Dia berjalan mengikuti Dante yang berjalan didepan. ‘Puffff untung saja dia menggunakan lift khusus milik Tuan Julian! Kalau tidak, para pekerja akan melihatku dalam keadaan seperti ini. Bisik hati Bella berjalan menundukkan kepala lalu masuk kedalam lift dan berdiri dibelakang Dante.
Tak lama mereka tiba dilantai dasar dan Bella berjalan mengikuti Dante. Pria itu berjalan cepat dengan langkah kaki yang panjang sehingga Bella pun terpaksa mempercepat langkahnya. “Tuan!” panggil Bella namun pria itu mengacuhkan.
“Ikuti saja aku jika kau tak ingin masalahmu bertambah! Tutup mulut! Aku tidak suka kau banyak bicara!”
'Sarah! Aku harus memperingatkan adikku! Bisik Bella sambil terus berjalan mengikuti Dante, dia berjalan menundukkan kepala sehingga rambut panjangnya terurai menutupi wajahnya.
*Hai Hai.....ini visual Sarah Azalea (Adiknya Bella)
‘Aku hanya seorang perempuan hina, hanya pemuas nafsu lelaki! Tapi pria ini kurang ajar sekali tak memberiku sedikitpun kesempatan untuk melindungi tubuhku!’ gumam Bella yang berjalan dibelakang Dante menuju tempat parkir.
Sepertinya pria itu sengaja tidak memanggil supirnya untuk menjemput didepan pintu masuk klub. Dia malah memilihuntuk berjalan kaki ke mobilnya. Saat sang supir melihat mereka, dia gelagapan membukakan pintu. Bella pun langsung masuk kemobil dan duduk disebelah Dante.
“Siapa yang menyuruhmu duduk disini?” tanya Dante melihat Bella yang duduk disampingnya dengan kedua tangan yang menutupi bagian dada.
“Jadi aku duduk dimana? Apa aku harus duduk didepan bersama supirmu?” tanya Bella kesal. Tirai penyekat membuat supir tidak bisa mendengar suara dari jok belakang.
“Aku tidak bilang begitu!” jawab Dante.
“Lalu, apa mau anda? Kalau aku tidak boleh duduk disini lantas aku harus duduk dimana?”
“Kau itu barang jaminan. Apa kau tahu dimana letak barang?”
“Hah…?” mata Bella terbelalak. ‘Apakah itu maksudnya? Bella mulai mengerti apa yang dimaksudkan oleh Dante tapi dia hanya diam membeku menatap Dante tak berkedip.
“Kenapa kau masih disini? Pindah sana!” ucap dante sambil memencet tombol suara. “Buka bagasi belakang!” perintahnya pada supir.
“Apa yang kau tunggu, ha? Kenapa tidak pindah?”
“Ahh...baiklah. Saya akan pindah.”
Setelah itu tak ada lagi sepatah katapun yang terucap dari bibir Bella kecuali senyum terpaksa. Gadis itupun turun dari mobil dengan kedua tangan masih menutupi dada.
Bella membuka bagasi belakang sesuai perintah Dante lalu masuk kedalam.
‘Dasar brengsek! Bajingan! Tidak punya hati! Tega sekali dia menyuruhku masuk dlaam bagasi. Ya ampun bagaimana nasibku nanti tinggal bersama orang tak punya hati macam dia? Seandainya tadi aku menolak permintaan Madam Wendy, nasibku tidak akan berakhir seperti ini.
Bella merutuki dirinya dalam keadaan meringkuk didalam bagasi. Bella sangat takut pada kegelapan, dia mengambil ponsel dari dalam tas dan menyalakan.
“Hufff syukurlah jadi terang…..” hatinya menjadi tenang walaupun kesal, melihat cahaya dari ponselnya membuat rasa gundah dihatinya perlahan hilang. Semoga saja pria itu tidak akan menaruhku dikamar gelap dan tidak mengikatku…..aku tidak sanggup untuk itu!
Ting!
Notifikasi di ponselnya, ada pesan masuk dari Sarah adiknya. {Kak! nanti pulang jam berapa?]
Oh Tuhan….Sarah! Ujar Bella. Sontak dia teringat sesuatu hal penting. Dia langsung menghubungi adiknya.
“Halo, kakak pulang jam berapa? Kenapa sudah larut malam belum pulang?” tanya Sarah dengan cemas.
“Sarah….apakah tadi ada orang yang datang mencariku?”
“Tidak ada kak. Memangnya ada apa kak? Apa akan ada orang yang akan datang mencarimu?”
“Oh syukurlah!” Bella menghela napas lega.
“Kok kakak diam? Ada masalah apa kak?” suara Sarah terdengar semakin cemas.
“Sarah, dengarkan kakak baik-baik ya. Setelah ini mungkin aku tidak bisa menghubungimu.”
“Kenapa kak? Apa ada sesuatu terjadi sama kakak?”
“Aku baik-baik saja. Kau jangan khawatir tapi mungkin untuk beberapa bulan kedepan aku tidak akan pulang kerumah. Sarah! Bisakah kau tinggal di asrama untuk sementara? Aku mohon…..tolong keluar dari sana secepatnya.”
“Maksud kakak, aku tinggal di asrama sekolah?”
“Iya! Hanya untuk sementara!” ucap Bella dengan suara tinggi. “Sarah dengarkan kakak. Sejak apa yang ayah lakukan pada kita, hidup kita dalam bayang-bayang kelam tanpa kepastian. Kau paham maksudku kan?”
“Iya kak. Aku ingat pesan kakak kalau aku harus selalu siap dengan keadaan.”
“Betul! Itulah kenapa aku ingin kau segera keluar dari rumah kita! Tinggallah di asrama, saat ini aku tidak bisa melindungimu karena aku tidak bisa pulang untuk beberapa bulan. Tolong jual ponselmu dan ganti nomormu.”
“Hah? Apa segawat itu situasinya kak?”
“Sarah! Tolong jaga dirimu baik-baik ya. Mungkin sekitar tiga bulan atau mungkin saja lebih, aku belum bisa memastikan. Carilah perlindungan ditempat yang aman, pergilah ke asrama sekolahmu. Bisakah kau lakukan itu?”
“Tapi apa sekarang kakak akan pergi lama seperti empat tahun lalu?” tanya Sarah dengan suara sedih.
“Tidak! Kali ini aku tidak akan meninggalkanmu untuk waktu lama, aku janji akan segera pulang begitu semua urusan selesai. Sekarang aku sudah terlatih, aku janji akan pulang secepatnya.”
“Baiklah. Aku percaya sama kak tapi kakak harus kembali secepatnya. Aku takut kak.”
“Iya sayang…..aku janji. Ingatlah bahwa kau adalah satu-satunya keluargaku. Aku tidak ingin ayah mengetahui keberadaanmu. Aku tidak ingin ayah akan melakukan hal buruk padamu sama seperti yang pernah dia lakukan padaku. Apa kau paham?”
“Iya kak, aku paham. Kakak memang yang terbaik. Maafin aku ya kak karena selama ini aku hanya menyusahkan kaka saja. Aku janji akan giat belajar dan jadi orang sukses supaya bisa membantu kakak kelak.” Sarah sangat menyayangi kakaknya yang sudah banyak berkorban untuknya.
“Sudahlah! Kau masih kecil dan kau adalah tanggung jawabku. Aku mohon segera keluar dari rumah kita tapi jangan sendirian ya. Mintalah temanmu datang untuk menemanimu dan jika kau keluar, selalau jalan ditempat keramaian.”
“Iya kak. Aku akan berkemas sekarang dan besok pagi aku pindah ke asrama sekolah.”
“Apakah kau masih ingat dimana aku menyimpan uang? Pakai uang itu sebagai cadangan, simpan ditempat yang paling aman kalau bisa jangan pegang uang tunai yang banyak saat di asrama nanti.”
“Aku mengerti kak. Terimakasih.” sahut Sarah.
Klik!
Sambungan telepon terputus. Bella menghela nafas lega, hatinya menjadi lebih tenang dengan posisi masih berbaring miring. Tangannya masih memegang ponselnya yang menyala sebagai penerangan dan tangan satunya memeluk tas.
‘Ya Tuhan…..hamba hanyalah manusia hina yang tak pantas menyebut nama-Mu. Tapi saat ini aku benar-benar membutuhkan-Mu untuk menjaga adikku! Aku mohon ya Tuhan, lindungi adikku dari segala mara bahaya dan jauhkan dia dari segala masalah. Aku memohon padaMu ya Tuhan, jangan biarkan adikku berakhir seperti aku.’ lirih Bella.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 609 Episodes
Comments
WILUJENG TEPANG TAUN SUHU⁶⁹
αѕтαgαнннн кєʝαм кαℓι кαυ
2023-01-04
2