Tetangga Oh Tetangga
Perkenalkan namaku winda Desmaya, Hari sudah malam. Aku masih sibuk dengan laptopku. Sementara kedua orang tua, dan adikku sudah tertidur.
Namun mata ini. Rasanya susah sekali untuk terlelap, karena kebiasaan bergadang. Membawaku menjadi seorang autor. (penulis novel daring) awalnya aku lakukan semua hanya semata mengisi kekosongan waktu, tetapi lama kelamaan aku merasa nyaman dengan pekerjaan sampinganku ini.
Karena aku seorang pelayan kasir di sebuah mini market di kotaku, gajih yang tak seberapa membuatku, terus memutar otak untuk bisa membiayai. Sekolah adikku dan kebutuhan orang tuaku.
Ibuku hanya seorang buruh cuci, sedangkan Bapak seorang buruh harian lepas, jika ada yang menawarinya pekerjaan bapak, akan dengan senang hati bekerja membatu, dengan upah tujuh puluh ribu per hari. Kadang kala Bapak hanya di upah dengan seikhlasnya.
Pendapatanku sebagai seorang penulis memang belum banyak seperti autor top lainya. Namun bagiku pendapatan ini sudah lebih dari cukup untuk membantu kebutuhan dapur.
Menjadi anak sulung dengan dua adik kembar, membuatku harus bekerja ekstra agar kehidupan adik dan keluargaku terjamin, caci maki, dan hinaan kadang aku dapatkan dari tetangga. Bagiku semua ini sudah menjadi makanan sehari hari,
Seperti hari ini mendapatkan jatah libur aku, manfaatkan untuk menulis setelah semua pekerjaan rumah selesai, tepat pukul 10 pagi menjelang siang aku duduk di teras rumah dengan memakan camilan dan menulis lewat handphone, saat tangan dan otakku sama sama bekerja keras untuk menciptakan sebuah karya, bu mimin tetangga samping rumah jaraknya dari rumah cukup agak jauh, datang menghampiriku.
“winda, kamu ko kerja libur kerjanya main hp mulu” tegur bu Mimin, wanita dengan pakaian yang heboh dan make up yang tebal.
“Hehehe,,, iya bu, daripada saya tiduran mulu lagian semua pekerjaan rumah sudah selesai” jawabku
“oh kirain cuman main hp saja” seraya duduk di sebelahku dan mencomot makananku tanpa permisi.
Ya kebiasaan bu Mimin dari dahulu tidak pernah hilang, datang dan pergi sesuka hati kadang ikut makan camilan orang tanpa izin, Rasanya tak sopan ketika ada tamu aku malah asyik main hp maka aku save dahulu tulisanku, dan mencoba ber ramah tamah kepadanya.
“ibu sepagi ini udah cantik mau ke mana? Tanyaku, bu Mimin yang dipanggil cantik senyum - senyum sendiri.
“oh ini ibu mau nemuin ibumu, mau nyuruh masak buat arisan di rumah saya lusa,” tangannya tak berhenti mengambil camilan milikku,
“oh ibunya lagi keluar, nemenin si kembar mengambil rapor sekolah” lama kelamaan membuat Winda malas meladeni bu Mimin. Namun rasanya tidak sopan jika meminggalkan Bu Mimin begitu saja.
Kedatangannya hanya mengganggu winda bekerja saja.
Tak lama terlihat Ibu. Dan kedua adik Winda berjalan dari arah utara, aku lihat si kembar masing masing memegang kertas , seperti piagam.
Ya kedua adik kembarku dua duanya memiliki otak yang cukup pintar, membuat mereka bisa sekolah dengan beasiswa, sedikit meringankan beban keluarga.
“assalamualaikum” ucap ibu seraya ikut duduk di teras, sedangkan si kembar masuk ke dalam kamar mereka.
“waalaikumsalam”
“eh ada tamu, ada keperluan apa bu sampai repot repot datang ke rumah saya”
Ah ibu selalu saja begitu ramah kepada setiap orang, padahal orang yang bertamu tidak tahu etika bertamu sedari tadi sudah menghabiskan camilanku.
"begini Bu, lusa saya mau minta tolong,
untuk masak di rumah saya akan ada acara arisan keluarga" ucap Bu mimin seraya mulutnya tidak berhenti mengunyah
membuatku benar benar geram dengan kelakuannya.
"oh baik Bu, nanti saya datang ke rumah ibu seperti biasa pagi pagi sesudah subuh"
"sungguh keras perjuangan wanita, yang sudah melahirkan ku Andai saja pokus menjadi seorang penulis" batin Winda
setelah mendapatkan kepastian jika Bu Mimin akhirnya pergi juga dari rumahku.
"saatnya lanjut menulis" gumamku dalam hati, selesai merangkai bait kata, menjadi kalimat akhirnya sebuah novel sudah berhasil.
Besok harinya
"Winda, urus Adikmu yang akan berangkat sekolah. pagi ini ibu dapan kerjaan di rumah Ibu Tama". Seraya bergegas ke luar rumah untuk menuju ke rumah ibu Tama. Jam menunjukkan pukul 05 ; 30 pagi, baru setengah enam Bu Ningsih sudah berangkat Karak dari rumah menuju rumah Bu Tama Hanya 15 menit di tempuh dengan berjalan kaki.
ibu Tama seorang wanita karier, yang dermawan tak jarang memperkerjakan tetangga tetangganya, dengan bayaran yang lumayan besar perharinya. Kali ini ibu Ningsih, ibu dari Winda mendapatkan pekerjaan di rumah Ibu Tama sebagai buruh cuci harian, Kadang kala Bu Tama tidak menyuruhnya mencuci saja, jika Bu Tama akan kedatangan kerabat atau Sahabatnya dari kota. Bu Tama akan menyuruh Bu ningsih untuk mencuci.
saat sudah sampai di rumah majikannya, Bu Ningsih mendapatkan pekerjaan yang ringan dia hanya di suruh membuat kue kering, dan memasukkannya ke dalam stoples. untuk mencuci pakaian kali ini akan di bawa ke laundry saja. karena siang ini Bu Tama, akan kedatangan tamu dari kota.
💞💞💞💞
Ibu Tama seorang wanita karier, yang dermawan tak jarang memperkerjakan tetangga tetangganya, dengan bayaran yang lumayan besar perharinya. Kali ini ibu Ningsih, ibu dari Winda mendapatkan pekerjaan di rumah Ibu Tama sebagai buruh cuci harian, Kadang kala Bu Tama tidak menyuruhnya mencuci saja, jika Bu Tama akan kedatangan kerabat atau Sahabatnya dari kota. Bu Tama akan menyuruh Bu ningsih untuk memasak.
saat sudah sampai di rumah majikannya, Bu Ningsih mendapatkan pekerjaan yang ringan dia hanya di suruh membuat kue kering, dan memasukkannya ke dalam stoples. untuk mencuci pakaian kali ini akan di bawa ke laundry saja. karena siang ini Bu Tama, akan kedatangan tamu dari kota.
Semua pekerjaan sudah selesai tepat pukul sembilan.
"Bu masih ada pekerjaan lain" Tanya Bu Ningsih
"Mm, tidak ada Mba, semua sudah selesai. Ini bayaran mba ningsih selama 3 hari ya, kemarin saya lupa membayarnya" seraya menyerahkan uang merah sebanyak tiga lembar.
"Alhamdulillah, iya makasih bu besok saya tidak masuk ya Bu ada pekerjaan di tempat lain" seraya tersenyum
"Oh iya gpp, jika saya butuh tenaga ibu lagi nanti saya kabari, seperti biasa"
"Iya bu, saya pamit Assalamualaikum" gegas keluar dari rumah yang cukup mewah, untuk ukuran tinggal di desa.
"Iya hati hati, wa'alaikumsalam"
Saat Bu Ningsih berjalan kembali menuju rumahnya, tak sengaja beliau berpapasan dengan mang Udin tukang sayur keliling di Desanya.
"Mang kebetulan bertemu di sini" safa Bu ningsih.
"Hehe iya Bu, mau belanja apa"
"Saya mau sayur bayam, tempe dan hati ayam"
"Semuanya jadi tiga puluh ribu"
"Sekalian bayar yang kurang kemarin mang totalnya jadi berapa?"
"Kemarin ibu kurang Sepuluh ribu, semuanya jadi empat pulu ribu"
"Ini mang uangnya" menyerah selembar
uang merah
"Alhamdulillah, ini kembaliannya. Jangan sungkan belanja di saya jika kurang bilang saja bu"
"Iya makasih mang"
Bu ningsih melanjutkan perjalanan, mang Udin adalah tukang sayur yang baik hati. Dia tak segan memberikan utang kepada ibu ibu di desa ini. Jika ada yang berbelanja dengan uang yang tidak cukup. Pasti selalu di kasih, terutama kepada Bu ningsih karena beliau selalu membayar jika memiliki uang yang lebih. Tanpa perlu di tagih
Selesai membayar tunggakan dan belanjaannya. Bu Ningsih melanjutkan perjalanan menuju kerumahnya.
jam menunjukkan pukul sembilan, gegas Bu ningsih mencuci beras, memasak nasi dan menyiapkan lauk. untuk pekerjaan rumah lainnya sudah di kerjakan oleh Winda.
butuh waktu satu jam setengah untuk memasak tepat jam setengah sebelas siang, semua pekerjaan sudah selesai Bu ningsih beristirahat. sambil menunggu si kembar dan suaminya pulang.
****
Di tempat kerja Winda
selama 2 tahun sudah Winda bekerja sebagai kasir mini market, sebentar lagi kontrak kerjanya Habis. kebanyakan teman teman Winda, berhenti bekerja memilih merantau ke kota. sedangkan Winda merasa tidak tega jika harus meninggalkan kedua orang tua dan Adiknya.
sebentar lagi istirahat, Saat Wida Sedang mengecek pemasukan barang dan pengeluaran bos di tempatnya bekerja memangil.
"Winda temui saya setelah jam istirahat" ucap Bpp Solihin
"iya Bapak"
selesai mengecek semuanya, Winda beristirahat di warung nasi sebelah mini market.
Selesai makan Winda menemui bos di ruangannya.
tok
tok...
Suara pintu di ketuk
"masuk" teriak orang dari dalam
ceklek suara pintu di buka
"permisi, pak memanggil saya ada apa" tanya Winda
"oh Winda ya, silakan duduk"
gegas Winda duduk di bangku, Berhadapan dengan bosnya.
"begini Winda dua bulan lagi kontrak kerja kamu habis, mau di lanjut atau berhenti" Tanya pak Solikin
dia bos yang baik dan dermawan, tak segan memberi kasbon kepada karyawan yang membutuhkannya. membuat para karyawan betah bekerja dengannya.
"mm blm tahu pak, kalau saya hanya Tambah kontrak kerja selama enam bulan. lagi bisa ga Bapak" tanya Winda
"bisa Winda, apa yang membuat kamu hanya mau nambah kontrak kerja sebentar saja"
"saya mau membuka usaha jasa mahar dan buket serta kerajinan tangan lainnya Bapak, saya liat di kota kita banyak peminatnya naman untuk perajinnya belum Ada" jawab Winda dengan Yakin
" baik jika itu keputusan kamu" silakan kembali bekerja
"iya pak terima kasih, saya pamit" gegas Winda pergi kembali Bekerja
jam menunjukkan pukul empat sore,
"waktunya pulang" ucap Andini teman kerja Winda
"iya, Din temenin buat belanja bahan buket yuk" ajak Winda
"iya ayo" balas Andini
gegas mereka berjalan ke seberang, karena di seberang tempat mereka bekerja, Ada toko yang menjual bahan buket dan lainnya. ada juga hiasan untuk mahar yang sudah di pajang.
pendapatan Winda, dari hasil menulis mendapatkan lima juta selama 1 bulan dengan, beberapa judul novel yang sudah menghasilkan uang. dari situ Winda, mendapatkan modal.
membeli aneka bunga, kertas buket, kertas tissue, dobel tip, dan alat dan bahan lainnya. semua bahan dan alat yang di beli Winda menghabiskan uang satu juta rupiah, masih tersisa empat juta lagi.
sisa yang Winda punya dia simpan sebagai tabungan, Winda dan sahabatnya pulang berboncengan menggunakan Sepeda motor milik sahabatnya Andini
saat telah tiba di depan rumah Winda, gegas Winda turun dari motor dan berpamitan kepada Andini.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Linda Adu
p:pp;0&)
2023-03-16
0