Bab 14 : Maldives

Maldives Berada...

"Jangan terlalu percaya diri aku akan sekamar dan seranjang denganmu. Semua ini semata-mata karena atas permintaan Shana. Agar kakak mu dan kakak ku itu tidak cerewet ikut campur dalam urusan rumah tangga kita." Ujar Adnan yang mengetahui gerak-gerik pelayan saat masuk ke dalam hotel karena sepertinya Andra menyiapkan Intel untuk mengawasi mereka.

"Bagaimana dengan wanita itu?" Tanya Airin

"Dia urusanku. Kau tidak perlu ikut campur." Jawab Adnan.

Adnan menatap tajam istri yang berdiri tak jauh di hadapannya.

"Tentu saja aku harus. Aku istri mu! Dan aku lebih berhak atas dirimu. Bagaimana aku diam saja ketika suamiku membawa wanita kedua di acara honeymoon kita berdua?!!"

"Dia orang yang ku cintai sesungguhnya, kau harus encamkan itu. Ia tanggung jawabku. Dan kau, masih orang lain bagiku. Jika kau macam-macam dengan kekasihku, tidak segan-segan aku mengkasari mu!!!"

Airin menatap sendu kepergian suaminya yang keluar kamar dan menutup pintu dengan keras.

Cekrekk!!

"Sayang, Kau kemari? Ada apa?" Tanya Shana yang melihat Adnan datang ke kamarnya.

Adnan memeluknya dari belakang, dan menyandarkan dagunya pada bahu Shana.

"Aku merindukanmu. Kau sedang apa, hum?"

"Aku ingin berenang. Kau ingin ikut?" Ucap Shana.

"Sepertinya itu tidak buruk. Aku akan mengambil baju ganti dulu ke kamar." Jawab Adnan

Menahan tangan Adnan yang hendak melepaskan rangkulannya.

"Tidak perlu sayang... Aku sudah membawa beberapa pakaian untukmu di koperku."

"Kau memang yang terbaik." Ucap Adnan Dengan satu kecupan mendarat di pipi kekasihnya.

Di sisi lain, seorang gadis sedang menerima panggilan telepon.

"Tidak Kak, kami baru saja sampai 2 jam lalu." Bicara Airin dalam telepon.

"Kenapa tidak memberi kabar jika sudah sampai? Jika Kakak tidak menelepon mungkin kau tidak akan memberi kami kabar." Ujar Kirana dalam telepon.

"Maafkan kami tidak sempat mengabari, kami sedang merapikan beberapa barang tadi."

"Baiklah, di maafkan. Lalu, Apa pihak resort sudah memberimu makan? Di mana Adnan? Kakak tidak mendengar suaranya sama sekali."

"Tuan sedang keluar untuk memesan makanan untuk kami." Jawab Airin berbohong dan tidak tahu Adnan pergi kemana.

"Baiklah, Kalian harus menjaga kesehatan agar bisa berbahagia di sana. Bersenang-senanglah!"

"Terima Kasih, Kak."

"Okey. Akan Kakak tutup teleponnya."

Sambungan panggilan terputus. Dan detik ini juga Airin tersadar, jika suaminya sudah satu jam lebih belum kembali ke kamar mereka.

Menjelang Pagi.

Nyatanya Airin ketiduran setelah menunggu suaminya yang tidak kunjung masuk kamar dari semalam. Saat bangun ia terkejut menyadari hari sudah pagi. Ia tertidur dan dibangunkan oleh suara pintu yang terbuka.

Ceklekk!!

Airin menoleh, menatap suaminya yang membuka pintu dan masuk dengan rambut yang berantakan dan muka kusutnya.

Menghampiri Adnan yang membelakanginya dengan melepas jaket dan jam tangannya.

"Tuan! Kau dari mana saja tidak kembali ke kamar semalaman?" Interogasi Airin.

"Tidur." Jawab Adnan singkat dan dingin.

"Tidur?!! Tidur di mana maksudmu?" Tanya Airin.

"Di kamar kekasih ku." Jawab Adnan maksudnya adalah Shana.

Kedua mata Airin melebar menatap punggung suaminya. Mereka bukan sepasang suami istri tapi Adnan begitu berani tidur dengan wanita yang bukan mahramnya. Sudah ada yang sah malah ia anggurkan.

"Kalian tidur bersama se-kamar?" Kejut Airin.

"Hemm..." Jawab Adnan mengangguk pelan. Berbalik badan dan menatap santai istrinya yang masih menatapnya terkejut.

"Kau sendiri yang mengatakan jika kita harus selalu bersama karena di sini ada orang suruhan yang memantau kita. Jika seperti ini bagaimana dengan nasib, Tuan. Mereka pasti sudah tahu jika Tuan tidak bersama denganku kemarin, dan bisa saja sudah melapor pada Kak Andra."

"Tidak penting. Minggir! Aku ingin mandi."

Adnan berjalan melewati Airin yang menunduk menahan sesak hatinya. menyenggol sedikit kasar bahu istrinya, dan berlalu ke kamar mandi.

Tok! tok! tok!

Airin membuka pintu, menampilkan gadis tinggi dan cantik dari balik pintu.

"Apa Adnan ada di dalam?" Tanya Shana yang datang ke kamar Airin.

"Dia sedang mandi." Jawabnya.

"Eemm,,, Baiklah. Aku hanya ingin mengantarkan pakaiannya." Sodor tangan Shana yang membawa pakaian Adnan.

Airin melirik beberapa pakaian di tangan Shana.

"Pakaian Tuan? Kenapa ada padamu?" Tanya Airin.

"Aku sengaja membawakan pakaian untuknya. Dia mengatakan semalam bahwa kau tidak membawa pakaian banyak. Jadi, aku mengantarkan ini." Kata Shana memanasi Airin.

"Tidak perlu. Aku sudah menyiapkan pakaian lebih untuk suamiku."

Airin tidak bohong. Dia memang membawa pakaian lebih untuk Adnan di kopernya. Dia sendiri yang mendapat perintah dari Adnan untuk menyiapkan barang miliknya. Dan dia sendiri diberitahu oleh Andra jika berpergian ke luar negeri, Adnan selalu membawa pakaian sedikit, alhasil ketika di lokasi, dia sering kekurangan pakaian. Akan tetapi bukan Adnan namanya jika tidak memprovokasi.

"Kau bawa saja kembali. Silakan, kau bisa kembali ke kamarmu, aku harus menyiapkan pakaian suamiku." Pinta Airin

"Sombong sekali kau, Ya. Kau pikir aku diam karena bodoh." Gertak Shana akhirnya menunjukkan taringnya.

"Terima Kasih atas perhatianmu. Silakan anda bisa pergi. Aku tutup dulu pintunya. Dadahh... Selingkuhan." Usir Airin dengan terhormat pada Shana dengan berani sedikit memberi bumbu penghinaan.

Belum sampai Shana selesai bicara, Airin sudah memotongnya. Dan setelah memberi salam dan pamit dia segera menutup pintunya pelan.

"Berani sekali wanita itu kali ini. Awas saja! Aku tidak akan tinggal diam. Keberanian mu ini hanya akan bertahan sebentar saja, akan ku pastikan kau kembali diam seribu bahasa." Geram Shana yang marah tidak bisa menerima perlakuan buruk dari orang lain.

Episodes
1 Bab 1 : Pernikahan
2 Bab 2 : Lepas Tanggung Jawab
3 Bab 3 : Orang Lain Baginya
4 Bab 4 : Seorang Misterius
5 Bab 5 : Pantangan
6 Bab 6 : Mengigau
7 Bab 7 : Pemandangan Menyakitkan
8 Bab 8 : Perselingkuhan
9 Bab 9 : Bukan Susu dari Airin
10 Bab 10 : Istri Yang Tersakiti
11 Bab 11 : Tiket Liburan
12 Bab 12 : Hari Wisuda
13 Bab 13 : Honeymoon Bertiga
14 Bab 14 : Maldives
15 Bab 15 : Merasa Diintai
16 Bab 16 : Perasaan Yang Tersimpan
17 Bab 17 : Sensasi yang Berbanding Terbalik
18 Bab 18 : Bertukar Pasangan
19 Bab 19 : Tanah Air
20 Bab 20 : Kesempatan Menikung
21 Bab 21 : Segera Menceraikannya
22 Bab 22 : Mantan dari China
23 Bab 23 : Adnan Ketahuan Selingkuh
24 Bab 24 : Peringatan
25 Bab 25 : Pertengkaran Suami Istri
26 Bab 26 : Sulit Move On
27 Bab 27 : 4 Pria vs 1 Wanita
28 Bab 28 : Paparazi
29 Bab 29 : Diturunkan di jalan
30 Bab 30 : Pukulan Atas Nama Airin
31 Bab 31 : Cepat Menceraikannya!!
32 Bab 32 : Bibirnya Manis
33 Bab 33 : Dengan Mantan Kekasih
34 Bab 34 : Pelukan dari Sang Mantan
35 Bab 35 : Aku Mencintainya!
36 Bab 36 : Mengurus Perceraian
37 Bab 37 : Bergulat
38 Bab 38 : Penyesalan
39 Bab 39 : Surat Perceraian
40 Bab 40 : Pecah Telur
41 Bab 41 : Hubungan Kita Telah Usai
42 Bab 42 : Kita Harus Berpisah
43 Bab 43 : Hamil
44 Bab 44 : Menjemput Istriku
45 Bab 45 : Keputusan yang Sudah Bulat
46 Bab 46 : Dilema Keputusan
47 Bab 47 : Perpisahan yang Menyakitkan
48 Bab 48 : Firasat Buruk
49 Bab 49 : Kecelakaan
50 Bab 50 : Terbangun dari Koma
51 Bab 51 : Pengungkapan Kebenaran
52 Bab 52 : Kebahagiaan
53 Bab 53 : Seorang Malaikat Kecil
54 Bab 54 : Kemesraan Pasutri
55 Bab 55 : Olahraga Pagi
56 Bab 56 : Kehamilan Kedua
57 Bab 57 : Akhir yang Bahagia (End)~
58 Terima kasih
Episodes

Updated 58 Episodes

1
Bab 1 : Pernikahan
2
Bab 2 : Lepas Tanggung Jawab
3
Bab 3 : Orang Lain Baginya
4
Bab 4 : Seorang Misterius
5
Bab 5 : Pantangan
6
Bab 6 : Mengigau
7
Bab 7 : Pemandangan Menyakitkan
8
Bab 8 : Perselingkuhan
9
Bab 9 : Bukan Susu dari Airin
10
Bab 10 : Istri Yang Tersakiti
11
Bab 11 : Tiket Liburan
12
Bab 12 : Hari Wisuda
13
Bab 13 : Honeymoon Bertiga
14
Bab 14 : Maldives
15
Bab 15 : Merasa Diintai
16
Bab 16 : Perasaan Yang Tersimpan
17
Bab 17 : Sensasi yang Berbanding Terbalik
18
Bab 18 : Bertukar Pasangan
19
Bab 19 : Tanah Air
20
Bab 20 : Kesempatan Menikung
21
Bab 21 : Segera Menceraikannya
22
Bab 22 : Mantan dari China
23
Bab 23 : Adnan Ketahuan Selingkuh
24
Bab 24 : Peringatan
25
Bab 25 : Pertengkaran Suami Istri
26
Bab 26 : Sulit Move On
27
Bab 27 : 4 Pria vs 1 Wanita
28
Bab 28 : Paparazi
29
Bab 29 : Diturunkan di jalan
30
Bab 30 : Pukulan Atas Nama Airin
31
Bab 31 : Cepat Menceraikannya!!
32
Bab 32 : Bibirnya Manis
33
Bab 33 : Dengan Mantan Kekasih
34
Bab 34 : Pelukan dari Sang Mantan
35
Bab 35 : Aku Mencintainya!
36
Bab 36 : Mengurus Perceraian
37
Bab 37 : Bergulat
38
Bab 38 : Penyesalan
39
Bab 39 : Surat Perceraian
40
Bab 40 : Pecah Telur
41
Bab 41 : Hubungan Kita Telah Usai
42
Bab 42 : Kita Harus Berpisah
43
Bab 43 : Hamil
44
Bab 44 : Menjemput Istriku
45
Bab 45 : Keputusan yang Sudah Bulat
46
Bab 46 : Dilema Keputusan
47
Bab 47 : Perpisahan yang Menyakitkan
48
Bab 48 : Firasat Buruk
49
Bab 49 : Kecelakaan
50
Bab 50 : Terbangun dari Koma
51
Bab 51 : Pengungkapan Kebenaran
52
Bab 52 : Kebahagiaan
53
Bab 53 : Seorang Malaikat Kecil
54
Bab 54 : Kemesraan Pasutri
55
Bab 55 : Olahraga Pagi
56
Bab 56 : Kehamilan Kedua
57
Bab 57 : Akhir yang Bahagia (End)~
58
Terima kasih

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!