Bab 4

"Dokter apa yang terjadi dengan dia?" Reyhan bertanya pada dokter usai memeriksa Kirana.

"Istri anda pingsan karena dia terkena anemia," jawab Dokter sambil menurunkan stetoskop dari telinga ke lehernya.

"Anemia, Dokter?" Reyhan menatap Kirana dengan wajah menyesal.

Dokter ikut menatap wajah pucat Kirana. Lalu mengangguk. "Iya."

Reyhan duduk di dekat Kirana, menatap wajah pucat istrinya dengan rasa bersalah karena telah memaksa Kirana untuk transfusi darah.

"Tuan saya permisi," pamit Dokter.

"Ya, terimakasih Dokter." Reyhan mengangguk pelan, mengizinkan dokter untuk keluar.

Setelah kepergian dokter, lelaki itu kembali menatap Kirana dalam waktu yang lama, rasa bersalah masih bergelayut di hatinya.

Reyhan melihat ada gerakan pelan di tangan Kirana, lalu wanita itu membuka mata. Kirana terkejut ditangannya ada selang infus yang sudah menancap, matanya segera menelisik setiap sudut ruangan untuk memastikan kalau dia tidak salah tebak.

Pandangan Kirana semakin jelas, Kirana sekarang tahu ada dimana dirinya saat ini. Setelah yakin sedang ada di rumah sakit, Kirana langsung bangun dari tidurnya dan berteriak histeris.

"Kenapa kamu bawa aku kesini Rey?!" Kirana menatap Reyhan dengan tajam. "Jawab!" Cecar Kirana dengan suaranya meninggi beberapa oktaf.

Reyhan masih diam, tak langsung menjawab, dia sadar penyebab Kirana seperti ini adalah dirinya.

Kirana makin tak terkendali, dia melepas jarum infus di pergelangan tangannya.

"Kirana! Berhenti!" Reyhan mencoba menahan tapi Kirana tak mau mendengarkan.

"Kamu masih sakit, kamu harus bertahan dalam beberapa hari lagi!" Reyhan meminta Kirana untuk tenang demi kebaikannya, tapi Kirana tak mendengarkan suaminya. Reyhan tau Kirana memang memiliki fobia dengan semua yang berhubungan dengan alat rumah sakit, termasuk jarum infus dan jarum suntik semenjak masih kecil.

Tubuh Kirana bukannya malah membaik, kini wajahnya semakin pucat dan lemas.

"Kirana, kamu jangan takut, aku akan menjagamu," bujuk Reyhan agar tenang.

"Rey please aku mau pulang saja, bawa aku pulang." Kirana merengek dengan wajah memelas, bulir keringat dingin membanjiri seluruh tubuhnya.

Reyhan konsultasi dengan dokter terlebih dahulu, setelah dokter memberi izin dengan banyak syarat, Kirana akhirnya dibawa pulang kembali oleh Reyhan.

Reyhan mendorong kursi roda yang diduduki Kirana sampai pada keberadaan mobil mereka. Perawat membantu saja.

Setelah Kirana duduk dengan benar, Reyhan membantu memasang sabuk pengaman untuk Kirana. Tanpa sadar jarak mereka saat ini sangat dekat, Kirana bisa merasakan hembusan nafas hangat Reyhan menerpa wajah ayunya.

Reyhan dan Kirana saling menatap lama, suasana sejenak menjadi canggung. Akan tetapi setelah mengingat perlakuan Reyhan beberapa hari ini Kirana segera memalingkan wajah, menatap pemandangan yang ada di luar kaca.

'Kenapa dia tiba-tiba berubah, apakah dia telah amnesia, bukankah dia selama ini sangat membenciku,' batin Kirana.

"Kirana, masalah sebesar ini kenapa kamu pendam sendiri, harusnya kamu cerita ke aku. Aku pasti akan membantu," kata Reyhan saat mobil mereka melaju pelan menyusuri jalanan beraspal.

Kirana sesaat merasakan ada gelenyar hangat merayap di hati, mendengar penuturan Lelaki yang kini duduk disebelahnya itu, terdengar begitu manis, akan tetapi Kirana kembali teringat sikap Reyhan beberapa hari lalu.

Tiba di rumah, Reyhan segera turun lebih dulu, membuka pintu untuk Kirana, dan membopongnya masuk.

Sampai di ruang tamu Kirana meminta turun. Tidak mungkin meminta Reyhan menggendongnya hingga lantai atas. "Turunkan aku, aku bisa jalan ke kamar sendiri."

"Sudah diam saja, pegangan yang kuat," pinta Reyhan.

Kirana menurut, dia mempererat pelukannya di tengkuk Reyhan. Tubuh Kirana berayun pelan saat Reyhan menggendongnya.

Reyhan merebahkan tubuh Kirana diatas ranjang, membenarkan kakinya yang bergelantung dan menarik selimut hingga menutupi perutnya, wanita itu merasa tersanjung oleh perlakuan lelaki yang dicintai.

"Beristirahatlah," ujar Reyhan sebelum pergi

Reyhan beranjak pergi. Kirana ingin menahan langkah Reyhan yang kian jauh. Kirana mengurungkan niatnya. Mungkin Reyhan lelah dan ingin segera tidur.

Tak lama Reyhan kembali dengan secangkir teh hangat dan bubur. Lelaki itu meletakkan di atas nakas.

"Aku buatkan teh hangat, dan bubur, buruan dimakan selagi hangat. Setelah itu jangan lupa minum pil penambah darah yang diberikan dokter."

"Terimakasih, Rey."

Kirana langsung memakan bubur buatan Reyhan, rasanya asin dan tehnya hambar, meski tak sesuai harapan, Kirana berusaha memakan hingga habis karena lelaki itu menyuapinya. Dia tak mau mengecewakan hati Reyhan yang sudah susah payah membuat makanan untuknya.

Reyhan duduk sambil menatap Kirana, dia tidak mau kalau wanita itu sampai melewatkan minum obat.

Usai makan Kirana duduk di pinggir ranjang dengan kaki menggantung. Sedangkan Reyhan duduk di sebuah kursi tepat di depan Kirana.

"Terimakasih, Rey sudah merawat ku." Kirana menggenggam jemari Reyhan dan meletakkan diatas paha, Pandangan mereka kembali bertemu.

Reyhan tak menjawab, lagi-lagi hanya tersenyum tipis. Reyhan membalas dengan menggenggam lebih erat lagi tangan Kirana.

"Aku sebenarnya sudah menjadwalkan operasi kecil untukmu, jangan lupa persiapkan diri untuk besok," kata Reyhan.

Kirana segera menarik tangannya dari genggaman Reyhan. Firasatnya mendadak jadi buruk. Kirana takut operasi yang akan dijalani ini berhubungan dengan janin yang ada di kandungannya.

"Aku tidak mau Rey, aku tidak ingin melakukan operasi apapun, batalkan rencana kamu itu." Kirana menggelengkan kepala. Dia tidak bersedia melakukan operasi.

"Kirana, operasi ini demi kesehatan dan kebaikanmu. Janin itu harus diangkat, karena dia tidak akan berkembang."

Jedar!!

Bagai tersambar petir di siang bolong, Kirana tak percaya kalau Reyhan benar-benar akan menghilangkan janin di rahimnya, tidakkah ada sayang dan belas kasih sama sekali sebagai calon seorang ayah, bagaimana dia bisa merencanakan semua ini untuk calon anak pertamanya.

"Aku tidak mau! Tidak mau!" Kirana menolak apapun resikonya akan ditanggung sendiri. Kirana menjauhi Reyhan dan menangis tersedu di sudut ranjang.

"Kirana, percayalah, ini demi kebaikanmu," bujuk Reyhan.

"Resikonya terlalu besar jika kamu keras kepala," imbuhnya lagi.

"Apapun alasannya aku tidak mau, aku tahu kamu merencanakan semua ini karena tidak ingin melihat bayi ini lahir ke dunia. Sejak awal kamu tidak menginginkan kehadiran dia, karena hanya perpisahan yang kamu inginkan," ujar Kirana dalam isak tangis. Berulang kali berusaha menyeka air mata menggunakan tangannya dengan kasar.

Reyhan mendekati Kirana, ingin menenangkan hatinya. Wanita itu beringsut menjauh. Reyhan tahu Kirana sangat terpukul dengan apa yang dialami saat ini

"Kamu salah paham kirana, ini semua demi kebaikanmu. mempertahankan dia terus ada di perutku resikonya terlalu besar. Jika kamu mau, kapanpun kamu masih bisa hamil lagi, asalkan penyakit yang ada di tubuhmu diobati terlebih dulu. Kamu harus sembuh." Reyhan berusaha meyakinkan Kirana dan berkata dengan lemah lembut. Dipegangnya pundak sang istri.

Kirana menatap Reyhan, sambil tersenyum sinis. "Apakah hubungan ini masih memiliki masa depan?" cibir wanita yang hatinya tengah terluka itu.

Terpopuler

Comments

Nay

Nay

fobia rumah sakit tdi kok bisa tranfusi darah,,,agak gimana gitu ceritanya

2025-01-23

0

Mantuges Lily Wahyuni

Mantuges Lily Wahyuni

ikut menangis membaca cerita ini

2023-09-11

1

Dodi Sartini

Dodi Sartini

ada harapan cinta❤😘

2023-05-21

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Part 26
27 Part 27
28 Part 28
29 Part 29
30 Part 30
31 Part 31
32 Part 32
33 Part 33
34 Part 34
35 Part 35
36 Part 36
37 Part 37
38 Part 38
39 Part 39
40 Part 40
41 Part 41
42 Part 42
43 Part 43
44 Part 44
45 Part 45
46 Part 46
47 Part 47
48 Part 48
49 Part 49
50 Part 50
51 Part 51
52 Part 52
53 Part 53.
54 Part 54 Acara tunangan berjalan lancar
55 Part 55. Kirana bahagia, Clara meradang.
56 Part 56. Menginap di Villa
57 Part 57. Makhluk paling tidak tahu malu
58 Part 58. Kedatangan Kirana ke Villa
59 Part 59. Menyebalkan
60 Part 60. Aezar datang, Reyhan kesal
61 Part 61. Sakit tapi tak berdarah.
62 Part 62 Kembali ke kota.
63 Part 63 Wanita Licik
64 Part 64. Opname
65 Part 65. Kemarahan Reyhan
66 Part 66. Penyesalan tiada akhir
67 Part 67. Clara gelap mata
68 Part 68. Prewedding
69 Part 69 Clara mengamuk
70 Part 70. Hati yang bahagia
71 Part 71. Tragedi Naas
72 Part 72. Koma
73 Part 73. Maafkan aku Kirana.
74 Part 74. Dimana Aezar.
75 Part 75. Pergi, aku tak ingin melihatmu.
76 Part 76. Kamu tak akan bisa menggantikan dia.
77 Part 77. Semoga usaha tidak mengkhianati hasil.
78 Part 78 Meninggalkan Kota.
79 Saudara kembar
80 Lelaki terbuang
81 Pelaku ditemukan.
82 Wanita pemikat hati.
83 Bukti kejahatan Clara.
84 Ambisi Clara
85 Kirana kembali
86 Tipu daya wanita licik
87 Clara yang malang.
88 Karma tak semanis Kurma
89 Beri aku maaf
90 Cintai aku lagi seperti dulu.
91 Pembalasan untuk Reyhan.
92 Part 92. Berkelahi lagi.
93 Aku pasti bisa memilikimu kembali.
94 Reyhan yang menyebalkan.
95 Masih mengejar cinta Kirana.
96 Mengejar Kirana
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab102
103 103
Episodes

Updated 103 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Part 26
27
Part 27
28
Part 28
29
Part 29
30
Part 30
31
Part 31
32
Part 32
33
Part 33
34
Part 34
35
Part 35
36
Part 36
37
Part 37
38
Part 38
39
Part 39
40
Part 40
41
Part 41
42
Part 42
43
Part 43
44
Part 44
45
Part 45
46
Part 46
47
Part 47
48
Part 48
49
Part 49
50
Part 50
51
Part 51
52
Part 52
53
Part 53.
54
Part 54 Acara tunangan berjalan lancar
55
Part 55. Kirana bahagia, Clara meradang.
56
Part 56. Menginap di Villa
57
Part 57. Makhluk paling tidak tahu malu
58
Part 58. Kedatangan Kirana ke Villa
59
Part 59. Menyebalkan
60
Part 60. Aezar datang, Reyhan kesal
61
Part 61. Sakit tapi tak berdarah.
62
Part 62 Kembali ke kota.
63
Part 63 Wanita Licik
64
Part 64. Opname
65
Part 65. Kemarahan Reyhan
66
Part 66. Penyesalan tiada akhir
67
Part 67. Clara gelap mata
68
Part 68. Prewedding
69
Part 69 Clara mengamuk
70
Part 70. Hati yang bahagia
71
Part 71. Tragedi Naas
72
Part 72. Koma
73
Part 73. Maafkan aku Kirana.
74
Part 74. Dimana Aezar.
75
Part 75. Pergi, aku tak ingin melihatmu.
76
Part 76. Kamu tak akan bisa menggantikan dia.
77
Part 77. Semoga usaha tidak mengkhianati hasil.
78
Part 78 Meninggalkan Kota.
79
Saudara kembar
80
Lelaki terbuang
81
Pelaku ditemukan.
82
Wanita pemikat hati.
83
Bukti kejahatan Clara.
84
Ambisi Clara
85
Kirana kembali
86
Tipu daya wanita licik
87
Clara yang malang.
88
Karma tak semanis Kurma
89
Beri aku maaf
90
Cintai aku lagi seperti dulu.
91
Pembalasan untuk Reyhan.
92
Part 92. Berkelahi lagi.
93
Aku pasti bisa memilikimu kembali.
94
Reyhan yang menyebalkan.
95
Masih mengejar cinta Kirana.
96
Mengejar Kirana
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab102
103
103

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!