Di Perusahaan Future Company...
"Siapkan berkas yang ku minta untuk rapat siang nanti. Dan juga berkas yang harus ku periksa. Letakkan semuanya di ruangan ku!" Titah Adnan ada sekretarisnya yang bertemu di koridor.
"Baik Presdir, akan saya siapkan segera." Jawab Sekretaris dan segera pergi ke ruangannya.
"Adnan!!" Panggil seseorang yang datang ke ruangannya.
Adnan menatap sekilas, kemudian pergi begitu saja tanpa berkata apapun.
"Hey! Aku memanggilmu bodoh." Gertak seorang pria itu yang berani mengumpat.
Adnan pun berbalik.
"Ada apa, Kak? Aku sedang sibuk." Jawab Adnan yang kedatangan sang kakak laki-laki pertamanya.
Ia bernama Andra Miller. Adnan adalah anak bungsu dari 3 bersaudara yang semua keluarga Miller memiliki 3 anak laki-laki. Andra sudah menikah saat usianya 27 Tahun dan saat ini ia sudah berusia 33 Tahun, tapi wajahnya masih terlihat umur dua puluhan. Adnan adalah anak yang hebat dalam memimpin perusahaan diantara kedua kakaknya itu.
"Kenapa kau sudah bekerja? Kau meninggalkan istrimu sendirian di rumah?" Tanya Andra pada adiknya.
"Pekerjaan ku banyak kakak, aku tak bisa meninggalkannya terlalu lama. Lagipula dia juga tak masalah."
"Kau ini suami macam apa. Kalian ini pengantin baru, baru saja menikah beberapa hari lalu. Istri malah ditinggal sendirian di rumah." Bentaknya memarahi.
"Jika kau kemari hanya untuk menceramahi ku. Pergilah Kakak! Sebentar lagi aku akan rapat."
"Ck.. Baiklah.. Aku kesini hanya untuk memberi ini. Hadiah pernikahan kalian, dariku karena tidak bisa menghadiri pernikahan kalian kemarin. Istriku mengatakan pernikahan itu sudah pasti terjadi atas persetujuan kalian. Aku tahu awalnya kau baik Airin menolak, tapi syukurlah sekarang kalian sudah menikah."
"Terima Kasih, Kakak. Nanti akan ku berikan padanya." Ucap Adnan yang enggan menyebut nama istrinya saja.
"Baiklah jika begitu. Aku pergi."
Setelah memberikan hadiah pernikahan pada adiknya, Andra segera bergegas pergi dari perusahaan Adnan menuju perusahaan miliknya.
...***...
Karena selalu merasakan kesepian di mansion Adnan yang terasa sunyi tidak ada siapapun. Airin setiap pagi setelah suaminya pergi bekerja, ia selalu mendatangi rumah orang tuanya untuk berbincang dengan kakaknya.
"Bagaimana Adnan? Apa dia kasar padamu?" Tanya Kak Kirana mempertanyakan hubungan Airin dengan suaminya.
"Tidak Kak, Tuan Adnan sangat baik padaku. Dia juga tidak pernah kasar denganku." Jawab Airin berbohong.
"Kau masih saja memanggil suamimu dengan formal? Apakah kalian tidak membuat panggilan khusus penuh kasih sayang? Kalian ini sebenarnya menikah atau bekerja di perusahaan?" Terkekeh Kirana menertawakan Airin.
"Aku belum merasa nyaman saja jika harus memanggil namanya." Jawab Kirana murung.
"Jika ada apa-apa ceritakan padaku. Jika suamimu itu kasar padamu, katakan juga padaku, aku siap untuk memasang badan membela mu."
"Iya kak, Tuan Adnan orang yang baik, dia tak akan kasar padaku. Kak Sarah tak perlu khawatir."
"Hemm,, Baiklah... Kau kapan mulai masuk kuliah?"
"Mungkin lusa. Aku harus mengurus skripsiku agar cepat wisuda."
"Apa kau jadi mengambil S3 mu di Amerika?" Tanya Karina karena memang Airin masih menjalani studi S2 nya.
"Sepertinya tidak kak, sekarang aku sudah menikah, aku akan lebih fokus pada rumah tanggaku." Ucap Airin yang sudah berpikir ke arah lebih jauh.
"Itu bagus, kau bisa membantu Della mengembangkan usahanya di sini."
"Itu juga yang aku pikirkan, Kak. Apalagi Kak Della akan berangkat ke Amerika dengan kekasihnya. Setidaknya kami akan bertukar peran."
Kirana mengangguk lalu menyeruput teh hangat yang telah dibuat.
"Sepertinya aku harus pergi. Aku ada janji makan siang dengan suamiku, Apa kau membawakan Adnan bekal makan siang?" Tanya Kirana pada adiknya.
"Iya. Tadi Tuan Adnan membawa bekal yang ku siapkan." Jawab Airin selalu menjadi harga diri suaminya itu.
"Baguslah. Sepertinya dia mulai berubah. Baiklah Adikku Sayang, Aku harus pergi. Lain kali mainlah ke rumahku karena suamiku sudah kembali dari luar negeri jadi kakak tidak menginap di rumah ayah dan ibu lagi bersama Della dan Kak Darion."
"Iya Kakak, Lain kali aku akan kesana dengan suamiku." Jawab Airin hanya basa-basi.
...***...
Ceklek!!
"Tuan, Kau sudah pulang?! Aku sudah siapkan makan malam untukmu. Mandilah dulu, aku akan siapkan air hangat untukmu." Ujar Airin yang lancangnya berada di kamar Adnan saat ini sampai membuat suaminya itu meremang.
"SIAPA YANG MENYURUHMU MEMASUKI KAMARKU?!!" Teriaknya ketika melihat Airin melangkah cepat keluar kamarnya. Langkah Airin terhenti, membalikkan badan menghadap suaminya.
"Aku hanya akan menyiapkan air hangat untukmu mandi. Setelah itu, Aku akan segera keluar dari kamarmu."
Adnan melangkah mendekati istrinya dengan tatapan tajamnya.
"Ku peringatkan sekali lagi jangan pernah seinchipun kau injakan kaki mu ke kamar ku!!" Peringatan dari Adnan penuh penekanan.
"Ta-tapi, Aku hanya ingin menjalani kewajiban ku sebagai istrimu."
"Jika kau melanggarnya, aku tak akan segan-segan menghukum mu!!" Gertak Adnan lagi dan berlaku pergi.
"Lalu, apa yang harus ku lakukan untuk melayani mu, layaknya seorang istri menjalani kewajiban pada suaminya?" Gumamnya pelan dengan menatap sendu kepergian suaminya.
Dengan lesu Airin kembali ke dapur. membereskan makan malam yang belum tersentuh sama sekali.
"Aku bisa memanaskannya besok untuk sarapan. Semoga Tuan Adnan ingin memakannya." Lirih Airin sedih.
Di Kamarnya, Adnan melepas satu persatu perlengkapan kerja yang dipakai ditubuhnya. Sesekali menggumamkan berbagai keluhannya.
"Menyusahkan sekali. Sampai kapan harus terus begini?" Bicara Adnan kesal.
Drrrtttt...
Deringan ponsel menghentikan aktivitas Adnan. Senyum tipis terukir ketika membaca nama yang tertera di panggilan masuk, tanpa berlama-lama Adnan segera menjawab panggilan pada ponselnya.
Airin memasuki kamar merebahkan tubuhnya pada ranjang luas, namun ia sendiri yang menidurinya.
"Hufftt... Pegal sekali. Padahal seharian aku tidak banyak melakukan apapun. Sepertinya besok aku harus ke kampus, aku ingin segera menyelesaikan skripsi ku."
Airin bangkit dari baringnya. melangkah pelan menuju meja belajarnya, dan menyiapkan barang-barang yang harus dibawanya ke kampus besok.
Menikahi orang yang dicintai itu kemungkinan, tapi mencintai orang yang dinikahi itu harus diupayakan...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments