" MONA!Mon tunggu !! "Seru Tamara sembari mencoba mengejar Mona yang melangkah dengan cepat.
" Kenapa sih ?" Jawab Mona dengan menoleh Tamara yang berusaha mensejajarkan langkahnya.
" Jadi Itu cowok yang senggolan sama lo ?"Tanya Tamara dengan penasaran.
" Ya !! " Jawab Mona singkat.
" Widih Mon ganteng banget !Lo gak coba untuk berkenalan ?" Tanya Lagi Tamara dengan penuh antusias.
Lalu Mona menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah Tamara yang berada di sampingnya,Tamara dengan memasang wajah innocent tersenyum tanpa beban.
" Kurang panjang ya gue cerita tentang masalalu gue." Jawab Mona dengan menatap galak Tamara.
" Sst..., " Amelia segera memberi isyarat ke arah Tamara untuk segera diam.
" Oke.oke !" Ucap Tamara sembari berjalan mendahului Mona.
" Mon kenapa lo gak sekalian minta no teleponnya. ?" Tanya Amelia menyela dengan tersenyum ragu.
" Buat apa ?" Tanya Mona menoleh Amelia yang berada di sampingnya.
" Kan lo berdua mau janjian,jadi apa salahnya elo minta nomor telpon pria itu,kan kalau ada nomor telpon pria itu lo jadi gampang ketemuannya,misal lo bisa nanya, jadi apa engganya ketemuan." Jelas Amelia sembari mengiringi langkah Mona dengan bersikap santai.
Sejenak Mona terdiam lalu menggerakan maju mundur bibir mungilnya,ia terdiam mencoba berpikir atas usul sahabatnya tersebut.
Amelia melirik penuh arti ke arah Tamara.Wajah Tamara terlihat acuh.
" Eh iya juga yaa kok gue PEA sih..," Guman Mona pelan.
" Lo sih pake pasang muka jutek gitu, cowoknya langsung jadi kurang respek sama lo.." Sela Tamara ikut menimpali lagi.
" Ah !! Gampang lah tar juga dia nongol. " tepis Mona dengan cuek.Amelia hanya mengedipkan sebelah matanya penuh isyarat ke arah Tamara.
"Tapi kata si Amel ada Bener nya juga Mon ?? Emang lo mau pergi sendirian buat nungguin itu pria ?" Sela lagi Tamara dengan sedikit greget.
" Lo berdualah yang temenin gue," Ucap Mona sambil berbalik badan lalu menatap kedua sahabatnya itu dengan bergantian.
Amelia dan Tamara langsung memasang wajah tanpa ekspresi ketika melihat sikap Mona yang tersenyum penuh arti kepada mereka.
Lalu Mona pun memeluk riang kedua sahabatnya dengan terkekeh saat melihat reaksi wajah kedua sahabatnya berubah engga banget terhadapnya.
**********
Seperti yang telah di sepakati bersama,Mona terlihat sudah menunggu di tempat yang sudah di janjikan oleh si pria tak di kenal itu.Mona sudah hadir lebih awal dari waktu yang di janjikannya.
Di lihatnya jam yang melingkar manis di pergelangan tangan kirinya,jarum jam sudah menunjukan waktu 20:00. WIB.Raut wajah Mona mulai terlihat bosan menunggu kedatangan pria tersebut.
" Kan gue juga apa Mon,minta lah nomor teleponnya kalau kaya gini kita buang-buang waktu saja menunggunya.." Gerutu Tamara sembari membenarkan terus Poni pendeknya yang terlihat mulai lepek karena lelah menanti.
" Terpaksa kita nongkrong semalaman disini." Celoteh lagi Amelia dengan tak kalah kesal.
" Kebangetan aja itu orang kalau sampe gak dateng !Awas saja kalau gue ketemu lagi nanti." Guman Mona sembari penuh ancaman mengepalkan tangannya.
" Ini sudah jam berapa" Tanya lagi Tamara dengan merengut kesal.
" Yaa terus gimana dong..?" Tanya Mona dengan wajah gusar.
" Yaa mau gak mau lo tungguin aja,gue pulang duluan yaa,besok gue kerja." Ucap Ameli seraya bangkit dari tempat duduknya.
" Sebentar lagi ya Mel,pliss temenin gue !" Ucap Mona seraya merengek bak anak kecil yang sedang meminta di belikan mainan baru.
" Tukan...,yang repot gue lagi !!"Guman Amelia dengan duduk kesal,ia menghempaskan pantatnya ke kursi taman dengan kasar.
TIK TOK
TIK TOK.......
Waktu berlalu,ketiga perempuan itu mulai merubah posisi duduknya.Tak terasa waktu mulai menunjukan hampir jam sembilan malam,namun tidak ada tanda -tanda ataupun bayangan yang menandakan akan kedatangan pria tersebut.Mona dengan gelisah ia terlihat mondar mandir seraya berkomat kamit tidak karuan.
Kedua sahabatnya saling menatap tak sabar,namun mereka dengan setia menemani Mona hanya demi rasa solidaritas yang tinggi terhadap sahabatnya tersebut.
Namun tak berapa lama Amelia terlihat memegangi kepalanya seraya menggeleng frustasi lama-lama ia pusing juga melihat Mona yang sedari tadi terus menerus mondar-mandir di hadapannya bak setrikaan tetangga.
" Kan sudah gue bilang,kalau ada nomor telponnya kita gampang menghubunginya,dan bisa nanya dia ada dimana sekarang ini,atau nanya sudah nyampe mana?Kalau kaya gini kan susah jadinya,mau ampe subuh kita disini.Jadinya kita nungguin angin malam doang." Sela lagi Amelia dengan raut wajah mulai suntuk.
" Oh angin malam sampaikan salam rinduku kepada dia yang jauh di sana." Ucap Tamara bergaya ala seorang pujangga.
Amelia melirik keki ke arah Tamara yang mengusir rasa bosannya dengan berpuisi.
" Iya iya gue salah.Besok kalau gue ketemu tuh cowok gue minta nomor Hp nya deh." Ucap Mona sembari terus berjalan-jalan kecil di hadapan kedua sahabatnya dengan tanpa henti.
" Telat lo !!"Sela Amelia tak kalah sewotnya.
" Gue gak kepikiran akan kaya gini jadinya bebeb bebeb..." Ucap Mona sembari celingukan memantau terus akan situasi tempat tersebut.
Di pandanginya beberapa pria-pria yang berlalu lalang di hadapannya.
Beberapa menit pun sudah berlalu tapi nampaknya sang pria itu tak kunjung muncul akan batang hidungnya, Mona pun semakin gusar di buatnya.
" Mel, Tam gimana ini.?" Tanya Mona sembari menoleh ke arah kedua sahabatnya yang diam-diam sudah tertidur pulas menemaninya.
Di lihatnya kedua sahabatnya tertidur pulas di kursi taman dengan posisi saling bersenderan satu sama lain.
" Yaa Ampun kalian !!" Seru Mona terlihat kesal melihat tingkah laku kedua sahabatnya yang malah tertidur pulas saat menemaninya.
" Mel,Tam kok lo berdua malah pada tidur sih?" seru Mona sembari menguncangkan kedua tubuh sahabatnya tersebut.
" Aduhh gue ngantuk Mon..." balas Tamara sembari mengucek matanya dengan tak lupa merapikan kembali poni pendeknya yang sudah jadi ciri khasnya seorang Tamara.
Amelia pun terlihat mengrecep kan kedua matanya seraya menguap lebar.
Namun tak berapa lama Mona bersama kedua sahabatnya menoleh kearah mesin motor yang menderu di belakan mereka ,lalu kendaraan motor tersebut pun berhenti tepat hadapan mereka, Amel dan Tamara serta Mona menatap penasaran ke arah si pemilik motor besar tersebut.
Mereka bangkit seraya mencoba menyimak dengan seksama.
" Sorry !!" Ucap suara pria itu dari balik helm hitamnya.
Mona dan kedua sahabatnya saling bertatapan dan mencoba menyimak kembali sosok wajah di balik helm hitam tersebut.
"Hai !! Sorry gue telat.." Ucap pria itu seraya membuka helmnya lalu tersenyum ke arah Mona dengan rasa tak bersalah.
Mona terperangah melihat wajah di balik helm hitam tersebut yang tiada lain pria yang sedang di tunggunya.
" LO !! Lama banget sii !! Ngaret bangett !!." Ucap Mona nyerocos ekspresi wajahnya berubah menakutkan.
" Sorry !! Tadi gue ada urusan lain.." Ucap pria itu beralasan.
" Untung gue gak jadi pulang.Lain kali kalau janjian sama orang jangan ngaret kaya gini,Kasian kan sahabat-sahabat gue sudah pada bosan nungguinnya.."Uap Mona mencak-mencak badannya bergerak-gerak menahan amarah.
" Sorry banget,gue mau nge hubungin lo tapi gue kan gak ada nomor HP lo,makanya gue gak bisa ngasih tau lo sebelumnya." Sela pria itu dengan bersikap ramah.
" Tu kan gue bilang apa lo butuh nomor hp nya dia,gak percaya sih ." Sela Amelia mendukung ucapan pria itu dengan menoleh jengkel ke arah Mona.
" Gak penting nomor Hp."Seloroh Mona dengan sengit.
Amel dan Tamara saling sikut serta saling melirik sebal lalu mereka pun bersikap masa bodo ketika melihat sikap keras kepalanya Mona kambuh.
" Oke.Gue yang salah dan gue minta maaf, ini map lo Sorry banget lo udah nunggu lama gue."Ucap pria itu kalem dan menyodorkan mapnya kehadapan Mona yang masih memasang wajah galak.
" Sorry-sorry aja..." decak sebal Mona ketus.
Dengan cepat Mona pun menyambar map yang di sodorkan pria tersebut dengan kasar.
"Sekarang map gue mana?" Tanya balik pria itu dengan berdiri tegap menatap Mona yang sedang memeriksa isi mapnya.
" Map elo ?" desis Mona pelan.
Mona baru tersadar jika sedari tadi Ia lupa tidak membawa sesuatu apapun di tangannya.
Mona pun terkejut bukan main lalu ekspresinya terlihat berubah drastis 180 derajat,lalu ia menoleh ke arah kedua sahabatnya.
Amelia serta Tamara pun saling berpandangan dengan wajah sediki panik,tak lama mereka menepuk jidatnya seraya merapatkan barisan giginya dengan kuat menahan rasa jengkel.
" Sorry....,gue lupa bawa map lo.." Ucap Mona dengan memelankan suaranya ia tersenyum lebar dengan raut wajah berubah tanpa ekspresi.
GUBRAK !!!!
kedua sahabatnya pingsan di tempat.
" APA !" Pekik pria itu tak kalah terkejutnya.
" Gimana sih !!Kan lo bilang tukeran map nya, kok map gue gak di bawa..?" Tanya pria itu gantian sewot kepada Mona.
" Sorry....,gue lupa !!" Ucap Mona Tersenyum lebar memamerkan barisan giginya yang rapih.
" Sorry-sorry saja." Ucap pria itu percis mengikuti gaya ucapan Mona yang di ucapkan kepadanya beberapa menit yang lalu.
Mona melirik lalu membulatkan matanya,ia mendelik ke arah pria itu dengan bersikap galak.
"Gue kan udah minta maaf !Gue lupa." Ucap Mona berbalik sewot,Mata bulatnya kian mendelik menatap pria itu yang sedang berusaha menahan emosinya dengan cara menarik napas panjang.
" Oke.Besok sore lo bawa map itu,kita ketemuan di tempat yang kemaren kita ketemu." Ucap pria itu seraya menaiki kembali motor besarnya tersebut dengan menahan rasa jengkelnya yang tiada tara.
" Ok " balas Mona dengan pasang wajah jutek.Meski jelas jelas Ia yang salah namun Mona tetap tidak mau merasa bersalah.
" Semua perempuan sama saja !! tidak mau di salahkan. " Guman pria itu membatin seraya menatap lurus Mona yang memandanginya dengan tatapan angkuh.
Tak lama pria itu pun kembali memasang helmnya lalu men stater motornya sedikit keras, dan Beberapa menit kemudian pria itu pun melesat cepat dengan kuda besinya meninggalkan Mona yang masih menatapnya dengan panjang.
" Mon..." Panggil Tamara sambil menghampirinya.
" Lo gak jadi minta nomor teleponnya lagi?" Sela Amelia dengan setengah berbisik mengingatkan Mona.
" Yaa Ampun gue lupa.. !!" Ceplos Mona dengan mulutnya menganga lebar satu tangan menempel dikepalanya.
GUBRAK !!!
Rasanya Amel dan Tamara ingin pingsan kembali mendengar ucapan Mona.
" Besok jangan ngajak gue lagi !!" Ucap Tamara sembari cepat melangkah pergi meninggalkan Mona.
" Jangan ajak gue juga.Cukup malam ini aja gue jadi korban penantian,gue terombang ambing dengan rasa ngantuk dengan tanpa kepastian." Lagi- lagi Amelia ikut mengecam sikap Mona dan berlari kecil menyusul Tamara.
" Terus gue sendirian gitu..??" Tanya Mona dengan mimik wajah polos.
" Kita berdua ngucapin BODO AMAT...!!" Jawab Amelia dan Tamara jawab serentak.
Bersambung***********
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 265 Episodes
Comments
Ila Syaqilla
Senang'y punya sahabat kaya mereka....😍
2021-01-20
1