NovelToon NovelToon

CINTA 100 Hari

Episode 01 CSH ~ jati diri

 

ADALAH MONA LITTA seorang gadis berparas manis yang energik serta humoris,selain memiliki dua sikap tersebut,Mona lita pun termasuk sosok gadis yang mandiri dan Humble,mudah bergaul dengan siapapun.

Mona adalah nama panggilannya,sosok wanita ini memiliki gaya tersendiri yang begitu nge khas,jika di sebut namanya,maka yang terbayang dari ingatan kita adalah sosok perempuan yang berpenampilan cuek dan simple.

Gaya berpakaiannya terkesan jauh dari kata glamor.Tak hanya itu saja ia pun termasuk pribadi yang begitu dewasa dalam berpikir.

Akan tetapi ada satu hal yang masih kurang akan kehidupan sosok pribadi seorang Mona,yaitu tentang kesendiriannya alias jomblowati.

Etsss walaupun dia seorang jomblowati,namun ia merasa jika hidupnya masih terasa bermakna walau tanpa kehadiran sosok seorang pria, lebih tepatnya seorang kekasih.

Yaa dengan statusnya yang masih menjomblo tidak serta merta membuatnya patah semangat apa lagi merasa putus asa dalam menjalani kehidupannya.

Jika di lihat dari segi usianya yang kini menginjak usia 27 tahun,memang sudah sepantasnya sih ia memiliki seorang kekasih, atau lebih pantasnya pasangangan hidup lah ya.😁

Setidaknya seorang kekasih dapat melengkapi kebahagian dalam hidupnya.

Tapi jangan salah,Mona memiliki cara tersendiri agar tetap bisa bahagia walau tanpa adanya kehadiran sosok seorang kekasih,tuh perlu di catat !!

Dan entah kenapa hal itu justru membuatnya tidak merasa peduli dengan hal-hal yang menurut orang lain itu penting,tapi bagi dirinya tidak sama sekali.Ia sudah merasa nyaman dengan kesendiriannya meski memang pada kenyataanya beberapa di antara teman seusia nya sudah ada yang melepas masa lajangnya,alias married.

Tapi tenang.....,Mona tetap tidak mau ambil pusing akan hal itu,walaupun salah satu di antara sahabatnya selalu meledeknya bahkan dirinya jadi bahan lelucon tapi dia selalu slow respon tak pernah di ambil hati,baginya lelucon itu hanya seperti rasa permen nano-nano,yang menyemarakan cerita hidupnya.

Mona memang terkesan lebih cuek dalam menyikapi permasalahan ini,alhasil kedua sahabatnya merasa gemas dengan sikap cueknya tersebut,dan dengan senang hati mereka menjuluki Mona dengan sebutan jomblowati sejati.

Cukup membuat Mona tergugu dengan apresiasi kedua sahabatnya tersebut walau kenyataanya memang terasa pedih😅,nasib nasib !!

Akan tetapi bukanlah seorang Mona jika Ia harus merasa sakit hati ataupun marah dengan apa yang telah di sematkan kedua sahabatnya untuk dirinya,ini adalah bukti jika hubungan mereka begitu solid.

Karena baginya.

"Bahagia itu tidak harus berdua denganmu ( kekasih) kan ?"

Selorohnya dengan gaya khasnya.

So !!

Mona merasa nyaman dan damai meski dengan statusnya yang jomblo tersebut,dia pun selalu berseloroh,kenapa juga harus merasa pusing dengan omongan orang lain tentang dirinya,toh kebahagian hidup bukan mereka yang jamin,so..... !!

" BIARLAH ANJING MENGGONGONG DAN GUE PUN BERLALU " 😎 " slogannya begitu tandas.

Mungkin karena Mona memang sudah terbiasa dengan kata-kata ejekan atau bulian yang selalu mampir menyindir nya,namun ia berusaha bersikap lapang dada dalam menyikapi semua candaan konyol atau pun olokan pedas dari orang-orang sekitarnya.

Tak hanya sampai disitu saja penderitaan hidupnya,Mona pun selalu mengabaikan pertanyaan wajib yang selalu di alamatkan teman-teman nya atau sodara nya yang setiap kali berjumpa dengan dirinya.

Dan pernyataan itu sangat simple namun terasa pedih jika di rasakan.

" PACAR KAMU SIAPA ?,KAPAN NIKAH ?,bla,bla,dan bla,bla."

Dua pertanyaan utama yang terdengar begitu sangat HOROR bukan? bagi semua perempuan yang masih menyandang status jomblo.

Tapi lagi -lagi hal itu tidak berlaku bagi seorang Mona, Tak hanya mandiri serta dewasa ia pun memiliki skil baja, sehinga kebal dengan pertanyaan-pertanyaan tersebut,ia tidak merasakan baper hingga berlebihan dalam menanggapi hal itu,bukannya kenyataan tidak bisa dirubah kan ?

Mona pun memilih santai dalam menyikapinya melebihi santai di pantai.

Terkadang memang pertanyaan itu selalu di jawabnya dengan celotehan khasnya ,entah jawaban polos atau memang sekedar angan-angan saja yang terdengar memang sedikit halu.Jika dia menargetkan dirinya kelak akan memiliki PACAR jika Ia sudah sukses menjadi seorang SEKERTARIS sang bos tampan putra tunggal pemilik perusahaan di tempat dimana ia bekerja.

Yaa...,menjadi sebuah kebanggaan tersendiri jika menjadi seorang sekertaris BOS BESAR yang ketampanannya melebihi aktor tanah air,katakanlah ketampanannya melebihi seorang aktor NICOLAS SAPUTRA,kebayangkan jika ketampanannya bisa melebihi Aktor yang satu itu ?

Sedikit agak berlebihan memang,Tapi kenyataannya memang seperti itu.

Dan itulah salah satu mimpi indahnya Mona meski memang jauh dari kemunginan tapi entah kenapa Mona sangat yakin jika takdir hidup tidak ada yang tau akan seperti apa kedepannya nanti.

Suara gelak tawa lepas terdengar begitu riuh meramaikan seisi ruangan kantin pada jam makan siang.

Beberapa staff kantor yang hadir diruang tersebut cukup teralihkan akan perhatiannya ke arah tiga perempuan yang tengah asik melepas canda tawanya seraya menikmati santapan makan siang.

 

" Kebayangkan kalau si Manda tau si Roki jalan bareng sama Lala, bisa terjadi perang dunia ke tiga." Ujar Amelia perempuan berambut kriting salah satu sahabat Mona menyuapkan si daging bola ke mulutnya dengan lahap.

" Seharusnya sekali-kali Manda harus di kasih lihat akan kelakuan cowok gebetannya itu yang suka bertingkah so kecakepan,biar tuh cewek mikir,bukan dia doang cewek yang paling cantik di kantor ini,banyak lah, kita juga cantik-cantik kan ?" Sela Tamara si cewek mungil berponi pendek menimpali sembari menyesap habis orens jusnya.

Mona menggeleng dengan tetap fokus menyantap makanan di hadapannya.

" Kalian-kalian itu dari tadi ngebahasnya si Roki mulu,gak ada topik lain apa selain si Roki ?bikin viral aja nama tuh cowok. " Sela Mona dengan membenarkan posisi minumannya ke tengah supaya tidak tersenggol olehnya.

" Yaa TUHAN Mon !! Si Roki itu laki-laki hidung belang yang lagi deket sama sekertarisnya pak Bos." Sela Tamara dengan berapi-api.

" Yaa biarin ajalah !! Si Roki mau jalan sama siapapun juga,toh si Roki itu bukan gebetan kalian juga kan..?" Tanya Mona dengan membagikan pandangannya ke arah ke dua sahabatnya tersebut.

" Iya juga sih." Sambung Amelia yang lebih akrab di sapa Amel itu membenarkan ucapannya Mona.

Tamara pun menatap gemas ke arah Mona yang selalu bersikap acuh jika membahas masalah pria. 

" Kalau jomblo yaa kaya gini nih, tidak bisa di ajak curhat." Sela Tamara merengut.

" Lo mah, payah. Nggak seru kalau diajak bahas cogan. Gue heran, lo suka sama cowok nggak, sih?" sela Amelia cukup sewot.

Mona melotot tajam.

" Sembarangan kalau ngomong!"

"Habisnya lo kayak nggak semangat gitu kalau kita-kita lagi bahas cowok. Lo betah amat nge jomblo. Udah berapa tahun, sih? Keburu karatan nanti," ledek Tamara melirik genit.

" Gue masih 27 tahun dan masih imut gini. Lebih tua 1 tahun dari pada kalian malahan." Mona sewot.

“Iya deh, iya yang baby face.” Tamara monyong.

Mona beranjak dari kursi yang berada di sebelah Tamara yang biasanya ditempati Amelia,Rekan kerjanya.Dia pindah tempat duduk.

" Mon,elo sih belum pernah ngerasain gimana sakitnya kena PHP ,sekaligus sakit di dua in dan rasanya patah hati itu seperti apa ?" Sela kembali Tamara melirik sinis.

" Makanya dari itu,gue tidak suka yang namanya pacaran.Bikin jatuh bangun saja gue mengejarnya sehingga dunia terasa jungkir balik di buatnya." Balas Mona seraya bangkit dari tempat duduknya lagi.

Kedua sahabatnya saling mengernyit satu sama lain aneh melihat sikapnya.

" Lo mau kemana lagi sih Mon ?" Tanya Amelia melirik Mona yang melangkah.

" Tambah satu porsi lagi." Jawab Mona pendek.

Kedua sahabatnya melongo.

" Apa gak takut Melar badan lo Mon ?" Tanya Tamara melirik Mona yang sudah melangkah menjauh.

" Makin melar makin cantik." Jawab Mona dengan sedikit genit.

Tamara melengos dengan kesal.

" Sodara lo tuh Mel..!!" Ujar Tamara mendengus dan menatap greget ke arah Mona.

" Kakak lo juga." Balas Amelia tak kalah gemas.

Mona hanya cekikikan seraya berlalu setelah melihat sikap kedua sahabatnya yang merasa keki dengan tingkah lakunya tersebut.

" Bisa-bisanya dia itu sepercaya diri kaya gitu." Gerutu Amelia setengah berbisik ke arah Tamara dengan nada bicara penuh kekesalan.

" Jangan panggil Mona kalo enggak MUTEB.." ucap Amelia membalas.

" Apa itu MUTEB ?" Tanya Tamara sambil berpikir keras.

" Muka tembok hee..hee..," Jawab Amelia sembari menahan tawanya begitu pula dengan Tamara yang ikut terkekeh.

" Kan kalian ngomongin gue ya?" Tanya Mona yang setibanya di hadapan kedua sahabatnya yang masih tertawa lucu.

" Kita tidak setega itu kali Mon ngomongin sahabat sendiri, iya gak Tam ?" Sela Amelia sembari mengedipkan matanya kearah Tamara dengan penuh isyarat.

Tamara mengangguk seraya masih menahan tawanya.

" Haii Tam !" Sapa seseorang secara tiba-tiba.

Mona dan kedua sahabatnya serentak menoleh ke arah suara yang memanggil nama salah satu di antara mereka, dan dilihatnya seorang pria dengan perawakan tinggi kurus, berdiri dengan tersenyum polos kearah Tamara.

" Hai Bian !! " balas Tamara terlihat berseru bahagia.

Raut wajah Mona dan Amelia mulai bereaksi saat melihat pria tersebut.

" Kamu kok gak WA aku dulu sih kalau mau kesini?" Tanya Tamara terlihat manja.

" Aku tadi ada WA kamu kok,tapi sepertinya kamu belum baca pesanku." Ucap Bian tersenyum lembut.

" Aku kamu !! Heh sejak kapan tuh bocah so bersikap manis kaya gitu sama cowok,biasa juga manggil lo gue lo gue." Bisik Amelia kepada Mona dengan sedikit terkekeh.

" Oh MY GOD !! Hp aku lagi di cas di kubikel,maaf aku lupa bawa." ujar Tamara sembari menepuk jidatnya.

" Kebiasaan lo naruh -naruh HP di meja kerja." Sahut Amelia melirik judes.

" Lupa Mel." Sela lagi Tamara dengan merengut manja.

" Apa kabar Bian ?" sela Mona melirik pria kurus tersebut.

" Baik Mon." balas pria itu tersenyum-senyum.

" Tumben lo mampir ke kantor kita lagi..?" ujar Mona dengan ramah sekali.

" Iya kebetulan aku lewat depan kantor, jadi sekalian mampir saja." Jawab Bian dengan tetap mengulas senyuman.

" Eh elo mau ngajak makan siang Tamara ya ?tapi baru saja dia makan bakso semangkok,kalau Tamara di ajak makan lagi tar lama-lama kaya gue lagi badannya melar,kalau lo sering ngajak Tamara makan-makan mulu siap-siap badan si Tamara kaya bola bekel." Ucap Mona dengan sedikit mengoda Bian yang tiada lain kekasih barunya Tamara.

" Gue melar juga masih laku.lah lo udah melar gak laku-laku." Ejek Tamara menimpali dengan mengolok-ngolok kembali Mona.

" Pedes banget." Tambah Amelia dengan tertawa puas.

" Gue melar juga tetap cantik.." Bela Mona menimpali ia membela dirinya sendiri dengan begitu percaya dirinya.

Amelia dan Tamara kembali stress di buatnya atas tingkah sahabatnya tersebut.

" Terserah lo deh." Sela Amelia melengos.

" Eh bestie,bestie,gue jalan dulu ya !" Pamit Tamara tersenyum manja seraya merapihkan mangkok yang ada di hadapanya.

" Ehh tiga puluh menit lagi jam kantor loh, lo ngaret kena semprot Bu Silvi " Seru Mona cukup keras.

" Ah itu gampang..." Ucap Tamara seraya melangkah pergi mengandeng mesra kekasih barunya tersebut.

Mona dan Amelia hanya saling berpandangan satu sama lain,kalau udah bucin sulit untuk di peringatkan.

Keduanya pun kembali melanjutkan makan siangnya.

" Mon...!" Panggil Amelia menyeka mulutnya dengan tisu.

" Kenapa ?" Jawab Mona yang terus menyantap lahap soto kesukaannya tanpa menoleh ke arah Amelia yang sering di panggilnya Amel.

" Lo gak punya cita-cita untuk punya cowok gitu?" Tiba-tiba pertanyaan itu muncul kembali kepermukaan.

Dengan bersamaan Mona pun langsung tersedak nyaris semua makanan yang berada didalam mulutnya berhamburan keluar.

Uhuk uhuk......

Amelia terkejut reaksi sahabatnya tersebut,dengan cepat ia pun segera mengambil kan segelas air putih lalu menyodorkannya kehadapan Mona yang masih terbatuk- batuk.

" Aduhh Sorry !! Elo sampe keselek begitu sih Mon." Ujar Amelia dengan raut wajah penuh sesal.

" Ahh...,Pertanyaan lo pedes banget kaya gado-gado karetnya dua." Ucap Mona dengan sempat-sempatnya Ia menjawab pertanyaan Amel dengan sebuah lelucon khasnya.

" Kenapa sih lo harus bertanya itu mulu? lo udah tau kan apa yang lo tanya jawabanya pasti akan sama dengan lo tanya beberapa tahun yang lalu lo tanya ke gue." Ucap Mona dengan sengit.

" Ahh lo terlalu lebay sih Mon gue nanya bisa-bisanya jawabannya sama dari tahun ke tahun,dari jaman angling darma ampe serial korea,jawabnya sama gak berubah. Setau gue dari jaman lo kuliah hingga kini lo sekarang kerja,masih tetep aja nge jomblo,dari pacar gue Rahmat sampe ganti Raymon,gak pernah tuh gue liat lo pacaran.Ya minimal lo ada jalan bareng lah gitu sama cowok,gue liat lo jalan bareng kita mulu apa gak bosen?" tanya Amelia nyerocos menatap lepas Mona yang asik dengan makanan favoritnya.

" Terus ??" Tanyanya menoleh Amelia yang duduk di sampingnya dengan ekspresi wajah tertekuk.

" Terus apa ?? " tanya Amelia sewot.

" Atau jangan-jangan lo emang gak tertarik lagi sama yang namanya cowok ?" Tanya Amel dengan nada ragu.

" Terus gue gak normal gitu ?" Tanya Mona dengan langsung memotong kalimat Amelia sembari menatapnya serius.

" Gue sih gak nanya gitu ya ?" Sergah Amelia dengan cepat menatap tidak enak.

" Kalau gue bilang gak tertarik cowok pasti elu bilang gue ini gak normal,pasti kaya gitu kan kesimpulannya?" Tanya lagi Mona dengan ekspresi wajah semakin merengut.

" Habisnya lo dari dulu gini-gini aja,karir aja terus yang lo kejar." Ujar Amelia terkesan jengkel.

" Hee..hee ..hee !!Kan gue bilang jika gue jadi Sekertaris Pak Banny yang ganteng itu nggak apalah gue akan berusaha cari jodoh." Celoteh polos Mona dengan tersenyum tipis.

" Lo gak usah mimpi di siang bolong kali Mon.Mau jadi staff di perusahaannya saja kita tuh ribetnya setengah mati.Gimana mau jadi Sekertarisnya." Ucap Amelia dengan mencoba menyadarkan kehaluan tingkat tingginya Mona.

" Jangan mimpi deh Mon lo bakal jadi sekertaris pak Banny,belum lagi elo harus menggeser posisi Manda,belum lagi lo harus berpenampilan seperti Manda yang so cantik kaya miss world,itu salah satu pekerjaan terberat lo,boro-boro lo bisa dandan lo pake lipstik aja masih belepotan." Cecar Amelia dengan raut wajah pesimis.

" Di dunia ini tidak ada hal yang tak mungkin beb." Ucap Mona sembari menarik tisu lalu menyeka mulutnya.

Amelia hanya menyimak dengan tersenyum kecil ke arah Mona yang selalu optimis dalam segala hal termasuk dalam urusan halusinasinya.

dia sangat mengerti akan kemana arah pembicaraan Mona selanjutnya.

" Haa haa haaa,gue suka gaya lo.Lo emang termasuk orang yang sangat optimis hingga gue susah nge bedain antara optimis sama berhalu tingkat tinggi." seloroh Amelia sembari tertawa lebar.

" Hee hee...,yang pasti gue optimis dan percaya diri soalnya dunia itu terus berputar Mel dan kita tidak pernah tau hidup seseorang itu kedepannya akan seperti apa." jelas lagi Mona dengan santai,Amelia hanya mangut-manggut seraya tersenyum tipis melihat sikap sahabatnya itu yang selalu ada cara untuk membela dirinya.

" Udah kenyang nih balik kantor yuk !!" Ajak Mona sembari berdiri.

" Jalan bentaran Mon cuci mata." Sela Amelia sambil ikut berdiri.

" Aduh males gue, perut gue kenyang banget." tolak Mona mentah.

" Ah kebiasaan lo.Payah deh kalau jalan bareng lo." Ucap Amelia sembari melangkah duluan.

" Gue males kalau waktunya cuman sebentar Amel."Balas Mona sembari melangkah dan menyusul langkah sahabatnya tersebut.

" Apalagi pas masuk kantor liat mukanya Bu Silvi kalau nggak Manda, Uuhh yang ada bisa keluar semua deh isi perut gue.By the way dua orang itu kapan sih pensiunnya ?" Tanya Mona menggerutu kesal.

"Si Manda maksudnya ?? " Tanya Amelia penasaran, Mona mengangguk pasti.

" Haa..haaa..., lo kalau ngomong yaa suka sadis dikira si Manda itu udah lansia apa di suruh segera pensiun,kadang kadang lo ya." Ucap Amelia seraya tertawa lepas mendengar sahabatnya bersungut.

Bersambung...................

JANGAN LUPA DI KLIK HATINYA.. DI KLIK JUGA JEMPOLNYA DAN KASIH BINTANG

episode 02 ~ Solid

 

MONA terlihat terburu-buru keluar dari sebuah taxi,beberapa kali ia menengok ke arah jam yang melingkar cantik di pergelangan tangan kirinya.

Lalu sesekali ia pun sibuk merapihkan beberapa map yang di bawa di pelukannya.

Dengan masih terlihat sibuk sendiri dia kembali membenarkan tali tas yang terselempang di pundak mungilnya.

Di tengah-tengah kerepotan nya yang berpacu dengan waktu,tiba-tiba saja dari arah berlawanan Ia tak sengaja bertabrakan dengan seseorang yang berjalan tak kalah cepat darinya dan.....

BRRAAKKK...........

Beberapa map yang dibawanya terjatuh hingga berhamburan tercecer di jalanan.

Sontak Mona terkejut bukan main,ia pun menatap satu persatu map yang beserakan dijalan,masih dalam ke adaan shok Mona pun menatap ke seseorang yang sudah tidak sengaja telah menabraknya.

" Sorry ,sorry !" ujar pria itu dengan segera meminta maaf kepadanya lalu ia ikut mengambil salah satu map yang beserakan di jalanan.

" Duh !! makanya kalau jalan liat-lihat dong mas ! " Ujar Mona menggerutu.

" Sorry ya mbak,soalnya tadi gue sedang buru-buru !." Ucap si pria itu menjelaskan dengan ramah lalu pria itu pun menyodorkan mapnya ke hadapan Mona.

" Makasih !!" cetus Mona singkat.

Pria itu tersenyum seraya memperhatikan penuh wajahnya perempuan itu.

Mona mendongak lalu menatap tajam ke arah wajah pria itu.

" Untung kali ini gue lagi buru-buru kalau gak,lo udah gue permasalahkan.." Ucap Mona dengan memasang wajah jutek.

Tak berapa lama ia pun segera melangkah pergi meninggalkan pria itu yang masih melongo atas sikap Mona yang begitu judes kepadanya.

Sosok pria itu hanya menarik napas seraya menggelengkan kepalanya dia menatap aneh ke arah Mona yang berjalan dengan begitu cepat,lalu pria itu pun melanjutkan kembali perjalanannya.

......................

*Di kantor.

"Huf...!!"

Mona menghempaskan badannya ke kursi kerjanya secara kasar sehingga cukup menarik perhatian Tamara yang sedang serius menatap layar komputernya.

 Gadis berponi pendek itu melirik kecil kearah Mona yang tengah duduk kesal selepas keluar dari ruangan nya Manda,sahabatnya itu memasang wajah sedikit gusar.

" Ssst ! Lo kenapa beb ? kaya habis liat cicilan bulanan saja ?" Tanya Tamara sambil tetap fokus ke layar komputernya.

" KESEL GUE !!!" Jawab Mona dengan nada ketus.

Amelia mendongak dan menoleh ke arah Tamara lalu Ia pun memberikan isyarat dengan penuh tanda tanya kepada Tamara yang kebetulan kubikelnya sejajar dengan dirinya.Tamara menggeleng seraya mengangkat tinggi bahunya.

Raut wajah Mona terlihat semakin bete beberapa kali Ia terlihat berpikir keras dan mengingat-ngingat sesuatu hal yang kini tengah mengganjal pikirannya.

Namun itu terasa buntu,pikirannya mentok ia tidak mengingat satu hal apapun,dan ia pun merasa tidak menemukan satu jawaban apapun yang membuatnya tenang.

" Kok bisa sih gue salah kasih map itu,Yaa TUHAN..!!" Gumannya seraya menengadahkan kepalanya ke atas langit ruangan tersebut dengan perasaan begitu gelisah,tak lama ia pun kembali memejamkan matanya untuk mengingat serentetan kegiatan yang telah ia lakukan hari ini.

Tamara dan Amel saling melempar pandangan,setidaknya mereka terganggu dengan sikap sahabatnya tersebut yang tengah uring-uringan.

Mereka menatap risih ketika melihat raut wajah Mona yang semakin hilang moodnya,namun mereka tidak berani mempertanyakan akan penyebabnya,dikarena kondisi masih jam kerja.

Tak berapa lama seorang perempuan dengan berpenampilan menarik menghampiri kubikelnya Mona dan ia pun berdiri tepat di sampingnya dengan menatapnya sinis.

" Lain kali tolong di periksa kembali semua hasil laporannya, Jangan asal main kasih laporan aja,Ini pekerjaan bukan permainan ular tangga." ujar perempuan itu yang bernama Manda berkomentar pedas.

Mona mendongak lalu melihat Manda dengan perasaan tidak senang.

Yang bilang ini permainan ular tangga siapa ?? Batin Mona menggerutu.

Mona hanya terdiam sepertinya ia malas untuk menanggapi ucapan perempuan tersebut,Manda masih memasang wajah jutek.

 

" Dengar ya!Gue tunggu laporannya lo sampe jam empat sore nanti,lo pastikan jika laporannya sesuai dengan apa yang bos minta." ujar Manda ketus,lalu ia pun melangkah pergi meninggalkan Mona dengan bersikap angkuh.

Tamara dan Amelia yang sedari tadi sempat memperhatikan sikap Manda ikut menatap sebal ke arah sekertaris bosnya tersebut,Mona pun membuang muka tanpa merespon ucapannya Manda.

" Kenapa sii beb..?"Tanya Tamara sembari memburu Mona yang masih terlihat frustasi.

" Eeuuuhh KESEL GUEEEE !!" pekik Mona dengan geram lalu menggebrak meja tugasnya cukup keras.

Tamara terkejut dengan sikap sahabatnya tersebut.

Belum siap Mona menjelaskan kekesalannya,tiba-tiba...

TAP TAP TAP

Suara langkah khas sepatu sang Direktur tampan memecah keheningan,sang BOS besar datang berjalan dengan penuh wibawa.

Melangkah melewati beberapa stafnya yang sudah standby di kubikelnya masing-masing,sang Direktur muda tampan itu terlihat berjalan dengan sikap penuh wibawa.

Amelia kembali duduk dan menyenggol lengan Tamara dengan mata yang terarah ke pintu utama. Pintu utama di lantai dua maksudnya.

"Apaan, sih?" tanya Tamara tak begitu berminat.

" Itu CEO tampan kita dateng Tam, Gila… ganteng banget!" pekik Amelia pelan.

"Lihat dulu,Mon!" Amelia tampak antusias sekali, tapi tidak dengan Mona yang masih uring-uringan.

"Dia jalan ke dekat sini, mau masuk ke dalam ruangannya." bisiknya lagi.

Mona pun dengan memutar kepalanya menoleh ke arah kedatangan CEO tersebut.

Wajahnya yang tampan namun tersirat aura wajah yang begitu dingin,tak ada senyuman yang membingkai di wajah tampannya tersebut,pandangannya begitu tajam.

Beragam sikap yang di tunjukan oleh para staff nya ketika CEO muda itu lewat di hadapan mereka,ada yang hanya diam tak berani menyapa,ada juga yang hanya tersenyum-,senyum dengan canggung,bahkan ada pula yang diam-diam mencuri padangan kearah Sang pemilik tunggal perusaahan tersebut dengan terkagum-kagum melihat akan ketampanan pria tersebut yang begitu mempesona, tak terkecuali Mona beserta kedua sahabatnya mereka pun ikut memperhatikannya dengan seksama.

 

" Hmm pagi Pak !!" sapa Tamara seraya mengangguk penuh hormat,Ia memberanikan diri untuk menyapa bosnya tersebut hanya untuk sekedar berbasa-basi setelah Ia sadar jika dirinya berada di luar kubikelnya di saat jam kerja.

" Pagii !" Jawab CEO tampan itu dengan singkat.

Raut wajah Tamara terlihat was-was ketika CEO tampan itu melintasnya dengan menatap dingin dirinya.Lalu Tamara berdo'a di dalam hatinya agar sang CEO itu tidak menyadari akan keberadaanya yang berada di luar kubikelnya.

Tapi sayang CEO tampan itu sejenak menghentikan langkahnya lalu menoleh ke arahnya yang masih memandanginya dengan raut wajah menegang.

" Kembali kemeja tugasmu !Dan tolong jangan banyak bergosip !" ujar Banny tegas.

Tamara tertunduk.

" Ba baik Pak !!" Ucap Tamara mengangguk hormat.

CEO sekaligus Dikrektur tampan itu kembali berlalu,Tamara menarik napas lega seraya mengelus-elus dadanya.

" Huh,Aman aman !! " gumanya dengan berusaha rileks.

Amelia yang sedari tadi memperhatikan sikap sahabatnya itu terlihat menahan tawanya,apa lagi ia melihat raut wajah Tamara yang langsung berubah pucat pasi bak mayat hidup yang berjalan-jalan di siang bolong setelah kepergok tidak berada di meja kerjanya.

" Hii hii...,kasian deh." seru Amel terkekeh lalu ia pun kembali menatap layar komputernya.Tamara dengan cepat segera kembali ke kubikelnya dengan wajah masih terlihat tegang,sementara Mona masih di landa kegelisahan.

**************

waktu pulang

 

JAM sudah menunjukan pukul tiga sore Mona masih terlihat berkutat dengan tumpukan berkas-berkas laporan yang ada di hadapannya. 

" Mon elo gak pulang ?" Tanya Amelia sembari menghampiri meja kerjanya Mona.

" Gue lembur.." jawab Mona singkat.

" Tumben lo Rajin ?Mau naik jabatan ya ?" celoteh Amelia menggoda Mona yang masih menekuk wajahnya.

"Eh by the way si Manda tadi kenapa tuh ? kok negur lo kaya gitu banget ?" Tanya Amelia menatap lurus Mona.

" Gue salah ngasih laporan." jawab Mona singkat. 

Tamara ikut menghampiri meja Mona dengan penasaran. 

" Maksud lo ?" tanya Amel dan Tamara secara bersamaan.

" Entahlah.... !!ketuker apa ketinggalan gue gak paham, tiba-tiba saja laporan yang gue kasih ke Manda semua berubah isinya.." Jelas Mona dengan masih tetap fokus kelayar komputernya.

 

" Loh loh kok bisa ?? Emang lo gak cek lagi tuh laporan hingga yakin lo gak salah kasih isi laporan lo itu sama Manda ?" Tanya Amelia memastikan.

" Lo coba ingat-ingat lagi deh,bisa jadi jatuh atau mungkin ketinggalan dirumah gitu. ?" Tamara ikut menimpali.

" Itu dia gue gak ingat lagi beb.." Sela Mona terlihat stres.

" Terus apa yang lo kasih ke Manda ?" Tanya Tamara penasaran seraya tak lupa membenarkan poni pendeknya.

" Tiba-tiba laporan gue berubah menjadi gambar-gambar desain dan beberapa laporan Metrial pembangunan gedung gitu,bikin gue kaget.Komentar Manda pedas banget,bikin gue tambah kesel,tuh cewek jutek banget seakan-akan kesalahan gue ini patal banget." Jelas Mona dengan ekspresi yang sulit di bayangkan.

" Desain....?Sejak kapan lo kreatif bikin Desain ?lo mau jadi pemborong" Tanya Amelia cukup penasaran.

" Pemborong...,Arsitektur kali Mel.." sela Tamara meralat ucapan nya Amelia.

Mona menggeleng.

" Itu dia gue juga bingung..," Balas Mona pasrah.

" Kok bisa ya ?" Tanya kembali Tamara melirik Amelia yang masih sama-sama ikut kebingungan.

Ketiganya hening,mereka larut dalam pikiranya masing-masing.

" Oh yaa gue ingat !!" Seru Mona hampir terloncat dari tempat duduknya ia berseru cukup keras.

 

Sontak Amel serta Tamara menatap bersamaan ke arah Mona yang seolah-olah sudah mengingat sesuatu hal.

"Sebelum gue masuk kantor tadi pagi,gue ada tabrakan sama cowok !naahh mungkin map gue ketuker kali Mel ,Tam sama map tuh cowok ." Jelas Mona semringah,ia membagikan pandangannya ke arah kedua sahabatnya.

Tamara serta Amalia saling bertatapan lagi satu sama lain dengan pikiran yang belum sepenuhnya menjangkau apa yang di ucapkan sahabatnya tersebut.

" Tabrakan??" ulang Tamara dan Amelia melirik kompak.

Di pemikiran mereka ketika mendengar tabrakan yang terlintas hanya sebuah kendaraan.

" Lo tabrakan apa Mon ?mobil,motor ?" Tanya Tamara polos.

" Bukan itu !" Bantah Mona dengan sedikit kesal.

" Lalu ??" tanya Amelia pelan.

" Ya ya...., gue ingat sekarang !Kayanya itu cowok salah ambil dan kasih map ke gue deh, " Jelas Mona dengan nada yang begitu yakin.

Lagi-lagi kedua sahabatnya terlihat bingung belum memahami isi dari perkataannya Mona,mereka hanya melongo menatap bingung.

"Benar !! kayanya dia salah kasih map gue mel, tam,Tapi gue cari kemana tuh cowok ?? " kembali Mona terlihat sibuk dengan pertanyaan dan jawaban yang di ciptakannya sendiri,Sementara Tamara dan Amelia masih tetap menatap dengan tidak paham atas sikap sahabatnya yang sibuk dengan tanya jawab sendiri hingga akhirnya menyimpulkan sediri.

" Nanya sendiri,jawab sendiri,menyimpulkan sendiri,cewek aneh !!" gerutu Amelia mengeleng.

" Tapi by the way,perasaan gue sepertinya sering liat deh wajah tuh cowok,kaya gak asing gitu.Tapi dimana yaa??.." Sela lagi Mona dengan memasang wajah linglung lalu ia pun mengetuk-ngetuk jari telunjuk tepat ke arah hidungnya dia mencoba mengingat ngingat kembali wajah si pria yang tidak sengaja menyenggolnya tadi pagi.

Kedua sahabatnya membiarkan Mona yang sibuk dengan berbagai pertanyaan-pertanyaannya serta opini yang di citakannya,mereka cukup tahu saja jika sahabatnya itu mengalami kepanikan maka ia akan bertingkah seperti itu.

Kaya orang bloon tapi jenius.

" Omg Gue liat dimana ya ??" Serunya kembali dengan nada histeris.

" Kumat deh kalau sedang panik." Bisik Amelia yang memperhatikan sikap anehnya Mona dengan pasrah.

 

" By the cowoknya cakep gak Mon ?" Tamara menyela dengan antusias.

Pertanyaan itu sontak membuat Mona menoleh cepat ke arah mereka berdua dengan ekspresi wajah menyurut.

Kedua sahabatnya masih menatapnya dengan tak sabar menunggu jawaban darinya tentang pria tersebut.

" Kalian kok malah nanya cakep apa enggak sih ?map gue beb,map gue!!" balas Mona dengan wajah tertekuk.

Kedua sahabatnya langsung lunglai.

Setiap Mona bertemu dengan seorang pria yang pertama mereka pertanyakan adalah masalah pisik si pria tersebut.

" Tuh kan !! " Sela Amelia melengos lemas.

" Uuuhh Mona lita oh Mona lita..." celoteh Tamara terlihat menepuk jidatnya dengan telapak tangnya.

Mona selalu tidak tertarik dengan pertanyaan yang berbau seorang pria.

" Gue itu gak merhatiiin wajahnya tuh cowok,soalnya gue buru-buru Mel takut telat,hanya saja wajah tuh cowok tuh gak asing gitu." jelas Mona dengan sesekali kembali fokus ke layar komputernya tersebut.

" Payah.bener-bener payah deh sahabat kita ini beb.." seloroh Amelia dengan tak berselera.

Mona melirik ke arah Amelia,dia cukup jelas mendengar selorohan sahabatnya itu.

" Udahlah gue duluan aja yaa,Gue jadi gak balik-balik kalau ngobrol terus sama lo" ujar Tamara sembari melangkah pergi.

" Kalian gak nemenin gue dulu..." ucap Mona dengan wajah mengiba.

" Capek !! Sepertinya gue pengen buru-buru istirahat,tapi sepertinya si Bian udah jemput gue." ujar Tamara tersenyum menggoda Mona.

" Lo Mel ?" Tanya Mona melirik Amelia,ia terlihat merengut mencoba memohon untuk di temani lemburannya.

" Hmm,sorry sepertinya gue sore ini sudah ada janji.." Ucap Amelia dengan meneng teng tasnya dan hendak melangkah pergi,namun sejenak ia menghentikan langkahnya.

" Lain kali jika ketemu cowok itu di ajak kenalan dulu, jangan main pergi pergi aja,ingat tuh ya !." guman Amel mencolek pundak Mona. 

Mona terdiam hanya menanggapi dingin ucapan sahabatnya itu.

" Hati-hati ya Mon,lo sendirian." Bisik Tamara sembari tertawa kecil,Mona mendelik kesal dan kembali fokus kelayar komputernya.

" yaa TUHAN... lembur adalah pekerjaan yang paling menyebalkan.."

Guman Mona dengan Nada kesal.

lalu ia pun kembali menatap ke layar komputernya sedangkan jari jemarinya mulai mengotak ngatik papan keybord komputer dengan perasaan sebal.

*************

*weekend*

Mona masih sibuk memandangi layar laptopnya dengan secangkir coffe hangat menemaninya,terkadang ekspresi wajahnya terihat berubah kusut,terkadang semringah,ia mengernyitkan kedua alisnya hingga tinggi namun terkadang raut wajahnya berubah lucu.

Rupa -rupanya Ia masih bercokol menuntaskan pekerjaan yang belum terselesaikan.

" Lo libur masih aja kerja Mon." Tiba-tiba kedua sahabatanya sudah berada di dekatnya.

" Eh kalian.Dari mana ? " Tanya Mona mendongak kaget menatap kedua sahabatnya yang baru tiba di ruangan kerja Mona. 

" Tadinya gue sama Tamara mau ngajak lo nonton,tapi kayanya lo lagi sibuk deh."Ucap Amelia seraya duduk di samping Mona yang masih asik dengan laptopnya.

" Kan itu bisa di atur beb." Sela Mona sembari menyeruput coffe hangatnya.

" Ahh di atur gimananya ? lo aja masih fokus gitu." Sela Tamara sembari mencomot makanan yang ada di samping Mona.

" Yaa kalau kalian minta,gue pastii mau lah.." balas Mona sembari mengoffkan laptopnya.

" Ada Film bioskop bagus loh !Yok nonton!" ajak Tamara dengan semringah.

" Tapi kalian cuman berdua doang kan ?" Tanya balik Mona menatap penuh selidik.

" Lah emang kenapa ?" Tanya Amelia heran.

" Lo berdua kan suka kebiasaan ngajak gue nonton tau- taunya bokin lo berdua pada nongol, terus gue jadinya kaya obat nyamuk kebakar sendirian." Ucap Mona dengan melirik kesal kedua sahabatnya.

" Haha..haha...,itu sih derita lo !!" Sahut Amelia terkekeh melihat ekspresi wajah Mona yang terlihat frustasi.

" Puas bikin sahabat lo gabut sendiri."Sela Mona mendelik.

" Mon,jika elo gak mau gabut makanya cari cowok dong kan kita bisa jalan bareng jadinya.Triple date." Ucap Tamara dengan mengedip manja ke arah Amelia.

Mona melengos sebal.

" Tuh kan ujung-ujungnya kalian selalu nyuruh gue cari cowok,penting gitu gue punya cowok ?." Sela Mona dengan nada sewot.

" Tapi setidaknya kita bisa happy bareng." tambah Tamara.

Bibir tipis Mona terlipat dan raut wajahnya seketika bermuram.

Amelia serta Tamara saling melempar tatapan aneh ketika melihat raut wajah Mona yang berubah dratis ketika mendengar ucapanya tersebut.

" Bisa gak sih kalian itu gak bahas masalah cowok terus." Tanya Mona dengan nada tak biasa.

" Ih tumben-tumbennya ni anak berubah sensi?Biasanya lo itu cuek bebek aja kalau denger pembahasan seperti ini." ujar Amelia melirik penuh isyarat ke arah Tamara.

Mona mengela napas berat.

" Hmm...,kalian tidak pernah tau perasaan gue sebenarnya seperti apa." balas Mona dengan raut wajah sedih.

" Tumben banget wajah lo sedih begitu ?" Tanya Amel menggodanya.

" Serius bebs gue sedih kali ini dengan candaan lo berdua." Balas Mona menegaskan.Raut wajahnya terlihat memendam sebuah perasaan.

Amel dan Tamara saling berpandangan dengan perasaan tak enak.

" Ahh elo Mon,gak usah bercanda deh,kalau elo serius kaya gitu,elo gak lucu.Sumpah !!" ujar Amelia acuh.

Mona terdiam dengan ekspresi yang berhasil membuat kedua sahabatnya terheran-heran.

" Kenapa sih ?kok lo jadi beneran baper begini ?" Tanya Amelia seraya merangkul pundak Mona.

Sejenak hening.Mona terlihat menahan sesuatu yang menyesakan rongga dadanya hingga perlahan kedua matanya terlihat mulai basah.

............Bersambung.

episode 03 ~ Masa lalu

 

KEDUA sahabat Mona terpaku,mereka menatap dalam ke arah raut wajah Mona yang ini telah berubah sedih.

 " Sorry Mon." Ucap Tamara menatap sesal ke arah wajah Mona yang kian memerah menahan tangisnya.

Mona mengangkat wajahnya lalu membagikan pandangan nya ke arah kedua sahabatnya.

" Gue punya alasan tersendiri kenapa gue belum bisa nerima kehadiran seorang cowok dalam kehidupan gue hingga saat ini." Jelas Mona seraya menatap dalam kedua sahabatnya.

Amelia dan Tamara saling menatap satu sama lain dengan berbagai perasaan.

 

" Setadinya gue gak perlu cerita masalah ini,tapi...." perkataan Mona menggantung matanya mulai terlihat berkaca-kaca.

" Mon.Sumpah kita gak ada maksud buat mengusik masalah pribadi lo itu, kita hanya berusaha untuk buat elo fun saja." Ucap Amalia dengan raut wajah penuh sesal.

" Gak apa-apa beb seharusnya gue dari dulu cerita masalah ini, yaa setidaknya lo berdua bisa paham dan tau alesan kenapa gue belum bisa tertarik untuk memiliki seorang pacar hingga saat ini." Jelas Mona sembari membagi pandangan kearah kedua sahabatnya itu dengan perasaan berat.

Memang terasa berat jika ia harus menceritakan masa lalunya ia yang begitu kelam,bahkan ia selalu bersembunyi dibalik perasaan nya yang terlihat tegar,namun sebaliknya nya begitu sulit bersembunyi dari kenyataan masa lalu,hingga ia harus menjadikan dirinya sebagian sosok perempuan yang mandiri dan berjuang sendiri melewati segala proses kehidupan yang ia jalani.

Tak mudah memang, tapi dirinya harus tetap kuat.

Mona kembali mengenang akan masa kecilnya yang begitu rapuh dengan penuh air mata,sebuah duka yang di akibatkan oleh perceraian kedua orang tuanya.

Dirinya adalah salah satu korban dari Broken home,korban dari keegoisan orang tuanya yang hanya mementingkan egonnya masing-masing.

Amelia dan Tamara saling bertatapan dengan raut wajah penuh sesal,candaan nya kali ini berujung pada cerita kisah kelam Mona yang tidak terkuak selama ini.

" Gue gak mau kaya orang tua gue Mel, Tam.." Ucap Mona dengan suara berat,ia terlihat menarik napas panjang seraya mencoba mengusir jauh rasa yang mulai memenyesakan dadanya.

 

" Orang tua lo kenapa ?" Tanya Amelia dengan suara parau.

Sejenak Mona menghela napas,ada beban yang begitu berat yang tersirat dari raut wajahnya,sebenarnya ia merasa enggan untuk memulai cerita akan masalalunya itu, karena itu hanya akan membuka aib keluarganya saja.

Wajah yang selalu menyunggingkan senyuman itu pun kini perlahan berubah muram,selintas ada rasa sedih yang menggelayuti raut wajahnya sorot matanya tak lagi memancarkan ke enerjikan nya,sorot matanya kali ini benar-benar menyiratkan kesedihan yang cukup mendalam.

 

" jika gue cerita masa lalu gue,gue pasti suka gak kuat beb." Ucap Mona lirih dengan mata berkaca-kaca ia berusaha untuk tetap tersenyum walaupun hatinya terasa getir.

" Sorry ya beb !Gue benar-benar gak ada maksud untuk membuat lo sedih." Ucap Amelia dengan rasa bersalah.

" Gak apa-apa Mel.Mungkin ada baiknya juga gue cerita tentang masalalu gue,yang selama ini gue tutupi dari kalian." Jelas Mona dengan tersenyum pahit, Amelia dan Tamara mendekat lalu merangkul erat pundak Mona yang mulai berguncang menahan isakannya.

 

Tamara serta Amelia masih menatap Mona dengan rasa bersalah,candaan mereka kali ini memaksa Mona untuk mengenang akan masa lalunya. 

" Sorry ya beb !! " Pekik Tamara dengan iba.

" Kalian berdua tau alesan gue saat ini kenapa belum bisa menerima kehadiran seorang cowok ?" Tanya Mona sembari menatap kedua sahabatnya dengan bergantian.

Tamara dan Amelia dengan bersamaan menggeleng raut wajah mereka menatap sendu.

 

" Entah kenapa gue ngerasa jika seluruh lelaki yang ada di muka bumi ini sama semua,dan gue ngerasa apa yang telah terjadi kepada keluarga gue sewaktu-waktu bisa gue alami. " Ungkapnya dengan terbata.

Tenggorokannya terasa kering.

Tamara dan Amelia saling bertatapan satu sama lain,mereka semakin penasaran akan perkataanya Mona.

" Memangnya Kenapa keluarga lo ?" Tanya Amelia dengan suara nyaris pelan.

" Orang tua gue bercerai pada saat gue berusia 12 tahun.Yaa setidaknya di usia segitu gue sudah mulai paham akan permasalahan orang-orang dewasa termasuk permasalahan kedua orang tua gue." Ucap Mona dengan tertunduk,ada buliran bening yang mulai menitik ke pipinya.

 

" Dan gue setidaknya bisa ngerasain apa yang dirasakan oleh nyokap gue ketika tau bokap gue ketahuan berselingkuh." Jelas Mona dengan wajah semakin memerah. 

Tamara dan Amelia saling menghela napas panjang dengan raut wajah semakin tertekan.

" Pertengkaran demi pertengkaran gue saksikan di depan mata kepala gue sendiri,bahkan bokap gue dengan tidak segan- segan menyakiti nyokap gue secara fisik,dan itu nyaris sering terjadi di setiap harinya, sehingga nyokap sering meradang kesakitan,dari situlah nyokap gue nekad untuk memberanikan diri kabur dari rumah ninggalin gue bersama bokap,dan nyokap gue pun entah pergi kemana,ia pergi ninggalin gue begitu saja,hingga detik ini gue tidak tau dimana keberadaanya." Kenang Mona dengan berlinang air matanya yang kian membasahi kedua pipinya.

 

" Yaa TUHAN Mon !! gue sedih banget denger cerita kisah lo." Pekik Tamara dengan mata mulai berkaca kaca.

" Gue ikut prihatin." Amelia menambahkan dengan sembilu.

" Dan pada akhirnya gue di jemput nenek gue untuk tinggal bersamanya.Tapi penderitaan gue belum bisa berakhir,tidak lama dari itu bokap pun pergi dengan selingkuhannya entah kemana padahal selama ini gue pengen banget bisa kumpul lagi bersama keluarga gue.Hikss..." Ucap Mona lirih seraya terisak lembut.

Kedua sahabatnya memandanginya dengan perasaan iba.

" Dan kini gue hanya bisa merindukan mereka tanpa bisa bertemu.Karena gue gak tau bokap dan nyokap gue sekarang berada dimana, tidak ada lagi kabar tentang mereka hingga sampe saat ini..! " jelas Mona dengan berlinang air mata.

" Lalu Nenek lo masih ada ?"Sela Amel bertanya,ia ikut merasakan apa yang di rasakan Mona.

" Nenek gue masih ada,dia tinggal di Surabaya dia juga merasa kehilangan atas ke pergìan nyokap gue,padahal gue tau keluarga besar gue keluarga yang cukup berada karena selama gue tinggal bersama nenek, gue sempat hidup dalam kemewahan nya..Tapi gue selalu ngerasa ada yang kurang,bahkan gue merasa ada yang hilang di dalam kemewahan ini, tanpa kehadiran nyokap and bokap gue,gue ngerasa hidup ini gak begitu berarti,sehingga pada akhirnya gue memutuskan untuk hidup mandiri dengan mencoba pergi ke kota ini setelah lulus sekolah dan gue pun berniat ingin cari duit sendiri." tutur Mona menceritakan masa lalunya sedetail mungkin seraya meyeka air matanya.

Ia menatap kedua sahabatnya dengan tersenyum penuh luka.

" Dan pada akhirnya gue bisa bertemu dengan lo berdua." Jelas Mona dengan tersenyum getir. 

Mona menatap nanar ke arah kedua sahabatnya yang diam-diam ikut menangis akan kisahnya.

 

" Dan gue sering salut sama lo !! dari pertama gue kenal lo pada saat kuliah hingga sekarang udah kerja,gue lihat lo sangat Mandiri, lo ngelakuin apa-apa serba sendiri."Sela Amelia dengan tersenyum hampa.

Amel yang telah berteman lama dengan Mona,mengetahui percis akan perjalanan hidup seorang Mona.Mereka di pertemukan di saat kuliah dulu hingga menjadi sahabat baiknya hingga saat ini.

Sedangkan Tamara mereka di pertemukan setelah bekerja di tempat pekerjaanya sekarang ini.

" Gue gak tau jika kisah hidup lo seperti ini karena lo gak pernah cerita akan masa lalu lo sama gue.Dan gue pikir lo selama ini baik-baik saja gak ada kisah sedalam ini." Sela Tamara menatap haru ke arah Mona.

" Makanya, entah kenapa gue ngerasa,jika gue merasa kurang begitu respek dengan segala bentuk sikap seorang lelaki,apa pun itu omongannya.. I not believe.." Ucap Mona pelan.

" Tapi tidak semua laki-laki itu seperti apa yang lo pikirkan Mon." sergah Amelia mencoba memberi pengertian terhadap Mona untuk tidak memandang sama semua lelaki.

" Tapi setidaknya sebagian besar seperti itu." Sela Mona cepat.

" Mungkin karna lo hanya melihat dari sisi buruknya saja,belum mencoba menerima dari sisi baiknya,gue yakin satu dari banyak nya laki-laki yang bajingan pasti masih ada laki-laki yang baik hatinya,elo kan belum mencoba untuk mengenal mereka,jadi lo masih menganggap buruk semua cowok itu." ucap Amelia tandas.

" Gue rasa elo masih terpaku dengan masa lalu lo itu hingga elo belum bisa Move on Mon." Jelas Amelia dengan bersikap bijak.

" Tapi hampir semua cowok yang gue jumpai nyaris bersikap seperti itu,buktinya si Roki belum pede kate aja udah so umbar janji ama cewek lain,lalu teman satu team kita aja si Jefri, Benli ,semua sama belangnya dan itu hanya bikin sakit hati para perempuan saja." Ucap Mona dengan memberi alasan secara logika.

" Tapi Mon itu hanya sebagian saja kan tidak semuanya." Amelia tetap bersikukuh dengan pendapatnya.

" Ya memang itu sebagian,tapi sisanya sama seperti itu .Hal itulah yang terkadang membuat hati gue semakin yakin,jika semua lelaki itu sama semua.." Bantah lagi Mona dengan nada pasrah.

" Mon jika laki-laki sama semua seperti itu,berarti kembar dong..." Seloroh Tamara seraya membenarkan poni pendeknya dengan tanpa beban.

" Kok kembar sih,gak nyambung banget." sela Amelia sembari mendelik ke arah Tamara yang mulai bersikap nyeleneh.

Tamara tertawa kecil.

" Pokonya gue gak mau tau.Entahlah mau sampe kapan gue mempertahankan pemikiran gue dengan perasaan seperti ini,karena hingga detik ini pun, belum ada lelaki yang bisa membuka hati gue dan meyakinkan perasaan gue." Jelas Mona dengan pelan namun penuh dengan penekanan di setiap kalimatnya.

" Gue memaklumi hal itu,tapi saran gue lo gak bisa terus-terusan di alasan seperti ini.." Ucap Amelia sembari menatap lurus Mona.

Mona tidak menjawab Ia hanya melipat bibirnya dalam-dalam.

" Mudah-mudahan secepat nya lo dapet hidayah Mon..." Seloroh Tamara dengan bersikap penuh percaya diri.

" Tamaraaa.....!!" Seru Mona serta Amelia bersamaan.

" Dikira gue selama ini tersesat apa ? Iya kali pake di doain gue cepet dapet hidayah.." Ucap Mona dengan mendelik kesal ke arah Tamara yang memasang ekspresi wajah tanpa berdosa,ia mendoakan Mona agar segera mendapat hidayah.

Amel menahan tawanya ketika sikap polosnya seorang Tamara kumat kembali.Akan tetapi dengan tingkah Tamara seperti itu mampu membuat Mona tertawa lepas dan mampu melupakan kesedihannya.

************* 

Dengan di temanin kedua sahabatnya Mona masih terlihat bersantai di sela-sela waktu istirahat.Tamara yang berperawakan mungil masih sibuk dengan membenarkan poni pendeknya dengan cermin kecil di tangannya, sementara Amelia ia sibuk dengan beberapa cemilan di pangkuannya. 

" Kok kalian gak pada makan siang.?" Tanya Mona menoleh ke arah kedua sahabatnya.

" Gue lagi gak lapar ?" sahut Tamara cuek.

" Lo Mel ?" Tanya Mona melirik salah satu sahabatnya.

" Gue lagi diet.."Jawab Amel tak kalah cuek.

" Lo yaa bilangnya diet-diet aja!!Dari tadi mulut lo gak berhenti ngunyah.." Sela Mona sembari duduk diantara mereka.

Sejenak Mona mengitari pandangannya ke seluruh ruangan kantin kantornya tersebut,dengan tidak di sengaja pandangannya tertuju pada salah satu meja yang cukup menarik perhatiannya.

Di tempat itu terdapat sepasang kekasih yang terlihat begitu sangat romatis,mereka sedang menyantap makan siang berduaan.

Mona membuang pandangannya dengan ekspresi wajah terlihat muak setelah melihat sikap lebaynya salah satu dari pasangan kekasih itu yang saling menyuapkan makanan dengan bergantian,Mona pun mengalihkan pandangannya ke arah luar ruangan kantin kantor nya dan.......

TAAAAPPP...

Tatapan Mona terbentur salah satu meja yang terdapat seseorang pria tengah duduk dengan santai. Mona mencoba menyimak pria itu dengan seksama,Ia sepertinya mengingat- ngingat sesuatu tentang pria tersebut.

Tiba-tiba ingatannya muncul setelah menyimaknya baik wajah pria yang berada jauh di sebrangnya itu.Pria berwajah manis itu sepertinya sedang menunggu pesanan makanannya.

Ia mengingat kembali akan sosok pria itu,tapi sejenak ia menatap ragu ia pernah melihatnya tapi dimana ?Mona terus mengawasi pergerakan pria tersebut seraya terus mengingat sesuatu yang berhubungan dengan pria tersebut.

Akhirnya Mona menemukan titik terang,dengan tersenyum pasti ia pun berniat hendak menghampirinya.

" Mon lo mau kemana ?" Tanya Tamara menatap heran saat Mona beranjak dari duduknya lalu berjalan cepat menuju ke area ruangan lain ,Mona tidak menjawab ia hanya menujuk kearah area lain dengan tangannya.

Tak berapa lama ia pun sudah berdiri tepat di depan pria itu.

" Mas !! elo yang kemaren senggolan sama gue kan ?" Tanya Mona setibanya di hadapan pria itu tanpa permisi, ia langsung memberondong pria itu dengan pertanyaan.

Pria itu mendongak lalu menatap heran atas kedatangan Mona yang secara tiba-tiba.

" Masih ingat gue gak ??" Mona bertanya dengan lantang seraya berdiri tegak di hadapan pria itu.

Pria itu mengernyit.

" Tunggu ! gue ingat -ingat dulu !!" Jawab si Pria itu dengan memicingkan kedua matanya.

" Hmm dimana yaa ??" Jawab pria itu kembali mencoba mengingat wajah perempuan tersebut.

 

" Aduh masa baru kemarin kita senggolan elo sudah lupa aja sih !!" Ucap Mona dengan nada bicara mulai meninggi.

" Tunggu-tunggu !! ok elo bisakan ngomongnya baik- baik ?" Tanya pria itu dengan tetap santai menghadapi sikap Mona yang sedikit arogan.

Kedua sahabat Mona mendekat setelah melihat aksi Mona mulai meresahkan.

" Ada apa sih Mon ?" Tanya Tamara menghampiri Mona dengan setengah berbisik.

" Nanti gue jelasin." Jawab Mona pelan lalu menatap kembali ke arah pria itu dengan tajam,dan si pria itu pun terlihat santai dalam menanggapi sikapnya Mona.

" Gue tanya lagi ! Lo masih ingat gue enggak ?" Tanya Mona dengan tak sabar.Pria itu mulai terlihat tidak nyaman dengan sikap yang di tunjukan perempuan tersebut.

" Yaa TUHAN.." Pekik Mona menepuk jidatnya dengan ekspresi terlihat dongkol.

 

Si pria itu masih terlihat santai dengan memasang wajah masa bodoh seakan akan dengan sengaja ia justru memancing reaksi Mona untuk semakin marah.

" Ok gue yang jelasin.Gue kemarin tak sengaja bersenggolan sama lo di depan kantor gue dan waktu itu gue bawa map,lalu Map gue jatuh terus lo ambilin,nah map yang elo kasih ke gue ternyata lo salah kasih !!"Jelas Mona dengan menekan lebih pelan nada suaranya,lalu ia bersikap sedikit lebih tenang.

 

Pria itu terlihat memutar otaknya untuk mengingat akan ucapan gadis itu.

Setelah itu...

" Ohh.ya.. ya.. !!Gue ingat sekarang! " Ucap pria itu yang baru mengingatnya.Sementara Mona mengekspresikan wajahnya dengan ekspresi datar.

" Tenang aja map lo masih ada di gue ,lagian gara-gara map gue ke tuker juga urusan gue jadi tertunda." Jelas pria itu tetap dengan bersikap tenang.

 

" Pekerjaan gue juga berantakan gara-gara isi map lo itu.." Sela Mona tak kalah sengit nada suaranya mulai meninggi kembali.

" Oke.oke !! Tapi sekarang gue gak bawa map lo itu, jadi gimana kalau kita janjian saja buat mengembalikan barangnya?" Ucap pria itu dengan masih bersikap tenang.

" Janjian ?? Maksud lo ?" Mata Mona terlihat membulat menatap tajam pria yang berparas manis yang ada di hadapannya tersebut.

" Iyaaa.Kita janjian untuk menukar mapnya,lalu kita atur waktu dan tempat dimana kita bisa tukeran map itu !" Jelas pria berkumis tipis itu masih terlihat ramah menghadapi sikap Mona yang jutek terhadapnya.

 

" Gak.Gue mau tukeran sekarang .!!" Sergah Mona dengan ketus.

" Yaa sekarang kan udah gue jelasin bahwa gue gak bawa Mapnya.Dan lagi pula bentar lagi gue ada urusan !! " Ucap pria itu masih tetap bersabar menghadapi sikap Mona yang semakin jutek terhadapnya.

" Terus ? " Tanya Mona dengan mengangkat dagunya.

" Gimana kalo lusa ?" Ucap pria itu dengan kalem.

" Eh gak bisa dong !! Itu map isinya penting banget karena itu menyangkut masalah pekerjaan gue !!Gue dua hari dua malam bikin itu pekerjaan, terus sekarang gue harus kena lembur lagi gara-gara map itu." Ucap Mona dengan terlihat mencak-mencak.

" Ok.ok !! Besok sore gimana ?" Sela pria itu memberikan pilihan terakhir.

" Gak bisa !! " Lagi-lagi Mona terlihat menolak dengan keras.

" Mon gak kasian sama tuh cowok ?iyain aja see kan dia udah punya niat baik buat balikin map lo.." Bisik Amelia ke arah telinga Mona.

 

Lelaki itu menatap secara gantian ke arah Mona serta kedua sahabatnya yang sedang berbisik-bisik.

" Nanti malam kita janjian !! " Sela Mona tak kalah tegas.

" Hmmmm..." Kemudian pria itu terlihat berpikir sejenak.

Tak berapa lama.

" Oke!! Kita ketemu di belakang kantor gue." Akhirnya pria itu menyepakati keputusannya Mona.

" Kantor lo yang mana ?" Tanya Mona dengan judes.

" Itu sebrang kantor lo !! " Ucap lelaki itu sembari menunjuk kebangunan yang cukup besar yang berada percis di depan kantor tempat dirinya bekerja.

" Deket kaya gitu Kenapa gak lo anterin aja sih ke kantor gue besok, kan lo bisa.." Sela Mona memberi usulan lagi.

" Gue besok tidak ada jadwal masuk kantor makanya gue bilang besok lusa,tepatnya sore gue bisanya.." Lagi-lagi pria itu menjelaskan dengan sabar menghadapi sikap Mona yang super jutek.

Mona terlihat berpikir,mulutnya terlihat maju mundur.

" Oke gue tunggu !!" desisnya datar.

Pria itu tersenyum lega melihat perempuan itu melunak.

" Sorry ya gue udah ganggu makan siang lo !! " Ucap Mona penuh penekanan lalu ia pun pergi meninggalkan pria itu begitu saja,pria itu hanya melongo melihat sikap perempuan itu yang begitu judes terhadap dirinya.

 

Pria berparas manis itu terlihat masih menatap aneh langkah Mona yang pergi dengan begitu saja dari hadapannya,lalu si pria itu pun hanya bisa menggelengkan kepalanya sembari mengusap heran wajahnya.

" Gila tu cewek jutek banget.." Guman pri itu dengan masih terus menatap langkah Mona yang di ikutin oleh kedua sahabatnya.

.................Bersambung.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!