Nampak anaknya Rian yang bernama Cantika terlihat gembira ketika di dalam mobil menuju ke rumah sang Nenek.
"Pah, apa Ibu nggak bakal marah. Kita telat datang buat makan malam," ucap sang istri terlihat nampak khawatir.
"Nggak lah, Mah. Santai saja," jawab sang suami terlihat santai menanggapi ucapan sang istri.
Tapi entah mengapa dalam hati Lia, sang istri dihinggapi rasa takut jika sang Ibu mertua nanti marah.
Satu jam kemudian.
Sampai juga di rumah Mama Mertua. Nampak Rian menyalakan bunyi klakson berkali-kali ketika tiba di depan gerbang rumah. Nampak rumah sang mertua begitu besar dan asri banyak pepohonan disana.
Kemudian terlihat sang ART membuka pintu gerbang dengan muka menampakkan muka sumringah.
"Neng Cantika..." ucap sang ART ketika melihat Cucunya, sang majikan yang terlihat dari dalam kaca mobil.
Cantika tersenyum kemudian dia turun dari dalam mobil dan berlari cepat ke dalam rumah.
"Nenek, Cantika datang, Nek," ucap sang Cucu, matanya berselancar mengelilingi ruangan sekitar. Karena di ruangan tamu dan ruang keluarga tidak ada keberadaan sang Nenek, Bianca pun berlalu ke meja makan yang letaknya dekat dengan dapur..
Nampak disana terlihat sang Nenek sedang menyiapkan puding rasa coklat.
"Nenekkk," teriak Cantika sambil memeluk sang Nenek. Sontak sang Nenek tersenyum lebar dia sangat senang sekali ketika melihat kedatangan sang Cucu.
"Halo sayang, ini Nenek buat puding rasa coklat kesukaan kamu," ucap sang Nenek lalu
dia mencium mesra dan memeluk sang Cucu.
"Bu, sehat," tiba-tiba Rian datang memeluk dan mencium punggung tangan Ibunya tersebut. Dan Lia sebagai sang menantu melakukan hal yang sama.
"Kenapa telat datangnya, Bapakmu baru saja keluar. Dia ada tamu dari luar kota jadi pergi untuk bertemu dengan tamu tersebut di sebuah Kafe," ucap sang Ibu.
Kebetulan Bapaknya Rian, bekerja di salah satu Bank, dan mempunyai jabatan di tempat perusahaannya tersebut sebagai Manager.
"Kamu nampak kurus Nak," pandangan sang Ibu mengarah ke Rian, sang anak.
"Iya Bu, akhir-akhir ini pekerjaan kantor cukup banyak, dan aku kurang istirahat," ucap Rian.
"Nah, ini jadi PR buat kamu Lia, kamu harus kasih makanan bervitamin dan jaga pola makan suami kamu," sang mertua seakan mengejek menantunya itu.
Lia hanya menganggukkan kepalanya dan dia pun tidak banyak kata.
"Dugaan ku benar kan, pasti ada saja yang buat hati gak nyaman dengan ucapan Ibu mertuaku ini," gumam hati Lia.
Lia menghela napas panjang.
Melihat roman muka sang istri seperti sedang sedih dan juga kecewa dengan omongan Ibunya, dengan spontan sang suami mengalihkan pembicaraan.
"Bu, masakannya banyak banget, " ucapnya ketika membuka tudung saji di meja makan.
Nampak di meja makan tersebut sudah tersedia. Udang aaos tiram, Cah Kangkung, Ayam goreng, Sayur sop dan Parkedel jagung, tidak lupa Puding rasa coklat yang sudah di tata di dalam wadah.
Lia seakan tahu keadaan bahwa suaminya sedang mencoba menutupi sifat cerewet sang Ibu. Dia pandai sekali menutupinya.
Nampak sang Ibu dan keluarga kecil sedang menikmati masakan yang tersaji di meja makan. Nampak terlihat Rian sangat lahap makannya. Di meja makan tersebut hanya terdengar bunyi sendok dan garpu yang saling bentrok satu sama lain.
"Wah, makannya lahap ya Nak, enak kan masakan Ibumu," Ibu terlihat senang karena masakannya disukai oleh Rian, dan terlihat Rian begitu lahap ketika makan.
"Enak Bu, nih, buktinya nambah terus makannya," jawab Rian dengan tetap fokus ke piring yang di isi nasi dengan udang saos tiram," sang istri, Lia hanya diam.
"Lia, kalau masak kayak Ibu, enak. Tuh, Rian pun jadi lahap makannya. kalau lahap makan kan, dia tidak kurus badannya," ucap sang mertua. Bicaranya sang mertua kembali menyinggung hatinya.
Mungkin karena Rian tengah fokus makan, Rian pun tidak mendengar sang Ibu barusan menyindir sang menantu.
"Nek, Mama juga masakannya enak loh," ucap Cantika mencoba menghibur hati sang Mama yang nampak terlihat nggak PD ketika di depan Ibu mertuanya itu.
Acara makan pun sudah selesai tidak terasa jam menunjukkan pukul 10 malam, nampak Cantika tertidur di kursi Sofa.
"Nak, nginap saja disini ya," ucap Ibunya Rian.
"Besok kan hari libur," sambungnya lagi.
Kemudian Rian melirik sang istri, dia berpikir pasti sang istri tidak mau untuk menginap di rumah sang mertuanya.
Ibu mertua melihat ketika sang anak melirik sang menantu dan Ibu pun seakan mengerti keadaan tersebut, bahwa menantunya pasti nggak mau menginap di rumahnya.
"Nak, barusan Bapakmu memberi pesan kalau Bapakmu nggak pulang malam ini karena ada urusan penting, jadi kamu temenin Ibu
menginap disini ya," ucap sang Ibu terlihat memohon.
Seperti biasanya Rian tidak bisa menolak jika sang Ibu meminta keinginan kepada anaknya pasti harus di penuhi. Rian lagi-lagi melirik istrinya, Lia.
"Lia, kamu kali-kali menginap disini, sudah jangan menolak," Ibu berlalu dari hadapan mereka kemudian dia memasuki kamar.
Rian hanya menghela napas secara perlahan. Rian jika menginap di rumah Ibunya selalu di sediakan kamar dan di dalam kamar tersebut ada lemari yang tersedia baju dia dan Lia, beserta anaknya.
"Mah, gimana Ibuku suruh kita menginap," ucap Rian, sambil menatap lekat Lia sang istri.
"Yasudah nggak apa-apa Pah," jawabnya tersenyum tipis.
Kemudian Rian memangku Cantika menuju kamar, di ikuti dari arah belakang oleh sang istri dengan muka sedikit tertunduk.
Keesokan harinya.
Pagi sekali sang mertua sudah bangun, nampak dia sedang melakukan olahraga di halaman rumah dengan menggerakkan tubuhnya.
Tiba-tiba Lia duduk di kursi teras sambil memandangi sang Ibu mertua.
"Pagi-pagi itu olahraga biar segar, bangun pagi, jangan duduk termangu!"
Degh..
Omongan sang mertua begitu pedas terdengar, Lia hanya menghela napas panjang.
"Maksudnya apa, Ibu mertuaku dari malam selalu menyindirku. Rasanya aku udah capek mendengar ucapannya," gumam hati Lia.
"Rian masih tidur sama Cantika?" tanya lagi sang Ibu mertua.
"Masih Bu," jawab sang menantu.
"Jangan di bangunkan kasihan mereka, mungkin kelelahan," sindir lagi sang Ibu mertua.
"Aneh, sama aku menantunya. Pagi suruh olah raga, sedangkan sama anaknya suruh tidur jangan di bangunkan," gerutu lagi Lia.
Tiba-tiba sang ART datang dengan membawa minuman jamu.
"Bu, ini jamunya sudah tersedia, mumpung masih hangat," sang ART yang bernama Wiwin menawarkan jamu tersebut kepada Ibunya Rian.
"Ya Win," jawabnya.
Kemudian sang Ibu langsung berjalan ke arah dimana Lia sedang duduk.
Lia nampak tertunduk pandangannya tidak berani menatap sang mertua.
"Lia, kamu belum mandi ya," tanya sang mertua
"Belum Bu, bentar lagi," jawabnya.
"Istri Haris terlihat cantik di hadapan suami biar suami betah," sang mertua bicara lekat ke kuping Lia.
Lia pun hanya mendelik.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 236 Episodes
Comments
S
Nasehatin mantu kayak air mengalir sampe jauh,ntar ujung ujungnya eh papa mertua punya istri simpanan.kejang gak tuh..mama mertua.
2023-05-27
1
Uthie
Kayanya suaminya mamah mertua nya juga kaya punya wanita lain juga gak sihhh? sok ngajarin, tau nya dia sendiri gak bisa jagain suaminya kalau emang dasar lakinya doyan selingkuh 🤨😌
2023-05-23
1