Bab 5

"Semua akan baik-baik saja, kamu masih bisa melahirkan banyak bayi sehat untukku lagi suatu hari nanti." Reyhan tersenyum, berusaha untuk meyakinkan Kirana kalau hubungannya ke depan tidak akan ada masalah.

"Aku juga akan menyelidiki kasus perencanaan pembunuhan pada Clara, aku sadar kalau aku telah salah menuduh dirimu, terlebih lagi tanpa ada bukti apapun," ujar Reyhan.

Reyhan berdiri sambil menatap ke arah jendela. Diluar sudah mulai gelap, angin mulai berisik, sebentar lagi mungkin akan hujan.

"Andaikan saja kamu mendengarkan apa yang aku katakan, bayiku pasti akan baik-baik saja, aku tidak akan terkena anemia dan pingsan. Semua ini kamu yang salah, kamu jahat pada aku dan calon anak kita, Reyhan! Oh, iya tentu saja kamu melakukan itu semua karena tidak pernah ingin dia lahir, seperti yang pernah kau ucapkan waktu itu," kata Kirana berapi-api.

Kirana kembali dilanda emosi mengingat Reyhan memaksanya untuk transfusi darah untuk Clara, sebagai wanita hamil yang divonis terkena kanker, membuat Kirana mengalami stress, belum lagi tuduhan kejam yang dituduhkan oleh suaminya.

Kirana turun dari ranjang menyusul Reyhan, wanita itu ada di belakang nya, jarak mereka kini hanya beberapa langkah saja. "Aku tidak percaya semudah itu dengan semua yang kamu katakan Rey. Kamu melakukan ini pasti hanya untuk menghiburku yang sedang sakit. Padahal aku sedang tidak butuh belas kasihan darimu." Kirana tersenyum miris, menertawakan nasibnya.

"Tidak Kirana! Aku akan mencari pelakunya." Reyhan memeluk Kirana erat, masih berusaha terus meyakinkan sebisanya. Reyhan mengusap lembut rambut lurus nan hitam milik istrinya.

Perlahan amarah Kirana reda oleh perlakuan lembut Reyhan, malam ini memperlakukan dirinya begitu spesial. "Rey apakah kamu akan melindungi anak kita."

"Iya, tentu." Reyhan mengecup puncak kepala Kirana. Kirana memejamkan mata dan tersenyum. Ada gelenyar hangat yang menjalar di tubuhnya.

"Batalkan rencana itu, aku tidak mau melakukan operasi, aku yakin semua akan baik-baik saja," pinta Kirana.

"Iya." Reyhan mengangguk. Kirana bisa merasakan anggukan kepala Reyhan di puncak kepalanya. Kirana tersenyum. Dia yakin Reyhan akan ikut serta menjaga bayinya.

Kirana merasakan Reyhan semakin hari semakin menyayanginya. Ketika malam tiba, laki-laki itu menggendong ke atas ranjang dan menyuapinya makan dengan telaten. Ketulusan mulai terlihat, kalimat kasar tidak lagi terdengar. Kirana kerap kali tersipu malu dengan perlakuan Reyhan akhir-akhir ini. Reyhan membukakan obat untuk Kirana dan mengambilkan air setiap waktunya jam minum obat. Kirana meminum obat pemberian Reyhan tanpa sedikitpun ada keraguan di hatinya.

***

Kirana merasa ada di sebuah tempat yang baginya asing. Ini bukan lagi kamarnya, kamar ini memiliki aura begitu menyeramkan. Denting benturan suara gunting dan jarum masuk ke dalam indera pendengar.

Kirana segera membuka mata, awalnya pandangannya begitu gelap, lama kelamaan terlihat beberapa orang mengenakan seragam serba putih mengelilinginya, meski masih samar.

"Apa yang terjadi denganku! Aku dimana?" Kirana menatap para dokter seperti orang yang tengah ketakutan.

"Nona, jangan banyak bergerak, kau harus tenang, lihatlah dirimu yang lemah usai keguguran." Seorang dokter memperingatkan Kirana supaya tidak banyak gerak.

"Keguguran … Tidak!! Kirana meraba perutnya yang kini tanpa ada janin itu lagi.

Kirana histeris, marah, mengamuk seperti orang gila, dia kembali mencabut selang infus yang ada di tangannya. Kirana memukul dengan gerakan membabi buta pada para dokter yang berada di dekatnya.

"Kembalikan bayiku! Berani sekali kau mengambil tanpa seizinku! Hiks hiks."

"Kembalikan bayiku! Bayiku hiks … hiks … jangan pergi ibu sangat menyayangimu, Nak." Kirana menangis dan mengamuk tak terkendali, begitu ada kesempatan dokter segera memegang kedua tangannya, kembali memasang jarum infus dan menambahkan obat suntik penenang.

"Kalian jahat! Kalian semua telah membunuh bayiku, aku tidak akan pernah memaafkan kalian!" Kirana masih terus mengamuk.

Kirana meminta ponsel dan menghubungi Reyhan, lelaki itu tak bisa menjaga saat operasi karena sedang menemui seseorang terpercaya untuk segera melakukan penyelidikan.

"Rey aku benci kamu! Aku benci!" Kirana tak bisa menahan tangisnya.

"Tenang Kirana, bicara yang jelas." Reyhan yang tengah ada diseberang memejamkan matanya dan menarik nafas panjang, Reyhan tahu operasi pasti sudah usai.

"Kau ayah yang kejam, kau telah memberiku obat penggugur kandungan. Rey aku benci kamu, aku tidak akan pernah memaafkan kamu lagi."

"Kirana, tenang. Semua untuk kebaikan kamu, kamu tidak bisa terus mempertahankan bayi itu, resikonya terlalu besar, banyak yang harus di pertimbangkan."

Suntikan obat penenang yang diberikan oleh dokter mulai bereaksi, Kirana perlahan mulai bisa mengendalikan diri, dia menangis terisak dalam pelukan dokter yang masih menjaganya.

"Dokter, bayiku … bayiku sudah pergi sebelum aku menggendongnya, sebelum aku meninabobokan dia, hiks … hiks …."

"Nona, bayi anda tidak bisa berkembang. Setelah tahu hamil, anda harusnya menjaga pola makan yang benar, hingga bayi tidak kekurangan suplay nutrisi. Hal ini sering kali terjadi pada janin yang masih berusia beberapa minggu. Jadi kesalahan ini ada pada anda."

"Kirana dengar baik kata dokter, sepertinya kamu harus melupakan serta merelakan bayi itu pergi. Percayalah padaku, apapun yang aku lakukan semua demi kebaikan kamu. Kita masih punya kesempatan untuk memiliki banyak bayi lagi." Reyhan masih berusaha menghibur Kirana. Tapi hati wanita itu seolah sudah mengeras seperti batu.

Panggilan dengan Reyhan berakhir, Kirana menjatuhkan ponselnya ke pangkuan. Dokter memungutnya dan meletakkan diatas nakas.

Kirana meremas seprei, begitu mendengar penuturan dokter. Lagi-lagi Kirana menyalahkan Reyhan, yang sudah memaksa untuk transfusi darah. Andaikan waktu itu Reyhan memiliki sedikit saja empati pada dirinya yang tengah mengandung, pasti semua ini tidak akan terjadi

Kirana merebahkan dirinya di ranjang, memiringkan tubuhnya dengan kepala bertumpu pada telapak tangan, airmata tak mau berhenti menetes. Kirana terus meratapi nasib bayinya yang begitu malang.

'Aku tidak akan pernah memaafkan kamu lagi Rey. Jika selama ini aku bertahan penuh kesabaran untuk sebuah cinta darimu, tapi sekarang tidak lagi, mungkin melepaskan semuanya adalah jalan yang terbaik, aku lelah bertahan, jika hanya rasa sakit yang aku dapatkan.' batin Kirana.

Ruang perawatan mulai sepi, sepertinya telah terjadi pergantian shift bagi para dokter dan perawat. Kirana melepas selang infus yang ada di tangannya. Dia juga melepas melepas seragam pasien dan menyembunyikan di dalam nakas. Wanita itu ingin pergi jauh dari semuanya, dari Reyhan dan juga kenangan buruk.

Kirana berjalan mengendap-endap saat meninggalkan bangsal. Begitu tiba diluar rumah sakit Kirana lega, akhirnya rencananya untuk pergi berjalan tanpa hambatan.

Ketika berada di parkiran, tiba-tiba dua orang berseragam polisi mencekal pergelangan tangannya.

"Mau apa kalian?" Kirana terkejut karena tiba-tiba berurusan dengan polisi.

"Sebaiknya anda ikut kami, akan lebih baik kita bicarakan semuanya di kantor polisi," jawab seorang polisi yang tengah berusaha memborgol tangan Nayara. .

Terpopuler

Comments

Mantuges Lily Wahyuni

Mantuges Lily Wahyuni

knp nama Kirana berubah jadi Nayara di bagian paling akhir bab 5

2023-09-11

1

Rosy

Rosy

ternyata Kirana tidak bisa membesarkan bayinya karena sudah keguguran ya..miris sekali nasib kamu Kirana ..
tapi kenapa ada polisi yg ingin menangkap Kirana .apakah ini semua juga ulah Clara dan Reyhan..benar2 kalian keterlaluan..😡

2023-01-12

0

Mayya Zaskia

Mayya Zaskia

entah kenapa semua seakan makin rumit bagi kirana,dia berjuang demi bayinya bahkan rela nyawanya jadi taruhan demi cintanya pada bayinya.
tapi semua tidak berjalan seperti ia inginkan.
kasihan sekali kamu kirana, tidak ada satupun orang atau sahabat tempat mu berbagi cerita hidupmu yg sangat sulit dimengerti.😭😭

2023-01-10

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Part 26
27 Part 27
28 Part 28
29 Part 29
30 Part 30
31 Part 31
32 Part 32
33 Part 33
34 Part 34
35 Part 35
36 Part 36
37 Part 37
38 Part 38
39 Part 39
40 Part 40
41 Part 41
42 Part 42
43 Part 43
44 Part 44
45 Part 45
46 Part 46
47 Part 47
48 Part 48
49 Part 49
50 Part 50
51 Part 51
52 Part 52
53 Part 53.
54 Part 54 Acara tunangan berjalan lancar
55 Part 55. Kirana bahagia, Clara meradang.
56 Part 56. Menginap di Villa
57 Part 57. Makhluk paling tidak tahu malu
58 Part 58. Kedatangan Kirana ke Villa
59 Part 59. Menyebalkan
60 Part 60. Aezar datang, Reyhan kesal
61 Part 61. Sakit tapi tak berdarah.
62 Part 62 Kembali ke kota.
63 Part 63 Wanita Licik
64 Part 64. Opname
65 Part 65. Kemarahan Reyhan
66 Part 66. Penyesalan tiada akhir
67 Part 67. Clara gelap mata
68 Part 68. Prewedding
69 Part 69 Clara mengamuk
70 Part 70. Hati yang bahagia
71 Part 71. Tragedi Naas
72 Part 72. Koma
73 Part 73. Maafkan aku Kirana.
74 Part 74. Dimana Aezar.
75 Part 75. Pergi, aku tak ingin melihatmu.
76 Part 76. Kamu tak akan bisa menggantikan dia.
77 Part 77. Semoga usaha tidak mengkhianati hasil.
78 Part 78 Meninggalkan Kota.
79 Saudara kembar
80 Lelaki terbuang
81 Pelaku ditemukan.
82 Wanita pemikat hati.
83 Bukti kejahatan Clara.
84 Ambisi Clara
85 Kirana kembali
86 Tipu daya wanita licik
87 Clara yang malang.
88 Karma tak semanis Kurma
89 Beri aku maaf
90 Cintai aku lagi seperti dulu.
91 Pembalasan untuk Reyhan.
92 Part 92. Berkelahi lagi.
93 Aku pasti bisa memilikimu kembali.
94 Reyhan yang menyebalkan.
95 Masih mengejar cinta Kirana.
96 Mengejar Kirana
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab102
103 103
Episodes

Updated 103 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Part 26
27
Part 27
28
Part 28
29
Part 29
30
Part 30
31
Part 31
32
Part 32
33
Part 33
34
Part 34
35
Part 35
36
Part 36
37
Part 37
38
Part 38
39
Part 39
40
Part 40
41
Part 41
42
Part 42
43
Part 43
44
Part 44
45
Part 45
46
Part 46
47
Part 47
48
Part 48
49
Part 49
50
Part 50
51
Part 51
52
Part 52
53
Part 53.
54
Part 54 Acara tunangan berjalan lancar
55
Part 55. Kirana bahagia, Clara meradang.
56
Part 56. Menginap di Villa
57
Part 57. Makhluk paling tidak tahu malu
58
Part 58. Kedatangan Kirana ke Villa
59
Part 59. Menyebalkan
60
Part 60. Aezar datang, Reyhan kesal
61
Part 61. Sakit tapi tak berdarah.
62
Part 62 Kembali ke kota.
63
Part 63 Wanita Licik
64
Part 64. Opname
65
Part 65. Kemarahan Reyhan
66
Part 66. Penyesalan tiada akhir
67
Part 67. Clara gelap mata
68
Part 68. Prewedding
69
Part 69 Clara mengamuk
70
Part 70. Hati yang bahagia
71
Part 71. Tragedi Naas
72
Part 72. Koma
73
Part 73. Maafkan aku Kirana.
74
Part 74. Dimana Aezar.
75
Part 75. Pergi, aku tak ingin melihatmu.
76
Part 76. Kamu tak akan bisa menggantikan dia.
77
Part 77. Semoga usaha tidak mengkhianati hasil.
78
Part 78 Meninggalkan Kota.
79
Saudara kembar
80
Lelaki terbuang
81
Pelaku ditemukan.
82
Wanita pemikat hati.
83
Bukti kejahatan Clara.
84
Ambisi Clara
85
Kirana kembali
86
Tipu daya wanita licik
87
Clara yang malang.
88
Karma tak semanis Kurma
89
Beri aku maaf
90
Cintai aku lagi seperti dulu.
91
Pembalasan untuk Reyhan.
92
Part 92. Berkelahi lagi.
93
Aku pasti bisa memilikimu kembali.
94
Reyhan yang menyebalkan.
95
Masih mengejar cinta Kirana.
96
Mengejar Kirana
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab102
103
103

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!