Amarah Keinara

Selamat Membaca🥰

🧚‍♂️🧚‍♂️🧚‍♂️

Saat sampai didepan ruangan Fakhri, dia berdiri sejenak. Mengatur nafas, dan kemudian mengetuk pintu.

“Masuk!.!” Terdengar suara Fakhri dari dalam ruangan.

“Assalamu’alaikum .... “ Keinara mengucap salam sambil membuka pintu

.

“Wa’alaikumsalam.” Jawab Fakhri dengan nada dingin.

“Pak Fakhri, ini pesanan bapak” Keinara merasa gugup dan heran, ketika melihat wajah Fakhri yang tak seperti biasanya ia lihat. Fakhri terdiam namun menatap tajam kearah Kei. Tak ada senyum diwajahnya. Dan seperti sedang menahan amarah.

“Maaf pak, saya pamit, assalamu’alaikum” Keinara yang merasa Fakhri sedang marah, memilih segera keluar dari ruangan itu.

Setelah meletakkan pesanan Fakhri di atasa meja. Tapi tiba tiba tangan Fakhri menariknya. Sehingga tubuhnya membentur tubuh Fakhri.Tubuh keduanya saling menempel, karena tangan Fakhri mencengkram kuat pinggang Keinara. Wajah mereka hampir tak berjarak.

“Pak Fakhri jangan begini, lepas pak.”

Kei berusaha melaskan diri, tapi cengkraman Fakhri semakin kuat.

Sesaat kemudian dengan rakusnya Fakhri ******* bibir Keinara dengan tiba-tiba, sehingga gadis itu tak sempat menghindar. Salah satu tangan Fakhri berpindah ketengkuk Keinara yang terus berontak dan menekannya untuk memperdalam ciumannya.

”Emmp...emmpt....lepa......lep ...aasss....lepaa...ssss....”

Keinara mencoba melepaskan diri, tetapi tangan Fakhri begitu kuat menahan tengkuknya. Fakhri makin brutal ******* bibirnya. Akhirnya ciuman Fakhri terhenti saat Kei menggigit bibir Fakhri dengan kuat sampai berdarah.

“Lepas pak....”  Teriak Kei sembari melepas tangan Fakhri.

Dengan nafas tersengal dan emosi yang meluap-luap, tangan Kei melayang ke pipi Fakhri. Emosinya benar-benar tak terkendali.

”Apa yang sudah anda lakukan, anda pikir aku apa. Anda pikir aku wanita murahan, yang bisa anda nikmati semaunya. Aku tak menyangka anda setega itu pada saya. Apakah tidak ada cara lain untuk merendahkan saya, sehingga anda melakukan hal kotor seperti ini. Saya benar-benar tak menyangka. Sekarang saya sangat membenci anda pak Fakhri yang terhormat !!” dengan berapi-api Kei memuntahkan amarahnya pada Fakhri. Fakhri hanya terdiam melihat sikap Keinara. Tak menyangka Keinara semarah itu padanya.

“Kei...ma...”

Belum selesai Fakhri bicara, Kei telah pergi dari ruangannya. Fakhri mencoba mengejar dan memanggil nya, tapi Kei terus berjalan melewati lift. Wajahnya pucat karena rasa takut, sementara amarah menguasai dirinya. Dia pikir dia tak mungkin turun dengan kondisi seperti itu menggunakan lift. Jadi dia memutuskan untuk turun lewat tangga darurat.

“Kei...Kei....tunggu, aku bisa jelasin.”

Menyadari Fakhri mengejarnya, Keinara berinisiatif mengecohnya. Keinara menaiki tangga ke arah Rooftop gedung. Berharap Fakhri tak menemukannya. Keinara mendudukan tubuhnya dilantai dan bersandar di pagar pembatas Rooftop. Tubuhnya gemetar ketakutan dan menahan emosi yang amsih menguasai hati dan pikirannya. Keringat dingin menyembul dari pori-pori dahinya, sampai meleleh membasahi pipi putihnya. Nafasnya tersengal-sengal. Sesekali ia menyapu bibirnya dengan ujung hijabnya. Bermaksud untuk menghapus bekas bibir Fakhri.

Setelah nafasnya mulai teratur dan rasa takutnya mulai mereda, gadis itu berdiri melihat pemandangan yang tersaji dari atas gedung itu. Pemandangan kota di siang hari sedikit menghibur hatinya. Sesekali ia beristighfar mengingat kelakuan Fakhri padanya.

“Aku benar-benar tidak, menyangka mas Fakhri tega malakukan ini padaku. Apa maksudnya. Semalam dia begitu baik, tapi hari ini dia berubah. Dia tak lebih seperti lelaki pengumbar nafsu.” Ujar Keinara dalam hatinya.

Kedua tangannya menutup wajahnya bertumpu pada pagar pembatas. Sedari tadi mata Keinara memang berair, tapi Keinara berusaha untuk menahannya.

“Berilah hamba kesabaran ya Alloh." Gumamnya lagi.

“Kei...." Tiba-tiba Fakhri sudah ada di belakangnya.

Keinara terkejut. Keinara melangkah menjauh dari Fakhri.

“Jangan mendekat....saya mohon menjauhlah.” Pinta Kei dengan suara bergetar ketakutan.

“Kei jangan takut,aku...aku...hanya ingin minta maaf atas kejadian tadi. Aku hilaf....aku tidak bisa menguasai diriku” Ucap Fakhri terbata-bata. Ekspresi bersalah jelas muncul di wajahnya.

“Aku terbawa perasaanku. Aku marah...karena aku cemburu...." Ucap Fakhri lagi membuat Keinara terhenyak.

”Aku cemburu saat melihat kamu dengan Rendi, aku tak rela kamu berdekatan sama lelaki lain.....semua karena aku mencintai kamu Kei...aku sayang sama kamu....tolong maafkan aku Kei. Aku bener-bener hilaf.” Ucap Fakhri dengan tatapan sendu.

Keinara menatap tajam kearah Fakhri. Amarah yang sebelumnya sedikit meredup, kini membara kembali. Tapi tak ia luapkan dengan perkataan kasar. Dengan nada pelan dan bergetar gadis itu berucap

”Jangan atas namakan cinta untuk pelampiasan nafsumu,dan jangan kau pikir aku adalah wanita murahan yang mau menjadi tempat pelampiasan nafsumu itu. Aku masih punya harga diri ,jadi jangan hina aku seperti ini. Aku sangat kecewa sama kamu, aku tak menyangka kau tega melakukan ini sama aku. Kamu orang yang kuanggap baik, karena mau berteman denganku yang hanya seorang kurir, ternyata kebaikanmu hanya sebuah topeng.........”

“ Kei...Kei....tolong kamu jangan beranggapan seperti itu. Sama sekali tidak ada maksud seperti itu. Semua terjadi karena aku cemburu. Begitu besar rasa cintaku kepadamu, sehingga aku takut ketika ada laki-laki lain yang mendekatimu. Kei...aku tulus mencintaimu, aku tak peduli kamu siapa...aku ingin kamu menjadi miliku” Ucapan  Fakhri begitu dalam.

“Ucapkan kata-kata itu pada wanita lain, jangan padaku. Karena aku sama sekali tidak percaya. Kamu laki-laki yang tak bisa menghargai cinta. Ucapan cinta dimulutmu hanyalah senjata untuk mencapai kesenanganmu. Betul begitu bukan pak Fakhri yang terhormat!!.” Ucap Keinara sambil berlalu meninggalkan Fakhri.

“Kei...apa yang aku katakan itu benar .Aku benar-benar tulus mencintai kamu, aku sayang sama kamu!!!.” Fakhri berteriak agar Keinara yang semakin menjauh, mendengarnya.

Tapi nyatanya gadis yang di cintainya itu tak peduli. Gadis itu terus menjauh tanpa menoleh. Fakhri gusar, mengacak rambutnya kemudian memukul pagar pembatas. Keinara sudah tak nampak lagi. Fakhri mengambil ponselnya menghubungi seseorang untuk menyiapkan motor di lobi. Fakhri berlari menuruni anak tangga menuju ke lantai tujuh kemudian menaiki lift menuju lantai dasar. Fakhri mencari-cari sosok Keinara. Dan dia menemukannya sedang keluar dari area halaman kantornya.

Fakhri bergegas menaiki motor yang sudah disiapkan untuknya. Fakhri tancap gas menyusul Keinara. Rasa bersalah memberinya semangat untuk melakukannya. Ada rasa sesal di hati pria itu. Padahal baru beberapa minggu yang lalu ia berbaikan dengan Keinara, sekarang ia kembali membuat gadis itu marah, dan amarahnya pasti lebih parah. Ia bertekad bulat untuk segera mendapatkan maaf dari gadis yang dipujanya itu. Jika Keinara tak mau memaafkannya, maka ia akan gagal membawa calon mantu ke rumah dalam waktu dekat. Fakhri meruntuki kebodohannya.

Motor Keinara telah melaju cepat didepan Fakhri. Tapi setelah agak jauh dari kantor Fakhri, Keinara menurunkan kecepatan . Dia tak menyadari kalau Fakhri mengikutinya. Hati Keinara merasa lega, meninggalkan tempat yang telah membuatnya terluka. Air mata yang sempet mengalir telah hilang tak berbekas meski samar-samar masih menyisakan sembab dimatanya. Hatinya sangat terluka, dia masih tak menyangka Fakhri bisa berbuat serendah itu padanya.

Dengan perasaan yang belum benar-benar membaik, Keinara pergi untuk mengajar anak-anak yang kurang beruntung. Dia berharap bersama anak-anak didiknya, dia dapat melupakan apa yang baru saja terjadi padanya.

Fakhri terus mengawasi Keinara, dia tak mau kehilangan jejaknya. Jalanan sedikit ramai, sehingga Fakhri harus ektra dalam membagi konsentrasinya antara jalanan dan Keinara. Laju motor Kei makin jauh, tapi tak mengarah ke resto ataupun kerumah kostnya. Ternyata Keinara menuju pinggiran kota, masuk area pemukiman kumuh yang berdekatan dengan daerah pembuangan sampah. Bau menyengat dari tumpukan sampah menghampiri indra penciuman Fakhri, hingga ia sesekali menahan nafas. Barisan rumah yang beratapkan seng dan berpagar bilik dan triplek menyambut kedatangan mereka. Jalanan tak beraspal serta becek, membuat Fakhri berhati-hati. Fakhri menjaga jaraknya agar tak terlihat oleh Keinara.

Setelah beberapa menit, Keinara berhenti di sebuah gubug sederhana yang beratap seng tanpa dinding. Kedatangannya di sambut oleh anak-anak yang sudah menunggunya. Mereka saling berebut untuk bersalaman. Disana juga ada beberapa wanita dewasa yang turut menyambutnya.

Setelah berbasa-basi, Keinara masuk kedalam gubug dan diikuti oleh anak-anak yang langsung duduk bersila dihadapannya. Sebuah papan tulis dan beberapa meja melengkapi ruangan itu. Mereka berbincang sejenak sebelum Keinara menulis dipapan tulis sambil menjelaskan materi ajarnya. Satu hal yang baru Fakhri ketahui, ternyata Keinara adalah guru bagi anak-anak ditempat itu. Fakhri semakin kagum pada gadis desa itu, dan membuat makin dalam rasa cintanya.

Fakhri yang berpenampilan rapi berjas dan berdasi, menarik perhatian beberapa orang ditempat itu. Apalagi sejak tadi dia duduk dimotornya yang terparkir di pinggir jalan. Hingga salah satu pria yang merupakan warga setempat menghampirinya.

“Sedang menunggu siapa mas?.” Tanya pria yang bernama Dadang itu.

“Ehm...sedang menunggu teman pak.”

“Teman yang mas maksud mbak Keinara bukan?. Karena sejak tadi, mas memperhatikannya.”

“Eh iya pak.”

“Oh....disini panas mas, menunggunya disana saja kalau berkenan.”

“Ehm terima kasih pak, cukup disini saja.”

“Oh ya sudah kalau begitu.”

Fakhri kemudian tersenyum dan dia bermaksud bertanya banyak hal tentang Keinara pada pria yang bernama Dadang itu.

“Maaf pak, kenalkan saya Fakri, nama bapak siapa?.”

“Aku Dadang mas”

"Oh pak Dadang. Bapak kenal dengan teman saya itu?.”

“Tentu saja kenal mas, semua warga sini kenal dengan mbak Nara.”

“Sejak kapan?.”

“Hampir satu tahun ini, sejak ia mulai mengajar disin.”

“Oh...kok bisa Keinara mengajar disini?.”

“Dulu dia menolong saya yang menjadi korban tabrak lari. Pada saat kejadian, mbak Nara ada disitu. Dia membawa saya kedokter, dan mengantar saya pulang kesini. Setelah kejadian itu, mbak Nara sering kesini untuk menengok saya. Membersihkan luka pada kaki saya. Setelah beberapa kali kesini, dia memutuskan untk mengajari anak kami yang putus sekolah. Pertama hanya dua anak, tapi lama kelamaan makin banyak anak yang ikut. Bahkan ada anak yang masih sekolah ikut belajar.Yah seperti yang mas Fakri lihat sekarang, mbak Nara sudah menjadi bagian dari kami.”

Fakhri manggut-manggut mendengar certia Dadang.

”Ternyata hatimu secantik wajahmu Kei, kau wanita yang sempurna” Gumam Fakhri dalam hati.

”Mas.... kok bengong” ucap Dadang membuyarkan lamunan Fakhri.

“eh enggak pak. Saya kaget saja, karena baru tau Keinara bisa mengajar.” Jawab Fakhri sembari tersenyum.

Kembali Fakhri melihat kearah Keinara. Sesekali tampak Keinara tertawa bersama anak didiknya. Begitu ceria nya dia saat mengajar. Mungkinkah dia sudah lupa dengan amarahnya.

Dua jam kemudian Keinara menyelesaikan tugasnya. Satu persatu anak didiknya pulang. Sesaat kemudian nampak Kei menaiki motornya. Wajahnya sama sekali tak menunjukkan kemurungan, tapi saat ia menyadari ada Fakhri di tempat itu, wajahnya berubah menunjukkan amarah. Tapi tak berapa lama wajahnya kembali ceria, saat pak Dadang memintanya untuk berhenti tepat didepan Fakhri.

“Mbak Keinara...mampir dulu yuk” Ajak Dadang.

Kei turun dari motornya tak peduli dengan keberadaan Fakhri.

“Terima kasih pak.” jawab Keinara sambil menyalami dadang dan menempelkan pipinya di punggung tangan dadang.

”Sudah sore, saya harus segera pulang”

“Beneran gak mau mampir?.”

“Sekali lagi terima kasih pak, mohon maaf. Lain kali saya akan mampir. Salam untuk ibu.”

“Ya nanti saya sampaikan. Ya sudah kalau enggak mau mampir. Ini mbak juga lagi ditunggu sama mas Fakhri dari tadi.”

“Hem...saya kesana dulu pak.” Kei hanya tersenyum dan mengampiri warga sekitar yang sedang berkumpul.

Keinara menyalami mereka satu persatu. Kelihatan mereka begitu akrab. Sejenak mereka berbincang, sebelum akhirnya Keinara berpamitan dan melambaikan tangan.

“Pak dadang, saya pulang dulu.”

“Ya nak, hati-hati dijalan.”

Keinara mengangguk sambil tersenyum dan kemudian menaiki motornya. Dan lagi lagi tak memperdulikan Fakhri. Setelah Keinara pergi Fakhripun berpamitan, menyusul Keinara. Keinara melajukan motornya dengan cepat, berusaha meninggalkan Fakhri, tapi Fakhri berhasil menyusulnya.

“Kei...hati-hati jalanya licin, bawa motornya pelan-pelan saja.” Fakhri mengingatkan Kei dengan pedenya.

Tapi Kei tak menggubris. Dia terus melajukan motornya. Sebelum motor Kei masuk kejalan besar, Fakhri menyalip dan berhenti tepat di depan Keinara. Jika Keinara tidak sigap menghentikan motornya, mungkni motornya menabrak Fakhri yang sudah berdiri didepanya. Wajah Kei sudah tak seperti tadi, ceria. Tapi muram penuh amarah.

“Kei maaf...aku terpaksa menghentikan kamu. Karena kamu bawa motornya bikin aku khawatir.”

Keinara terdiam seribu bahasa, tanpa ingin berbicara dengan Fakhri.

“Kei...aku tau kamu sangat marah padaku, tapi please beri kesempatan untukku meminta maaf.” Kei masih saja diam. Matanya melihat kesisi lain.

“Kei...tolong maafkan aku.” Tutur Fakhri dan tangannya hendak meraih jemari Keinara. Tapi Kei dengan cepat menarik tangannya. Mata Keinara mulai mengembun, dan Fakhri segera menyadarinya.

“Baiklah Kei...kalau kau tak mau bicara padaku. Aku akan tunggu sampai kau mau bicara dan memaafkanku. Pulanglah, tapi pelan-pelan bawa motornya. Jangan bikin aku khawatir. Aku akan mengikutimu sampai ketujuanmu, Jika kamu ngebut lagi, aku akan nekat hentikan kamu lagi.”

Fakhri naik kemotor, setelah Keinara melajukan motornya. Fakhri benar-benar mengikuti motor Kei dari belakang dan mengikutinya sampai keresto. Setelah Keinara masuk ke resto , Fakri juga ikut masuk. Tapi kali ini bukan untuk mengejar Keinara, tapi ingin mengisi perutnya yang tak terisi seajak siang.

“Hei Kei, melamun aja kamu. Nih ada titipan dari seseorang buat kamu” Ucap Wahyu sambil menyerahkan lipatan tisu dari tangannya pada Keinara, yang sejak tadi kelihatan melamun.

“Titipan tisu??. Dari siapa?.” Tanya Keinara agak terkejut.

“Enggak tau, tadi dia makan disini. Ya udah aku nerusin tugas dulu.”

Wahyupun pergi meninggalkan Keinara. Gadis itu memandangi dan membolak balik tisu makan yang ada ditangannya. Kemudian membuka lipatannya. “Sholat Berjamaah yuk....”

Keinara menarik nafas panjang, dia tau siapa yang mengirimkan tulisan itu.

Keinara tak menanggapi tulisan itu. Tadi dia memang mau sholat dimushola, tapi sekarang disana pasti ada Fakhri. Jadi dia memilih sholat di ruangan lain. Saat hendak mengambil air wudu, tiba tiba kang Diman tukang parkir resto datang dan memberikan selembar kertas. Katanya dari seseorang yang ada di mushola. Kemudian ia membuka lipatan kertas itu yang isinya adalah tulisan

“Cepetan waktu ashar hampir habis. Kalau kamu gak kesini aku akan jemput kamu kedalam dan aku akan bilang bahwa aku mencintaimu kepada semua orang.”

Keinara bimbang mau dituruti atau tidak. Namun akhirnya dia melangkah menuju mushola. Karena takut Fakhri benar-benar melakukan ancamannya. Melihat Keinara datang, hati Fakhri seperti meloncat. Sesungging senyum ia persembahkan untuk Keinara, tapi sayang wajah Keinara tampak menolaknya.

“Mukanya gak boleh ditekuk gitu, nanti gak dapat pahala sholat lho Kei.”

Keinara hanya terdiam dan meundukkan kepalanya. Sementara Fakhri menatapnya gemas.

“Betah banget diam Kei....ya udah deh, meski jutek kamu tetep cantik kok he...he...” Ucap Fakhri memuji.

“Dasar playboy, mau solat aja masih sempet sempetnya ngegombal." Gumam Kei, dan berpura-pura melakukan gerakan awal solat.

“Tunggu Kei...” Ucap Fakhri yang melihat Kei hendak memulai solat.

Keduanya akhirnya solat dengan khsuyuk hingga usai. Begitu salam, Keinara langsung bangkit dari duduknya dan pergi meninggalkan Fakhri. Fakhri hanya geleng-geleng melihat sikap gadis pujannya. Fakhri berdoa sejenak, kemudian berlalu dari tempat itu, dan kembali kekantor.

Episodes
1 Kesan Pertama Begitu Menggoda
2 CEO yang menyebalkan
3 Kesialan yang Bersambung
4 Maafkan Aku
5 Drama Cinta
6 Keinara Rahma Damayanti
7 Aku Ingin Jadi Imammu
8 Sang Playboy yang Di Selingkuhi
9 Teman Kecil
10 Bertemu Kembali
11 Terima Kasih Cinta
12 Siapa Dia?
13 Ungkapan Hati Fakhri
14 Rindu Berat
15 Temani Aku
16 Yang Bahagia dan Yang Tersakiti
17 Kembali Berdua
18 Mas Fakhri
19 Terancam
20 Amarah Keinara
21 Kedatangan Mantan
22 Muka Tembok
23 Cemburu
24 Oh Ternyata
25 Dicuekin
26 Maaf Mas Rendy
27 Maaf yang Bersyarat
28 Sakit
29 Seperti Tak Kenal
30 Oma Ratna
31 Hikmah di Balik Musibah
32 Devan...!!!
33 Mantan yang Meresahkan
34 Mantan yang Meresahkan Part 2
35 Dibuang atau Dipertahankan
36 Penyatuan Hati
37 Hanya Masa Lalu
38 Bagian dari Masa Lalu
39 Keinara...Obat lelahku.
40 Terpisah Jarak dan Waktu
41 Melepas Rindu
42 Duka Keinara
43 Cinta dan Cita-cita
44 Penantian Lima Belas Hari
45 Devan dalam Dilema
46 Mohon Maaf dan Terima Kasih
47 Kekasih yang Terlupakan
48 Berubah
49 Bukan yang Dulu
50 Selingkuh
51 POV Fakhri
52 Tongkat Kasti
53 Pelukan yang di Rindukan
54 Cinta Sejati
55 Janji Keinara
56 Putus
57 Air Mata Fakhri
58 Terpuruk
59 Selamat Tinggal
60 Mencari Pujaan Hati
61 Devan Kepo
62 Bertemu
63 Mengatakan yang Sebenarnya.
64 Ciuman Pertama
65 Keinara dan Tempe Penyet
66 Mendadak Menikah
67 Menang Banyak
68 Sah Menjadi Nyonya Fakhri
69 Malam Pertama
70 Bahagiamu Deritaku (Tamat)
71 Menaklukan Mentari
Episodes

Updated 71 Episodes

1
Kesan Pertama Begitu Menggoda
2
CEO yang menyebalkan
3
Kesialan yang Bersambung
4
Maafkan Aku
5
Drama Cinta
6
Keinara Rahma Damayanti
7
Aku Ingin Jadi Imammu
8
Sang Playboy yang Di Selingkuhi
9
Teman Kecil
10
Bertemu Kembali
11
Terima Kasih Cinta
12
Siapa Dia?
13
Ungkapan Hati Fakhri
14
Rindu Berat
15
Temani Aku
16
Yang Bahagia dan Yang Tersakiti
17
Kembali Berdua
18
Mas Fakhri
19
Terancam
20
Amarah Keinara
21
Kedatangan Mantan
22
Muka Tembok
23
Cemburu
24
Oh Ternyata
25
Dicuekin
26
Maaf Mas Rendy
27
Maaf yang Bersyarat
28
Sakit
29
Seperti Tak Kenal
30
Oma Ratna
31
Hikmah di Balik Musibah
32
Devan...!!!
33
Mantan yang Meresahkan
34
Mantan yang Meresahkan Part 2
35
Dibuang atau Dipertahankan
36
Penyatuan Hati
37
Hanya Masa Lalu
38
Bagian dari Masa Lalu
39
Keinara...Obat lelahku.
40
Terpisah Jarak dan Waktu
41
Melepas Rindu
42
Duka Keinara
43
Cinta dan Cita-cita
44
Penantian Lima Belas Hari
45
Devan dalam Dilema
46
Mohon Maaf dan Terima Kasih
47
Kekasih yang Terlupakan
48
Berubah
49
Bukan yang Dulu
50
Selingkuh
51
POV Fakhri
52
Tongkat Kasti
53
Pelukan yang di Rindukan
54
Cinta Sejati
55
Janji Keinara
56
Putus
57
Air Mata Fakhri
58
Terpuruk
59
Selamat Tinggal
60
Mencari Pujaan Hati
61
Devan Kepo
62
Bertemu
63
Mengatakan yang Sebenarnya.
64
Ciuman Pertama
65
Keinara dan Tempe Penyet
66
Mendadak Menikah
67
Menang Banyak
68
Sah Menjadi Nyonya Fakhri
69
Malam Pertama
70
Bahagiamu Deritaku (Tamat)
71
Menaklukan Mentari

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!