Aku Bukan Anak Kecil

Sebuah mobil mewah terlihat memasuki halaman luas sebuah mansion mewah bergaya Eropa yang memiliki tiga lantai. Tampak seorang gadis turun dari mobil tersebut, dia mengenakan dress brand ternama berwarna merah bermodel kemben. rambut panjangnya yang biasanya ia gerai bebas, malam ini dia ikat ekor kuda

Saat membuka pintu rumahnya, beberapa orang pelayan laki-laki dan perempuan telah berbaris membentuk dua barisan dengan seragam mereka yang rapih. Tuxido hitam bagi yang laki-laki dan seragam maid hitam dengan renda-renda putih dibeberapa bagian bagi yang perempuan. Memberikan jalan di tengah pada gadis tersebut.

"Selamat malam, nona Luna." sambut kepala pelayan dari pelayan perempuan.

Bukannya suka disambut seperti itu, Luna justru merasa kesal. Dia bukanlah putri raja yang harus selalu diperlakukan dengan istimewa, meskipun dalam tubuhnya mengalir darah bangsawan, tetapi menurutnya sikap seperti itu sangatlah menyebalkan.

Malam ini Luna bisa bepergian dengan bebas karena ayahnya sedang tidak ada di rumah dan bodyguard tampannya namun sangat menyebalkan itu juga pergi entah kemana. Luna seperti menemukan kembali dunianya yang hilang karena kehadiran Nathan.

"Sudah-sudah, kembali bekerja sana. Kalian tidak perlu menyambutku seperti ini," Ucap Luna sambil melewati mereka semua.

Gadis itu menaiki satu persatu tangga menuju kamarnya sambil bersenandung pelan. Kebahagiaan terlihat jelas dari pancaran matanya. Luna merasa jika hari ini dia benar-benar bebas dan lepas.

Dan jika bisa berharap, dia ingin supaya Nathan tak pernah kembali selamanya, karena keberadaannya hanya akan membuatnya seperti berada di dalam mimpi buruk yang tidak bertepi. Dan jika boleh jujur, Nathan seperti raja Iblis dan dia sangat mengerikan.

"Darimana saja kau?!"

"Omo!!" Luna terlonjak kaget sontak dia menoleh dan... "Kau!!!"

Luna terlonjak kaget karena kemunculan Nathan secara tiba-tiba. Pintu kamarnya yang semua gelap seketika menjadi terang.

Nathan di samping tembok dengan tatapan dingin super tajam.

"Yakk!! Apa kau sengaja membuatku mati karena serangan jantung?!" teriak Luna di depan muka Nathan. Dia benar-benar kesal setengah mati. "Minggir, aku mau lewat. Dan kau, sebaiknya keluar dari sini sekarang juga!!" pinta Luna menuntut.

"Kau bau alkohol, apa kau pergi minum-minum diluar sana?!" tanya Nathan penuh selidik.

Luna menyentak tangan Nathan yang mencengkram pergelangan tangannya dan menatapnya tajam. "Itu bukan urusanmu!! Berhentilah bersikap menyebalkan, Xi Nathan. Lakukan saja tugasmu sewajarnya, lagipula aku bukan anak kecil lagi yang masih harus dikawal selama dua puluh empat jam penuh!!"

"Kau terlalu cerewet, lagipula aku hanya menjalankan perintah dari ayahmu saja. Dan aku dibayar untuk menjaga dan mengawasimu selama dua puluh empat jam penuh. Jika kau ingin menyalahkan, salahkan saja ayahmu itu yang terlalu protektif!!"

Luna mendengus berat. Memang bener apa yang Nathan katakan, dia bekerja atas perintah ayahnya. Jika tidak ada perintah dari ayahnya, pasti saat ini Nathan juga tidak ada di rumah ini. Memang benar, jika harus ada yang disalahkan, maka itu adalah ayahnya bukan Nathan.

"Baiklah, baiklah. Aku tidak akan menyalahkanmu lagi, tapi bisakah sekarang kau keluar? Aku mau ganti pakaian."

Nathan tak memberikan jawaban apa-apa. Sebagai gantinya dia mengangguk dan melenggang pergi. Dan selepas kepergian Nathan,Luna melepas mini dressnya dan menggantinya dengan gaun tidur. Ia sangat lelah dan kepalanya agak pusing karena terlalu banyak minum.

-

-

Sang Dewi malam telah pergi dari singgasananya. Dia telah kehabisan waktu untuk menemani para manusia yang kelelahan. Sang penguasa siang mulai merangkak naik untuk menggantikan posisi bulan. Sinarnya yang hangat menyinari sebagian bumi yang dinaungi.

Luna membuka matanya saat sinar mentari yang hangat menerpa wajah cantiknya. Pandangannya kemudian bergulir pada jam yang menggantung di dinding dan waktu telah menunjuk pukul 6.30 pagi. Gadis itu menyibak selimutnya kemudian berjalan kearah kamar mandi.

Setalah mandi dan berpakaian lengkap serta ber-make up, gadis itu kemudian turun untuk sarapan. Meja makan tampak kosong karena ayahnya masih berada di luar kota, sepertinya pagi ini dia harus sarapan sendirian lagi. Dia terlahir di tengah keluarga kaya raya tetapi Luna selalu merasa kesepian.

"Nathan!!" panggil Luna saat melihat pemuda itu. Nathan tak mengatakan apa-apa dan hanya menatap dingin padanya. "Tatapanmu bisa membekukanku!! Jadi jangan menatapku seperti itu!! Kau pasti mau keluar untuk sarapan kan, kemarilah dan temani aku sarapan."

Nathan tak langsung menuruti permintaan gadis itu. Dia menatapnya cukup lama, mencoba membaca apa yang dia pikirkan dari mimik wajah dan pancaran matanya. Dan Nathan melihat dibalik wajah ceria itu tersirat rasa kesepian yang teramat sangat besar, dan dia tau alasannya.

Tanpa mengatakan sepatah katapun. Nathan menghampiri Luna dan ikut sarapan dengannya.

-

-

Bersambung.

Terpopuler

Comments

Dwi Winarni Wina

Dwi Winarni Wina

kehidupan luna bergelimang harta tetapi merasa kesepian pastinya,,,,,.

2023-02-26

1

Sumawita

Sumawita

resiko nya jadi anak tunggal pasti kesepian

2023-02-24

0

Vina Pembriyani

Vina Pembriyani

Luna kesepian mgkin krn papanya sibuk plus dia cm anak tunggal 🤔🤔

2023-01-25

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!