KEDUA sahabat Mona terpaku,mereka menatap dalam ke arah raut wajah Mona yang ini telah berubah sedih.
" Sorry Mon." Ucap Tamara menatap sesal ke arah wajah Mona yang kian memerah menahan tangisnya.
Mona mengangkat wajahnya lalu membagikan pandangan nya ke arah kedua sahabatnya.
" Gue punya alasan tersendiri kenapa gue belum bisa nerima kehadiran seorang cowok dalam kehidupan gue hingga saat ini." Jelas Mona seraya menatap dalam kedua sahabatnya.
Amelia dan Tamara saling menatap satu sama lain dengan berbagai perasaan.
" Setadinya gue gak perlu cerita masalah ini,tapi...." perkataan Mona menggantung matanya mulai terlihat berkaca-kaca.
" Mon.Sumpah kita gak ada maksud buat mengusik masalah pribadi lo itu, kita hanya berusaha untuk buat elo fun saja." Ucap Amalia dengan raut wajah penuh sesal.
" Gak apa-apa beb seharusnya gue dari dulu cerita masalah ini, yaa setidaknya lo berdua bisa paham dan tau alesan kenapa gue belum bisa tertarik untuk memiliki seorang pacar hingga saat ini." Jelas Mona sembari membagi pandangan kearah kedua sahabatnya itu dengan perasaan berat.
Memang terasa berat jika ia harus menceritakan masa lalunya ia yang begitu kelam,bahkan ia selalu bersembunyi dibalik perasaan nya yang terlihat tegar,namun sebaliknya nya begitu sulit bersembunyi dari kenyataan masa lalu,hingga ia harus menjadikan dirinya sebagian sosok perempuan yang mandiri dan berjuang sendiri melewati segala proses kehidupan yang ia jalani.
Tak mudah memang, tapi dirinya harus tetap kuat.
Mona kembali mengenang akan masa kecilnya yang begitu rapuh dengan penuh air mata,sebuah duka yang di akibatkan oleh perceraian kedua orang tuanya.
Dirinya adalah salah satu korban dari Broken home,korban dari keegoisan orang tuanya yang hanya mementingkan egonnya masing-masing.
Amelia dan Tamara saling bertatapan dengan raut wajah penuh sesal,candaan nya kali ini berujung pada cerita kisah kelam Mona yang tidak terkuak selama ini.
" Gue gak mau kaya orang tua gue Mel, Tam.." Ucap Mona dengan suara berat,ia terlihat menarik napas panjang seraya mencoba mengusir jauh rasa yang mulai memenyesakan dadanya.
" Orang tua lo kenapa ?" Tanya Amelia dengan suara parau.
Sejenak Mona menghela napas,ada beban yang begitu berat yang tersirat dari raut wajahnya,sebenarnya ia merasa enggan untuk memulai cerita akan masalalunya itu, karena itu hanya akan membuka aib keluarganya saja.
Wajah yang selalu menyunggingkan senyuman itu pun kini perlahan berubah muram,selintas ada rasa sedih yang menggelayuti raut wajahnya sorot matanya tak lagi memancarkan ke enerjikan nya,sorot matanya kali ini benar-benar menyiratkan kesedihan yang cukup mendalam.
" jika gue cerita masa lalu gue,gue pasti suka gak kuat beb." Ucap Mona lirih dengan mata berkaca-kaca ia berusaha untuk tetap tersenyum walaupun hatinya terasa getir.
" Sorry ya beb !Gue benar-benar gak ada maksud untuk membuat lo sedih." Ucap Amelia dengan rasa bersalah.
" Gak apa-apa Mel.Mungkin ada baiknya juga gue cerita tentang masalalu gue,yang selama ini gue tutupi dari kalian." Jelas Mona dengan tersenyum pahit, Amelia dan Tamara mendekat lalu merangkul erat pundak Mona yang mulai berguncang menahan isakannya.
Tamara serta Amelia masih menatap Mona dengan rasa bersalah,candaan mereka kali ini memaksa Mona untuk mengenang akan masa lalunya.
" Sorry ya beb !! " Pekik Tamara dengan iba.
" Kalian berdua tau alesan gue saat ini kenapa belum bisa menerima kehadiran seorang cowok ?" Tanya Mona sembari menatap kedua sahabatnya dengan bergantian.
Tamara dan Amelia dengan bersamaan menggeleng raut wajah mereka menatap sendu.
" Entah kenapa gue ngerasa jika seluruh lelaki yang ada di muka bumi ini sama semua,dan gue ngerasa apa yang telah terjadi kepada keluarga gue sewaktu-waktu bisa gue alami. " Ungkapnya dengan terbata.
Tenggorokannya terasa kering.
Tamara dan Amelia saling bertatapan satu sama lain,mereka semakin penasaran akan perkataanya Mona.
" Memangnya Kenapa keluarga lo ?" Tanya Amelia dengan suara nyaris pelan.
" Orang tua gue bercerai pada saat gue berusia 12 tahun.Yaa setidaknya di usia segitu gue sudah mulai paham akan permasalahan orang-orang dewasa termasuk permasalahan kedua orang tua gue." Ucap Mona dengan tertunduk,ada buliran bening yang mulai menitik ke pipinya.
" Dan gue setidaknya bisa ngerasain apa yang dirasakan oleh nyokap gue ketika tau bokap gue ketahuan berselingkuh." Jelas Mona dengan wajah semakin memerah.
Tamara dan Amelia saling menghela napas panjang dengan raut wajah semakin tertekan.
" Pertengkaran demi pertengkaran gue saksikan di depan mata kepala gue sendiri,bahkan bokap gue dengan tidak segan- segan menyakiti nyokap gue secara fisik,dan itu nyaris sering terjadi di setiap harinya, sehingga nyokap sering meradang kesakitan,dari situlah nyokap gue nekad untuk memberanikan diri kabur dari rumah ninggalin gue bersama bokap,dan nyokap gue pun entah pergi kemana,ia pergi ninggalin gue begitu saja,hingga detik ini gue tidak tau dimana keberadaanya." Kenang Mona dengan berlinang air matanya yang kian membasahi kedua pipinya.
" Yaa TUHAN Mon !! gue sedih banget denger cerita kisah lo." Pekik Tamara dengan mata mulai berkaca kaca.
" Gue ikut prihatin." Amelia menambahkan dengan sembilu.
" Dan pada akhirnya gue di jemput nenek gue untuk tinggal bersamanya.Tapi penderitaan gue belum bisa berakhir,tidak lama dari itu bokap pun pergi dengan selingkuhannya entah kemana padahal selama ini gue pengen banget bisa kumpul lagi bersama keluarga gue.Hikss..." Ucap Mona lirih seraya terisak lembut.
Kedua sahabatnya memandanginya dengan perasaan iba.
" Dan kini gue hanya bisa merindukan mereka tanpa bisa bertemu.Karena gue gak tau bokap dan nyokap gue sekarang berada dimana, tidak ada lagi kabar tentang mereka hingga sampe saat ini..! " jelas Mona dengan berlinang air mata.
" Lalu Nenek lo masih ada ?"Sela Amel bertanya,ia ikut merasakan apa yang di rasakan Mona.
" Nenek gue masih ada,dia tinggal di Surabaya dia juga merasa kehilangan atas ke pergìan nyokap gue,padahal gue tau keluarga besar gue keluarga yang cukup berada karena selama gue tinggal bersama nenek, gue sempat hidup dalam kemewahan nya..Tapi gue selalu ngerasa ada yang kurang,bahkan gue merasa ada yang hilang di dalam kemewahan ini, tanpa kehadiran nyokap and bokap gue,gue ngerasa hidup ini gak begitu berarti,sehingga pada akhirnya gue memutuskan untuk hidup mandiri dengan mencoba pergi ke kota ini setelah lulus sekolah dan gue pun berniat ingin cari duit sendiri." tutur Mona menceritakan masa lalunya sedetail mungkin seraya meyeka air matanya.
Ia menatap kedua sahabatnya dengan tersenyum penuh luka.
" Dan pada akhirnya gue bisa bertemu dengan lo berdua." Jelas Mona dengan tersenyum getir.
Mona menatap nanar ke arah kedua sahabatnya yang diam-diam ikut menangis akan kisahnya.
" Dan gue sering salut sama lo !! dari pertama gue kenal lo pada saat kuliah hingga sekarang udah kerja,gue lihat lo sangat Mandiri, lo ngelakuin apa-apa serba sendiri."Sela Amelia dengan tersenyum hampa.
Amel yang telah berteman lama dengan Mona,mengetahui percis akan perjalanan hidup seorang Mona.Mereka di pertemukan di saat kuliah dulu hingga menjadi sahabat baiknya hingga saat ini.
Sedangkan Tamara mereka di pertemukan setelah bekerja di tempat pekerjaanya sekarang ini.
" Gue gak tau jika kisah hidup lo seperti ini karena lo gak pernah cerita akan masa lalu lo sama gue.Dan gue pikir lo selama ini baik-baik saja gak ada kisah sedalam ini." Sela Tamara menatap haru ke arah Mona.
" Makanya, entah kenapa gue ngerasa,jika gue merasa kurang begitu respek dengan segala bentuk sikap seorang lelaki,apa pun itu omongannya.. I not believe.." Ucap Mona pelan.
" Tapi tidak semua laki-laki itu seperti apa yang lo pikirkan Mon." sergah Amelia mencoba memberi pengertian terhadap Mona untuk tidak memandang sama semua lelaki.
" Tapi setidaknya sebagian besar seperti itu." Sela Mona cepat.
" Mungkin karna lo hanya melihat dari sisi buruknya saja,belum mencoba menerima dari sisi baiknya,gue yakin satu dari banyak nya laki-laki yang bajingan pasti masih ada laki-laki yang baik hatinya,elo kan belum mencoba untuk mengenal mereka,jadi lo masih menganggap buruk semua cowok itu." ucap Amelia tandas.
" Gue rasa elo masih terpaku dengan masa lalu lo itu hingga elo belum bisa Move on Mon." Jelas Amelia dengan bersikap bijak.
" Tapi hampir semua cowok yang gue jumpai nyaris bersikap seperti itu,buktinya si Roki belum pede kate aja udah so umbar janji ama cewek lain,lalu teman satu team kita aja si Jefri, Benli ,semua sama belangnya dan itu hanya bikin sakit hati para perempuan saja." Ucap Mona dengan memberi alasan secara logika.
" Tapi Mon itu hanya sebagian saja kan tidak semuanya." Amelia tetap bersikukuh dengan pendapatnya.
" Ya memang itu sebagian,tapi sisanya sama seperti itu .Hal itulah yang terkadang membuat hati gue semakin yakin,jika semua lelaki itu sama semua.." Bantah lagi Mona dengan nada pasrah.
" Mon jika laki-laki sama semua seperti itu,berarti kembar dong..." Seloroh Tamara seraya membenarkan poni pendeknya dengan tanpa beban.
" Kok kembar sih,gak nyambung banget." sela Amelia sembari mendelik ke arah Tamara yang mulai bersikap nyeleneh.
Tamara tertawa kecil.
" Pokonya gue gak mau tau.Entahlah mau sampe kapan gue mempertahankan pemikiran gue dengan perasaan seperti ini,karena hingga detik ini pun, belum ada lelaki yang bisa membuka hati gue dan meyakinkan perasaan gue." Jelas Mona dengan pelan namun penuh dengan penekanan di setiap kalimatnya.
" Gue memaklumi hal itu,tapi saran gue lo gak bisa terus-terusan di alasan seperti ini.." Ucap Amelia sembari menatap lurus Mona.
Mona tidak menjawab Ia hanya melipat bibirnya dalam-dalam.
" Mudah-mudahan secepat nya lo dapet hidayah Mon..." Seloroh Tamara dengan bersikap penuh percaya diri.
" Tamaraaa.....!!" Seru Mona serta Amelia bersamaan.
" Dikira gue selama ini tersesat apa ? Iya kali pake di doain gue cepet dapet hidayah.." Ucap Mona dengan mendelik kesal ke arah Tamara yang memasang ekspresi wajah tanpa berdosa,ia mendoakan Mona agar segera mendapat hidayah.
Amel menahan tawanya ketika sikap polosnya seorang Tamara kumat kembali.Akan tetapi dengan tingkah Tamara seperti itu mampu membuat Mona tertawa lepas dan mampu melupakan kesedihannya.
*************
Dengan di temanin kedua sahabatnya Mona masih terlihat bersantai di sela-sela waktu istirahat.Tamara yang berperawakan mungil masih sibuk dengan membenarkan poni pendeknya dengan cermin kecil di tangannya, sementara Amelia ia sibuk dengan beberapa cemilan di pangkuannya.
" Kok kalian gak pada makan siang.?" Tanya Mona menoleh ke arah kedua sahabatnya.
" Gue lagi gak lapar ?" sahut Tamara cuek.
" Lo Mel ?" Tanya Mona melirik salah satu sahabatnya.
" Gue lagi diet.."Jawab Amel tak kalah cuek.
" Lo yaa bilangnya diet-diet aja!!Dari tadi mulut lo gak berhenti ngunyah.." Sela Mona sembari duduk diantara mereka.
Sejenak Mona mengitari pandangannya ke seluruh ruangan kantin kantornya tersebut,dengan tidak di sengaja pandangannya tertuju pada salah satu meja yang cukup menarik perhatiannya.
Di tempat itu terdapat sepasang kekasih yang terlihat begitu sangat romatis,mereka sedang menyantap makan siang berduaan.
Mona membuang pandangannya dengan ekspresi wajah terlihat muak setelah melihat sikap lebaynya salah satu dari pasangan kekasih itu yang saling menyuapkan makanan dengan bergantian,Mona pun mengalihkan pandangannya ke arah luar ruangan kantin kantor nya dan.......
TAAAAPPP...
Tatapan Mona terbentur salah satu meja yang terdapat seseorang pria tengah duduk dengan santai. Mona mencoba menyimak pria itu dengan seksama,Ia sepertinya mengingat- ngingat sesuatu tentang pria tersebut.
Tiba-tiba ingatannya muncul setelah menyimaknya baik wajah pria yang berada jauh di sebrangnya itu.Pria berwajah manis itu sepertinya sedang menunggu pesanan makanannya.
Ia mengingat kembali akan sosok pria itu,tapi sejenak ia menatap ragu ia pernah melihatnya tapi dimana ?Mona terus mengawasi pergerakan pria tersebut seraya terus mengingat sesuatu yang berhubungan dengan pria tersebut.
Akhirnya Mona menemukan titik terang,dengan tersenyum pasti ia pun berniat hendak menghampirinya.
" Mon lo mau kemana ?" Tanya Tamara menatap heran saat Mona beranjak dari duduknya lalu berjalan cepat menuju ke area ruangan lain ,Mona tidak menjawab ia hanya menujuk kearah area lain dengan tangannya.
Tak berapa lama ia pun sudah berdiri tepat di depan pria itu.
" Mas !! elo yang kemaren senggolan sama gue kan ?" Tanya Mona setibanya di hadapan pria itu tanpa permisi, ia langsung memberondong pria itu dengan pertanyaan.
Pria itu mendongak lalu menatap heran atas kedatangan Mona yang secara tiba-tiba.
" Masih ingat gue gak ??" Mona bertanya dengan lantang seraya berdiri tegak di hadapan pria itu.
Pria itu mengernyit.
" Tunggu ! gue ingat -ingat dulu !!" Jawab si Pria itu dengan memicingkan kedua matanya.
" Hmm dimana yaa ??" Jawab pria itu kembali mencoba mengingat wajah perempuan tersebut.
" Aduh masa baru kemarin kita senggolan elo sudah lupa aja sih !!" Ucap Mona dengan nada bicara mulai meninggi.
" Tunggu-tunggu !! ok elo bisakan ngomongnya baik- baik ?" Tanya pria itu dengan tetap santai menghadapi sikap Mona yang sedikit arogan.
Kedua sahabat Mona mendekat setelah melihat aksi Mona mulai meresahkan.
" Ada apa sih Mon ?" Tanya Tamara menghampiri Mona dengan setengah berbisik.
" Nanti gue jelasin." Jawab Mona pelan lalu menatap kembali ke arah pria itu dengan tajam,dan si pria itu pun terlihat santai dalam menanggapi sikapnya Mona.
" Gue tanya lagi ! Lo masih ingat gue enggak ?" Tanya Mona dengan tak sabar.Pria itu mulai terlihat tidak nyaman dengan sikap yang di tunjukan perempuan tersebut.
" Yaa TUHAN.." Pekik Mona menepuk jidatnya dengan ekspresi terlihat dongkol.
Si pria itu masih terlihat santai dengan memasang wajah masa bodoh seakan akan dengan sengaja ia justru memancing reaksi Mona untuk semakin marah.
" Ok gue yang jelasin.Gue kemarin tak sengaja bersenggolan sama lo di depan kantor gue dan waktu itu gue bawa map,lalu Map gue jatuh terus lo ambilin,nah map yang elo kasih ke gue ternyata lo salah kasih !!"Jelas Mona dengan menekan lebih pelan nada suaranya,lalu ia bersikap sedikit lebih tenang.
Pria itu terlihat memutar otaknya untuk mengingat akan ucapan gadis itu.
Setelah itu...
" Ohh.ya.. ya.. !!Gue ingat sekarang! " Ucap pria itu yang baru mengingatnya.Sementara Mona mengekspresikan wajahnya dengan ekspresi datar.
" Tenang aja map lo masih ada di gue ,lagian gara-gara map gue ke tuker juga urusan gue jadi tertunda." Jelas pria itu tetap dengan bersikap tenang.
" Pekerjaan gue juga berantakan gara-gara isi map lo itu.." Sela Mona tak kalah sengit nada suaranya mulai meninggi kembali.
" Oke.oke !! Tapi sekarang gue gak bawa map lo itu, jadi gimana kalau kita janjian saja buat mengembalikan barangnya?" Ucap pria itu dengan masih bersikap tenang.
" Janjian ?? Maksud lo ?" Mata Mona terlihat membulat menatap tajam pria yang berparas manis yang ada di hadapannya tersebut.
" Iyaaa.Kita janjian untuk menukar mapnya,lalu kita atur waktu dan tempat dimana kita bisa tukeran map itu !" Jelas pria berkumis tipis itu masih terlihat ramah menghadapi sikap Mona yang jutek terhadapnya.
" Gak.Gue mau tukeran sekarang .!!" Sergah Mona dengan ketus.
" Yaa sekarang kan udah gue jelasin bahwa gue gak bawa Mapnya.Dan lagi pula bentar lagi gue ada urusan !! " Ucap pria itu masih tetap bersabar menghadapi sikap Mona yang semakin jutek terhadapnya.
" Terus ? " Tanya Mona dengan mengangkat dagunya.
" Gimana kalo lusa ?" Ucap pria itu dengan kalem.
" Eh gak bisa dong !! Itu map isinya penting banget karena itu menyangkut masalah pekerjaan gue !!Gue dua hari dua malam bikin itu pekerjaan, terus sekarang gue harus kena lembur lagi gara-gara map itu." Ucap Mona dengan terlihat mencak-mencak.
" Ok.ok !! Besok sore gimana ?" Sela pria itu memberikan pilihan terakhir.
" Gak bisa !! " Lagi-lagi Mona terlihat menolak dengan keras.
" Mon gak kasian sama tuh cowok ?iyain aja see kan dia udah punya niat baik buat balikin map lo.." Bisik Amelia ke arah telinga Mona.
Lelaki itu menatap secara gantian ke arah Mona serta kedua sahabatnya yang sedang berbisik-bisik.
" Nanti malam kita janjian !! " Sela Mona tak kalah tegas.
" Hmmmm..." Kemudian pria itu terlihat berpikir sejenak.
Tak berapa lama.
" Oke!! Kita ketemu di belakang kantor gue." Akhirnya pria itu menyepakati keputusannya Mona.
" Kantor lo yang mana ?" Tanya Mona dengan judes.
" Itu sebrang kantor lo !! " Ucap lelaki itu sembari menunjuk kebangunan yang cukup besar yang berada percis di depan kantor tempat dirinya bekerja.
" Deket kaya gitu Kenapa gak lo anterin aja sih ke kantor gue besok, kan lo bisa.." Sela Mona memberi usulan lagi.
" Gue besok tidak ada jadwal masuk kantor makanya gue bilang besok lusa,tepatnya sore gue bisanya.." Lagi-lagi pria itu menjelaskan dengan sabar menghadapi sikap Mona yang super jutek.
Mona terlihat berpikir,mulutnya terlihat maju mundur.
" Oke gue tunggu !!" desisnya datar.
Pria itu tersenyum lega melihat perempuan itu melunak.
" Sorry ya gue udah ganggu makan siang lo !! " Ucap Mona penuh penekanan lalu ia pun pergi meninggalkan pria itu begitu saja,pria itu hanya melongo melihat sikap perempuan itu yang begitu judes terhadap dirinya.
Pria berparas manis itu terlihat masih menatap aneh langkah Mona yang pergi dengan begitu saja dari hadapannya,lalu si pria itu pun hanya bisa menggelengkan kepalanya sembari mengusap heran wajahnya.
" Gila tu cewek jutek banget.." Guman pri itu dengan masih terus menatap langkah Mona yang di ikutin oleh kedua sahabatnya.
.................Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 265 Episodes
Comments
Ila Syaqilla
Lanjut dong....penasaran nih 😊
2021-01-20
0