Entah apa yang terjadi dengan Anak majikan ku, mengapa dia bersikap begitu lembut padaku? Sampai membelikan ku banyak sekali pakaian dan celana jeans, dia sampai menyuapi ku makan karna aku tidak bisa menggunakan sumpit dengan benar.
Apa jangan jangan Mas Rehan?.....
Tidak, aku harus menyudahi ini, Mas Rehan tidak boleh menyukaiku. jika mbak Siti sampai tahu perihal apa yang di berikan dan di lakukan Mas Rehan padaku di Mall tadi. Ini bisa menjadi bumerang bagiku.
Aku yakin, mbak Siti tidak akan tinggal diam. dia pasti akan mengadukan ku yang bukan bukan pada ibu majikan, dan membuatku terancam bisa di berhentikan!.
Setelah menyusun semua belanjaan yang di perlukan rumah dan dapur, aku segera membawa kantong berisi pakaian ku. untung nya mbak Siti belum juga terlihat. ku harap dia sedang berada di dalam kamar mandi. agar tidak memergokiku membawa pakaian baru dan mas Rehan..
Sesampai nya aku di kamar, sial sekali mbak Siti malah sedang berada di kamar. yang membuatku tidak bisa kembali ke luar.
Ku bawa masuk paper bag itu, mbak Siti nampak begitu memperhatikan apa yang aku bawa.
"Apa itu?" tanya nya padaku.
"Baju mbak" jawabku.
"Dapat dari mana?" ucapnya ketus.
"Beli mbak" jawabku.
"Sini!" ucapnya seraya merebut paper bag dari tanganku. ku lihat mbak Siti membuka dan mengeluarkan semua isi dalam paper bag tersebut.
"Dari mana kamu dapat ini semua!" ucapnya.
"Beli lah mbak" jawabku.
"Beli? banyak duit kamu bisa beli baju di Mall" ucapnya.
"Memang nya tidak boleh, kalau saya membeli pakaian dari uang saya mbak?" jawabku.
"Alah, paling kamu nyuri kan di sana!" ucapnya semakin memancing amarahku.
"Terserah apa yang mbak katakan, saya bebas mau menggunakan uang saya" jawabku. seraya mengambil semua pakaian baruku dan memasukan nya ke dalam lemari.
"Heh, keluarkan semua bajumu, aku mau pakai lemari itu!" ucap mbak Siti lagi.
Ku tarik nafas dalam. aku harus bersabar menghadapi manusia satu ini,
Ku ambil Tas ku yang berukuran cukup besar, ku masukan semua pakaian dan barang barang ku ke dalam tas besar dan menaruh nya di pojokan. setelah selesai aku lekas meninggalkan mbak Siti di kamar,
"Hey, Bawa kan air minum ke sini saya haus" ucap mbak Siti
"Mbak bisa ambil sendiri kan?" jawabku mulai tersulut emosi.
"Hey, berani kamu membantah saya?" ucapnya.
"Dengar mbak, kita sama sama pembantu disini, jadi saya tidak memiliki kewajiban untuk melayani mbak. dan saya mohon jangan memancing terus emosi saya." jawabku menghadapinya.
PLAK.....
Satu tamparan mendarat di pipi ku.
Siti!....
Suara berat yang teramat ku kenal. mengagetkan ku begitu juga mbak Siti.
Mas Rehan masuk ke kamar kami dengan nafas yang tersenggal dan wajah yang merah padam.
Apa mas Rehan akan marah karna kami bertengkar? ya ampun bagaimana kalau dia mengadukan semua ini pada Mamah nya?
pasti aku akan di pecat, dan sudah jelas aku akan merepotkan mbak Nurma yang sudah banyak membantuku. sampai memberiku pekerjaan.
"Apa apaan ini Siti!" tanya Mas Rehan pada mbak Siti dengan mata melotot.
"Mas Rehan, apa nya yang apa Mas?" jawab mbak Siti gugup.
"Berani kamu menampar Lea?" ucap mas Rehan.
Seketika aku melirik ke arah mas Rehan yang memang berada di depan ku yang tengah membelakangi ku.dan menghadap mbak Siti.
.
"Apa?" jawab mbak Siti nampak kebingungan.
.
"Kenapa kamu berani menampar Lea?" ucap mas Rehan.
"Lea membangkang mas, tadi saya memerintahkan dia sesuatu. tapi malah membangkang" kelak mbak Siti yang membela dirinya.
"Jangan bohong kamu, dari tadi saya berada di balik pintu!" jawab mas Rehan, yang membuat ku dan mbak Siti terkejut.
"Eemm, itu mas, anu..." ucap mbak Siti.
"Ikut saya!" jawab mas Rehan yang langsung menarik kasar tangan Mbak Siti keluar kamar.
aku pun ikut mengekor di belakang dua manusia itu. semoga tidak terjadi apa apa?
mengingat tubuh mas Rehan begitu tinggi tegap.
"Mom, Mommy" teriak mas Rehan yang menggema di semua dinding di rumah ini.
Mbak Siti nampak kebingungan. dan mas Rehan terus memegang tangan Mbak Siti tanpa melepaskan nya. namun pegangan tersebut nampak membuat mbak Siti kesakitan. ku lihat beberapa kali mbak Siti berusaha dan meminta untuk di lepaskan.
"Ada apa ini?" jawab majikan ku kala keluar kamar.
"Mom, Mommy harus tahu apa yang sudah di perbuat pembantu Mommy ini?" ucap mas Rehan.
Ku lihat ibu majikan nampak menautkan alis nya sambil melihat ke arah mbak Siti
"Ada apa lagi?" jawab nya.
.
"Dia sudah berani menampar Lea!" ucap mas Rehan.
Seketika majikan ku melihat ke arah ku. merasa di perhatikan dengan tatapan yang begitu tajam. aku hanya bisa menunduk ke bawah
"Benar yang di katakan Rehan Siti?" jawabnya seraya menatap mbak Siti.
"Tidak Bu" jawab mbak Siti.
"Jangan bohong kamu, jelas jelas saya menyaksikan semua nya!" ucap mas Rehan tak mau kalah.
"Mas Rehan salah paham, sebenarnya Lea yang mau menampar saya. tapi saya mengelak dan berhasil menamparnya!" jawab mbak Siti. yang selalu memutar balik kan fakta.
"Sudah jelas jelas saya tahu, kamu menyuruh Lea membawakan air minum untuk kamu di kamar, dan Lea tidak bersedia karna dia juga tahu siapa kamu. dan kamu menamparnya bukan!" ucap mas Rehan.
"Itu,..." jawab mbak Siti.
"itu apa? kamu sudah tertangkap basah masih saja bisa mengelak!" ucap mas Rehan.
"benar itu Siti? kamu sampai berani menampar Lea?" jawab ibu majikan.
"Itu Bu, saya tidak sengaja Bu. karna Lea sekarang jadi sering membangkang dan meninggalkan pekerjaan nya dan mas Rehan juga sering membela nya" jawab mbak Siti.
"Bukan nya kamu yang sering santai santai? saya sering memperhatikan kalian berdua. Lea sibuk sendiri sedangkan kamu hanya duduk sambil main HP bukan!" ucap mas Rehan.
"Tidak kok, saya tidak pernah main HP. mas Rehan jangan fitnah saya ya!" jawab mbak Siti.
"Rehan tidak bohong Siti, saya sudah melihat rekaman video kamu yang sedang duduk bersantai sambil main HP. dan Lea tengah sibuk sendiri bekerja. saya tidak menegor kamu. karna saya kira kamu itu sudah tahu pekerjaan disini. tapi makin ke sini saya lihat kamu semakin semena-mena akan pekerjaan di rumah ini, dan sekarang kamu sampai menampar Lea?" jawab ibu majikan.
"Bu, Ini semua fitnah Bu. saya tidak melakukan itu" jawab mbak Siti.
"Cukup Siti, kamu sudah kepergok masih saja mengelak. di rumah ini sangat di larang untuk melakukan kekerasan fisik. dan bisa bisanya kamu menampar teman kerja mu yang banyak mengerjakan kerjaan kamu?" jawab ibu majikan.
"Tapi Bu" jawab mbak Siti.
"Dengar saya tidak mau mendengar hal seperti ini terjadi kembali? dan untuk kamu Siti. rubah sikap mu. kamu disini kerja seperti Lea, bukan saya tampung untuk bersantai santai. kalau kamu tidak mau saya pecat maka bekerja lah dengan benar!" jawab ibu majikan.
Mbak Siti nampak seperti ketakutan. dan mas Rehan melepaskan pegangan tangan nya pada mbak Siti..
"Lea, ikut saya akan saya obati pipi kamu" ucap ibu majikan. .
"Baik Bu" jawabku sambil mengekor ibu majikan dan meninggalkan mbak Siti. ku lihat mas Rehan juga mengikuti langkah ku.
"Duduk disini" ucap ibu majikan.
Aku pun duduk di karpet.
"ngapain duduk di bawah, ayo duduk di atas" ucap mas Rehan yang sudah duduk di kursi yang sangat empuk ini.
"Tidak usah mas, saya duduk di sini saja" jawabku.
Tak lama majikan ku datang dengan sebuah kotak di tangan nya.
"Saya bisa mengobatinya sendiri Bu, ibu tidak perlu repot repot begini" ucap ku hendak mengambil alih apa yang tengah ia kerjakan
"Tidak apa apa Lea, kamu disini kerja dengan saya. jadi kamu juga menjadi tanggung jawab saya kalau kamu terluka." jawabnya.
"Terima kasih banyak Bu" ucapku.
"Kenapa Siti sampai menamparmu?" jawabnya.
"Mungkin mbak Siti sedang ada masalah Bu, saya tidak begitu mempermasalahkan ini" ucapku
"Kamu memang gadis yang baik, dari tadi kamu hanya diam saat Siti berusaha menyalahkan kamu" jawabnya.
"Terima kasih Bu" ucapku.
Ku lihat mas Rehan terus saja memperhatikan ke arah ku, bahkan sampai tidak memalingkan sedikit pun pandangan nya dari ku.
"Kamu memiliki kulit yang putih bersih, jadi kena tampar sekali sudah begitu lebam dan merah" ucap ibu majikan.
"Iya Bu, tapi tidak apa apa kok. nanti juga sembuh" jawabku.
"Bu, terima kasih sudah mengobati saya, saya mohon pamit mau melanjutkan pekerjaan saya" ucapku kemudian.
"Iya silahkan" jawab nya
Aku pun pergi meninggalkan majikan ku dengan anak nya. bukan apa? di perhatikan terus oleh mas Rehan bisa bisa membuatku hilang akal.
Memang mas Rehan begitu tampan. siapa juga yang tidak menyukai lelaki itu? dengan wajah Blasteran yang ia miliki. tapi aku harus mengukur jati diri. siapa aku dan siapa juga mas Rehan. jangan sampai aku terbawa larut dalam suana kebaikan yang mas Rehan berikan padaku.
Aku hanya pembantu....
dan tetap menjadi pembantu.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 135 Episodes
Comments
Aulia Al husna
semangat selalu Mbak
2023-01-11
3
Akusape
lanjut mbk😊
2023-01-10
2