Lia cemberut.
"Mas aku minta pulang saja," terlihat Lia sang istri membangunkan Rian sang suami. Tapi mata Rian, terpejam seakan lelap dari mimpinya. Lia terus menerus menggoyangkan badan sang Suami.
"Aku kesal, terus menerus di kritik oleh mertua, dasar mertua cerewet," ucapnya cemberut terlihat kesal.
Arghhh..
Tiba-tiba sang suami bangun.
"Kenapa sih Mah, kamu kalau sama Ibuku selalu begitu salah paham," ucap sang suami. Rian ternyata mendengar ocehan sang istri barusan.
"Salah paham! maksudnya, bukan salah paham Pah, Ibumu cerewet," ucap Lia.
"Maklum udah tua, kamu selalu di masukin ke hati, anggap saja itu Ibumu agar kamu tidak sakit hati," ucap sang suami.
"Ayo, Mah, kita pulang saja," sang Anak pun akhirnya bangun mendengar obrolan Mama dan Papanya terdengar berisik.
Jam menunjukkan pukul 11 siang, akhirnya keluarga kecil Rian, pulang. Nampak Rian sedang mengepak baju ke dalam mobil.
"Ibu heran sama istrimu, dia kayaknya tidak memperhatikan penampilan kamu," ucap sang Ibu kembali memperlihatkannya ketidaksukaan dirinya kepada sang menantu.
"Penampilan yang kayak gimana sih Bu, yang Ibu nggak suka dari Rian," sang Anak terlihat santai menanggapi ocehan sang Ibu
"Ini loh, badanmu lihat jadi kurus gini, jadi penampilan kamu jelek kalau kurus," sang Ibu memegang badan Rian
"Nggak lah, Bu. Segini nggak kurus ini berisi," ucap Rian terkekeh tertawa.
"Ngeyel, kalau di bilangin orang tua," sang Ibu berlalu dari hadapan anaknya tersebut dengan muka nampak cemberut.
Kemudian sang Ibu memasuki ruangan lalu duduk dan menatap layar televisi, nampak Cantika sang Cucu menghampiri Neneknya tersebut.
"Nek, Cantika mau pulang," kemudian dia mengecup kening sang Nenek dan memeluknya.
"Saya juga pamit Bu," ucap Lia, mencium punggung tangan sang Ibu mertua.
"Nenek, kenapa cemberut," tanya sang Cucu.
Sang Nenek terdiam pandangan hanya lekat ke layar Televisi.
Tiba-tiba Rian datang, dan mendengar apa yang barusan di ucapkan sang Anak.
"Mungkin Nenek lagi sakit gigi, jadi cemberut. Iya, kan Nek," Rian menggoda sang Ibu.
Ibu nampak masih cemberut.
"Pah..." Lia, mencolek punggung sang Suami, pertanda sang Ibu mertua jangan di goda, karena dia sedang kesal.
"Bu, kita pergi dulu ya," ucap Rian.
Sang Ibu hanya menganggukkan kepalanya.
Ibu kesal dengan perlakuan Rian tadi, seakan Rian mengejeknya. Padahal Ibu serius ketika berucap kepada sang Anak, maklum sang Ibu udah tua, dan mungkin rasa tersinggung cukup besar.
Keluarga kecil Rian, lalu memasuki mobil di ikuti oleh sang ART, yang menutup gerbang halaman garasi. Nampak Cantika melambaikan tangannya dan tersenyum,
di sana pun sang Ibu nampak datang secara tiba-tiba, keluar dari dalam rumah nampak muncul terlihat.
Mungkin sang Ibu ingin melihat sang Cucu pamit keluar dari rumahnya.
"Pah, lihat Nenek akhirnya keluar," ucap Cantika tertawa terkekeh.
"Dadah dong, sama Nenek, lambaikan tangan, tersenyum manis," ucap Rian.
Cantika pun melambaikan tangan kepada sang Nenek dan tersenyum lebar
"Dadah, Nenek.." ucap sang Cucu
Mobil Rian pun berlalu dari dalam rumah sang Ibu, menuju rumahnya.
Drett...Drett..Drett...
Tiba-tiba bunyi suara telepon berdering di ponsel milik Rian. Terlihat nama si pengirim Citra, nampak Lia melihatnya karena ponsel sang suami di simpan di letakkan di dekat tempat duduk sang suami.
"Citra, siapa itu Pah?" tanya Lia, sang istri.
"It-ituu, temen kantor Mah," ucapnya gugup.
"Oh, mungkin penting Pah, coba angkat dulu," ucap Lia, tidak menaruh curiga sedikitpun.
"Untung Lia nggak menaruh curiga, padahal itu Citra, temannya juga yang dulu pernah bisnis," gumam hati Rian.
Kemudian Rian memberikan pesan, kepada Citra, bahwa dia sedang di perjalanan bersama keluarga.
Dari sana pun Citra sudah paham, kalau Rian sedang bersama Keluarganya, Citra tidak akan mengganggu.
"Sayang mau makan dimana kita," ucap Rian melirik Cantika, seakan melumerkan suasana juga karena terlihat setelah Rian memberikan pesan kepada Desi, Lia diam.
"Bebas," jawab sang Anak.
"kalau begitu bagaimana kalau kita nonton bioskop saja," ucap Rian kepada anaknya.
"Nggak ah, makan aja di Mall," pinta sang Anak terdengar malas ketika di ajak nonton Bioskop oleh sang Papa.
"Oke," ucap Rian.
Rian pun mengemudikan mobilnya menuju Mall terbesar yang ada di kota tersebut.
Tiba di Mall.
Nampak Cantika terlihat senang ketika memasuki Mall, lalu dia berlari ke Restoran yang ada di Mall tersebut.
Cantika terlihat sedang memesan beberapa makanan, sedangkan Lia asik dengan ponselnya, sementara Rian matanya berselancar mengelilingi tempat tersebut.
Mata Rian tertuju keluar Restoran, dan dia terkejut ketika melihat Citra sedang berjalan dengan seorang lelaki tampak akrab sekali.
Citra sedang memilih baju, dan ada dua baju di tangan Citra, lalu dia memperlihatkan baju tersebut kepada lelaki itu.
Sang lelaki tersebut nampak tersenyum, mungkin Citra mau membeli baju tersebut dan minta sang lelaki itu untuk memilih baju yang bagus dipakai untuknya yang mana.
"Gawat, siapa itu!" gumam Rian,.
Seketika dadanya bergemuruh, dia dihinggapi rasa cemburu.
"Pah, Pah.." Lia menepuk pundak sang suami, sementara Rian, terlihat sedang bengong.
"Paahhh" Cantika sedikit berteriak suaranya, tatkala memanggil sang Papa.
"Iy ..Iya," jawab Rian, nampak terkesiap.
"Lihat apa sih, Pah, ko' seperti sedang melamun," tanya sang istri
"Ng-nggak ko' nggak, sedang melamun," ucap Rian terlihat gugup.
"Mau pesan apa Pah," ucap sang Anak.
Rian kemudian melihat buku pesanan makanan, tapi dalam hatinya tidak bisa di pungkiri dia sangat cemburu dan seakan tidak percaya dengan apa yang sedang dia lihat barusan.
Rian seakan tidak selera untuk makan lalu dia menulis pesanan hanya air mineral saja.
"Papa, kenapa nggak makan, ko' hanya air mineral saja," ucap sang Anak.
"Papa, nggak selera makan, Sayang," ucap Rian, menatap sang Anak.
.
"Loh, kenapa Pah, bukannya tadi bilang, Papa lapar waktu di mobil," ucap sang istri.
"Nggak apa-apa Mah, tiba-tiba perut Papa nggak enak," ucapnya.
Cantika melambaikan tangan kepada sang pelayan, dan sang pelayan pun datang.
"Ini pesanannya, Kak," ucap Cantika memberikan buku pesanan kepada sang pelayan.
"Mohon, tunggu 20 menit ya," ucap sang pelayan tersenyum ramah.
~~
Mata Rian kemudian tertuju lagi ke arah dimana tadi Citra sedang memilih baju.
"Kemana ya, perginya. Sudah tidak ada," gumam hati Rian. Matanya kembali berselancar ke area sekitar, tapi sia-sia sudah tidak ada Citra di sana.
"Pah, cari siapa sih," ucap sang istri.
"Tadi aku lihat teman, tapi sudah tidak ada," ucap Rian.
"Oh, mungkin sudah pergi. Siapa Pah?" tanya Lia terlihat penasaran.
"Teman kerja, ya sudah Mah, mungkin sudah pergi dia," ucapnya, takut sang istri berkepanjangan bertanya.
"Apa aku salah lihat ya," gumam hati Rian.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 236 Episodes
Comments