MONA terlihat terburu-buru keluar dari sebuah taxi,beberapa kali ia menengok ke arah jam yang melingkar cantik di pergelangan tangan kirinya.
Lalu sesekali ia pun sibuk merapihkan beberapa map yang di bawa di pelukannya.
Dengan masih terlihat sibuk sendiri dia kembali membenarkan tali tas yang terselempang di pundak mungilnya.
Di tengah-tengah kerepotan nya yang berpacu dengan waktu,tiba-tiba saja dari arah berlawanan Ia tak sengaja bertabrakan dengan seseorang yang berjalan tak kalah cepat darinya dan.....
BRRAAKKK...........
Beberapa map yang dibawanya terjatuh hingga berhamburan tercecer di jalanan.
Sontak Mona terkejut bukan main,ia pun menatap satu persatu map yang beserakan dijalan,masih dalam ke adaan shok Mona pun menatap ke seseorang yang sudah tidak sengaja telah menabraknya.
" Sorry ,sorry !" ujar pria itu dengan segera meminta maaf kepadanya lalu ia ikut mengambil salah satu map yang beserakan di jalanan.
" Duh !! makanya kalau jalan liat-lihat dong mas ! " Ujar Mona menggerutu.
" Sorry ya mbak,soalnya tadi gue sedang buru-buru !." Ucap si pria itu menjelaskan dengan ramah lalu pria itu pun menyodorkan mapnya ke hadapan Mona.
" Makasih !!" cetus Mona singkat.
Pria itu tersenyum seraya memperhatikan penuh wajahnya perempuan itu.
Mona mendongak lalu menatap tajam ke arah wajah pria itu.
" Untung kali ini gue lagi buru-buru kalau gak,lo udah gue permasalahkan.." Ucap Mona dengan memasang wajah jutek.
Tak berapa lama ia pun segera melangkah pergi meninggalkan pria itu yang masih melongo atas sikap Mona yang begitu judes kepadanya.
Sosok pria itu hanya menarik napas seraya menggelengkan kepalanya dia menatap aneh ke arah Mona yang berjalan dengan begitu cepat,lalu pria itu pun melanjutkan kembali perjalanannya.
......................
*Di kantor.
"Huf...!!"
Mona menghempaskan badannya ke kursi kerjanya secara kasar sehingga cukup menarik perhatian Tamara yang sedang serius menatap layar komputernya.
Gadis berponi pendek itu melirik kecil kearah Mona yang tengah duduk kesal selepas keluar dari ruangan nya Manda,sahabatnya itu memasang wajah sedikit gusar.
" Ssst ! Lo kenapa beb ? kaya habis liat cicilan bulanan saja ?" Tanya Tamara sambil tetap fokus ke layar komputernya.
" KESEL GUE !!!" Jawab Mona dengan nada ketus.
Amelia mendongak dan menoleh ke arah Tamara lalu Ia pun memberikan isyarat dengan penuh tanda tanya kepada Tamara yang kebetulan kubikelnya sejajar dengan dirinya.Tamara menggeleng seraya mengangkat tinggi bahunya.
Raut wajah Mona terlihat semakin bete beberapa kali Ia terlihat berpikir keras dan mengingat-ngingat sesuatu hal yang kini tengah mengganjal pikirannya.
Namun itu terasa buntu,pikirannya mentok ia tidak mengingat satu hal apapun,dan ia pun merasa tidak menemukan satu jawaban apapun yang membuatnya tenang.
" Kok bisa sih gue salah kasih map itu,Yaa TUHAN..!!" Gumannya seraya menengadahkan kepalanya ke atas langit ruangan tersebut dengan perasaan begitu gelisah,tak lama ia pun kembali memejamkan matanya untuk mengingat serentetan kegiatan yang telah ia lakukan hari ini.
Tamara dan Amel saling melempar pandangan,setidaknya mereka terganggu dengan sikap sahabatnya tersebut yang tengah uring-uringan.
Mereka menatap risih ketika melihat raut wajah Mona yang semakin hilang moodnya,namun mereka tidak berani mempertanyakan akan penyebabnya,dikarena kondisi masih jam kerja.
Tak berapa lama seorang perempuan dengan berpenampilan menarik menghampiri kubikelnya Mona dan ia pun berdiri tepat di sampingnya dengan menatapnya sinis.
" Lain kali tolong di periksa kembali semua hasil laporannya, Jangan asal main kasih laporan aja,Ini pekerjaan bukan permainan ular tangga." ujar perempuan itu yang bernama Manda berkomentar pedas.
Mona mendongak lalu melihat Manda dengan perasaan tidak senang.
Yang bilang ini permainan ular tangga siapa ?? Batin Mona menggerutu.
Mona hanya terdiam sepertinya ia malas untuk menanggapi ucapan perempuan tersebut,Manda masih memasang wajah jutek.
" Dengar ya!Gue tunggu laporannya lo sampe jam empat sore nanti,lo pastikan jika laporannya sesuai dengan apa yang bos minta." ujar Manda ketus,lalu ia pun melangkah pergi meninggalkan Mona dengan bersikap angkuh.
Tamara dan Amelia yang sedari tadi sempat memperhatikan sikap Manda ikut menatap sebal ke arah sekertaris bosnya tersebut,Mona pun membuang muka tanpa merespon ucapannya Manda.
" Kenapa sii beb..?"Tanya Tamara sembari memburu Mona yang masih terlihat frustasi.
" Eeuuuhh KESEL GUEEEE !!" pekik Mona dengan geram lalu menggebrak meja tugasnya cukup keras.
Tamara terkejut dengan sikap sahabatnya tersebut.
Belum siap Mona menjelaskan kekesalannya,tiba-tiba...
TAP TAP TAP
Suara langkah khas sepatu sang Direktur tampan memecah keheningan,sang BOS besar datang berjalan dengan penuh wibawa.
Melangkah melewati beberapa stafnya yang sudah standby di kubikelnya masing-masing,sang Direktur muda tampan itu terlihat berjalan dengan sikap penuh wibawa.
Amelia kembali duduk dan menyenggol lengan Tamara dengan mata yang terarah ke pintu utama. Pintu utama di lantai dua maksudnya.
"Apaan, sih?" tanya Tamara tak begitu berminat.
" Itu CEO tampan kita dateng Tam, Gila… ganteng banget!" pekik Amelia pelan.
"Lihat dulu,Mon!" Amelia tampak antusias sekali, tapi tidak dengan Mona yang masih uring-uringan.
"Dia jalan ke dekat sini, mau masuk ke dalam ruangannya." bisiknya lagi.
Mona pun dengan memutar kepalanya menoleh ke arah kedatangan CEO tersebut.
Wajahnya yang tampan namun tersirat aura wajah yang begitu dingin,tak ada senyuman yang membingkai di wajah tampannya tersebut,pandangannya begitu tajam.
Beragam sikap yang di tunjukan oleh para staff nya ketika CEO muda itu lewat di hadapan mereka,ada yang hanya diam tak berani menyapa,ada juga yang hanya tersenyum-,senyum dengan canggung,bahkan ada pula yang diam-diam mencuri padangan kearah Sang pemilik tunggal perusaahan tersebut dengan terkagum-kagum melihat akan ketampanan pria tersebut yang begitu mempesona, tak terkecuali Mona beserta kedua sahabatnya mereka pun ikut memperhatikannya dengan seksama.
" Hmm pagi Pak !!" sapa Tamara seraya mengangguk penuh hormat,Ia memberanikan diri untuk menyapa bosnya tersebut hanya untuk sekedar berbasa-basi setelah Ia sadar jika dirinya berada di luar kubikelnya di saat jam kerja.
" Pagii !" Jawab CEO tampan itu dengan singkat.
Raut wajah Tamara terlihat was-was ketika CEO tampan itu melintasnya dengan menatap dingin dirinya.Lalu Tamara berdo'a di dalam hatinya agar sang CEO itu tidak menyadari akan keberadaanya yang berada di luar kubikelnya.
Tapi sayang CEO tampan itu sejenak menghentikan langkahnya lalu menoleh ke arahnya yang masih memandanginya dengan raut wajah menegang.
" Kembali kemeja tugasmu !Dan tolong jangan banyak bergosip !" ujar Banny tegas.
Tamara tertunduk.
" Ba baik Pak !!" Ucap Tamara mengangguk hormat.
CEO sekaligus Dikrektur tampan itu kembali berlalu,Tamara menarik napas lega seraya mengelus-elus dadanya.
" Huh,Aman aman !! " gumanya dengan berusaha rileks.
Amelia yang sedari tadi memperhatikan sikap sahabatnya itu terlihat menahan tawanya,apa lagi ia melihat raut wajah Tamara yang langsung berubah pucat pasi bak mayat hidup yang berjalan-jalan di siang bolong setelah kepergok tidak berada di meja kerjanya.
" Hii hii...,kasian deh." seru Amel terkekeh lalu ia pun kembali menatap layar komputernya.Tamara dengan cepat segera kembali ke kubikelnya dengan wajah masih terlihat tegang,sementara Mona masih di landa kegelisahan.
**************
waktu pulang
JAM sudah menunjukan pukul tiga sore Mona masih terlihat berkutat dengan tumpukan berkas-berkas laporan yang ada di hadapannya.
" Mon elo gak pulang ?" Tanya Amelia sembari menghampiri meja kerjanya Mona.
" Gue lembur.." jawab Mona singkat.
" Tumben lo Rajin ?Mau naik jabatan ya ?" celoteh Amelia menggoda Mona yang masih menekuk wajahnya.
"Eh by the way si Manda tadi kenapa tuh ? kok negur lo kaya gitu banget ?" Tanya Amelia menatap lurus Mona.
" Gue salah ngasih laporan." jawab Mona singkat.
Tamara ikut menghampiri meja Mona dengan penasaran.
" Maksud lo ?" tanya Amel dan Tamara secara bersamaan.
" Entahlah.... !!ketuker apa ketinggalan gue gak paham, tiba-tiba saja laporan yang gue kasih ke Manda semua berubah isinya.." Jelas Mona dengan masih tetap fokus kelayar komputernya.
" Loh loh kok bisa ?? Emang lo gak cek lagi tuh laporan hingga yakin lo gak salah kasih isi laporan lo itu sama Manda ?" Tanya Amelia memastikan.
" Lo coba ingat-ingat lagi deh,bisa jadi jatuh atau mungkin ketinggalan dirumah gitu. ?" Tamara ikut menimpali.
" Itu dia gue gak ingat lagi beb.." Sela Mona terlihat stres.
" Terus apa yang lo kasih ke Manda ?" Tanya Tamara penasaran seraya tak lupa membenarkan poni pendeknya.
" Tiba-tiba laporan gue berubah menjadi gambar-gambar desain dan beberapa laporan Metrial pembangunan gedung gitu,bikin gue kaget.Komentar Manda pedas banget,bikin gue tambah kesel,tuh cewek jutek banget seakan-akan kesalahan gue ini patal banget." Jelas Mona dengan ekspresi yang sulit di bayangkan.
" Desain....?Sejak kapan lo kreatif bikin Desain ?lo mau jadi pemborong" Tanya Amelia cukup penasaran.
" Pemborong...,Arsitektur kali Mel.." sela Tamara meralat ucapan nya Amelia.
Mona menggeleng.
" Itu dia gue juga bingung..," Balas Mona pasrah.
" Kok bisa ya ?" Tanya kembali Tamara melirik Amelia yang masih sama-sama ikut kebingungan.
Ketiganya hening,mereka larut dalam pikiranya masing-masing.
" Oh yaa gue ingat !!" Seru Mona hampir terloncat dari tempat duduknya ia berseru cukup keras.
Sontak Amel serta Tamara menatap bersamaan ke arah Mona yang seolah-olah sudah mengingat sesuatu hal.
"Sebelum gue masuk kantor tadi pagi,gue ada tabrakan sama cowok !naahh mungkin map gue ketuker kali Mel ,Tam sama map tuh cowok ." Jelas Mona semringah,ia membagikan pandangannya ke arah kedua sahabatnya.
Tamara serta Amalia saling bertatapan lagi satu sama lain dengan pikiran yang belum sepenuhnya menjangkau apa yang di ucapkan sahabatnya tersebut.
" Tabrakan??" ulang Tamara dan Amelia melirik kompak.
Di pemikiran mereka ketika mendengar tabrakan yang terlintas hanya sebuah kendaraan.
" Lo tabrakan apa Mon ?mobil,motor ?" Tanya Tamara polos.
" Bukan itu !" Bantah Mona dengan sedikit kesal.
" Lalu ??" tanya Amelia pelan.
" Ya ya...., gue ingat sekarang !Kayanya itu cowok salah ambil dan kasih map ke gue deh, " Jelas Mona dengan nada yang begitu yakin.
Lagi-lagi kedua sahabatnya terlihat bingung belum memahami isi dari perkataannya Mona,mereka hanya melongo menatap bingung.
"Benar !! kayanya dia salah kasih map gue mel, tam,Tapi gue cari kemana tuh cowok ?? " kembali Mona terlihat sibuk dengan pertanyaan dan jawaban yang di ciptakannya sendiri,Sementara Tamara dan Amelia masih tetap menatap dengan tidak paham atas sikap sahabatnya yang sibuk dengan tanya jawab sendiri hingga akhirnya menyimpulkan sediri.
" Nanya sendiri,jawab sendiri,menyimpulkan sendiri,cewek aneh !!" gerutu Amelia mengeleng.
" Tapi by the way,perasaan gue sepertinya sering liat deh wajah tuh cowok,kaya gak asing gitu.Tapi dimana yaa??.." Sela lagi Mona dengan memasang wajah linglung lalu ia pun mengetuk-ngetuk jari telunjuk tepat ke arah hidungnya dia mencoba mengingat ngingat kembali wajah si pria yang tidak sengaja menyenggolnya tadi pagi.
Kedua sahabatnya membiarkan Mona yang sibuk dengan berbagai pertanyaan-pertanyaannya serta opini yang di citakannya,mereka cukup tahu saja jika sahabatnya itu mengalami kepanikan maka ia akan bertingkah seperti itu.
Kaya orang bloon tapi jenius.
" Omg Gue liat dimana ya ??" Serunya kembali dengan nada histeris.
" Kumat deh kalau sedang panik." Bisik Amelia yang memperhatikan sikap anehnya Mona dengan pasrah.
" By the cowoknya cakep gak Mon ?" Tamara menyela dengan antusias.
Pertanyaan itu sontak membuat Mona menoleh cepat ke arah mereka berdua dengan ekspresi wajah menyurut.
Kedua sahabatnya masih menatapnya dengan tak sabar menunggu jawaban darinya tentang pria tersebut.
" Kalian kok malah nanya cakep apa enggak sih ?map gue beb,map gue!!" balas Mona dengan wajah tertekuk.
Kedua sahabatnya langsung lunglai.
Setiap Mona bertemu dengan seorang pria yang pertama mereka pertanyakan adalah masalah pisik si pria tersebut.
" Tuh kan !! " Sela Amelia melengos lemas.
" Uuuhh Mona lita oh Mona lita..." celoteh Tamara terlihat menepuk jidatnya dengan telapak tangnya.
Mona selalu tidak tertarik dengan pertanyaan yang berbau seorang pria.
" Gue itu gak merhatiiin wajahnya tuh cowok,soalnya gue buru-buru Mel takut telat,hanya saja wajah tuh cowok tuh gak asing gitu." jelas Mona dengan sesekali kembali fokus ke layar komputernya tersebut.
" Payah.bener-bener payah deh sahabat kita ini beb.." seloroh Amelia dengan tak berselera.
Mona melirik ke arah Amelia,dia cukup jelas mendengar selorohan sahabatnya itu.
" Udahlah gue duluan aja yaa,Gue jadi gak balik-balik kalau ngobrol terus sama lo" ujar Tamara sembari melangkah pergi.
" Kalian gak nemenin gue dulu..." ucap Mona dengan wajah mengiba.
" Capek !! Sepertinya gue pengen buru-buru istirahat,tapi sepertinya si Bian udah jemput gue." ujar Tamara tersenyum menggoda Mona.
" Lo Mel ?" Tanya Mona melirik Amelia,ia terlihat merengut mencoba memohon untuk di temani lemburannya.
" Hmm,sorry sepertinya gue sore ini sudah ada janji.." Ucap Amelia dengan meneng teng tasnya dan hendak melangkah pergi,namun sejenak ia menghentikan langkahnya.
" Lain kali jika ketemu cowok itu di ajak kenalan dulu, jangan main pergi pergi aja,ingat tuh ya !." guman Amel mencolek pundak Mona.
Mona terdiam hanya menanggapi dingin ucapan sahabatnya itu.
" Hati-hati ya Mon,lo sendirian." Bisik Tamara sembari tertawa kecil,Mona mendelik kesal dan kembali fokus kelayar komputernya.
" yaa TUHAN... lembur adalah pekerjaan yang paling menyebalkan.."
Guman Mona dengan Nada kesal.
lalu ia pun kembali menatap ke layar komputernya sedangkan jari jemarinya mulai mengotak ngatik papan keybord komputer dengan perasaan sebal.
*************
*weekend*
Mona masih sibuk memandangi layar laptopnya dengan secangkir coffe hangat menemaninya,terkadang ekspresi wajahnya terihat berubah kusut,terkadang semringah,ia mengernyitkan kedua alisnya hingga tinggi namun terkadang raut wajahnya berubah lucu.
Rupa -rupanya Ia masih bercokol menuntaskan pekerjaan yang belum terselesaikan.
" Lo libur masih aja kerja Mon." Tiba-tiba kedua sahabatanya sudah berada di dekatnya.
" Eh kalian.Dari mana ? " Tanya Mona mendongak kaget menatap kedua sahabatnya yang baru tiba di ruangan kerja Mona.
" Tadinya gue sama Tamara mau ngajak lo nonton,tapi kayanya lo lagi sibuk deh."Ucap Amelia seraya duduk di samping Mona yang masih asik dengan laptopnya.
" Kan itu bisa di atur beb." Sela Mona sembari menyeruput coffe hangatnya.
" Ahh di atur gimananya ? lo aja masih fokus gitu." Sela Tamara sembari mencomot makanan yang ada di samping Mona.
" Yaa kalau kalian minta,gue pastii mau lah.." balas Mona sembari mengoffkan laptopnya.
" Ada Film bioskop bagus loh !Yok nonton!" ajak Tamara dengan semringah.
" Tapi kalian cuman berdua doang kan ?" Tanya balik Mona menatap penuh selidik.
" Lah emang kenapa ?" Tanya Amelia heran.
" Lo berdua kan suka kebiasaan ngajak gue nonton tau- taunya bokin lo berdua pada nongol, terus gue jadinya kaya obat nyamuk kebakar sendirian." Ucap Mona dengan melirik kesal kedua sahabatnya.
" Haha..haha...,itu sih derita lo !!" Sahut Amelia terkekeh melihat ekspresi wajah Mona yang terlihat frustasi.
" Puas bikin sahabat lo gabut sendiri."Sela Mona mendelik.
" Mon,jika elo gak mau gabut makanya cari cowok dong kan kita bisa jalan bareng jadinya.Triple date." Ucap Tamara dengan mengedip manja ke arah Amelia.
Mona melengos sebal.
" Tuh kan ujung-ujungnya kalian selalu nyuruh gue cari cowok,penting gitu gue punya cowok ?." Sela Mona dengan nada sewot.
" Tapi setidaknya kita bisa happy bareng." tambah Tamara.
Bibir tipis Mona terlipat dan raut wajahnya seketika bermuram.
Amelia serta Tamara saling melempar tatapan aneh ketika melihat raut wajah Mona yang berubah dratis ketika mendengar ucapanya tersebut.
" Bisa gak sih kalian itu gak bahas masalah cowok terus." Tanya Mona dengan nada tak biasa.
" Ih tumben-tumbennya ni anak berubah sensi?Biasanya lo itu cuek bebek aja kalau denger pembahasan seperti ini." ujar Amelia melirik penuh isyarat ke arah Tamara.
Mona mengela napas berat.
" Hmm...,kalian tidak pernah tau perasaan gue sebenarnya seperti apa." balas Mona dengan raut wajah sedih.
" Tumben banget wajah lo sedih begitu ?" Tanya Amel menggodanya.
" Serius bebs gue sedih kali ini dengan candaan lo berdua." Balas Mona menegaskan.Raut wajahnya terlihat memendam sebuah perasaan.
Amel dan Tamara saling berpandangan dengan perasaan tak enak.
" Ahh elo Mon,gak usah bercanda deh,kalau elo serius kaya gitu,elo gak lucu.Sumpah !!" ujar Amelia acuh.
Mona terdiam dengan ekspresi yang berhasil membuat kedua sahabatnya terheran-heran.
" Kenapa sih ?kok lo jadi beneran baper begini ?" Tanya Amelia seraya merangkul pundak Mona.
Sejenak hening.Mona terlihat menahan sesuatu yang menyesakan rongga dadanya hingga perlahan kedua matanya terlihat mulai basah.
............Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 265 Episodes
Comments
Ummu Sakha Khalifatul Ulum
Semangat
2021-04-09
2
Ila Syaqilla
Next....Seru ternyata 😘
2021-01-20
0