Penolongku

Ruangan yang didominasi warna gold dan putih, terlihat dua orang laki-laki dan perempuan berhadapan di sebuah sofa panjang. Si perempuan tengah sibuk mengobati luka di lengan laki-laki di depannya.

Lengan laki-laki itu terkena goresan peluru yang dilepaskan oleh orang tak dikenal. Beruntung hanya luka gores saja, peluru itu tak sampai menembus lengannya. Jika saja peluru itu sampai menembus lengannya, sudah dipastikan akan fatal akibatnya.

"Apakah sakit?" perempuan itu mengangkat kepalanya dan menatap laki-laki itu penuh tanya, wajah cantiknya menunjukkan kecemasan. "Aku akan melakukannya dengan lebih hati-hati."

"Apa yang kau cemaskan? Luka seperti ini tak mungkin Membunuhku, bahkan Aku pernah terluka lebih dari ini. Nyaris kehilangan nyawa pun aku pernah!!" ucap lelaki itu yang pastinya adalah Nathan.

Perempuan itu 'Luna' mendengus dan menatap Nathan dengan sebal. "Dasar kulkas 1000 pintu, jelas-jelas aku sedang

mencemaskan dirimu, tapi dengan gampangnya kau mengatakan jika kau tidak akan mati hanya karena luka sekecil ini. Tapi bagaimana jika lukanya lebih dari ini? Mungkin kau sudah mati!!"

Kedua mata Luna tiba-tiba berkaca-kaca dan itu membuat Nathan kebingungan. "Kenapa kau mau menangis?"

"Hiks, apa kau tahu? Kau itu baru saja membuatku terharu. Selama aku hidup, belum pernah ada orang yang melindungiku dengan nyawanya sepertimu. Dulu aku memang pernah memiliki seorang Bodyguard, tetapi tanggung jawabnya tak sebesar dirimu,"

"Di saat diriku berada dalam bahaya, bukannya melindungiku, orang itu malah melindungi dirinya sendiri. Hingga aku nyaris mati setelah melompat dari ketinggian. Beruntung ada orang baik hati yang Tuhan kirimkan untuk menyelamatkan nyawaku. Dia menangkap tubuhku sebelum berakhir mengenaskan di tanah." Ujar Luna.

Ucapan Luna membuat Nathan merasa Dejavu. Sekitar dua tahun yang lalu, dia pernah menyelamatkan seseorang jatuh dari sebuah ketinggian. Dan dia seorang perempuan, tapi sayangnya Nathan tidak mengingat betul seperti apa rupanya.

Karena pada saat itu kejadiannya malam hari dan sedang dalam keadaan hujan lebat. Dan yang Nathan tahu, perempuan itu korban penculikan.

Dan melompat dari ketinggian merupakan satu-satunya cara untuk dia menyelamatkan diri dari para penculik tersebut.

Meskipun pada kenyataannya, keselamatannya lah yang menjadi taruhannya. Dan mungkinkah perempuan itu adalah Luna?

"Apa pada saat itu malam hari dan sedang hujan lebat?" tanya Nathan memastikan.

"Bagaimana kau bisa tahu, apa pada saat kejadian kau berada di lokasi?" bukannya menjawab pertanyaan Nathan, Luna malah balik bertanya dan menatap pria itu penasaran.

"Bukan hanya berada di lokasi, tetapi orang yang menangkapmu malam itu adalah aku!!"

Sontak kedua mata Luna membulat sempurna mendengar apa yang pria itu katakan. "What?! Jadi lelaki misterius malam itu adalah dirimu?!" Luna menatap Nathan tak percaya.

"Hn,"

Sama halnya dengan Nathan, Luna juga tidak melihat seperti apa wajah orang yang telah menyelamatkan hidupnya saat itu. Karena pada saat itu Luna benar-benar tidak berani membuka matanya setelah melompat dari ketinggian tiga puluh meter.

Dan setelah beberapa tahun berlalu, akhirnya ia mengetahui siapa orang yang telah menyelamatkannya malam itu. Dan orang itu adalah Nathan.

Luna tersenyum. "Sepertinya pertemuan kita bukanlah sebuah kebetulan saja, melainkan takdir yang telah direncanakan oleh Tuhan. Tuhan ingin agar kau menjadi pelindungku, meskipun terkadang kau sangat menyebalkan, tetapi aku sangat menyukaimu. Dan aku harap, kau tidak pernah meninggalkanku, karena aku tidak ingin di jaga oleh orang lain selain dirimu." Ucap Luna sambil mengunci mata kanan milik Nathan.

Jika saja Nathan adalah seorang pria yang mudah merasa baper, pasti dia sudah salah paham mendengar ucapan yang Luna katakan. Tetapi pria dingin sepertinya, dengan kata-kata semacam itu.

"Ini sudah larut malam, sebaiknya kau segera tidur." Nathan bangkit dari duduknya dan pergi begitu saja, meninggalkan Luna sendirian di kamarnya.

Gadis itu menatap kepergian Nathan dengan tatapan yang sulit diartikan.

Ia selalu merasakan debaran aneh dan tak biasa ketika melakukan kontak mata dengannya. Dan Luna sendiri tidak tahu perasaan apa yang tengah ia rasakan saat ini.

.

.

Pria paruh baya itu menghampiri putranya yang masih terjaga meskipun waktu sudah menunjukkan pukul 01.00 dini hari. Dia tidak tahu apa yang membuat putranya tidak bisa tidur sampai waktu selarut ini.

Kemudian ia mendekati pria berusia 30 tahunan itu dan mendapati putranya tengah memegang sebuah foto seorang perempuan yang wajahnya tak asing baginya.

"Sepertinya kau benar-benar tergila-gila padanya," ucap pria itu setibanya Iya di depan putranya.

"Ya, Papa benar. Dan aku ingin segera merasakannya, sepertinya aku harus segera hadir untuk menyapanya. Xia Luna, akan aku pastikan jika dia akan menjadi milikku!!" ucapnya menyeringai.

"Bukan hanya dia yang harus kau jadikan milikmu, tetapi seluruh kekayaan yang dimiliki oleh keluarga Xia. Kau harus merebutnya untuk Papa, dan Luna hanya sebagai bonusnya!!"

"Papa, tenang saja. Itu adalah perkara yang mudah!!"

.

.

Bersambung.

Terpopuler

Comments

Winsulistyowati

Winsulistyowati

Luna Sepertinya Jatuh Cinta sama Nathan Thor...♥️😍

2023-04-30

0

Dwi Winarni Wina

Dwi Winarni Wina

makin seru ini thor debaran2 hati luna sll dekat nathan....

2023-02-26

0

Munti Ani

Munti Ani

makin penasaran nich thor

2023-01-18

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!