‘Dasar! Apa sih sebenarnya yang ada dalam pikirannya? Sulit banget menembus pikirannya, kenapa aku tak bisa menerka jalan pikiran pria ini sih? Apa sih maunya dia? Kenapa dia mengambil sosis? Oh...tidak…...brengsek! Kenapa dia malah menempelkannya disana? Sssshhh…...” desah Bella keheranan menatap Dante yang mengangkat sosis goreng dari piring lalu menggerakkannya memutar diujung kedua kembarnya.
Sosis goreng itu sudah dibelah empat oleh Bella tapi tak terputus sehingga bentuknya seperti kelopak bunga. “Buka mulutmua!” tak peduli dengan pertanyaan Bella sebelumnya, justru ucapan yang keluar dari bibir pria itu.
Terkejut dengan ulah pria itu, Bella kembali mengumpat dalam hati. ‘Maksudnya apaan sih ini? Dia dipaksa memakan sosis yang sudah memutar-mutar tadi.
“Enak?” tanya Dante.
“Ehm...enak maksud anda apa ya Tuan?” tanya Bella pura-pura bodoh. Haduh….apalagi sih ini, menyesal banget aku membuat sosis goreng! Pfffff Sialain! Gumamnya penuh kekesalan karena Dante mengambil sosis dengan ukuran utuh dan mempermainkannya dibagian bawah milik Bella.
Sssshhhh…...suara mendesis keluar dari bibir gadis itu. Jorok banget sih dia? Itu kan makanan masa dimainkan begitu? Dasar gila! Sinting! Kekesalan Bella semakin memuncak seiring dengan perlakuan Dante yang semakin membuatnya sakit kepala.
Ukuran sosis itu kecil tapi kenapa dia pintar banget? Yang begitu saja bisa membuatku ingin? Semakin Dante mempermainkannya, membuat Bella semakin menginginkan untuk menyentuhnya.
“Apa kau merasakan ada sesuatu yang bangun?” kembali Dante menanyakan pertanyaan yang sama.
“I---itu.” Bella hanya menggelengkan kepala.
“Lalu apa yang membuatmu berpikir kalau aku tertarik?” tanya Dante dengan ekspresi merendahkan.
“Aku tidak tahu apakah kau tertarik atau tidak sama sekali padaku, Tuan!”
“Kau pikir sendiri!” ucap Dante.
‘Andai aku masih wanita bebas aku akan menyemprotmu, mencaci makimu dengan semua kata-kata kotor yang pantas untukmu! Gundahnya dalam hati.
“Berdiri!”
Dengan cepat gadis itu langsung berdiri. “Kembali ke kursimu!”
Tanpa bantahan, Bella menuruti perintah pria itu.
“Makan!”
Layaknya seekor pudel yang patuh, Bella mengambil alat makannya dan mulai memotong makanan dan memasukkan potongan kecil kedalam mulutnya.
“Berhati-hatilah denganku! Aku tidak mudah! Kau hanya punya waktu tiga bulan untuk memuaskanku. Dan ingat apa yang akan terjadi padamu jika aku tidak puas!” Dante kembali memberi ultimatum pada Bella dengan tatapan dingin dan tajam.
“Tuan, bisakah anda mengatakan bagaimana caranya untuk memuaskanmu? Aku tidak tahu bagaimana caranya, aku sudah coba memikirkannya tapi otakku buntu sama sekali tidak mengerti. Aku tidak ingin melakukan kesalahan padamu lagi! Aku mohon padamu, Tuan!” kata Bella langsung berdiri setelah melihat pria itu berdiri dan hendak pergi.
“Ada paperbag diruang tamu. Kau bisa mengecek isinya dan memakainya.”
Kenapa sih sulit banget untuk menjawab? Dia selalu punya pertanyaan tapi begitu ditanya tak pernah menjawab! Menyebalkan sekali jadi orang!
“Apakah anda akan pergi lagi?” tak ada respon. “Tuan…..”
Bella berlari mengejar Dante lalu memegang tangan pria itu untuk menghentikannya. “Tunggu dulu, Tuan! Anda belum menjawab pertanyaanku!”
“Lepaskan tanganmu!” ujar Dante marah tanpa melihat pada Bella.
“Maafkan aku Tuan. Aku reflek memegang tangan anda. Sekali lagi maaf. Aku tidak akan menyentuh anda tapi tolong berikan penjelasan padaku apa yang harus kulakukan. Ini bukan situasi yang kuharapkan.”
“Lantas apa yang kau harapkan, ha? Kau harap aku menyentuhmu? Kau mau aku puas dengan wanita yang sudah ditiduri seribu pria?” Dante tertawa kecil lalu memalingkan wajah dari Bella sambil memasukkan kedua tangannya dalam saku celana.
“Jujur ya. Aku tidak pernah mengharapkan itu, Tuan. Aku juga tidak pernah mengharapkan laki-laki lain menyentuh tubuhku. Aku tak pernah menginginkan hidup seperti ini!”
“Sudah selesai bicaramu?”
“Aku mohon Tuan. Tolong jelaskan padaku supaya aku bisa melakukan tugasku dengan benar. Aku tidak mau kembali ketempat itu lagi. Jika aku boleh memilih, aku tidak ingin lahir kedunia ini dan hidup sebagai wanita malam! Aku juga ingin hidup layak seperti orang lain!” Bella terisak kecil, dia sudah tidak tahan lagi dengan semua kepedihan yang dialaminya.
“Kau bahkan tidak ingat dengan pria mana kau pertama kali tidur.”
“Ingat Tuan! Aku sudah ingat!” ucap Bella membuat Dante kembali meliriknya.
“Siapa pria itu? Pria macam apa dia?”
“Gendut, kalau tidak salah usianya sekitar lima puluh tahunan.Dia tak banyak bicara dan napasnya bau alkohol membuatku mual dan pusing.”
“Apaaa?” ucapan Bella membuat Dante emosi dan melangkah menuju lift.
Bugg!!
Dante melayangkan tinjunya ke tombol lift. ‘Aduh! Kencang banget dia memencet tombolnya pake dibogem begitu? Apa aku tadi salah bicara? Tapi aku bicara jujur, memang benar pria expat itu warga Amerika berbadan gendut dan bau alkohol. Tuan Julian memaksaku melayani tamu itu.
Aku ingat aku memohon pada Tuan Julian untuk menjauhkannya dariku sepanjang perjalanan ke villa. Bella benar-benar kaget dengan sikap Dante yang langsung marah mendengar ucapannya. Sebelum pintu lift tertutup, Bella memutuskan untuk mengejar pria itu.
“Tuan Dante!” tangan mungilnya menahan pintu lift lalu masuk kedalam dan berdiri dihadapan pria itu.
“Menyingkir dari hadapanku!”
“Tuan, tadi anda melarangku menyentuh tangan anda jadi hanya ini cara saya untuk menghentikan anda.” jawab Bella dengan kepala mendongak menatap Dante.
“Sekali lagi kau berani berdiri dihadapanku, aku akan mengembalikanmu ke club!” ancamnya membuat Bella takut dan bergeser ke samping. Kepalanya tertunduk tak berani lagi menatap Dante. Gadis itu keluar dari dalam lift, menatap pintu lift yang tertutup.
Pria macam apa sih dia ini? Dia menginginkanku disisinya tapi tak mau menyentuhku. Apa sebenarnya yang dia inginkan dariku? Lagian kenapa dia marah tiba-tiba? Kan aku sudah mengatakan yang sebenarnya tadi, aku sudah ingat pria yang pertama kali meniduriku. Dasar aneh! Tidak ada pria yang dekat denganku tidak menginginkanku.
Dia satu-satunya pria yang sama sekali tak tertarik padaku. Apa kemauan pria itu? Tak mau pusing memikirkan pria itu, Bella pun berbalik dan berjalan kearah kamar tanpa mempedulikan tubuhnya yang polos. Tiba-tiba dia teringat paperbag. Dia pun menghampiri kursi di ruang tamu. “Hah? Ada laptop? Bukankah ini laptop yang dia pakai? Dia meninggalkan laptop dan charger untukku? Apa ya isi paperbag ini?” tanya Bella penasaran.
“Apa dia belanja? Kapan dia belanja untukku, mana mungkinlah dia belanja untukku.” Saat dia membuka paperbag, matanya melotot. “Apa-apaan ini? Tidak ada pakaian yang benar disini? Semua lingeri! Dasar gila! Dia tidak tertarik padaku tapi kenapa malah memberiku lingeri? Katanya aku wanita bekas yang menjijikkan tapi kenapa malah memberikan pakaian menggoda? Apa itu berarti dia memberiku kesempatan dan tak membuangku ke jalanan? Bella tersenyum sinis lalu mengambil paperbag dan laptop.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 609 Episodes
Comments
Anisa Wihandari
Apakh bella itu belinda dan dante laki2 yg dulu pernah menyekap dan yg sdh mengambil k gadisan belinda sbgai gnti mmbayar hutang ayah belinda
2023-10-25
1
beby
lanjut
2023-03-15
0