Jika kehidupan orang lain terlihat baik.
Cukuplah mencontohi kebaikannya.
Jika kehidupan orang lain terlihat buruk.
Semua sudah hampir Selesai, orang orang bubar pulang ke rumah masing masing hanya ada Keluarga Andini, saja Winda, memutuskan untuk pulang dahulu lalu kembali lagi saat acar pertunangan nanti malam.
begitu juga dengan sepupu Winda, dia sudah pulang lebih awal. setelah sampai di rumah Winda, bergegas mandi lalu bersiap untuk kembali ke rumah Andini, dia mengajak ibunya untuk kembali ke sana. acara di laksanakan Setelah bada magrib.
jam sekarang masih menunjukkan pukul 4 : 30 sore, Winda bergegas menghampiri ibunya untuk bersiap. namun rupanya ibunya sudah bersiap. karena menuju rumah Andini cukup memakan waktu 20 menit. Ibu memintaku membeli buah tangan untuk keluarga Andini.
gegas ku menuju ke depan gang, di sana sudah banyak angkringan,, serta tukang buah dan jajan lainnya. mungkin karena di depan sana jalanan lebih besar dan juga banyak kontrakan para karyawan.
aku memilih parcel buah impor tak apa harganya lebih mahal tetapi buahnya lebih bagus dan seger.
selesai membeli buah, Winda kembali ke rumahnya untuk menjemput Bu Ningsih dan juga ber rias, hanya dengan bedak tipis dan lipstik tipis berwarna nude.
Tampilan yang sederhana, ya meskipun sekarang aku banyak uang tetapi aku tak mau menghamburkannya untuk hal yang tidak penting.
memakan waktu 25 menit untuk menuju desa sebelah. di perjalanan ku bersendau gurau bersama ibu,
Sinta dan Santi kami tinggal di rumah untuk menemani Bapak yang sedang tak enak badan.
Ketika Sampai banyak cemoohan dari para tetangga, Andini perihal aku yang tak memakai perhiasan bahkan soal kulkas yang ku beli dari Aplikasi daring pun masih saja di gosipkan.
terdengar seseorang berkata "duh padahal pemilik Wedding organizer bahkan pemilik toko buket yang tak pernah sepi order, ternyata masih saja ngutang, apah lagi kita yang tak punya penghasilan banyak seperti dia" ucap seseorang seraya mencebikkan bibir ke kiri dan ke kanan.
"iya yah padahal kan mampu buat beli cash mengapa masti kredit" balas seseorang yang suaranya tak asing di telinga ku rupanya dia Mbak Maya.
"duh Miss kepo padahal ini hanya acara lamaran biasa ngapain mesti ada juga di sini" batinku
"Nduk tak usah kamu hiraukan ucapan mereka, mari masuk temuin Andini di kamarnya" ucap Bu Ela, seraya mengusap punggung tangan Winda.
tak ku hiraukan ucapan dua wanita julit itu, gegas aku mengikuti kata Ibu Ela, masuk ke dalam kamar Andini, rupanya Andini sudah selesai ber make up. ya Andini pintar sekali dalam perihal ber make up. bahkan sekarang aku mengajak nya bekerja sama dengan usah Dekor ku atau bahasa lebih kerennya Wedding organizer.
kulihat make up Andini begitu Natural. walau dia mengenakan mascara, eyeliner serta blush ons tepat saja Seperti Cantik natural.
Prosesi lamaran di mulia tepat pukul 7 pihak Dari keluarga Anto, tiba di rumah Andini.
Pihak keluarga Andini menyambut kunjungan ini dengan hangat dan mempersilakan untuk masuk ke dalam rumah
Selain keluarga inti, calon mempelai pria didampingi oleh rombongan yang membawa seserahan untuk melamar sang mempelai wanita.
Prosesi lamaran di mulia, dengan pembacaan Al Qur'an dan sambutan sambutan
Pihak keluarga Andini menyambut kunjungan ini dengan hangat dan mempersilakan untuk masuk ke dalam rumah
Selain keluarga inti, calon mempelai pria didampingi oleh rombongan yang membawa seserahan untuk melamar sang mempelai wanita.
Prosesi lamaran di mulia, dengan pembacaan Al Qur'an dan sambutan sambutan.
tiba saatnya pertukaran cincin, Rupanya Anto, tak main main dengan apa yang dia bawa sebuah seserahan lengkap semua bermerk walau beberapa hari yang lalu, aku sudah melihat dan menghiasi mereka agar terlihat lebih cantik lagi, tetapi kali ini benar benar sungguh sangatlah bagus dan menarik.
sebuah cincin, permata kecil sungguh sangat cantik.
selesai acara terdengar kasak kusuk, dari tetangga yang mengatakan bahwa Sungguh. beruntung Andini, akan dinikahi oleh Anto baru bertunangan saja sudah di bawakan banyak sekali Seserahan. yang bagus, bahkan ada juga barang yang bermerk.
namun tetap saja Melinda, yang melihat itu semua seperti iri dan selalu saja menjelekan orang lain.
"duh paling barang kw," tiba tiba saja Melinda, berkata
namun ucapnya tidak ada membenarkan, justru mereka mencemooh nya.
"diam saja lah Melinda, ga usah rusak acara orang" ucap seseorang ibu yang sedari tadi kagum dengan Andini. Rupanya dia Kaka dari ibu Ela. pantas saja sedari tadi Dia tak suka orang orang menjelekan Andini.
semua rangkaian acara selesai, Sekarang hanya tinggal keluarga Inti dan Winda serta ibunya yang masih ikut bergabung, karena Ibu Winda, dan ibu Andini merupakan Sepupu jauh.
banyak sekali candaan obrolan duka keluarga berbincang tanpa canggung, padahal keluar Anto Adalah sosok orang berada, Anto sendiri memiliki usaha cafe di kecamatan, namun selama ini dia hanya bilang kepada orang orang bahwa dia hanya karyawan biasa di sana.
Sungguh orang kaya yang tak mau terlihat kaya, berbeda dengan orang orang zaman sekarang kebanyakan orang mau terlihat kaya padahal biasa saja. bahkan pakaian pun rela utang agar di anggap wah.
malam kian Larut, Winda dan ibunya bergegas pulang ke rumah, sedangkan keluarga yang lain masih ada yang mengobrol bahkan ada yang memutuskan menginap.
sebelum Winda berpamitan, ada sebuah nasihat dari kedua orang tua anto "Fisik boleh lelah, pikiran boleh kacau, tetapi jangan salah bertindak. Kadang hidup akan berantakan, semua yang terjadi tidak sejalan, keadaan sekitar kadang tidak bersahabat, ketidak pastian datang mengusik, tetapi semangat tidak boleh patah. Karena semangat adalah satu-satunya yang akan menemanimu saat kau sedang tertekan, saat sedang rapuh dan saat kau sedang lemah. Akan ada banyak hal yang pasti kau hadapi entah itu kesulitan, rasa lelah dan berbagai macam hal yang ingin menghentikan mu dalam berjuang untuk tetap hidup, tetapi semua itu bisa kau lawan dengan mempertahankan rasa sabar mu dan jalani semuanya dengan lapang dada. Tidak ada yang sia-sia, hanya saja waktunya belum tepat untukmu bahagia. Tangisanmu itu berarti untuk membentuk setiap senyum yang akan terukir dibibir indah mu itu" ucap Ibu Anto
sungguh nasihat yang sangat berarti untuk Winda, kadang kala dia merasa lelah dengan semua yang ada. lelah dengan ucapan orang bahkan ada hal yang membuat sedih.
namun dengan kata kata motivasi dari ibunya Anto, membuat Winda kembali semangat.
"baik Bu, mohon pamit undur diri untuk pulang karena takut kemalaman" ucap Winda
gegas Winda dan ibunya menaiki sepeda motornya memakan waktu 30 menit untuk sampai ke rumahnya.
bersambung...
note : mohon maaf masih banyak typo.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments