Bab 7 : Pemandangan Menyakitkan

Paginya, Airin terbangun dan memegang kepalanya yang terasa berdenyut.

"Aargh.. Pusing sekali.."

"Tuan, Kau sudah bangun?"

Airin datang dari arah dapur dengan nampan ditangannya.

"Makanlah! Selagi masih hangat aku buatkan sup penghilang pengar untukmu."

"Siapa yang membawaku pulang?"

"Sekretaris Shana. Semalam kau mabuk, jadi dia mengantarkan mu pulang."

Airin yang sedikit linglung melihat Adnan yang tiba-tiba berdiri dan hendak pergi.

"Tuan, Kau ingin kemana?"

"Mandi. Aku akan ke kantor..."

"Tapi kau belum sehat betul. Istirahatlah sehari dulu di rumah."

Airin diam tidak menjawab, lalu melangkah menaiki anak tangga.

"Tuan!! Jika begitu makanlah sup ini terlebih dulu, jika dingin tidak akan enak."

"Buang saja..." Ketus Adnan tega.

...***...

Di Kampus tempat Airin berkuliah...

"Airin...!!"

Airin menoleh dan terkejut melihat seseorang yang memanggilnya.

"Kau!!"

Seseorang berlari menerjangnya dan memeluknya erat. Sangat erat membuat Airin harus memukul-mukul pelan punggung orang itu.

"Yak!! Sesak... Kau ingin membunuhku?"

Seseorang melepas pelukannya dan menyengir menatap Airin.

"Kenapa kau di sini?" Tanya Airin pada orang tersebut.

"Kenapa? Ya untuk berkuliah. Kau pikir aku sedang apa di sini. Mengikuti mu?! Kegeeran sekali, memangnya siapa kau?!" Ucapnya dengan wajah yang membuat orang lain kesal jika melihatnya.

"Yak!! Kau memang kurang ajar sekali. Memangnya kau ingin berkuliah dengan baju seperti itu?! Kau ingin kuliah atau pemotretan, huh?" Sindir Airin dengan melihat penampilan Jovita, wanita itu yang merupakan teman Airin, dari atas ke bawah.

"Masih pagi jangan marah-marah. Kau ini pengantin baru, tidak ingin kan jika wajahmu sudah muncul kerutan?! Kau tidak malu dengan suamimu yang tampan itu?"

"Sebaiknya sekarang kau temani aku ke kantin, aku belum sarapan tadi." Merangkul dan sedikit menyeret Airin yang terlihat enggan berjalan bersama.

"Sejak kapan kau jadi banyak bicara? Apa di New Zealand kau berganti menu makanan?"

"Jangan banyak bertanya, atau ku cium kau di sini."

Airin terbelalak dan menatap jijik.

"Jov, Aku ingin bertanya?" Ujar Airin.

"Bukankah dari tadi kau sudah banyak bertanya, kenapa baru mengatakan ingin bertanya?!" Ketus Jovita.

"Aku serius ingin bertanya." Kesalnya sedikit bernada tinggi.

"Memang tadi kau tidak serius bertanya?" Ujar Jovita terus mempermainkan Airin yang membuatnya jengkel.

"Jovita!!"

"Hha... Baiklah katakan ingin bertanya apa? Aku akan menjawab sesuai kemampuan ku."

"Aku serius, Kau kemana saja? Kenapa kau bisa ada di sini? Dan kapan kau datang?"

"Jika mengenai itu, tanyakan sendiri pada Bila si ceroboh itu."

"Bila?!"

Bila adalah teman mereka juga. Seharusnya mereka bertiga mengumpul, tapi karena kuliah S2 mereka memiliki waktu yang lebih senggang sehingga lebih memudahkan untuk menjalani bisnis mereka di luar negeri bolak-balik ke Indonesia.

"Aku sudah meminta dia menunggu ku dua hari untuk menyelesaikan pekerjaan ku, lalu kita berdua akan ke Indonesia bersama untuk menemui mu, nyatanya apa?! Bila si ceroboh itu malah pergi sendiri tanpa ku, tanpa mengabari ku pula. Dan kemarin aku menyuruhnya menjemput ku di bandara, tapi dia malah tak datang. Memang sialan itu orang. Aku datang untuk mengurus skripsi ku agar aku segera bisa berfokus pada bisnis ku di sana."

Airin manggut-manggut sambil menahan tawanya. Ia menepuk pelan punggung Jovita.

"Sudah, Jangan kesal... Sekarang kau sudah di sini."

"Hmm... Ayo kita masuk!" Jovita merangkul temannya itu.

...***...

Sesuai janjinya kemarin malam, Airin yang diundang datang ke rumah kakaknya tanpa Adnan setelah ia pulang dari kuliah.

"Sudah ku katakan hubungi aku jika akan kemari, aku akan menjemputmu." Ucap Kak Kirana.

"Tak perlu Kak... Itu akan merepotkan mu. Lagipula tadi aku diantar Jovita yang pulang dari New Zealand, Jadi sekalian saja, bukan?!!"

"Oh... Dia sudah pulang, ya. Duduklah dulu! Akan ku ambilkan minum."

"Terima kasih, kak. Kak Andra berada di perusahaan?" Tanya Airin menanyakan kakak iparnya.

Andra adalah kakak pertama Adnan. Ya. Andra menikah dengan kakak perempuan kedua Airin, yakni Kirana. Mereka menikah atas berdasarkan cinta, bukan hanya didorong untuk menyatukan dua buah keluarga. Memang unik hubungan kedua keluarga ini, yang awalnya kerabat bertambah sebagai pasang suami istri dari anak-anak mereka.

"Tidak. Dia ada di kamar. Aku sudah memberitahunya jika kau akan kemari." Jawab Kirana.

"Oh, Kak Andra ada di rumah! Ku kira dia bekerja. Sebab tadi pagi Tuan Adnan tergesa-gesa karena ada meeting penting."

"Meeting penting? Tapi suami ku tidak mengatakan jika ada meeting. Jika benar mungkin dia juga tidak akan menunggu mu datang dan menolak tidak datang ke perusahaan."

"Memang tidak ada meeting hari ini, Sayang. Maka dari itu, aku malas pergi ke perusahaan." Ujar Andra kedatangannya mengejutkan.

"Kak Andra..." Pekik Airin. Ia menyapa kakak iparnya yang menuruni anak tangga dan berjalan ke arahnya.

"Airin! Kau sudah datang rupanya. Apa kau sudah lama?" Tanya Andra bergabung duduk di sofa sebelah istrinya.

"Tidak Kak. Aku baru saja datang. Ku kira kau sedang di Perusahaan."

"Tidak... Kemarin aku terlalu semangat bekerja hingga pagi hari terasa lelah, dan rasanya hanya ingin istirahat."

"Kau saja yang pemalas..." Ketus Kirana dari arah dapur. Ia sempat pergi ke dapur dan datang membawa tiga gelas sirup beserta cemilan.

"Bukan pemalas, Sayang. Pekerjaan ku sudah ku selesaikan kemarin. Jadi, hari ini aku meliburkan diri, ingin menghabiskan waktu dengan istri tercinta karena aku sering kali meninggalkannya sendirian pergi ke luar kota dan negeri." Ujar Andra menunjukkan sikap keharmonisan di hadapan adik iparnya.

"Aah... Mungkin hanya alasan saja. Dan nanti pasti pergi dengan teman-teman mu itu keluar." Merajuk Kirana.

"Tidak sayang, Janji hari ini hanya untukmu seharian." Ujar Andra mencubit hidung mancung istrinya pelan. Ia memeluk Kirana dari belakang, dan meletakkan dagu pada bahu si istrinya.

"Sepertinya aku kesini salah waktu, dan diminta datang untuk melihat keromantisan kalian." Cibir Airin yang hanya menjadi nyamuk sedari tadi.

Sepasang suami istri saling melepas pelukan dan tertawa gemas melihat Airin

"Maaf ya, Kau harus melihat ini. Bukannya kakak ingin memamerkannya padamu, Hhe... Tunggu sebentar akan ku ambilkan sesuatu." Ujar Kirana.

Kirana kembali bangkit meninggalkan kedua orang di ruang keluarga.

Tak lama kemudian, Kirana datang membawa paper bag ditangannya.

"Antarlah ini untuk suamimu, dia pasti suka." Kata Kirana memberikan sesuatu yang entah apa isinya.

"Aku?! Ta-tapi kak, aku..." Gugup Kirana merasa enggan.

"Antarkan saja, kau istrinya. Adnan pasti suka kau datang mengantarkannya sendiri, apalagi setelah ini jam makan siang. Ini adalah usulan dari Andra..."

Andra dan Kirana membuat rencana baik dengan niat untuk mendekatkan Airin dengan Adnan agar mereka tidak saling canggung.

"Iya Airin. Dia pasti senang kau datang, apalagi ini pertama kalinya kau datang ke perusahaan suamimu, kan?! Kau juga pasti akan disambut dengan baik." Imbuh Andra.

Airin hanya menimbang karena ia merasa tidak begitu yakin.

"Baiklah Kak, Aku akan mengantarkannya." Kata Airin akhirnya bersedia.

Lalu, kembali berkata dalam hatinya...

"Ternyata ini niat kalian memintaku datang. Jika tahu akan seperti ini, maka lebih baik aku menolak."

Di Perusahaan Future Company...

Airin benar-benar datang ke perusahaan suaminya tanpa memikirkan apapun yang akan terjadi setelahnya. Karena dari lubuk hati yang paling dalam, sejujurnya ia pun ingin mendatangi suaminya yang ada di perusahaan itu.

Dengan anggun, Airin berjalan memasuki perusahaan suaminya. Beberapa karyawan yang tahu siapa Airin menunduk hormat memberi salam, begitu sebaliknya Airin menunduk membalas salam dari mereka dengan canggung. Tidak sedikit dari mereka mengagumi kecantikan istri dari CEO mereka. Si pria saja sangat tampan, apalagi istrinya, sangat cocok dan serasi. Itulah yang ada di dalam benak karyawan mereka.

Kini Airin sudah berada di depan ruang suaminya, ia menanyakan keberadaan suaminya pada resepsionis yang di tugaskan khusus untuk mengatur tamu keluar masuk yang ingin menemui Presdir. Airin mengetuk pintunya terlebih dahulu sebelum membukanya.

Kreaat...

Suara pintu perlahan di buka.

Brugh...

Airin tiba-tiba menjatuhkan paper bag nya ketika dia berhasil membuka pintu ruang suaminya. Kedua pupil matanya membulat dan membesar menatap tidak percaya pemandangan di depannya.

Yang di lihat Airin...

Episodes
1 Bab 1 : Pernikahan
2 Bab 2 : Lepas Tanggung Jawab
3 Bab 3 : Orang Lain Baginya
4 Bab 4 : Seorang Misterius
5 Bab 5 : Pantangan
6 Bab 6 : Mengigau
7 Bab 7 : Pemandangan Menyakitkan
8 Bab 8 : Perselingkuhan
9 Bab 9 : Bukan Susu dari Airin
10 Bab 10 : Istri Yang Tersakiti
11 Bab 11 : Tiket Liburan
12 Bab 12 : Hari Wisuda
13 Bab 13 : Honeymoon Bertiga
14 Bab 14 : Maldives
15 Bab 15 : Merasa Diintai
16 Bab 16 : Perasaan Yang Tersimpan
17 Bab 17 : Sensasi yang Berbanding Terbalik
18 Bab 18 : Bertukar Pasangan
19 Bab 19 : Tanah Air
20 Bab 20 : Kesempatan Menikung
21 Bab 21 : Segera Menceraikannya
22 Bab 22 : Mantan dari China
23 Bab 23 : Adnan Ketahuan Selingkuh
24 Bab 24 : Peringatan
25 Bab 25 : Pertengkaran Suami Istri
26 Bab 26 : Sulit Move On
27 Bab 27 : 4 Pria vs 1 Wanita
28 Bab 28 : Paparazi
29 Bab 29 : Diturunkan di jalan
30 Bab 30 : Pukulan Atas Nama Airin
31 Bab 31 : Cepat Menceraikannya!!
32 Bab 32 : Bibirnya Manis
33 Bab 33 : Dengan Mantan Kekasih
34 Bab 34 : Pelukan dari Sang Mantan
35 Bab 35 : Aku Mencintainya!
36 Bab 36 : Mengurus Perceraian
37 Bab 37 : Bergulat
38 Bab 38 : Penyesalan
39 Bab 39 : Surat Perceraian
40 Bab 40 : Pecah Telur
41 Bab 41 : Hubungan Kita Telah Usai
42 Bab 42 : Kita Harus Berpisah
43 Bab 43 : Hamil
44 Bab 44 : Menjemput Istriku
45 Bab 45 : Keputusan yang Sudah Bulat
46 Bab 46 : Dilema Keputusan
47 Bab 47 : Perpisahan yang Menyakitkan
48 Bab 48 : Firasat Buruk
49 Bab 49 : Kecelakaan
50 Bab 50 : Terbangun dari Koma
51 Bab 51 : Pengungkapan Kebenaran
52 Bab 52 : Kebahagiaan
53 Bab 53 : Seorang Malaikat Kecil
54 Bab 54 : Kemesraan Pasutri
55 Bab 55 : Olahraga Pagi
56 Bab 56 : Kehamilan Kedua
57 Bab 57 : Akhir yang Bahagia (End)~
58 Terima kasih
Episodes

Updated 58 Episodes

1
Bab 1 : Pernikahan
2
Bab 2 : Lepas Tanggung Jawab
3
Bab 3 : Orang Lain Baginya
4
Bab 4 : Seorang Misterius
5
Bab 5 : Pantangan
6
Bab 6 : Mengigau
7
Bab 7 : Pemandangan Menyakitkan
8
Bab 8 : Perselingkuhan
9
Bab 9 : Bukan Susu dari Airin
10
Bab 10 : Istri Yang Tersakiti
11
Bab 11 : Tiket Liburan
12
Bab 12 : Hari Wisuda
13
Bab 13 : Honeymoon Bertiga
14
Bab 14 : Maldives
15
Bab 15 : Merasa Diintai
16
Bab 16 : Perasaan Yang Tersimpan
17
Bab 17 : Sensasi yang Berbanding Terbalik
18
Bab 18 : Bertukar Pasangan
19
Bab 19 : Tanah Air
20
Bab 20 : Kesempatan Menikung
21
Bab 21 : Segera Menceraikannya
22
Bab 22 : Mantan dari China
23
Bab 23 : Adnan Ketahuan Selingkuh
24
Bab 24 : Peringatan
25
Bab 25 : Pertengkaran Suami Istri
26
Bab 26 : Sulit Move On
27
Bab 27 : 4 Pria vs 1 Wanita
28
Bab 28 : Paparazi
29
Bab 29 : Diturunkan di jalan
30
Bab 30 : Pukulan Atas Nama Airin
31
Bab 31 : Cepat Menceraikannya!!
32
Bab 32 : Bibirnya Manis
33
Bab 33 : Dengan Mantan Kekasih
34
Bab 34 : Pelukan dari Sang Mantan
35
Bab 35 : Aku Mencintainya!
36
Bab 36 : Mengurus Perceraian
37
Bab 37 : Bergulat
38
Bab 38 : Penyesalan
39
Bab 39 : Surat Perceraian
40
Bab 40 : Pecah Telur
41
Bab 41 : Hubungan Kita Telah Usai
42
Bab 42 : Kita Harus Berpisah
43
Bab 43 : Hamil
44
Bab 44 : Menjemput Istriku
45
Bab 45 : Keputusan yang Sudah Bulat
46
Bab 46 : Dilema Keputusan
47
Bab 47 : Perpisahan yang Menyakitkan
48
Bab 48 : Firasat Buruk
49
Bab 49 : Kecelakaan
50
Bab 50 : Terbangun dari Koma
51
Bab 51 : Pengungkapan Kebenaran
52
Bab 52 : Kebahagiaan
53
Bab 53 : Seorang Malaikat Kecil
54
Bab 54 : Kemesraan Pasutri
55
Bab 55 : Olahraga Pagi
56
Bab 56 : Kehamilan Kedua
57
Bab 57 : Akhir yang Bahagia (End)~
58
Terima kasih

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!