Perfect

Perfect

Prolog

Syifa Xheina Udara, salah satu gadis beruntung yang berhasil mendapatkan beasiswa di salah satu sekolah favorit di Jakarta. Sekolah yang dikenal dengan kumpulan siswa dan siswi perfect.

Hari ini adalah hari pertama Syifa bersekolah di SMA Trita Unasa. Jam berwarna navy yang melingkar di pergelangan tangan Syifa menunjukkan pukul enam lebih lima belas menit. Dengan rok berwarna abu-abu yang dipadukan dengan blazer berwarna navy, gadis cantik itu berjalan menyusuri lapangan. Seluruh pasang mata melihat ke arahnya. "Wahh cantik banget" ucap salah satu siswa yang melihat kecantikan Syifa yang sudah diuji keasliannya dan tidak diragukan lagi.

"Ih, sok cantik banget sih tuh cewek" gerutu seorang siswi yang melihat Syifa dipuji oleh siswa lain.

Dua bola mata Syifa tertuju pada pria berwajah khas Arab yang duduk di kursi panjang. Gadis itu menarik napasnya dalam-dalam, lalu mendekati pria itu.

Syifa melebarkan kedua sudut bibirnya, melihat pria itu dengan dekat. “Hai, kenalin, nama gue Syifa” ucapnya seraya menyodorkan tangan kanannya pada pria itu.

Pria itu mendongakkan kepalanya, ia terlihat bingung sekaligus terpaku saat melihat kedatangan Syifa yang tiba-tiba memperkenalkan dirinya. "Lo sales? kok sales bisa masuk ke wilayah sekolah sih?” tanya pria itu dengan tidak ramah.

Senyum di bibir Syifa sedikit memudar, tapi hal itu tidak membuat niatnya surut untuk berkenalan dengan pria tersebut. "Gue anak baru disini, lebih tepatnya anak beasiswa, nama gue Syifa, nama lo siapa?" tanya Syifa kembali.

Siswa itu mengedarkan pandangannya. Tanpa mengucap satu kata pun, ia beranjak dari duduknya dan pergi meninggalkan Syifa yang berdiri tepat di depannya.

"Ehh tunggu, nama lo siapa?” tanya Syifa dengan suara sedikit keras. Namun siswa itu tak menggubris, ia tetap pergi meninggalkan Syifa.

"Dasar mentang-mentang cakep, sombong banget" gerutu Syifa saat melihat punggung pria itu kian menjauh.

"Pokoknya gue harus kenalan sama dia, gimana pun caranya” ucap Syifa tak menyerah.

Syifa kembali melanjutkan perjalanannya ke kelas yang ia tuju, langkah demi langkah mengantarkannya untuk masuk ke dalam kelas. Seluruh pasang mata tertuju pada dirinya yang berdiri di tengah-tengah pintu, perlahan, ia memasuki kelas dengan sopan, seperti baru masuk dalam sebuah rumah baru.

"Syifa, sini" ucap seorang siswi bernama Ersya, teman satu kamar asrama Syifa yang kebetulan satu kelas dengannya.

Syifa langsung menghampiri Ersya dan duduk di kursi kosong yang berada di sampingnya. "Lo kenapa duluan sih? jahat ninggalin gue" decak Syifa.

"Hehe sorry, bukannya lo udah biasa ditinggalin ya?" goda Ersya sembari mencolek dagu Syifa.

"Sya, lo kenal spesies cowok di sekolah ini yang kayak Aladdin?“ tanya Syifa.

Ersya mengernyitkan keningnya, ia terlihat bingung dengan ucapan Syifa, "Aladdin? maksud lo?" tanya Ersya.

Gelora penuh semangat yang terlukis di wajah Syifa berubah menjadi bibir yang maju beberapa sentimeter, "Ih, masa lo nggak tau sih, lo kan siswi lama disini."

"Asli, demi kuda laut Spongebob yang namanya masih menjadi misteri, gue nggak tau maksud lo apa, Syif" bingung Ersya.

"Tadi gue liat cowok, wajahnya arab-arab indo gitu, ya ampun keren banget, seketika khilaf gue” ucap Syifa dengan excited.

Ersya mengetuk pelan keningnya dengan jari telunjuk, seraya berpikir. "Hmm, setau gue, cowok di sekolah ini yang wajahnya kayak Arab itu ya Kibul, cowok ganteng yang punya sikap dingin kayak kulkas” sahut Ersya.

"Namanya Kibul? masa sih? masa cowok se-keren dia namanya Kibul?" tanya Syifa tak percaya.

Ersya mendekatkan wajahnya dengan wajah Syifa, "Namanya Khresna Rizky Arjuna, anak kelas sebelah yang biasa dipanggil Kibul sama teman-temannya" jelas Ersya.

"Kenapa lo manggilnya Kibul juga? emang lo temannya?" tanya Syifa dengan polos.

Ersya mengepal tangannya kuat-kuat sambil memberikan senyuman terpaksanya. "Astagfirullah, lo pintar, tapi kenapa otak lo nggak bisa dipakai buat mikir sih?" Ersya menahan kekesalannya pada sikap polos temannya yang satu ini.

Syifa menggaruk bagian belakang kepalanya yang tak gatal, lalu menunjukkan rentetan gigi putihnya. “Emang salah ya gue nanya kayak gitu?" tanya gadis itu kembali dengan polosnya.

"Seterah lo, gue males ngomong sama lo!" Ersya segera menghadap depan agar gadis yang berada disampingnya tak bicara lagi dengannya.

°°°°°

Kring ...

Bel istirahat berbunyi, seluruh siswa dan siswi segera keluar dari kelas dan menuju zona tersantai mereka yaitu kantin. Seluruh siswa-siswi memenuhi area kantin. Tidak terkecuali dengan Rizky dan teman-temannya yang terlihat asyik memakan bakso paling fenomenal di SMA Trita Unasa.

"Eh, tadi gue liat, ada siswi cantik banget” ucap Eko membuka pembicaraan.

"Dimana? lo liat dimana, Ko?” tanya Ali sambil menyedot es teh manis yang berada di depannya.

"Di lapangan, masyallah cantik banget, berasa di surga gue, lihat dia " Jawab Eko seraya mengelus dada datarnya.

“Anak kelas berapa?“ tanya Ali penasaran.

“Kayaknya anak baru deh, wajahnya asing gitu sih“ jawab Eko.

Kedua temannya yang sibuk membicarakan seorang gadis cantik, tidak membuat Rizky terhanyut ke dalam pembicaraan tersebut. Ia tetap asik dengan semangkok bakso dan es teh manis yang berada di hadapannya.

Syifa dan Ersya berjalan memasuki kantin. Seluruh siswa yang melihat kecantikan Syifa dibuat terpanah olehnya. Keriuhan kantin seolah hening. Banyak siswa yang melihatnya tajam. Mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki, gadis itu patut dikategorikan dalam wanita idaman.

“Itu dia orangnya.“ Eko menunjuk Syifa yang baru memasuki kantin.

Seketika pandangan Rizky dan Ali tertuju kepada seseorang yang ditunjuk Eko. "Itu kan cewek aneh yang ngenalin dirinya tadi pagi," gumam Rizky dalam hati.

"Masyallah, ukhti cantik banget" ucap Ali dengan senyum nakal yang terlukis di bibirnya.

Kedua bola mata Syifa tertuju pada Rizky, yang saat itu sedang melihat kearahnya. "Itu dia cowok yang gue maksud" bisik Syifa pada Ersya.

"Tadi kan gue udah bilang namanya Rizky, si cowok kulkas," ucap Ersya.

Kedua sudut bibir Syifa mengembang dengan sangat lebar. "Aladdinku, akhirnya gue tau nama dia siapa” ucap Syifa.

Ersya mendesah berat seraya menggelengkan kepalanya melihat tingkah Syifa.

Ersya bergumam pelan "Cantik, pintar, tapi sayang otaknya nggak digunain."

"Makan bakso aja yuk." Syifa menarik pergelangan tangan Ersya menuju tempat bakso Ka'Dal.

Ersya geleng-geleng kepala. “Gue tau nih, lo mau makan bakso pasti karena Rizky makan bakso juga kan ?" tanya Ersya dengan ketus.

Syifa menunjukkan rentetan gigi putihnya, ia tak ingin membawa perasaan dengan nada bicara temannya itu "Hehe lo tahu banget ya, hebat deh lo." Syifa mencolek hidung mancung Ersya yang membentuk prosotan paud.

"Bang, bakso dua," ucap Ersya pada Ka' Dal si penjual bakso.

"Oke siap sayang” sahut Ka' Dal dengan tertawa.

Ersya memasang raut wajah jijik, seluruh tubuhnya terasa bergidik ketika mendengar dirinya dipanggil sayang. "Idih, manggil sayang! ingat Bang, abang itu udah punya enam anak sama tiga istri" ucap Ersya.

"Hehe, sudah atuh neng, jangan di omongin semua" sahut Ka'Dal.

"Nanti tolong bawain ke meja yang disitu ya bang” Ersya menunjuk ke arah meja yang berada tepat di depan meja Rizky dan teman-temannya.

"Oke, Neng cantik” Sahut Ka'Dal.

Kedua gadis itu duduk di depan meja Rizky dan teman-temannya. Kedua mata Syifa tetap fokus pada Rizky yang sedang asyik menyantap baksonya. Di sisi lain Eko melihat Syifa yang sedari tadi terus memperhatikan Rizky.

"Kibul, kayaknya tuh bidadari ngelihatin lo terus deh," bisik Eko pada Rizky.

Rizky tersenyum kecil, "Ya namanya juga orang ganteng, jadi wajar lah dilihatin" ucapnya dengan ada sombong.

Ali yang mendengar ucapan Rizky, langsung menutup wajah Rizky dengan telapak tangannya “Iya tahu deh yang ganteng, apalah daya lo ya, Ko, yang hanya segelintir daun bawangnya Ka'Dal," ucap Ali dengan tawa terbahak–bahak.

"Mentang-mentang kualitas wajah gue paling rendah diantara kalian, gue selalu dibully” sahut Eko seraya menakupkan wajahnya dengan telapak tangannya.

Ka' Dal membawa dua mangkok bakso ke meja Syifa dan Ersya.

"Makasih bang," ucap Syifa dan Ersya secara bersamaan. Ka'Dal hanya mengangguk dan kembali ke dagangannya.

Syifa kembali melihat ke arah Rizky dan hanya mengaduk-aduk baksonya. “Syif, makan," ucap Ersya dengan tenang.

Syifa tak menggubris ucapan Ersya, gadis itu tetap tertuju pada pria tampan yang sedari tadi menjadi titik fokus penglihatannya.

"Syifa makan!” ucapnya dengan nada sedikit meninggi. Namun, tidak ada sahutan dari Syifa.

"SYIFA MAKAN!!" teriak Ersya yang membuat seisi kantin melihat ke arahnya.

Seketika angin pun seperti berhenti berhembus, suara kicauan burung gagak seolah hadir dalam keheningan. Seluruh pasang mata melihat ke arah Ersya, dengan segera Ersya menakupkan kedua telapak tangannya sebagai permohonan maaf sudah menganggu murid lain yang sedang asyik makan.

"Kenapa sih, Sya, teriak-teriak?" tanya Syifa dengan rasa tak bersalah.

Ersya kembali mengepalkan tangannya, menarik napasnya panjang, menahan amarahnya pada gadis disampingnya itu “Astagfirullah Syifa, demi Upin Ipin yang berebutan Susanti, lo nggak nyadar gue teriak karena apa?" tanya Ersya dengan nada yang mulai menurun.

"Ya Allah, salah apa hamba? ampuni hamba Ya Allah,” tambah Ersya seraya mengelus dadanya.

"Lo kenapa sih, Sya, udah makan gih, ngomong terus lo," ucap Syifa.

Kedua mata Ersya membulat saat mendengar ucapan Syifa. "Ya ampun, kok orang kayak gini bisa-bisanya ya dapat beasiswa" ucap Ersya sarkasme.

Terpopuler

Comments

abang jago

abang jago

Hallo Chinggu! yuk mampir di REPLACE(tentang perselingkuhan) dan PARANORMAL AMATIR(drama komedi horor yang dijamin seru, masih prolog). salam carmtics♡

ditunggu balasan like nya :v ehe

2020-07-06

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!