S1 Si Kecil Winda yang dahulu

Aku terlahir dari keluarga yang bisa di bilang kurang mampu. Sejak masih kecil aku sudah terbiasa dengan berpuasa diri dari jajan seperti anak kecil pada umum nya. Setiap kali ada tukang jajanan anak lewat, ibuku langsung memanggil ku untuk masuk ke dalam rumah dan menakuti ku bahwa mereka tukang culik. Padahal aku sudah mengerti karena keterbatasan ini.

Tibalah saatnya aku masuk SD, setelah sarapan nasi di campur garam aku berangkat bersama teman - teman ku yang lain. Tiba - tina ibu memanggil dan memberiku uang 2000 rupiah untuk bekal jajan 1000 dan nabung 1000, tentu saja aku meng iya kan nya karena ku tahu hemat pangkal kaya.

Setelah sampai di sekolah aku mengikuti pelajaran dengan rajin dan main bersama teman - teman yang lain nya, tak pernah aku merasa malu dengan keadaan ku yang jarang jajan. Aku lebih sering langsung bermain tatkala waktu istirahat tiba karena mengirit uang jajan ku.

Sering juga aku puasa jajan di sekolah dan membawa kembali uang jajan, ku ke rumah untuk ku bawa saat bermain siang sepulang sekolah. Saat yang lain membeli banyak jajanan dengan uang saku yang di berikan ibunya, aku lebih memilih untuk tidur di kelas atau pindah main ke teman yang sudah habis jajanan nya.

ayahku hanya seorang buruh harian lepas atau bisa di bilang petani juga. Kadang- kadang dia kerja memanen kelapa di suruh orang, kadang mencangkul sawah, dll.

Ibuku juga buruh harian lepas kalau pun ada yang menyuruh untuk membuatkan keripik, minyak kelapa, motong rumput di kebun, ibuku selalu siap. Kadang-kadang ibuku juga menjadi buruh cuci, atau memasak di rumah orang yang membutuhkan tenaga nya.

Setiap kali aku pulang sekolah jika masih ada uang saku sisa, aku suka mampir di warung untuk membeli 1 kecap atau 1 terasi yang harga nya 500 perak. Aku suka membawa nya ke rumah untuk ku campurkan dengan nasi hangat lalu memakan nya.

manis pahit hidup sudah aku lalu sejak kecil, ucapan ucapan menyakitkan sudah terbiasa aku rasakan sedari kecil. setelah lulus Sekolah Menengah Atas, aku memutuskan untuk bekerja.

Memang aku tak banyak mengeluh selama menjalani hari-hari ku, karena sudah terbiasa. Walau pun saat aku ada keinginan, aku lebih memilih menimbang-nimbang dahulu sebelum bicara karena takut orang tua ku bertengkar karena keinginan ku.

Pernah saat pulang sekolah aku mengatakan aku ingin sebuah sepeda kepada ibuku. Malam nya ibuku meminta uang kepada ayah bahwa ingin membelikan aku sebuah sepeda, tetapi ayahku membentak nya dan mengatakan dia tidak punya uang.

Aku pura-pura tertidur waktu itu karena takut. Ibuku pergi kekamar dan memeluk ku sambil menangis diam-diam. Sejak saat itu aku tak berani mengatakan setiap keinginan-keinginan ku kepada ibu atau ayah.

Memang sejak dahulu keluarga ku tak pernah mempunyai utang kepada orang lain. Saat tak punya uang sekalipun untuk membeli kebutuhan dapur yang sudah serba habis, aku,ayah,ibu lebih memilih makan nasi hambar saja.

Setiap kali ibuku akan menghutang ke warung untuk sekadar membeli kerupuk atau bawang, ayahku melarang nya dan memarahinya. Tak jarang mereka bertengkar karena masalah ekonomi.

Sejak masih kecil aku sering di ajak ke kebun menemani ibu untuk mencari kayu bakar. Sering ketika perjalanan pulang dan aku merasa lelah, ibu akan menaikan ku ke atas kayu bakar yang di gendong nya sampai ke rumah.

Aku tahu ibu sudah sangat lelah, tak jarang sering ku pergoki ibu diam-diam menangis di kebun tatkala sedang memotong kayu bakar dan membereskan nya untuk di bawa pulang. Air mata mengalir diam-diam di pipinya saat ku tanya mengapa? Ibuku hanya bilang kelilipan sambil tersenyum dan mengusap pipiku.

Saat aku kelas 2 SD ibuku melahirkan adik kembar yang cantik. Tentu saja aku sangat bahagia karena tak kesepian lagi di rumah dan akan ada teman bermain.

Setiap pulang sekolah aku jarang lagi main dengan teman ku, aku lebih suka mengasuh adikku di rumah.

💙💙💙💙

Dan Sekarang saat aku sudah mampu mencari nafkah sendiri, akan ku buat mereka yang menghujat ku menyesal. impianku sederhana saja membahagiakan ayah dan ibu.

Pagi ini pesan terbaru masuk, Snack tower dan Snack castle.

ada beberapa pesan masuk dari, aplikasi berwarna hijau dengan icon gagang telepon

beberapa pesan masuk lainnya menginginkan buket bunga.

berderet pesan masuk dengan beberapa gambar, model buket lainnya dan Snack castle.

sebelum memutuskan untuk menerima pesanannya.

Winda, mengatakan kepada para customernya, jika buket dan Snack castle yang di pesan tidak akan benar benar mirip dengan gambar yang mereka kirimkan.

semua balasan pesan dari customer Setuju.

jika hanya akan mirip mirip saja, Alhamdulillah selama Winda, bekerja di dunia buket kebanyakan orang Setuju dengan apa yang di katakan Winda jika pesan nya tak akan sama persis.

💙💙💙

ke besok pagi Winda, yang melihat semua bahan sudah habis untuk membuat buket dan lainnya.

Winda memutuskan berbelanja, ke Kecamatan Tempat di mana dia bekerja dahulu semua bahan yang Winda, butuhkan sudah tersedia di sana Dengan kalap Winda memilih semuanya karena barang yang Winda, pesan cukup banyak maka Pemilik toko menawarkan Jasa antar barang dengan tarif tujuh puluh Ribu rupiah. Winda menyetujuinya dia. memberikan alamat rumahnya serta memberi tahu, kepada orang rumah. gegas Winda menelpon Bi Maryam.

?

Winda, menekan tombol hijau berlogo gagang telepon. gegas Winda menelpon orang di rumahnya.

Selesai, Winda mengabari orang rumah tak lupa dia mampir ke minimarket tempat dahulu dia bekerja, berbelanja serta bersilaturahmi kepada mantan bosnya dahulu.

selesai berbelanja dan berbincang dengan para karyawan satu angkatan dengannya. tak lupa Winda mampir ke rumah yang ada kota kecamatan.

mengecek beberapa barang yang sudah rumah menggantinya dengan yang baru dan, membeli berbagai bunga untuk hiasan dekornya.

semua sudah selesai, Winda, pulang bertepatan dengan mobil pick up, pengantar barang tiba di halaman rumah.

semua barang pesanan buket Winda, cukup banyak, selain kertas cetophone dan bunga rupanya Winda, membeli Styrofoam. dan barang bahan buket lainnya.

jam menunjukkan pukul 11 siang, Bu Ningsih menyuruh Winda, untuk makan siang, setelah selesai makan siang. Winda meneruskan membuat pesannya.

semua pesanan sudah, selesai kali ini Winda menyetok beberapa buket wisuda, buket bunga, buket boneka dan juga buket Snack.

beberapa, orang yang memesan buket sudah datang mengambil dan ada juga beberapa yang di kirim lewat jasa ojek daring.

💙💙💙💙

Sedangkan di warung nasi Bu Ningsih, dan Maryam mendapatkan pesanan nasi bungkus yang cukup banyak untuk acara nanti sore, semua orang sibuk membantu membuat nasi bungkus.

pukul 3 sore semua pesanan sudah selesai, kali ini Bu ningsih tak pernah pergi belanja Sendiri sudah ada orang yang berbelanja.

seketika senja menyapa, Winda dan keluarga sudah beristirahat di rumah, saat yang lain mulai sibuk dengan tugas di rumah, si kembar sedang sibuk berkutat dengan buku, bapak dan ibunya sedang bersantai menonton tv. sedangkan Winda, sendiri sedang kembali menulis novel. di temani secangkir kopi panas. untuk menemani menulisnya.

kehidupannya sekarang sudah ber angsur membaik. walau para tetangga tetap saja menyindirnya.

Saat kejadian tempo hari sial Winda, pulang malam kali ini, Winda tak pernah lagi ikut menemani para karyawan untuk bongkar Tenda atau bongkar dekorasi.

Winda, hanya datang saat siang hari atau sore, dan perihal gaji. sudah ada Anak bi Maryam, yang menghandle nya.

bersambung

Episodes
1 S1 perjuangan hidup
2 S1 membeli material untuk membangun rumah
3 S1 pesanan pertama
4 S1 menjadi artis dadakan
5 S1 lamaran Andini & Anto
6 S1 kembali pulang ke rumah masing masing
7 S1 Hutang harus di bayar
8 S1 pernikahan Anto dan Andini
9 S1 Si Kecil Winda yang dahulu
10 S1 lagi banyak duit yak
11 S1 kepulangan Lastri
12 S1 kebiasaan Maya (pop Lastri)
13 S1 Tetangga kepo (Pop Andini )
14 S1 main boleh tapi jangan tiap hari
15 S1 Ketangguhan Winda bak batu Karang
16 S1 Dapat Arisan
17 S1 bertemu Sahabat
18 S1 berdebat dengan maya
19 s1 musibah di rumah orang tua Andini
20 S1 Tetangga baru Andini (pop Andini)
21 S1 tetangga menyebalkan
22 S1 keponakan lucu
23 S1 kehidupan para iparku
24 S1 Arisan
25 S1 meminjam uang
26 S1 tetap menjadi orang sabar karena orang sabar buahnya manis
27 S1 belajar make up
28 S1 kota metropolitan
29 S2 Sukses ku berkat kakakku
30 meminta kakak untuk menikah
31 perjuangan Sinta mencari kerja
32 Rahasia Takdir
33 Ibu Lia
34 Di terima kerja
35 hari pertama kerja
36 Di pindahkan ke kampung Halaman
37 makin hari tetangga makin kepo
38 Masa lalu
39 8. Ada udang di balik bakwan
40 CEO cuek
41 perkenalan singkat Dengan Sahabat baru
42 POV. Damar
43 Ibu sakit
44 lembur
45 jawaban dari lamaran
46 pop Winda, Bahagia
47 tetangga emang gitu
48 Gaya elit ekonomi Sulit
49 mengunjungi ibu
50 kelakuan Tetangga semakin ajaib
51 aku tidak akan diam Saja
52 Aku tak peduli
53 Sandiwara berujung Cinta
54 Sandiwara berujung cinta 2 & pop ibu Ningsih
55 resmi pacaran
56 bahagia Winda
57 ngidam rujak buatan Ibu
58 Tetangga julid
59 kelakuan Maya
60 kelakuan mencurigakan Santi
61 Tetangga absrud
62 Tamat
Episodes

Updated 62 Episodes

1
S1 perjuangan hidup
2
S1 membeli material untuk membangun rumah
3
S1 pesanan pertama
4
S1 menjadi artis dadakan
5
S1 lamaran Andini & Anto
6
S1 kembali pulang ke rumah masing masing
7
S1 Hutang harus di bayar
8
S1 pernikahan Anto dan Andini
9
S1 Si Kecil Winda yang dahulu
10
S1 lagi banyak duit yak
11
S1 kepulangan Lastri
12
S1 kebiasaan Maya (pop Lastri)
13
S1 Tetangga kepo (Pop Andini )
14
S1 main boleh tapi jangan tiap hari
15
S1 Ketangguhan Winda bak batu Karang
16
S1 Dapat Arisan
17
S1 bertemu Sahabat
18
S1 berdebat dengan maya
19
s1 musibah di rumah orang tua Andini
20
S1 Tetangga baru Andini (pop Andini)
21
S1 tetangga menyebalkan
22
S1 keponakan lucu
23
S1 kehidupan para iparku
24
S1 Arisan
25
S1 meminjam uang
26
S1 tetap menjadi orang sabar karena orang sabar buahnya manis
27
S1 belajar make up
28
S1 kota metropolitan
29
S2 Sukses ku berkat kakakku
30
meminta kakak untuk menikah
31
perjuangan Sinta mencari kerja
32
Rahasia Takdir
33
Ibu Lia
34
Di terima kerja
35
hari pertama kerja
36
Di pindahkan ke kampung Halaman
37
makin hari tetangga makin kepo
38
Masa lalu
39
8. Ada udang di balik bakwan
40
CEO cuek
41
perkenalan singkat Dengan Sahabat baru
42
POV. Damar
43
Ibu sakit
44
lembur
45
jawaban dari lamaran
46
pop Winda, Bahagia
47
tetangga emang gitu
48
Gaya elit ekonomi Sulit
49
mengunjungi ibu
50
kelakuan Tetangga semakin ajaib
51
aku tidak akan diam Saja
52
Aku tak peduli
53
Sandiwara berujung Cinta
54
Sandiwara berujung cinta 2 & pop ibu Ningsih
55
resmi pacaran
56
bahagia Winda
57
ngidam rujak buatan Ibu
58
Tetangga julid
59
kelakuan Maya
60
kelakuan mencurigakan Santi
61
Tetangga absrud
62
Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!