Heirs Series: Bad Love
Jakarta, 21 januari 20XX
Aku menatap jendela kelasku, dengan tatapan sedih. padahal siang tadi, matahari masih bersinar terang. tapi lihat sekarang, langit membawa awan hitam dan hujan.
Tes .... Tes .... Tes .... Tes
Suara rintikan hujan, membuatku tanpa sadar menatap derasnya hujan yang membasahi bumi ini. Melihat itu semua tanpa sadar aku tertawa miris dan ingatan masa laluku berputar tanpa kusadari.
11 tahun yang lalu
"Halo pelkenalkan nama ku Adinda Kayana Aldali aku anak culung dari tiga belcaudala adik – adik ku ada dipelut mama. yeeee aku cenang sekali punya dua adik kembal cemoga meleka cemua pelempuan bial aku bica main cama meleka." ucap Dinda dengan semangat.
Mendengar cara bicara anaknya yang cadel membuat mama Irene segera mematikan rekaman itu dan tertawa. Melihat ibunya tertawa mengejeknya membuat Dinda kecil merengut dan kesal, bibir mungilnya merengut dengan imutnya. Melihat anaknya sudah seperti itu, membuat mama Irene segera berusaha untuk membujuk agar Adinda bisa kembali tersenyum dan mau melanjutkan rekaman itu.
Dinda yang polos mudah saja dibujuk dengan permen dan coklat. Dengan mulut penuh coklat dan tangan yang kotor, sehingga tanpa sadar Adinda terus mengelap tangan itu dibajunya. Dan itu membuat baju Adinda penuh dengan cokelat, sehingga membuat bajunya yang tadinya bersih jadi kotor. Dengan semangat 45 dia mulai melanjutkan celotehannya.
"Aku udah cekolah loh! Aku tk di altapia aku punya 3 teman mereka baik – baik cemua. Waaaa papa pulang... Papa pulang...." Ucapnya senang sambil merentangkan tangannya minta dipeluk dan segera saja papa Sean mengendong putri tersayangnya. Mama Irene terus merekam kehangatan keluarganya itu sambil tersenyum bahagia. Dia berharap mereka akan selalu seperti ini.
Sampai suatu hari Irene merasakan perubahan sikap suaminya, yang dulu sangat mencintainya sekarang bersikap biasa saja, tidak ada senyuman, tidak ada yang menemaninya saat dia kesakitan, Setiap beberapa hari dari seminggu dia selalu keluar kota belum lagi setiap pulang dia akan mendiamkannya dan selalu pulang larut malam.
Dia juga menemukan noda lipstick di kemeja suaminya, dia tidak pernah merasa menggunakan lipstick itu, belum lagi jika pulang dia selalu marah – marah. Tapi irene selalu tersenyum didepan putri tersayangnya apalagi dia sekarang sedang hamil 2 bulan dia akan mencoba bertahan, sampai dia melahirkan.
3 bulan kemudian selingkuhan suami nya datang kerumah membawa seorang anak kecil berumur 2 tahun lebih tua dari putrinya. Dia membeberkan semuanya.
"Maaf anda siapa ? Kenapa kamu masuk ke rumah orang sembarangan ?" ucap Irene tidak suka dengan kelancangan perempuan itu.
"Wah kau pasti istri kedua dari Sean Atmaja bukan? Wah kau cantik pasti perawatan mu mahal sekali. Pantasan suamiku betah disini selama berminggu–minggu." ucapnya sinis mendengar itu Irene kaget dan marah dengan kebohongan perempuan gila ini.
"Kau jangan asal bicara aku akan membuat hidupmu menderita karena berkata sembarangan." Ucapnya dingin tapi ekspresi nya berubah saat perempuan itu menunjukkan bukti yang nyata melihat itu dia hanya menangis pasrah. Apalagi saat perempuan itu menatapnya meremehkan karena tidak tahan dia menangis dan mengusir perempuan kurang ajar itu dengan kasar.
Saat itu Irene bertambah kaget karena Irene sadar bahwa putri kecilnya mendengar semua itu. melihat putrinya pulang dengan basah kuyub dan telah mendengar semua cerita itu. Dengan air mata yang berlinang dan wajah memerah dia menangis sambil memeluk Irene.
Irene hanya mampu membalas pelukkan itu. putrinya yang masih kecil harus mendengar hal buruk itu.
"Mama.. Dinda benci ayah, ayah jahat. Mama jangan nangis lagi nanti saat mama udah melahilkan kita pelgi dali cini dinda punya tabungan ma. Cetiap mama kacih uang dinda cimpan dicelengan. Atau kita ketempat kakek saja mah, dinda benci papa." Ucapnya sambil menarik mamanya menuju kamarnya dan membuka laci meja belajarnya dan betapa kagetnya ia melihat anaknya menyimpan banyak tabungan disana.
Irene menangis sesunggukan apalagi melihat mata sembab putrinya. "Maafkan mama dinda, telah membuatmu menderita tapi mama janji setelah ini kita akan pergi dari sini, kita akan ketempat kakek." Ucapnya.
Dan dia tertawa sambil menangis saat melihat putrinya jatuh tertidur. Irene mengeratkan pelukannya.
"Dari mana saja kamu sean ? Kenapa baru pulang aku telah menunggu kamu ada yang ingin ku katakan?" Ucap mama irene.
"Ck.. Jangan banyak bertanya. Aku lelah, habis pulang kerja. Dan kau malah bertanya macam – macam. Kau malah membuatku tambah lelah saja, seharusnya kau itu menyambut suamimu bukan malah bertanya hal tidak penting. Dan aku itu bekerja tidak seperti kamu." Ucapnya tajam sambil berlalu. Mendengar kata – kata tajam suaminya membuat Irene juga marah.
"Aku hanya bertanya Sean tak usah sampai kau berkata seperti itu. Kamu selalu berkata tidak ingin aku berkerja karena gajiku lebih besar dari pada kamu, karena aku tidak ingin keluarga kita hancur. Aku memberikan semua warisan yang aku punya untukmu dan membalik semua namaku menjadi namamu. Itu bukan tanpa alasan, itu karena Adinda. Saat melihat Adinda aku ingin merawatnya sendiri karena itu aku berhenti bekerja. Bagaimana kamu bisa berkata seperti itu padaku? Jujur padaku apa yang sebebarnya terjadi padamu? Kenapa kau berubah?" Ucap Irene sambil menangis terisak.
Mendengar itu membuat Sean sangat marah dan mencengram wajah istrinya dengan kasar.
"Diam kau kita sudah berjanji untuk tidak membahas hal itu, jangan membuatku marah atau aku akan melakukan sesuatu yang membuatmu menyesal, lebih baik kau diam dan tutup mulutmu itu." Ucapnya sambil menghempas wajah Irene dengan kasar.
"Cih.. kau membuatku muak. kamu pikir aku tidak tau kalau kamu berselingkuh hah? " mendengar itu membuat Sean kaget.
"Bagaimana kamu bisa berselingkuh dibelakangku betapa jahatnya kamu pada ku? Memangnya apa kurangku padamu sampai kamu membuat aku dan dinda seperti ini! jika kamu tidak mencintaiku. seharusnya kamu katakan itu! bahwa kamu tidak mencintaiku aku tidak akan menikah dengan mu. Dan kamu tidak akan berbuat dosa dengan berselingkuh seperti ini." Ucapnya.
Mendengar semua ucapan istrinya seolah – olah dia tak pernah mencintainya membuat Sean sangat marah dan dia berkata,
"Siapa bilang di selingkuhanku? Dia yang kunikahi lebih dulu. Saat melihat gadis kaya yang polos dan cantik seperti kau membuatku gelap mata dan akhirnya menikahimu dan untungnya Valen memperbolehkannya. Toh dia juga bisa merasakan kekayaanmu dan mungkin dia datang kesini karena cemburu denganmu." ucapnya tanpa perasaan
Mendengar semua itu membuat mama Irene menangis tersedu–sedu. Tidak menyangka bahwa selama ini suaminya hanya berpura–pura mencintainya. Hanya untuk mengklaim warisannya padahal dia mencintai nya dengan tulus tak pernah ada sedikit pun perasaan ingin menyakiti hati suaminya.
Melihat istrinya menangis seperti itu membuat Sean merasa iba dan hatinya sakit bagaimana pun sebenarnya dia sangat mencintai istrinya. tapi dia punya tanggung jawab lain sehingga dia harus berbohong seperti ini.
Dengan sekuat tenaga dia menahan untuk tidak memeluk istrinya itu. tapi eksresi nya berubah saat mendengar kata–kata istrinya setelah dia tenang. Dia benar–benar tidak menyangka bagaimana mungkin istrinya meminta hal itu padanya.
"Baiklah jika memang kau berkata tidak mencintaiku aku terima itu. toh ini sudah terlanjur, tapi aku akan memberimu pilihan kau harus memilih aku atau perempuan itu? Ayo pilih! Jika kau memilih aku, kita akan kembali seperti semula. Tapi, jika tidak kita akan bercerai." Ucapnya dengan menahan rasa sakit dan takut.
"Bagaimana mungkin aku bisa memilih kalian berdua? aku tidak bisa memilih diantara kalian. Aku tidak bisa. Valen tidak marah jika dia dipoligami asal aku juga menghabiskan waktuku dengannya. Aku juga punya seorang putri dengannya. Aku akan berlaku adil dengan kalian berdua." Ucap Sean panik saat mendengar semua itu dan dia berusaha menyakinkan Irene dengan memeluknya. dia juga takut, takut dengan penolakan yang terlihat jelas dimata Irene.
"Cih kau tidak tau tentangku bukan? aku ikhlas tidak punya apapun, aku ikhlas kau lakukan apapun padaku, aku ikhlas kau ambil warisan yang kau idam–idamkan itu. Tapi aku tidak akan mau melihat anakku bersedih saat melihat papanya pergi dengan wanita yang bukan mamanya. Kau fikir apa perasaan mereka saat itu terjadi. Begini saja aku ikhlas saat kau mengambil warisan itu dan aku akan pergi diam–diam hanya membawa Dinda, dan kedua anakku yang lain." Ucapnya sambil mengusap perutnya.
"Asalkan kau urus surat perceraian kita aku tak akan meminta harta gono gini yang kau takutkan, aku dan mereka akan hilang seperti angin. Aku berjanji. Jadi aku berharap kau mengizinkaannya," Ucapnnya dengan penuh harap.
Mendengar semua itu dia akan kehilangan istrinya dan ketiga anaknya membuat Sean gelap mata dan mencari cara agar istrinya tidak bisa pergi dari sisinya.
"Baik aku setuju, tapi..." Ucapnya sambil tersenyum miring. Melihat senyum itu membuat Irene tanpa sadar mundur dan ketakutan dia tidak akan pernah menyangka bahwa sisi gelap dari suaminya akan muncul disaat seperti ini.
"Akan kubiarkan mereka pergi denganmu tapi saat kau melangkah keluar dari sini kau dan anak–anakmu tidak ada lagi hubungan denganku." ucapnya tegas.
Mendengar itu Irene kaget dan tak percaya, "Bagaimana mungkin kau bisa berkata seperti itu? Saat kita berpisah kita bisa menjadi mantan istri atau mantan suami tapi tidak ada mantan anak, kau memang sudah gila aku tidak percaya bisa menikah dengan laki – laki yang berpikir seperti itu. Jangan bilang kau tak pernah benar-benar menyayangi Adinda?" Ucapnya kaget dengan pertanyaannya sendiri, tapi saat melihat senyum miring dari suaminya membuat nya tanpa sadar terjatuh tapi untungnya Sean dengan sigap menangkapnya.
Dia benar – benar merasa lega dia tidak terluka. Saat dia ingin melepaskan tangannya dia tersadar Sean memeluknya terlalu erat.
"Lepaskan aku Sean. apa yang kau lakukan?" Ucapnya panik saat melihat amarah yang terlihat di wajah Sean.
"Ck diam kau mauku beritahu satu rahasia, bahwa kau itu terlalu sayang untuk di lepaskan jujur kau itu sangat cantik dan jika kau tidak ada jangan harap aku akan mengurus anak–anakmu itu. Oh dan satu lagi putri tercintamu itu sebenarnya sedang mendengarkan pertengkaran kita," ucapnya sambil menunjuk sofa yang ada diujung koridor rumah mereka.
Mendengar itu dia hanya menatap tajam Sean dan Irene ingin segera maju kesana untuk memeriksa kebenarannya. Tapi dia keburu ditarik oleh Sean ke kamar mereka.
Dan brakk... Bantingan terdengar kencang sampai ke lorong sofa biru, tempat bersembunyinya gadis kecil yang sedang menangis ketakutan.
"Mama.. Hiks.. Hiks... Dinda takut." Isaknya dengan sedih
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
ɾιɳι🖤
aku mampir kak
2021-02-06
0
Dhina ♑
nanti lanjut
2021-02-06
0
Dhina ♑
rate ⭐⭐⭐⭐⭐
favorit ♥️
like 30 dulu ya thor 👍👍
2021-02-03
0