Suamiku Terjerat Cinta Sahabat
CURIGA
Malam itu aku merasakan gelagat aneh dari sang Suami. Seperti biasa jika larut malam dia selalu keluar kamar, dan ketika berjalan suamiku selalu mengendap-endap seakan tidak ingin di ketahui oleh sang Istri.
Pura-pura mata ini aku pejamkan dengan rapat agar suamiku tidak mengetahui atau aku melihat dia sedang keluar kamar.
Klekkk..
Suara pintu sangat pelan terdengar dia buka, dag-dig-dug mulai terasa jantung ini.
Entah mengapa aku merasakan hal itu.
Namaku Frisilia Mehendra, biasa orang memanggilku dengan sebutan Lia. kini usiaku menginjak 29 tahun dan anakku baru satu seorang perempuan yang bernama Cantika, yang berusia 9 tahun, dia sudah kelas 3 SD.
•••
Setengah jam sudah sang suami keluar kamar, karena dihinggapi rasa penasaran lalu akupun dengan keberanian yang penuh, menyeret langkah kakiku ke arah dimana suamiku berada.
Mataku berselancar mengelilingi ruangan rumah, aku mencari keberadaan sang suami sedang dimana.
Aku pun dengan sangat hati-hati untuk melangkahkan kaki menuju arah dimana sang suami berada, karena takut di ketahui olehnya.
•••
Sayup-sayup terdengar suara manja dari sang suamiku. "Sayang, Mas, kangen loh, sama kamu," terdengar begitu romantis ketika sang Suami, dengan memanggil kata sayang, dari mulutnya.
Jantungku berasa di remas tatkala mendengar.kata sayang, dari mulut suamiku itu. " Mas, apakah ini awal kehancuran rumah tangga kita!" batinku bergejolak tidak karuan.
Aku menghela nafas secara perlahan dan aku cubit secara perlahan kedua pipiku. Mungkinkah aku sedang berada di dalam mimpi atau ini hanya halusinasi aku saja?
Badanku terasa lemah lunglai, aku menghempaskan badanku ke lantai, kulihat arah kamar Anakku yang pintu kamarnya sedang terbuka, dan nampak Anakku sedang tertidur lelap. Tak terasa bulir putih akhinya meluncur deras dari pelupuk mataku.
Mengenang indah masa-masa dahulu, ketika aku selalu di antar jemput oleh sang suami ke tempat kerja. Suamiku bernama Adrian Wiguna, biasa di panggil dengan nama Rian, usianya hanya terpaut 2 tahun denganku, dia berusia 31 tahun.
Dia selalu setia menunggu kepulangan aku di tempat kerja.
"Sayang, aku selalu menjaga kesucian cinta kita. Pokoknya aku tidak akan meninggalkan kamu. Aku takut kehilangan kamu." ucapan itu selalu terngiang-ngiang di benakku.
•••
Kreekkkk...
"Mah, sedang apa termangu di bawah pintu!" suamiku terkejut tatkala melihat sang istri sedang duduk di lantai dengan air mata yang menetes di pelupuk matanya.
Sontak aku terkesiap tatkala melihat sang Suami, sudah berdiri tegap tepat di hadapanku. Karena aku tidak mau menyalahkan sang Suami, atau mungkin suara kata panggilan kata dayang tadi hanya kuping aku saja yang usil.
Aku pun mencoba menghapus air mata yang menetes di pipi dan menyembunyikan semuanya dari suamiku bahwa aku saat ini sedang curiga terhadapnya.
"Pah, kaki Mama, tiba-tiba sakit kesemutan. Tadi Mama mau ambil air hangat ke dapur," ucapku terbata-bata.
Sang Suami menatap lekat seakan dia bertanya di dalam dirinya sendiri mungkin dia berpikir. Apa benar yang di ucapkan sang Istri tersebut! " Ya sudah, air nya, berarti belum Mama ambil ke dapur?" sang Suami pun merasa lega hatinya karena dia berpikir tidak terdengar obrolannya dengan wanita lain oleh sang istri.
•••
Karena melihat aku meringis kesakitan di bagian kaki dan itupun kulakukan padahal dengan rasa pura-pura. Mungkin sang Suami merasa iba melihat sang Istri meringis.
Sang suami lalu menggendong sang Istri menuju kamarnya.
Di tatapnya lekat wajah sang Suami tatkala bola mata kami sangat dekat beradu pandang.
"Mungkinkah tadi hanya halusinasi aku saja, Suamiku begitu perhatian dan sayang terhadapku. Tidak mungkin dia melakukan perselingkuhan!" gumam hati aku.
Aku pun sangat mencintai dia.
•••
Tubuhku dia rebahkan di kasur oleh sang suami, tatkala aku sudah tiba di dalam kamar.
"Tidur Mah, Papa mau ambil air hangat dulu," ucapnya sambil tersenyum. Dia pun berlalu dari hadapanku.
Ku tatap lekat sang Suami, lalu aku raih tangannya ketika dia akan berlalu dari hadapanku.
"Pah..." ucapku lirih.
"Kenapa Mah," jawab Suamiku.
Senyuman suamiku membuat hatiku luluh. Mas Rian yang mempunyai lesung pipi dan berhidung mancung membuat aku terbuai dengan pesonanya, dan entah mengapa rasa curiga sirna seketika.
"Nggak apa-apa Pah. Aku cinta dan sayang sama Papa," aku mencium punggung tangan suamiku beberapa kali.
Suamiku juga melakukan hal yang sama dia lalu memelukku dengan erat.
"Tidak mungkin, itu tadi hanya halusinasi aku saja." gumam hati kecilku yang tadi mendengar ucapan Suamiku, yang terdengar mesra bersama wanita lain di telepon."
"Yasudah Mah, Papa mau ambil air hangat dulu. Jadi nggak nih!" ucapnya terdengar merdu dan manja.
Aku menganggukkan kepala, hatiku sangat senang sekali karena usia pernikahan aku sudah 10 tahun, tapi dia tetap romantis dan perhatian.
••••
Mas Rian pun berlalu ke dapur untuk mengambil air minum hangat untukku.
Ku pandangi satu persatu foto kebersamaan aku dengan Mas Rian, dan juga Cantika anakku di atas meja dan dinding.
Begitu hangat kebersamaan keluarga kecil kami nampak terlihat disana. Sifat anakku Cantika yang berusia 9 tahun, cukup dewasa dan dia sangat peduli terhadap siapapun.
Aku beruntung mempunyai Anak seperti Cantika karena dia pribadi yang menyenangkan, aku selalu ungkapin keluh kesahku terhadap anakku apapun itu.
Aku anak tunggal tidak punya Adik dan Kakak, dan aku sangat dekat dengan Adiknya Mamaku, yang bernama Tante Restu, dia pribadi yang sangat menyenangkan di banding dengan Ibuku yang selalu sibuk mengurus bisnis kulinernya bersama Bapak.
Aku jarang bertemu dengan Ibu dan Bapak, mereka suka pergi keluar kota untuk mengurus usahanya.
•••
"Sayang..."
Aku di kejutkan dengan suara panggilan dari sang suami.
"Kenapa lagi, kamu ngelamun ya?" tanya suamiku sambil membawa teh hangat dan goreng pisang.
"Mas, pantesan kamu lama, ternyata kamu goreng dulu pisang kesukaanku," ucapku.
Mas Rian ternyata membuat dulu goreng pisang pantesan dia lama datang.
"Iya sayang, biar perut kamu di isi dulu ya," ucapnya lirih.
Lalu Mas Rian menyuapiku, dengan pisang goreng yang masih hangat, aku lekat menatap sang Suami dengan penuh rasa cinta yang tulus.
"Mas, kamu jangan pernah ninggalin aku, dan menduakan aku," ucapku seakan memohon.
Mas Rian terkejut nampak dari raut mukanya.
"Ngomong apa sih, Mah," Mas Rian seakan menutupi dan menyembunyikan sesuatu.
Mas Rian pun seakan tidak bisa berkata apapun.Dia hanya asik menyantap dengan pisang gorengnya.
•••
Setengah jam kemudian.
"Nah, Mama sekarang mending tidur," ucap Mas Rian. Mas Rian kemudian mengecup keningku dan mendekap erat tubuhku dengan penuh kenyamanan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 236 Episodes
Comments
Uthie
Mampir untuk cerita yg awalan nya aja sudah sport jantung bacanya 👍😂😂
2023-05-23
1