Aku terlahir dari keluarga yang bisa di bilang kurang mampu. Sejak masih kecil aku sudah terbiasa dengan berpuasa diri dari jajan seperti anak kecil pada umum nya. Setiap kali ada tukang jajanan anak lewat, ibuku langsung memanggil ku untuk masuk ke dalam rumah dan menakuti ku bahwa mereka tukang culik. Padahal aku sudah mengerti karena keterbatasan ini.
Tibalah saatnya aku masuk SD, setelah sarapan nasi di campur garam aku berangkat bersama teman - teman ku yang lain. Tiba - tina ibu memanggil dan memberiku uang 2000 rupiah untuk bekal jajan 1000 dan nabung 1000, tentu saja aku meng iya kan nya karena ku tahu hemat pangkal kaya.
Setelah sampai di sekolah aku mengikuti pelajaran dengan rajin dan main bersama teman - teman yang lain nya, tak pernah aku merasa malu dengan keadaan ku yang jarang jajan. Aku lebih sering langsung bermain tatkala waktu istirahat tiba karena mengirit uang jajan ku.
Sering juga aku puasa jajan di sekolah dan membawa kembali uang jajan, ku ke rumah untuk ku bawa saat bermain siang sepulang sekolah. Saat yang lain membeli banyak jajanan dengan uang saku yang di berikan ibunya, aku lebih memilih untuk tidur di kelas atau pindah main ke teman yang sudah habis jajanan nya.
ayahku hanya seorang buruh harian lepas atau bisa di bilang petani juga. Kadang- kadang dia kerja memanen kelapa di suruh orang, kadang mencangkul sawah, dll.
Ibuku juga buruh harian lepas kalau pun ada yang menyuruh untuk membuatkan keripik, minyak kelapa, motong rumput di kebun, ibuku selalu siap. Kadang-kadang ibuku juga menjadi buruh cuci, atau memasak di rumah orang yang membutuhkan tenaga nya.
Setiap kali aku pulang sekolah jika masih ada uang saku sisa, aku suka mampir di warung untuk membeli 1 kecap atau 1 terasi yang harga nya 500 perak. Aku suka membawa nya ke rumah untuk ku campurkan dengan nasi hangat lalu memakan nya.
manis pahit hidup sudah aku lalu sejak kecil, ucapan ucapan menyakitkan sudah terbiasa aku rasakan sedari kecil. setelah lulus Sekolah Menengah Atas, aku memutuskan untuk bekerja.
Memang aku tak banyak mengeluh selama menjalani hari-hari ku, karena sudah terbiasa. Walau pun saat aku ada keinginan, aku lebih memilih menimbang-nimbang dahulu sebelum bicara karena takut orang tua ku bertengkar karena keinginan ku.
Pernah saat pulang sekolah aku mengatakan aku ingin sebuah sepeda kepada ibuku. Malam nya ibuku meminta uang kepada ayah bahwa ingin membelikan aku sebuah sepeda, tetapi ayahku membentak nya dan mengatakan dia tidak punya uang.
Aku pura-pura tertidur waktu itu karena takut. Ibuku pergi kekamar dan memeluk ku sambil menangis diam-diam. Sejak saat itu aku tak berani mengatakan setiap keinginan-keinginan ku kepada ibu atau ayah.
Memang sejak dahulu keluarga ku tak pernah mempunyai utang kepada orang lain. Saat tak punya uang sekalipun untuk membeli kebutuhan dapur yang sudah serba habis, aku,ayah,ibu lebih memilih makan nasi hambar saja.
Setiap kali ibuku akan menghutang ke warung untuk sekadar membeli kerupuk atau bawang, ayahku melarang nya dan memarahinya. Tak jarang mereka bertengkar karena masalah ekonomi.
Sejak masih kecil aku sering di ajak ke kebun menemani ibu untuk mencari kayu bakar. Sering ketika perjalanan pulang dan aku merasa lelah, ibu akan menaikan ku ke atas kayu bakar yang di gendong nya sampai ke rumah.
Aku tahu ibu sudah sangat lelah, tak jarang sering ku pergoki ibu diam-diam menangis di kebun tatkala sedang memotong kayu bakar dan membereskan nya untuk di bawa pulang. Air mata mengalir diam-diam di pipinya saat ku tanya mengapa? Ibuku hanya bilang kelilipan sambil tersenyum dan mengusap pipiku.
Saat aku kelas 2 SD ibuku melahirkan adik kembar yang cantik. Tentu saja aku sangat bahagia karena tak kesepian lagi di rumah dan akan ada teman bermain.
Setiap pulang sekolah aku jarang lagi main dengan teman ku, aku lebih suka mengasuh adikku di rumah.
💙💙💙💙
Dan Sekarang saat aku sudah mampu mencari nafkah sendiri, akan ku buat mereka yang menghujat ku menyesal. impianku sederhana saja membahagiakan ayah dan ibu.
Pagi ini pesan terbaru masuk, Snack tower dan Snack castle.
ada beberapa pesan masuk dari, aplikasi berwarna hijau dengan icon gagang telepon
beberapa pesan masuk lainnya menginginkan buket bunga.
berderet pesan masuk dengan beberapa gambar, model buket lainnya dan Snack castle.
sebelum memutuskan untuk menerima pesanannya.
Winda, mengatakan kepada para customernya, jika buket dan Snack castle yang di pesan tidak akan benar benar mirip dengan gambar yang mereka kirimkan.
semua balasan pesan dari customer Setuju.
jika hanya akan mirip mirip saja, Alhamdulillah selama Winda, bekerja di dunia buket kebanyakan orang Setuju dengan apa yang di katakan Winda jika pesan nya tak akan sama persis.
💙💙💙
ke besok pagi Winda, yang melihat semua bahan sudah habis untuk membuat buket dan lainnya.
Winda memutuskan berbelanja, ke Kecamatan Tempat di mana dia bekerja dahulu semua bahan yang Winda, butuhkan sudah tersedia di sana Dengan kalap Winda memilih semuanya karena barang yang Winda, pesan cukup banyak maka Pemilik toko menawarkan Jasa antar barang dengan tarif tujuh puluh Ribu rupiah. Winda menyetujuinya dia. memberikan alamat rumahnya serta memberi tahu, kepada orang rumah. gegas Winda menelpon Bi Maryam.
?
Winda, menekan tombol hijau berlogo gagang telepon. gegas Winda menelpon orang di rumahnya.
Selesai, Winda mengabari orang rumah tak lupa dia mampir ke minimarket tempat dahulu dia bekerja, berbelanja serta bersilaturahmi kepada mantan bosnya dahulu.
selesai berbelanja dan berbincang dengan para karyawan satu angkatan dengannya. tak lupa Winda mampir ke rumah yang ada kota kecamatan.
mengecek beberapa barang yang sudah rumah menggantinya dengan yang baru dan, membeli berbagai bunga untuk hiasan dekornya.
semua sudah selesai, Winda, pulang bertepatan dengan mobil pick up, pengantar barang tiba di halaman rumah.
semua barang pesanan buket Winda, cukup banyak, selain kertas cetophone dan bunga rupanya Winda, membeli Styrofoam. dan barang bahan buket lainnya.
jam menunjukkan pukul 11 siang, Bu Ningsih menyuruh Winda, untuk makan siang, setelah selesai makan siang. Winda meneruskan membuat pesannya.
semua pesanan sudah, selesai kali ini Winda menyetok beberapa buket wisuda, buket bunga, buket boneka dan juga buket Snack.
beberapa, orang yang memesan buket sudah datang mengambil dan ada juga beberapa yang di kirim lewat jasa ojek daring.
💙💙💙💙
Sedangkan di warung nasi Bu Ningsih, dan Maryam mendapatkan pesanan nasi bungkus yang cukup banyak untuk acara nanti sore, semua orang sibuk membantu membuat nasi bungkus.
pukul 3 sore semua pesanan sudah selesai, kali ini Bu ningsih tak pernah pergi belanja Sendiri sudah ada orang yang berbelanja.
seketika senja menyapa, Winda dan keluarga sudah beristirahat di rumah, saat yang lain mulai sibuk dengan tugas di rumah, si kembar sedang sibuk berkutat dengan buku, bapak dan ibunya sedang bersantai menonton tv. sedangkan Winda, sendiri sedang kembali menulis novel. di temani secangkir kopi panas. untuk menemani menulisnya.
kehidupannya sekarang sudah ber angsur membaik. walau para tetangga tetap saja menyindirnya.
Saat kejadian tempo hari sial Winda, pulang malam kali ini, Winda tak pernah lagi ikut menemani para karyawan untuk bongkar Tenda atau bongkar dekorasi.
Winda, hanya datang saat siang hari atau sore, dan perihal gaji. sudah ada Anak bi Maryam, yang menghandle nya.
bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments