Merasa tak dihiraukan, Fakhri bermaksud hendak mengejar Keinara. Tapi yang dikejar telah masuk kedalam lift dan hilang di balik pintu lift yang menutup. Hati Fakhri mulai merasa gundah. Mengingat bagaimana sikap dan raut wajah Keinara tadi. Pandangannya tertuju pada SIM milik Keinara. Dengan teliti ia mengamati isi di kartu itu.
“Keinara Rahma Damayanti."
Kemudian dia mengamati pas foto yang terpampang di kartu itu dan memotretnya dengan kamera ponsel.
”Gadis yang cantik....” Gumam Fakhri
”Maafkan saya Keinara Rahma Damayanti.” Gumamnya lagi dalam batin.
Ada rasa bersalah terselip dihatinya. Karena keisengannya hari ini, telah membuat Keinara marah. Meski Keinara tak menumpahkan amarahnya.
Hari semakin sore. Setelah membereskan tumpukan berkas dan mematikan semua perangkat kerjanya, Fakhri melangkah untuk pulang ke rumahnya. Bebarengan dengan Rangga yang baru saja keluar dari ruangannya.
“ Lho mbak....masih disini?.” Tanya Rangga ketika melihat Keinara sedang melangkah tidak jauh darinya.
“Ehmmm...iya pak, tadi abis nganter pesanan.” Jawab Keinara sambil berusaha membuang muka dari Fakhri.
Fakhri yang dari tadi menatap Keinara pun menyadari nya.
“Oh........" Gumam Rangga. Yang merasa ada hal yang tidak biasa muncul di wajah Keinara.
“Kalau begitu saya duluan pak, mari.Assalamu’alaikum."
Keinara berpamitan dan masih dalam mode malas melihat wajah Fahri.
“Wa’alaikumsalam....” Jawab Fakhri dan Rangga kompak.
Fakhri melangkah keluar gedung kantornya menuju mobil yang sudah terpakir dilobi diikuti oleh Rangga. Saat berjalan ke lobi, Keinara melintas . Gadis itu tampak tersenyum dan mengangguk kepada Rangga, tapi tidak kepada dirinya.
“Haisss....gadis itu sepertinya memang marah padaku.” Gumam Fakhri membuat penyimpulan sebelum akhirnya melajukan kendarannya.
Dijalan raya yang mulai di liputi temaram senja, Keinara melaju dengan motor kesayangannya. Membelah kota untuk kembali ke tempat kerjanya. Sesampainya di sana, dia disambut teman baiknya sekaligus anak sang majikan.
“Kei...Kei...sini..” Dewi yang sedang duduk disalah satu kursi di teras restoran melambaikan tangannya kepada Keinara.
“Eh wi....dah lama?.”
“Udah, dihubungi susah banget si... “ Jawab Dewi dengan bibir manyun.
“Maaf...maaf...aku nggak nyadar hpku bunyi."
“Kamu dari mana aja sih...nganter pesenan kok lama amat, mau magrib baru pulang.”
“Hah.... iya tadi habis nganter makanan ke jalan Kenanga."
“Tapi kok lemes gitu, mata kamu rada merah.”
“Eh iya tadi kelilipan debu waktu dijalan.Masuk yuk, bentar lagi magrib. Pamali cewek cantik ada teras saat magrib, takut ada setan nyamperin."
Dewi berjalan mengikuti sahabatnya.
“Nanti malam jalan yuk?.” Ajak Dewi saat keduanya duduk dikursi pengunjung yang kosong.
“Kemana?.”
“Biasa ngemall...nonton...ada film bagus malam ini."
“Oke....”
“Jam tujuh aku jemput ya."
“Siap....” Jawab Keinara sembari mengacungkan jempolnya.
” Aku ambil minum dulu ya, kamu mau minum juga?.”
“Bđoleh...jus mangga ya”
“Ya.”
Keinara berlalu menuju ke dapur.
Disana dia bertemu Beno yang sedang berisitirahat dengan memainkan ponselnya.
“Kak Beno...!.” Panggil Keinara.
Beno langsung menoleh.
“Hei Kei, baru pulang....kok lama nganter pesenannya?.”
“Hah...iya kak.”
Keinara menceritakan apa yang dialami tadi. Membuat Beno merasa kasihan.
“Maaf ya Kei, seharusnya tadi tidak menyuruh kamu.”
“Sudah nggak papa kak, semuanya sudah terjadi. Kak Beno jangan menceritakan hal ini sama Dewi ataupun mama ya.”
“Iya Kei aku janji. Uang yang untuk mengganti uang orang itu, pakai uang aku saja Kei."
“Enggak kak, aku ada kok, cuma tadi tidak bawa. Besok saya akan mengantarkannya”
“Kamu yakin Kei...kamu pasti butuh uang itu, secara kamu kan anak kos he..he..., sudah pakai uang aku saja.”
“Enggak kak,aku ada kok. Cuman lain kali saya nggak mau ngantar pesanan kesana lagi , dah males banget berurusan sama orang itu.”
“Oke, mulai besok aku akan menyuruh wahyu untuk menggantikan kamu. Dan kamu menggantikan wahyu, bagaimana?."
Beno adalah orang kepercayaan pemilik restoran untuk mengatur restoran itu.
“Makasih ya kak.”
“Sama-sama."
Hatinya terasa lega setelah menceritakan kejadian yang dia alami kepada Beno. Apalagi kedepan dia akan bertukar area dengan wahyu. Sehingga dia tak bisa bertemu lagi dengan CEO yang dia anggap menyebalkan itu.
“Ya udah diminum jusnya, abisin biar mood kamu gak amburadul lagi ha...ha..”
Ucap beno yang telah selesai membuatkan jus untuk gadis didepannya dan untuk anak bosnya.
“Iya kak, makasih ya. Pakai banget he...he..he...."
Keinara mengambil jus dan mengantarkannya pada Dewi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments