Gadis Penebus Hutang
Bruk!!!!
Tubuh Elana terlempar ke lantai marmer yang keras. Lututnya terasa sangat nyeri tak tertahankan. Wajah ayunya terlihat meringis menahan sakit di lututnya. Ia mendongak memandang Ibunya beserta Kakak tirinya yang begitu tega mendorongnya seperti ini.
"Ibu, kenapa Ibu melakukan ini semua? Apa salahku Bu?" Elana bertanya dengan wajah sendunya, ia sudah tidak menangis karena air matanya sudah habis untuk menangisi sikap Ibu kandungnya yang sangat kejam.
"Kau tanya alasannya kenapa? Tentu saja karena uang, hutang kita sangat banyak, jadi dengan menjual mu bisa melunasi hutang keluarga kita," sahut Lidia Ibu kandung Elana.
Wanita yang telah melahirkan Elana itu sangat tega hingga menjual putri kandungnya sendiri kepada seorang Tuan Muda kaya raya, hanya untuk melunasi hutangnya.
"Apa selama ini yang aku lakukan belum cukup Bu? Aku rela menghabiskan masa mudaku dengan bekerja. Kenapa sekarang Ibu harus menjual ku layaknya barang dagangan!" jerit Elana tak tahan lagi, semua yang dilakukannya selama ini, kenapa tak pernah membuat Ibunya ini merasa cukup.
Plak!
"Diam lah Elana! Kau sekarang itu sudah menjadi istri orang kaya, jadi terima saja nasibmu. Cukup buat Tuan Gavin senang, dia pasti akan memberimu banyak uang," ucap Lidia sepertinya memang sudah tidak punya hati nurani lagi.
Elana tertawa miris, serendah itukah posisinya dimata Ibunya sendiri. Apa tidak ada sedikit saja perasaan bersalah Ibunya karena telah menumbalkan nya demi hidup enak bersama keluarga barunya. Andai saja Ayahnya masih hidup, ia pasti tidak akan mengalami nasib buruk ini.
"Dengarkan Ibu baik-baik. Mulai detik ini kau adalah istri Tuan Gavin, jaga sikapmu! Jangan membuat masalah atau sampai membuat keluarga kita malu!" Lidia mencengkram dagu Elana kuat agar wanita itu menatap dirinya.
"Keluarga? Aku bahkan tidak pernah ingat aku punya keluarga," ucap Elana menatap Ibunya penuh luka.
"Dasar anak tidak tahu diri! Pokoknya jangan berbuat ulah! Sikapmu tergantung harga mu nanti!" bentak Lidia menghempaskan wajah Elana dengan kasar lalu mengajak putri tirinya keluar meninggalkan Elana di kamar itu sendirian.
Tubuh Elana langsung merosot jatuh begitu saja. Apa ada yang lebih menyakitkan dari yang ia alami saat ini? Ia di jual oleh Ibu kandungnya sendiri dan kini terpaksa menikah dengan pria yang sama sekali tidak dikenalnya.
"Ayah, Elana rindu Ayah ..." Elana menekuk lututnya seraya menangis tersedu-sedu.
Hanya menangis yang bisa ia lakukan saat ini, ingin menolak pun percuma. Nasi sudah menjadi bubur, ia kini sudah menjadi seorang istri dari seorang pria yang bernama Gavin.
Entah bagaimana nasib rumah tangannya nanti, Elana tidak tahu. Sampai detik ini ia hanya berharap kalau semua ini adalah hanya mimpi buruknya saja.
*****
Elana terbangun saat merasakan kakinya ditarik dengan kasar hingga tubuhnya terjatuh ke lantai. Ia langsung membuka matanya lebar-lebar untuk melihat siapa orang yang sudah begitu kurang ajar menariknya seperti ini.
"Ka-kau siapa?" Elana beringsut menjauh saat melihat sosok pria gagah yang berdiri menjulang di depannya. Pakaian pria itu yang serba hitam membuat kesan mengerikan itu sangat terlihat.
"Jangan berpura-pura bodoh! Siapa yang menyuruhmu tidur di kasurku?" sentak Gavin memandang wanita yang baru satu jam yang lalu menjadi istrinya ini.
Tidak ada yang menarik dari wanita ini, tubuhnya kurus dan memiliki kulit yang pucat. Kalau saja ia bukan karena desakan dari Mamanya, Gavin enggan sekali menikah atau menjalin hubungan dengan wanita manapun.
Baginya mencari wanita itu sangat mudah tanpa harus memiliki sebuah ikatan. Tapi karena keinginan Mamanya yang sudah tua, Gavin terpaksa mencari calon istri sendiri daripada dengan di jodohkan dengan wanita antah berantah.
"Siapa namamu?" tanya Gavin sedikit menekuk wajahnya, padahal tadi ia menyebut nama lengkap wanita ini upacara pemberkatan, tapi ia sudah lupa sekarang.
"Elana," sahut Elana tak berani mengangkat pandangannya, ia terlalu takut untuk bertatapan dengan pria yang memilki mata hitam seperti galaxy malam itu.
"Kalau berbicara dengan orang itu lihat lawan bicaramu, sungguh tidak sopan!" Gavin mendengus sebal melihat tingkah Elana ini.
Elana memberanikan dirinya mengangkat wajahnya, namun sedetik kemudian ia menunduk kembali.
"Terserah kau saja lah. Aku sangat lelah hari ini, aku akan tidur, jangan menggangguku!" ucap Gavin mengibaskan tangannya sambil lalu.
Gavin membuka jas dan kemeja yang terasa begitu gerah. Ia tidak terbiasa tidur dengan menggunakan baju, jadi ia harus melepaskannya.
Elana yang melihat tingkah Gavin terkejut, ia bingung harus bersikap bagaimana. Tiba-tiba Elana merasa sangat takut jika Gavin akan meminta haknya seperti pengantin baru pada umumnya. Sekarang ini, malam pertama mereka bukan?
"Hei! Kenapa kau diam saja di sana? Cepat lakukan tugasmu!" bentak Gavin geram melihat Elana yang hanya mematung di tempatnya.
"Ha? Tugas? Tugas apa Tuan?" tanya Elana seperti orang bodoh, ia tak tahu apa yang Gavin inginkan.
"Ck, kau itu bodoh atau bagaimana. Kau itu sekarang istriku, cepat lakukan tugasmu seperti layaknya istri lainnya," ucap Gavin lagi.
Elana kembali membesarkan matanya, tugas istri layaknya istri lainnya? Apa? Apa mungkin Gavin benar-benar akan memintanya?
"Kau tuli ya? Cepat lakukan tugasmu gadis bodoh! Siapkan air untuk aku mandi, jangan sampai aku terlambat mandi hanya karena menunggumu!" Gavin kembali membentak Elana dengan suaranya yang keras, baru kali ini ia menemui wanita yang sangat lamban seperti Elana.
"Ha? Baik Tuan, saya akan menyiapkan air hangat untuk Anda," ucap Elana segera berlari ke kamar mandi, ia sempat menoyor kepalanya yang berpikiran yang tidak-tidak.
Lagipula mana mungkin Gavin mau dengan wanita seperti dirinya, melihat wajahnya saja, Elana sudah sangat minder karena sangking mulusnya.
Gavin menahan senyumnya melihat Elana yang lari terbirit-birit. Sepertinya hari-harinya akan menjadi berbeda dengan kehadiran Elana. Tapi tunggu dulu? Apa yang sedang di pikirannya.
"Stupid! Sadarlah Gavin, dia hanya gadis penebus hutang dan dia sama sekali tidak pantas mendapatkan simpati dari mu," batin Gavin membuang pikiran konyolnya. Ia harus ingat misi pertamanya menikahi Elana hanya untuk membuat Mamanya tidak terus mendesaknya agar secepatnya menikah.
"Halo Dirga, tolong buatkan aku surat kontrak pernikahan dengan wanita itu. Aku akan mengirimkan poin-poinnya kepadamu melalui email. Dan aku mau surat kontrak itu ada di mejaku besok pagi."
Gavin segera menghubungi asistennya untuk mengurus semua hal yang harus dipatuhi oleh Elana selama menjadi istri kontraknya, ia tentu tak ingin terikat selamanya dengan wanita yang sama sekali tidak sederajat dengannya. Begitu mendapatkan apa yang dia inginkan, ia akan membuang wanita itu jauh-jauh dari kehidupannya.
Happy Reading.
Tbc.
Hai gengs, ketemu lagi dengan cerita author Virzha ...
Mohon dukungan like, komen dan subscribe ya gengs ...
Cast Visual.
Elana Rosaline_
Gavin Fernandez
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
Aditya Ivander
sambil nunggu abang devan update.. mampir di mari.😁
2023-11-19
1
yourfreyaa_
author nya gak prnah gagal milih visual 😍
2023-10-02
1
linda wio
visual cwoknya terlalu kalem
2023-08-26
1