Sesampai di rumah.
Lia pun memasuki rumahnya dengan napas tersengal-sengal. Sang Tante dihinggapi rasa khawatir dan penasaran
"Lia, kamu kenapa?" tanya Tante Restu.
"Aku sudah melabrak si pelakor itu!" jawabnya dengan dihinggapi emosi.
"Maksud kamu apa! kamu ketemu sama si Desi?" tanya sang Tante.
Lia mengganggukan kepalanya dengan bercucuran air mata
"Kamu ketemu sama Desi di mana? Atau kamu barusan tengah melihat suamimu dengan si Desi?" tanya lagi sang Tante seakan dihinggapi penasaran.
"Iya Tan, aku tadi memergoki mereka berdua di Restoran, yang sama. Saat mereka kemarin bertemu," jawab Lia
Nampak terlihat sorot mata Tante Restu begitu dihinggapi rasa pilu, tatkala melihat Lia dihinggapi rasa sedih yang begitu teramat.
___
Satu jam kemudian.
Nampak suara mobil Rian datang memasuki halaman garasi. Tante Restu dengan cepat berjalan keluar teras.
Tante Restu sorot matanya tajam tatkala melihat Rian keluar dari dalam mobil.
"Belum tidur Tan?" tanya Rian seakan tidak ada masalah.
Tante Restu tidak menjawab pertanyaan Rian, hanya pandangan matanya yang terlihat sinis.
"Dari mana kamu! Tante mau bicara sama kamu," ucap sang Tante.
Akhirnya Rian pun duduk di pinggir sang Tante di kursi teras.
"Ada apa Tan?" tanya Rian, terlihat santai.
"Kamu ada hubungan apa dengan Desy?" tanya sang Tante.
Degh..
Hati Rian tidak karuan setelah mendengar pertanyaan sang Tante, sangat menyudutkan hati dan pikirannya.
"Ng-nggak ada apa-apa, Kok," jawabnya terdengar gugup.
"Kamu jangan bohong, Rian," ucap Tante Restu.
"Iya, Tan. Aku tidak ada hubungan apa-apa dengan Desy, hanya teman saja tidak lebih dari itu." jawabnya membela diri.
Tante Restu terlihat membuang napas kasar, dia seakan bingung. (Siapa, yang akan dia percayai, karena Rian seakan tidak berbohong ketika berucap,). karena dari nada bicara Rian dia seakan tidak bersalah.
Nampak Tante Restu diam seribu bahasa tidak melanjutkan percakapannya.
•••
Akhirnya Rian pun memasuki kamar tampak terlihat di sana, Lia sedang duduk di kursi cermin dengan berderai air mata.
Rian menghela napas panjang.
"Itu semua tidak yang seperti kamu bayangkan!" ucap Ryan dengan tatapan lekat ke arah Lia.
Lia hanya diam seakan tidak mau mendengar ucapan dari sang suami.
"Tadi Desy, cerita masalah suaminya, yang mau kembali dengannya. aku iba saja sih, jadi aku dengar curhatannya." ucap Rian seakan membela diri.
"Tapi kamu bohong sama aku Pah! Tadi bilang kamu mau ketemu tamu yang datang dari luar kota, ternyata kamu ketemu sama si Desi!" ucap Lia dengan sesunggukkan.
"Iya, acara ketemu sama tamu luar kota, tapi nggak jadi Mah, di cancel besok. Tapi tiba-tiba Desi meneleponku, dia sedang berada di Restoran tersebut. Ya, aku samperin. Mama kok, marah sih, kenapa?"
"Ya, jelas aku marah karena kamu berselingkuh dari aku! Yang namanya selingkuh pasti nggak bakalan ngaku." ucap Lia. Karena nada bicara Lia terdengar keras, jadi membangunkan orang yang sedang tertidur.
"Ada apa Mah," ucap Cantika masuk ke dalam kamar Lia. kebetulan kamar tersebut tidak ditutup.
"Nggak ada apa-apa, Sayang. Ayo, masuk
ke kamar tidur lagi, Besok kan mau ada acara syukuran ulang tahun, jadi Cantika harus tidur, harus istirahat," ucap Tante Restu yang tiba-tiba menghampiri Cantika.
Lalu Tante Restu membawa Cantika ke dalam kamar, agar tidak mendengar pertengkaran antara kedua orang tuanya.
•••
"Keluar Pah, aku tidak mau diganggu dulu!" ucap Lia.
Rian pun keluar dari kamar
Lia pun menutup kamarnya dan mengunci kamar tersebut, nampak di dalam kamar dia sesunggukkan menangis.
Dadanya terasa sesak, dia seakan sedih tatkala mengingat kejadian tadi.
Saat dia menampar sahabatnya, Desy.
"Apa yang sudah aku lakukan tadi, terhadap Desi. Aku menamparnya!" ucapnya sambil menatap telapak tangan sebelah kanan.
Lia pun kembali menangis histeris, karena tangisan Lia semakin terdengar keras Rian pun dihinggapi rasa khawatir.
"Mah, buka pintu, Buka pintunya!" teriak Rian di luar kamar.
___
Tidak ada jawaban yang terdengar di dalam kamar, nanun hanya ada suara isak tangis yang menyelimuti kegundahan hati sang istri.
Rian menghela napas panjang.
"Kamu tidur di sofa aja Rian, biar Lia hatinya tenang dulu." ucap Tante Restu terdengar sinis menatap kedua bola mata Rian yang tiba-tiba datang dari kamar Cantika.
Rian pun akhirnya mengalah, dia berlalu ke kursi sofa dan merebahkan badannya di sana.
Rian mengambil remote Televisi, lalu pandangannya lekat ke arah layar Televisi tersebut. Entah siaran apa yang dicari oleh Rian, karena dia hanya memindahkan satu channel ke channel yang lainnya, tanpa menatap fokus ke acara tersebut.
Matanya ke layar Televisi, tapi pikirannya melayang bercabang antara memikirkan Desi dan sang istri, dia dihinggapi dilema.
"Aku tidak pandai bersembunyi dari selingkuh dan akhirnya semua terbongkar," gumam hati Rian.
Ting..
Tiba-tiba pesan muncul dari ponselnya Rian, nampak Desy memberikan pesan.
{"Mas pipiku sakit! Ini aku lagi minum obat, tadi tamparan keras yang melayang ke pipiku begitu sakit, membuat linu,"} tulis pesan Desy begitu manja, dia seakan ingin diperhatikan oleh kekasih gelapnya itu.
Rian hanya membaca pesan tersebut tanpa membalasnya.
10 menit kemudian Desy pun memberikan lagi pesan. {"Mas Kenapa sih, tidak balas pesan whatsapp ku. Aku sakit tahu. Kamu kok nggak peduli sama aku sih,"} pesan dari Desy membuat kepala Rian seakan menambah pusing, karena keadaan sedang dihinggapi rasa bersalah terhadap sang istri.
Akhirnya Rian pun mematikan ponsel tersebut karena takut Desi nanti meneleponnya dan pembicaraan dia, terdengar oleh tante Restu juga istrinya.
_____
keesokan harinya.
nampak Teh Sumi dan Tante Restu sedang beres-beres rumah karena hari ini, ada syukuran pengajian ulang tahunnya Cantika.
sementara Lia masih bermalasan di kamar
Tokkk...Tokkk...Tokkk...
"Mah buka pintunya, ini Cantika," ucap sang anak.
Tatkala mendengar suara anaknya memanggil namanya, Lia pun melirik jam dinding yang menempel di dinding. Ternyata Jam sudah menunjukkan pukul 10 siang.
"Jam 10 ! Aku bangun kesiangan gara-gara sahabat goblok itu," ucap pria terlihat masih dihinggapi rasa kesal.
Kreekkkk..
Pintu pun akhirnya dibuka oleh Lia.
"Maaf ya, Mama kecapean jadi tertidur pulas," ucap sang Mama menatap anaknya tersebut.
"Mama baru bangun? Cepat mandi dulu. Masa mau ada acara syukuran di rumah mama bermalasan," ucap Cantika
"Iya Sayang, bentar ya, Mama mandi dulu," ucap Lia sambil berlalu ke kamar mandi.
•••
"Selamat ulang tahun Sayang, semoga kamu panjang umur ya," ucap Rian.
Tiba-tiba Rian datang dan memeluk erat dari arah belakang kepada sang anak.
Cantika tersenyum renyah sambil memandangi sang papa
"Terima kasih ya, Pah! Kadonya mana?"
ucap sang anak.
"Coba kamu merem dulu," ucap sang Papa.
Rian ternyata sudah mempersiapkan kado spesial untuk anaknya tersebut.
"Nah, sekarang buka matanya," ucap Rian.
Sang anak pun membuka kedua matanya secara perlahan.
Setelah matanya terbuka lebar dengan sempurna. Mata Cantika membulat, dia seakan tidak percaya kado dari sang Papa yang diberikan.
"Wah, bagus banget," ucapnya.
Sebuah jam tangan berwarna pink, nampak wajah Cantika tersenyum lebar karena dari bulan kemarin, dia menginginkan jam tersebut tapi belum dibelikan oleh Mamanya.
"Kok, Papa tahu sih, Cantika ingin jam ini! Waktu bulan kemarin, Cantika jalan-jalan ke Mall dan ingin jam ini. Tapi tidak dibelikan oleh Mama. Kata Mama harganya mahal," ucap Cantika ketus.
Cantika menatap sang Papa, dalam hatinya berpikir Papa nya lebih memperhatikan dia, ketimbang Mama nya. Cantika kemudian memeluk kembali sang Papa dengan erat, dan matanya berkaca-kaca.
"Papa, baik banget," ucapnya.
Tiba-tiba Lia keluar dari dalam kamar.
"Bukannya Mama nggak mau membelikan jam tersebut karena harganya mahal, kalau untuk Mama mendingan buat resiko dapur," ucap Lia seakan menyindir sang suami.
"Apa sih, Mah,' jawab Rian.
Lia pun berlalu dari hadapan sang Suami.
Kemudian dia menghampiri Tante Restu, nampak Tante Restu sedang masak di bantu oleh Teh Sumi.
"Lia, gimana keadaan kamu, sudah baikan?" tanya Tante Restu seakan dihinggapi rasa khawatir karena semalam Lia menangis histeris.
"Agak lumayan Tante," ucapnya lirih.
nampak terlihat mata Lia sembab.
"Terus kamu sudah baikan dengan Rian?" tanya Tante Restu kembali.
Dia menggelengkan kepalanya seakan mengisyaratkan dia belum berbaikan dengan sang suami.
"Ya udah sabar aja, mudah-mudahan dia nanti ke depannya rubah. Kamu yang ikhlas aja ya," ucap sang Tante seakan mencoba menyabarkan hati Lia.
"Ya, semoga ada keajaiban," ucapnya.
"Tante Dini mau ke sini tidak?" tanya Tante Restu. kebetulan tante Dini sangat dekat dengan Tante Restu meskipun Tante Dini, istri kedua dari Bapaknya Rian.
Sifat Tante Dini yang sabar dan baik seakan membuat Tante Restu merasa nyaman, ketika berbicara dengan Tante Dini.
"Oh, Iya, Aku lupa! bentar aku telepon," ucap Lia. Karena hari kemarin dia sibuk dengan urusan Rian dan Desi, sehingga dia lupa kepada Tante Dini untuk memberitahukan syukuran anaknya tersebut.
Lia pun merogoh ponselnya di dalam saku celananya. kemudian dia membuka layar WhatsApp dan mencoba menelepon Tante Dini. setelah tersambung kemudian Lia pun memberitahukan kepada Tante Dini, bahwa anaknya hari ini mau syukuran ulang tahun yang diadakan di rumahnya.
"Loh, Kok ngedadak, kenapa nggak dikabarin dari hari kemarin," ucap Tante Dini.
"Maaf, Tan, acaranya ngedadak juga, Lia juga hampir lupa loh, dengan ulang tahun Cantika. Hehehe..," ucap Lia tertawa terkekeh.
"Kamu aneh ya, ke anak sendiri nggak tahu tanggal hari ulang tahun," ejek sang Tante.
Lia pun tertawa terbahak.
Melihat Lia tertawa terbahak, Tante Restu pun dihinggapi rasa gembira karena Lia sudah terlihat tidak sedih lagi, dan seakan sudah tidak peduli untuk memikirkan Rian yang sedang berselingkuh dengan Desi.
"Ya sudah, nanti Tante usahakan buat datang ya," ucap sang tante.
Akhirnya sambungan telepon pun ditutup oleh Lia. Setelah menutup sambungan telepon, nampak terlihat wajah Lia dihinggapi rona berseri.
"Alhamdulillah, kamu sudah bisa tertawa kembali sindir," Tante Restu
"Apa sih, Tan !" ucap Lia tersipu malu.
Tiba-tiba Rian datang.
"Ada apa Tan," tanya Rian mencoba mendekati hati Sang Tante dan Lia yang sedang cemberut terhadapnya.
"Istrimu, katanya lupa tanggal lahir anaknya," ucap Tante dengan nada bicara yang tidak terlihat ramah.
"Kenapa kamu lupa, Sayang! tanggal lahir anak kita?" tanya Rian seakan menggoda sang istri.
Lia hanya menampakan muka cemberut dan berlalu dari hadapan Ryan.
"Sebel banget aku ditanya sama si Rian," gumam hati Lia.
_____
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 236 Episodes
Comments