Bab 3 : Orang Lain Baginya

Di Perusahaan Future Company...

"Siapkan berkas yang ku minta untuk rapat siang nanti. Dan juga berkas yang harus ku periksa. Letakkan semuanya di ruangan ku!" Titah Adnan ada sekretarisnya yang bertemu di koridor.

"Baik Presdir, akan saya siapkan segera." Jawab Sekretaris dan segera pergi ke ruangannya.

"Adnan!!" Panggil seseorang yang datang ke ruangannya.

Adnan menatap sekilas, kemudian pergi begitu saja tanpa berkata apapun.

"Hey! Aku memanggilmu bodoh." Gertak seorang pria itu yang berani mengumpat.

Adnan pun berbalik.

"Ada apa, Kak? Aku sedang sibuk." Jawab Adnan yang kedatangan sang kakak laki-laki pertamanya.

Ia bernama Andra Miller. Adnan adalah anak bungsu dari 3 bersaudara yang semua keluarga Miller memiliki 3 anak laki-laki. Andra sudah menikah saat usianya 27 Tahun dan saat ini ia sudah berusia 33 Tahun, tapi wajahnya masih terlihat umur dua puluhan. Adnan adalah anak yang hebat dalam memimpin perusahaan diantara kedua kakaknya itu.

"Kenapa kau sudah bekerja? Kau meninggalkan istrimu sendirian di rumah?" Tanya Andra pada adiknya.

"Pekerjaan ku banyak kakak, aku tak bisa meninggalkannya terlalu lama. Lagipula dia juga tak masalah."

"Kau ini suami macam apa. Kalian ini pengantin baru, baru saja menikah beberapa hari lalu. Istri malah ditinggal sendirian di rumah." Bentaknya memarahi.

"Jika kau kemari hanya untuk menceramahi ku. Pergilah Kakak! Sebentar lagi aku akan rapat."

"Ck.. Baiklah.. Aku kesini hanya untuk memberi ini. Hadiah pernikahan kalian, dariku karena tidak bisa menghadiri pernikahan kalian kemarin. Istriku mengatakan pernikahan itu sudah pasti terjadi atas persetujuan kalian. Aku tahu awalnya kau baik Airin menolak, tapi syukurlah sekarang kalian sudah menikah."

"Terima Kasih, Kakak. Nanti akan ku berikan padanya." Ucap Adnan yang enggan menyebut nama istrinya saja.

"Baiklah jika begitu. Aku pergi."

Setelah memberikan hadiah pernikahan pada adiknya, Andra segera bergegas pergi dari perusahaan Adnan menuju perusahaan miliknya.

...***...

Karena selalu merasakan kesepian di mansion Adnan yang terasa sunyi tidak ada siapapun. Airin setiap pagi setelah suaminya pergi bekerja, ia selalu mendatangi rumah orang tuanya untuk berbincang dengan kakaknya.

"Bagaimana Adnan? Apa dia kasar padamu?" Tanya Kak Kirana mempertanyakan hubungan Airin dengan suaminya.

"Tidak Kak, Tuan Adnan sangat baik padaku. Dia juga tidak pernah kasar denganku." Jawab Airin berbohong.

"Kau masih saja memanggil suamimu dengan formal? Apakah kalian tidak membuat panggilan khusus penuh kasih sayang? Kalian ini sebenarnya menikah atau bekerja di perusahaan?" Terkekeh Kirana menertawakan Airin.

"Aku belum merasa nyaman saja jika harus memanggil namanya." Jawab Kirana murung.

"Jika ada apa-apa ceritakan padaku. Jika suamimu itu kasar padamu, katakan juga padaku, aku siap untuk memasang badan membela mu."

"Iya kak, Tuan Adnan orang yang baik, dia tak akan kasar padaku. Kak Sarah tak perlu khawatir."

"Hemm,, Baiklah... Kau kapan mulai masuk kuliah?"

"Mungkin lusa. Aku harus mengurus skripsiku agar cepat wisuda."

"Apa kau jadi mengambil S3 mu di Amerika?" Tanya Karina karena memang Airin masih menjalani studi S2 nya.

"Sepertinya tidak kak, sekarang aku sudah menikah, aku akan lebih fokus pada rumah tanggaku." Ucap Airin yang sudah berpikir ke arah lebih jauh.

"Itu bagus, kau bisa membantu Della mengembangkan usahanya di sini."

"Itu juga yang aku pikirkan, Kak. Apalagi Kak Della akan berangkat ke Amerika dengan kekasihnya. Setidaknya kami akan bertukar peran."

Kirana mengangguk lalu menyeruput teh hangat yang telah dibuat.

"Sepertinya aku harus pergi. Aku ada janji makan siang dengan suamiku, Apa kau membawakan Adnan bekal makan siang?" Tanya Kirana pada adiknya.

"Iya. Tadi Tuan Adnan membawa bekal yang ku siapkan." Jawab Airin selalu menjadi harga diri suaminya itu.

"Baguslah. Sepertinya dia mulai berubah. Baiklah Adikku Sayang, Aku harus pergi. Lain kali mainlah ke rumahku karena suamiku sudah kembali dari luar negeri jadi kakak tidak menginap di rumah ayah dan ibu lagi bersama Della dan Kak Darion."

"Iya Kakak, Lain kali aku akan kesana dengan suamiku." Jawab Airin hanya basa-basi.

...***...

Ceklek!!

"Tuan, Kau sudah pulang?! Aku sudah siapkan makan malam untukmu. Mandilah dulu, aku akan siapkan air hangat untukmu." Ujar Airin yang lancangnya berada di kamar Adnan saat ini sampai membuat suaminya itu meremang.

"SIAPA YANG MENYURUHMU MEMASUKI KAMARKU?!!" Teriaknya ketika melihat Airin melangkah cepat keluar kamarnya. Langkah Airin terhenti, membalikkan badan menghadap suaminya.

"Aku hanya akan menyiapkan air hangat untukmu mandi. Setelah itu, Aku akan segera keluar dari kamarmu."

Adnan melangkah mendekati istrinya dengan tatapan tajamnya.

"Ku peringatkan sekali lagi jangan pernah seinchipun kau injakan kaki mu ke kamar ku!!" Peringatan dari Adnan penuh penekanan.

"Ta-tapi, Aku hanya ingin menjalani kewajiban ku sebagai istrimu."

"Jika kau melanggarnya, aku tak akan segan-segan menghukum mu!!" Gertak Adnan lagi dan berlaku pergi.

"Lalu, apa yang harus ku lakukan untuk melayani mu, layaknya seorang istri menjalani kewajiban pada suaminya?" Gumamnya pelan dengan menatap sendu kepergian suaminya.

Dengan lesu Airin kembali ke dapur. membereskan makan malam yang belum tersentuh sama sekali.

"Aku bisa memanaskannya besok untuk sarapan. Semoga Tuan Adnan ingin memakannya." Lirih Airin sedih.

Di Kamarnya, Adnan melepas satu persatu perlengkapan kerja yang dipakai ditubuhnya. Sesekali menggumamkan berbagai keluhannya.

"Menyusahkan sekali. Sampai kapan harus terus begini?" Bicara Adnan kesal.

Drrrtttt...

Deringan ponsel menghentikan aktivitas Adnan. Senyum tipis terukir ketika membaca nama yang tertera di panggilan masuk, tanpa berlama-lama Adnan segera menjawab panggilan pada ponselnya.

Airin memasuki kamar merebahkan tubuhnya pada ranjang luas, namun ia sendiri yang menidurinya.

"Hufftt... Pegal sekali. Padahal seharian aku tidak banyak melakukan apapun. Sepertinya besok aku harus ke kampus, aku ingin segera menyelesaikan skripsi ku."

Airin bangkit dari baringnya. melangkah pelan menuju meja belajarnya, dan menyiapkan barang-barang yang harus dibawanya ke kampus besok.

Menikahi orang yang dicintai itu kemungkinan, tapi mencintai orang yang dinikahi itu harus diupayakan...

Episodes
1 Bab 1 : Pernikahan
2 Bab 2 : Lepas Tanggung Jawab
3 Bab 3 : Orang Lain Baginya
4 Bab 4 : Seorang Misterius
5 Bab 5 : Pantangan
6 Bab 6 : Mengigau
7 Bab 7 : Pemandangan Menyakitkan
8 Bab 8 : Perselingkuhan
9 Bab 9 : Bukan Susu dari Airin
10 Bab 10 : Istri Yang Tersakiti
11 Bab 11 : Tiket Liburan
12 Bab 12 : Hari Wisuda
13 Bab 13 : Honeymoon Bertiga
14 Bab 14 : Maldives
15 Bab 15 : Merasa Diintai
16 Bab 16 : Perasaan Yang Tersimpan
17 Bab 17 : Sensasi yang Berbanding Terbalik
18 Bab 18 : Bertukar Pasangan
19 Bab 19 : Tanah Air
20 Bab 20 : Kesempatan Menikung
21 Bab 21 : Segera Menceraikannya
22 Bab 22 : Mantan dari China
23 Bab 23 : Adnan Ketahuan Selingkuh
24 Bab 24 : Peringatan
25 Bab 25 : Pertengkaran Suami Istri
26 Bab 26 : Sulit Move On
27 Bab 27 : 4 Pria vs 1 Wanita
28 Bab 28 : Paparazi
29 Bab 29 : Diturunkan di jalan
30 Bab 30 : Pukulan Atas Nama Airin
31 Bab 31 : Cepat Menceraikannya!!
32 Bab 32 : Bibirnya Manis
33 Bab 33 : Dengan Mantan Kekasih
34 Bab 34 : Pelukan dari Sang Mantan
35 Bab 35 : Aku Mencintainya!
36 Bab 36 : Mengurus Perceraian
37 Bab 37 : Bergulat
38 Bab 38 : Penyesalan
39 Bab 39 : Surat Perceraian
40 Bab 40 : Pecah Telur
41 Bab 41 : Hubungan Kita Telah Usai
42 Bab 42 : Kita Harus Berpisah
43 Bab 43 : Hamil
44 Bab 44 : Menjemput Istriku
45 Bab 45 : Keputusan yang Sudah Bulat
46 Bab 46 : Dilema Keputusan
47 Bab 47 : Perpisahan yang Menyakitkan
48 Bab 48 : Firasat Buruk
49 Bab 49 : Kecelakaan
50 Bab 50 : Terbangun dari Koma
51 Bab 51 : Pengungkapan Kebenaran
52 Bab 52 : Kebahagiaan
53 Bab 53 : Seorang Malaikat Kecil
54 Bab 54 : Kemesraan Pasutri
55 Bab 55 : Olahraga Pagi
56 Bab 56 : Kehamilan Kedua
57 Bab 57 : Akhir yang Bahagia (End)~
58 Terima kasih
Episodes

Updated 58 Episodes

1
Bab 1 : Pernikahan
2
Bab 2 : Lepas Tanggung Jawab
3
Bab 3 : Orang Lain Baginya
4
Bab 4 : Seorang Misterius
5
Bab 5 : Pantangan
6
Bab 6 : Mengigau
7
Bab 7 : Pemandangan Menyakitkan
8
Bab 8 : Perselingkuhan
9
Bab 9 : Bukan Susu dari Airin
10
Bab 10 : Istri Yang Tersakiti
11
Bab 11 : Tiket Liburan
12
Bab 12 : Hari Wisuda
13
Bab 13 : Honeymoon Bertiga
14
Bab 14 : Maldives
15
Bab 15 : Merasa Diintai
16
Bab 16 : Perasaan Yang Tersimpan
17
Bab 17 : Sensasi yang Berbanding Terbalik
18
Bab 18 : Bertukar Pasangan
19
Bab 19 : Tanah Air
20
Bab 20 : Kesempatan Menikung
21
Bab 21 : Segera Menceraikannya
22
Bab 22 : Mantan dari China
23
Bab 23 : Adnan Ketahuan Selingkuh
24
Bab 24 : Peringatan
25
Bab 25 : Pertengkaran Suami Istri
26
Bab 26 : Sulit Move On
27
Bab 27 : 4 Pria vs 1 Wanita
28
Bab 28 : Paparazi
29
Bab 29 : Diturunkan di jalan
30
Bab 30 : Pukulan Atas Nama Airin
31
Bab 31 : Cepat Menceraikannya!!
32
Bab 32 : Bibirnya Manis
33
Bab 33 : Dengan Mantan Kekasih
34
Bab 34 : Pelukan dari Sang Mantan
35
Bab 35 : Aku Mencintainya!
36
Bab 36 : Mengurus Perceraian
37
Bab 37 : Bergulat
38
Bab 38 : Penyesalan
39
Bab 39 : Surat Perceraian
40
Bab 40 : Pecah Telur
41
Bab 41 : Hubungan Kita Telah Usai
42
Bab 42 : Kita Harus Berpisah
43
Bab 43 : Hamil
44
Bab 44 : Menjemput Istriku
45
Bab 45 : Keputusan yang Sudah Bulat
46
Bab 46 : Dilema Keputusan
47
Bab 47 : Perpisahan yang Menyakitkan
48
Bab 48 : Firasat Buruk
49
Bab 49 : Kecelakaan
50
Bab 50 : Terbangun dari Koma
51
Bab 51 : Pengungkapan Kebenaran
52
Bab 52 : Kebahagiaan
53
Bab 53 : Seorang Malaikat Kecil
54
Bab 54 : Kemesraan Pasutri
55
Bab 55 : Olahraga Pagi
56
Bab 56 : Kehamilan Kedua
57
Bab 57 : Akhir yang Bahagia (End)~
58
Terima kasih

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!