Purnama Kedua
*Story ini adalah kelanjutan dari story 'Sang Purnama' cuma berbeda genre saja.
Kalo 'Sang Purnama' termasuk genre Drama Musikal dan kelanjutannya ini termasuk genre horor atau thriller.
(bolehkan, satu story berubah genre 🤭😅😅😉🤝, )
maksud saya, kretifitas jangan terlalu dikotak-kotakkan.
Salam hangat buat semua pembaca, kalian luar biasa,,,👍👍👍*
***
Angela menuju rumahnya, rumah yang sudah sekian lama ia tinggalkan. Mungkin dua tahun, sejak ibunya minggat dan membina keluarga baru. Angela tidak ingat secara pasti, bahkan ia tidak ingin ingat sama sekali. Tapi semua sudah terjadi. Ia masuk begitu saja, gerbang tidak tertutup. Tidak banyak yang berubah. Kolam ikan dan burung-burung dalam sangkar masih ada, malahan tambah banyak. Rupanya ayahnya lebih memilih menambah hewan piaraan untuk menemani hari-hari tuanya ketimbang membujuknya pulang.
Tak bisa dipungkiri, ada hati yang sakit setiap ia mengunjungi rumahnya itu. Rumah putih dan besar yang kini sepi. Malam belumlah larut. Tapi sepi membenamkan hati.
GLEKK!!
Daun pintu ia putar, tidak dikunci. Ia buka saja pintu kayu jati itu. Ternyata pemandangan yang sangat tidak pantas ia dapati, Ayahnya sedang bergulum mesra dengan seorang wanita muda. Sontak mereka kaget. Andai saja wanita kurang ajar itu membuka sandal sebelum masuk dan Angela melihat ada sandal tamu wanita teronggok di depan pintu, demi apapun ia tidak akan sudi berkunjung lagi. Sudah bisa dipastikan apa yang sedang ayahnya lakukan dengan tamu wanitanya. Ternyata kelakuan ayahnya tidak berubah.
"Angel, kamu-" ucap ayahnya dengan kagok langsung disela oleh Angela, "Maaf mengganggu, cuma mau ngambil barang yang ketinggalan," ketus Angela dengan tatapan berpaling. Tidak sudi ia melihat kelakuan bejat ayahnya itu. Ia nyelonong masuk ke dalam dan membuka kunci kamarnya. Sejak keluarganya hancur ia tidak pernah mempercayakan kunci kamarnya pada siapapun. Tidak perduli kamarnya usang dan jadi sarang laba-laba. Ia mengambil sebuah kotak berisi perhiasan peninggalan ibunya yang tidak pernah ia sentuh sejak ibunya minggat. Angela segera berlalu. Tanpa pamit, tanpa menoleh. Ayahnya tidak tahu harus berkata apa. Baru kali ini ia benar-benar kepergok anak semata wayangnya.
Angela berlalu dengan sedannya. Ia tidak melampiaskan kekesalannya dengan tancap gas dan berharap segera mati konyol. Tidak, ia hanya bersandar dan napasnya terhenyak begitu dalam. Satu-satunya orangtua yang masih bisa ia temui itu ternyata kini ia pergoki sedang main gila di dalam rumah. Angela sudah tahu kelakuan bejat ayahnya seperti itu, suka main perempuan. Tapi yang paling membuat hati Angela kecewa adalah, kenapa harus di rumah. Paling tidak, hargailah rumah itu. Hargai kesucian cinta ibunya dulu di rumah itu. Banyak tempat untuk dipakai mesum, kenapa harus di rumah! Batin Angela menjerit. Tanpa sadar, setetes air meluncur di pipinya yang putih dan licin.
Baru saja ia putus dari kekasihnya dan kini, mau tidak mau hatinya telah merekam kejadian tadi. Angela jadi berpikir untuk melakukan sesuatu untuk menghibur diri. Terlalu tolol ia rasa kalo hanya meratapi nasib di usia yang tak lagi remaja.
Ia putar arah. Tadinya ia mau pulang saja dan tidur, lalu besok pagi ia bawa perhiasan itu ke toko emas dan menjualnya. Ia melesat menuju sebuah pub. Ia pikir, dengan beberapa gelas Alkohol syaraf-syaraf di otak bisa sedikit kendur dan ia bisa tertidur pulas.
Sesampainya ke dalam pub itu ia langsung menuju meja bartender.
"Hai angel, kemana aja," sapa si Bartender sok akrab.
"Aku mau itu tuh, satu botol," tunjuk Angela pada sebotol minuman kesukaannya. Sejenis minuman yang tidak pahit di mulut, tapi cukup satu gelas besar, keseimbangannya bisa goyah.
"Buru-buru amat, duduklah dulu," bujuk bartender tadi.
"Cepetan, nih, ambil kembaliannya." Bartender itupun segera mengemas minuman itu. Ia seakan tahu, Angela sedang tidak baik-baik saja dan dari pada kena Omelan, mending ia segerakan saja transaksi itu.
***
"Om, kenapa sih, kok malah diem?" tanya wanita itu sambil membetulkan tatanan rambutnya pada ayahnya Angela yang tampak termenung.
"Mending kamu segera pergi," ucap ayahnya Angela. Rupanya, hasratnya hilang seketika karena kedatangan Angela.
"Heah, tapi bagaimana dengan kontrak saya Om?" tanya wanita itu menahan jengkel.
"Gimana besok aja."
***
Angela nikmati cairan mahal itu, tegukan demi tegukan dalam kesendirian. Cairan mahal produk luar negeri yang konon terlarang tapi dilindungi undang-undang itu lembut menyengat dan segera meresap ke seluruh aliran darahnya.
Musik syahdu yang ia buat mengalun merdu menambah suasana menjadi indah. Syair syair cinta dari mulut mantan kekasihnya itu tetap indah di telinganya, meski kini terasa sakit di hati.
Kekasih terakhirnya adalah seorang musisi sekaligus penyanyi. Mungkin cara melupakan masalah bagi kebanyakan perempuan kota yang kesepian adalah masuk ke diskotik dan menelan beberapa pil in**s lalu joget-joget sampai pagi. Tapi Angela punya cara tersendiri. Ia terkesan menikmati kesepiannya dengan memutar musik-musik yang penuh kenangan itu. Kenangan indah bersama kekasih terakhirnya itu. Dengan begitu ia merasa hidup, walaupun kadang ia sampai menangis meraung-raung dalam apartemennya itu. Tapi setelahnya, ia akan merasa lega dan bisa menjalani hari dengan ringan. Jarang ia mabuk-mabukan sendiri seperti sekarang.
Angela sudah malas menuangkan lagi minumannya atau tubuhnya sudah benar-benar dikuasai alkohol. Kepalanya terasa berat, namun hatinya seakan melayang. Mungkin segelas lagi, nyawanya yang bakal
benar-benar melayang. Ia pun merasa cukup dan beranjak ke tempat tidur.
Tubuh Angela terjatuh ke tempat tidur seperti seorang peri yang lantas terbang ke awan. Kenangan mengecup dengan mesra. Alunan musik itu terus menghadirkan keindahan dan kenangan-kenangan itu berloncatan dalam ilusinya seiring lagu mengalun merdu.
*Bukannya, aku yang tidak mencintaimu
tetapi kenyataan yang tak ijinkan sekarang
berpisah, denganmu
sungguh aku, layu dan membeku
berpisah, denganmu
semakin aku, yakin akan cintamu
baiknya gagal dari pada kau menyesal
baiklah kita coba sama-sama tegar
hooo uwooo*
Angela kembali ke masa itu, dimana ia suka bersandar ke bahu kekasihnya yang sedang bermain gitar akustik dan menyanyikan lagu itu.
Raga Angela memang terkapar bebas seperti seorang nahkoda dalam kapalnya hancur berserakan. Kamar Angela berantakan. Angela terdampar di negeri mimpi yang penuh dongeng yang ia karang sendiri. Bahkan baju pengantin yang ia rancang sendiri sudah ia hancurkan. Hidup Angela hancur, apalagi sekedar membenahi kamar. Angela merasa berputar dan kepalanya terasa semakin pening, ia pun merasakan sesuatu mendesak di tenggorokannya. Ia hendak muntah dan sebelum itu terjadi di atas kasur, ia buru-buru merayap ke kamar mandi.
HUEKKK!
lama Angela di kamar mandi, sampai isi perutnya habis mungkin. Semua orang hanya mengenal tubuhnya yang indah dan sering terpampang di majalah-majalah. Tapi tidak ada yang tahu, isi dalam tubuh yang indah itu hancur. Berserakan seperti muntahannya itu.
Sampai habis rasa mual, baru ia bisa tertidur pulas.
BRAKKK!
Pintu rumah Angela didorong dengan keras, seperti di tendang dengan sekuat tenaga.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments
Yamazakura
siap 👍 Terima kasih masukannya
2022-10-09
0
🍒⃞⃟🦅Indras💕
maaf..sedikit saran kak: minggat=pergi tanpa kabar, biar lebih lebih halus sedikit🤗
makasih
2022-10-09
1
𝐙⃝🦜ᶻᶦᶠᵉᶦₛᵢₙ𝓰ᴬʸᵘ𝒹ₑ𝓌ₑₖ🍀⃟❣️
aku mampir thor🙏semangat ya
2022-10-09
1