Makin melar makin cantik." Jawab Mona dengan sedikit genit.
Tamara melengos dengan kesal.
" Sodara lo tuh Mel..!!" Ujar Tamara mendengus dan menatap greget ke arah Mona.
" Kakak lo juga." Balas Amelia tak kalah gemas.
Mona hanya cekikikan seraya berlalu setelah melihat sikap kedua sahabatnya yang merasa keki dengan tingkah lakunya tersebut.
" Bisa-bisanya dia itu sepercaya diri kaya gitu." Gerutu Amelia setengah berbisik ke arah Tamara dengan nada bicara penuh kekesalan.
" Jangan panggil Mona kalo enggak MUTEB.." ucap Amelia membalas.
" Apa itu MUTEB ?" Tanya Tamara sambil berpikir keras.
" Muka tembok hee..hee..," Jawab Amelia sembari menahan tawanya begitu pula dengan Tamara yang ikut terkekeh.
" Kan kalian ngomongin gue ya?" Tanya Mona yang setibanya di hadapan kedua sahabatnya yang masih tertawa lucu.
" Kita tidak setega itu kali Mon ngomongin sahabat sendiri, iya gak Tam ?" Sela Amelia sembari mengedipkan matanya kearah Tamara dengan penuh isyarat.
Tamara mengangguk seraya masih menahan tawanya.
" Haii Tam !" Sapa seseorang secara tiba-tiba.
Mona dan kedua sahabatnya serentak menoleh ke arah suara yang memanggil nama salah satu di antara mereka, dan dilihatnya seorang pria dengan perawakan tinggi kurus, berdiri dengan tersenyum polos kearah Tamara.
" Hai Bian !! " balas Tamara terlihat berseru bahagia.
Raut wajah Mona dan Amelia mulai bereaksi saat melihat pria tersebut.
" Kamu kok gak WA aku dulu sih kalau mau kesini?" Tanya Tamara terlihat manja.
" Aku tadi ada WA kamu kok,tapi sepertinya kamu belum baca pesanku." Ucap Bian tersenyum lembut.
" Aku kamu !! Heh sejak kapan tuh bocah so bersikap manis kaya gitu sama cowok,biasa juga manggil lo gue lo gue." Bisik Amelia kepada Mona dengan sedikit terkekeh.
" Oh MY GOD !! Hp aku lagi di cas di kubikel,maaf aku lupa bawa." ujar Tamara sembari menepuk jidatnya.
" Kebiasaan lo naruh -naruh HP di meja kerja." Sahut Amelia melirik judes.
" Lupa Mel." Sela lagi Tamara dengan merengut manja.
" Apa kabar Bian ?" sela Mona melirik pria kurus tersebut.
" Baik Mon." balas pria itu tersenyum-senyum.
" Tumben lo mampir ke kantor kita lagi..?" ujar Mona dengan ramah sekali.
" Iya kebetulan aku lewat depan kantor, jadi sekalian mampir saja." Jawab Bian dengan tetap mengulas senyuman.
" Eh elo mau ngajak makan siang Tamara ya ?tapi baru saja dia makan bakso semangkok,kalau Tamara di ajak makan lagi tar lama-lama kaya gue lagi badannya melar,kalau lo sering ngajak Tamara makan-makan mulu siap-siap badan si Tamara kaya bola bekel." Ucap Mona dengan sedikit mengoda Bian yang tiada lain kekasih barunya Tamara.
" Gue melar juga masih laku.lah lo udah melar gak laku-laku." Ejek Tamara menimpali dengan mengolok-ngolok kembali Mona.
" Pedes banget." Tambah Amelia dengan tertawa puas.
" Gue melar juga tetap cantik.." Bela Mona menimpali ia membela dirinya sendiri dengan begitu percaya dirinya.
Amelia dan Tamara kembali stress di buatnya atas tingkah sahabatnya tersebut.
" Terserah lo deh." Sela Amelia melengos.
" Eh bestie,bestie,gue jalan dulu ya !" Pamit Tamara tersenyum manja seraya merapihkan mangkok yang ada di hadapanya.
" Ehh tiga puluh menit lagi jam kantor loh, lo ngaret kena semprot Bu Silvi " Seru Mona cukup keras.
" Ah itu gampang..." Ucap Tamara seraya melangkah pergi mengandeng mesra kekasih barunya tersebut.
Mona dan Amelia hanya saling berpandangan satu sama lain,kalau udah bucin sulit untuk di peringatkan.
Keduanya pun kembali melanjutkan makan siangnya.
" Mon...!" Panggil Amelia menyeka mulutnya dengan tisu.
" Kenapa ?" Jawab Mona yang terus menyantap lahap soto kesukaannya tanpa menoleh ke arah Amelia yang sering di panggilnya Amel.
" Lo gak punya cita-cita untuk punya cowok gitu?" Tiba-tiba pertanyaan itu muncul kembali kepermukaan.
Dengan bersamaan Mona pun langsung tersedak nyaris semua makanan yang berada didalam mulutnya berhamburan keluar.
Uhuk uhuk......
Amelia terkejut reaksi sahabatnya tersebut,dengan cepat ia pun segera mengambil kan segelas air putih lalu menyodorkannya kehadapan Mona yang masih terbatuk- batuk.
" Aduhh Sorry !! Elo sampe keselek begitu sih Mon." Ujar Amelia dengan raut wajah penuh sesal.
" Ahh...,Pertanyaan lo pedes banget kaya gado-gado karetnya dua." Ucap Mona dengan sempat-sempatnya Ia menjawab pertanyaan Amel dengan sebuah lelucon khasnya.
" Kenapa sih lo harus bertanya itu mulu? lo udah tau kan apa yang lo tanya jawabanya pasti akan sama dengan lo tanya beberapa tahun yang lalu lo tanya ke gue." Ucap Mona dengan sengit.
" Ahh lo terlalu lebay sih Mon gue nanya bisa-bisanya jawabannya sama dari tahun ke tahun,dari jaman angling darma ampe serial korea,jawabnya sama gak berubah. Setau gue dari jaman lo kuliah hingga kini lo sekarang kerja,masih tetep aja nge jomblo,dari pacar gue Rahmat sampe ganti Raymon,gak pernah tuh gue liat lo pacaran.Ya minimal lo ada jalan bareng lah gitu sama cowok,gue liat lo jalan bareng kita mulu apa gak bosen?" tanya Amelia nyerocos menatap lepas Mona yang asik dengan makanan favoritnya.
" Terus ??" Tanyanya menoleh Amelia yang duduk di sampingnya dengan ekspresi wajah tertekuk.
" Terus apa ?? " tanya Amelia sewot.
" Atau jangan-jangan lo emang gak tertarik lagi sama yang namanya cowok ?" Tanya Amel dengan nada ragu.
" Terus gue gak normal gitu ?" Tanya Mona dengan langsung memotong kalimat Amelia sembari menatapnya serius.
" Gue sih gak nanya gitu ya ?" Sergah Amelia dengan cepat menatap tidak enak.
" Kalau gue bilang gak tertarik cowok pasti elu bilang gue ini gak normal,pasti kaya gitu kan kesimpulannya?" Tanya lagi Mona dengan ekspresi wajah semakin merengut.
" Habisnya lo dari dulu gini-gini aja,karir aja terus yang lo kejar." Ujar Amelia terkesan jengkel.
" Hee..hee ..hee !!Kan gue bilang jika gue jadi Sekertaris Pak Banny yang ganteng itu nggak apalah gue akan berusaha cari jodoh." Celoteh polos Mona dengan tersenyum tipis.
" Lo gak usah mimpi di siang bolong kali Mon.Mau jadi staff di perusahaannya saja kita tuh ribetnya setengah mati.Gimana mau jadi Sekertarisnya." Ucap Amelia dengan mencoba menyadarkan kehaluan tingkat tingginya Mona.
" Jangan mimpi deh Mon lo bakal jadi sekertaris pak Banny,belum lagi elo harus menggeser posisi Manda,belum lagi lo harus berpenampilan seperti Manda yang so cantik kaya miss world,itu salah satu pekerjaan terberat lo,boro-boro lo bisa dandan lo pake lipstik aja masih belepotan." Cecar Amelia dengan raut wajah pesimis.
" Di dunia ini tidak ada hal yang tak mungkin beb." Ucap Mona sembari menarik tisu lalu menyeka mulutnya.
Amelia hanya menyimak dengan tersenyum kecil ke arah Mona yang selalu optimis dalam segala hal termasuk dalam urusan halusinasinya.
dia sangat mengerti akan kemana arah pembicaraan Mona selanjutnya.
" Haa haa haaa,gue suka gaya lo.Lo emang termasuk orang yang sangat optimis hingga gue susah nge bedain antara optimis sama berhalu tingkat tinggi." seloroh Amelia sembari tertawa lebar.
" Hee hee...,yang pasti gue optimis dan percaya diri soalnya dunia itu terus berputar Mel dan kita tidak pernah tau hidup seseorang itu kedepannya akan seperti apa." jelas lagi Mona dengan santai,Amelia hanya mangut-manggut seraya tersenyum tipis melihat sikap sahabatnya itu yang selalu ada cara untuk membela dirinya.
" Udah kenyang nih balik kantor yuk !!" Ajak Mona sembari berdiri.
" Jalan bentaran Mon cuci mata." Sela Amelia sambil ikut berdiri.
" Aduh males gue, perut gue kenyang banget." tolak Mona mentah.
" Ah kebiasaan lo.Payah deh kalau jalan bareng lo." Ucap Amelia sembari melangkah duluan.
" Gue males kalau waktunya cuman sebentar Amel."Balas Mona sembari melangkah dan menyusul langkah sahabatnya tersebut.
" Apalagi pas masuk kantor liat mukanya Bu Silvi kalau nggak Manda, Uuhh yang ada bisa keluar semua deh isi perut gue.By the way dua orang itu kapan sih pensiunnya ?" Tanya Mona menggerutu kesal.
"Si Manda maksudnya ?? " Tanya Amelia penasaran, Mona mengangguk pasti.
" Haa..haaa..., lo kalau ngomong yaa suka sadis dikira si Manda itu udah lansia apa di suruh segera pensiun,kadang kadang lo ya." Ucap Amelia seraya tertawa lepas mendengar sahabatnya bersungut.
Bersambung...................
JANGAN LUPA DI KLIK HATINYA.. DI KLIK JUGA JEMPOLNYA DAN KASIH BINTANG
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 265 Episodes
Comments
Hesti Ariani
seru juga dg latar belakang dunia perkantoran
2022-01-03
1
davil_14
suka klu karakter utama cewek kyk Mona mandiri, cuek dgn omongan orang..mudah2han gak berubah ya thor👍👍
2021-09-23
1
Aida Saida
keren teh semangat
2021-02-18
0