Entah berapa lama aku terlelap sembari memeluk jasad ibu, ku lihat pintu depan masih terbuka lebar, dan langit masih sangat gelap gulita. lekas aku menutup pintu dan kembali menghampiri ibu,
Ku usap pucuk kepala ibu, ku tatap wajah nya yang semakin memucat. ku cium tangan nya beberapa kali. karna aku tak tahu?
kapan aku bisa mencium tangan nya lagi...
Lekas aku memandikan ibu di dapur, ku pakaikan kain untuk membungkus mayat ibu,
setelah selesai menutup semua tubuh ibu, sampai tak terlihat.
Tangis ku pun pecah kembali, mengingat saat kematian Ayah tidak ada satu manusia pun yang datang dan membantu kami,
kini hal yang sama terjadi kembali, Tidak ada satu manusia pun yang mau membantuku membawa ibu ke dokter. sampai ibu harus pergi selama nya.
bahkan aku sampai tak tahu jam berapa ibu meninggal, Aku begitu membenci seluruh manusia yang ada disini, Mereka bersikap layak nya hewan, seandainya aku memiliki ucapan yang mampu menjadi kenyataan, akan ku jadikan mereka semua seperti hewan..
Beberapa saat menatap jasad ibuku. aku lekas berjalan ke pekarangan belakang, dengan langkah yang lemas,
"Ayah, Lea akan membawa ibu ke sisi Ayah. kalian bisa bersama lagi. setelah terpisah selama satu tahun. dan jangan pernah pikirkan ke adaan Lea, Lea akan Menuntut balas kepada orang orang yang jahat pada kita" ucapku di hadapan makam Ayah.
Lekas ku ambil cangkul yang pernah ku gunakan sebagai alat untuk mengubur Ayah,
dan kini, aku menggali liang untuk mengubur ibuku. ..
Jangan tanya perasaan ku saat ini?
Jika kau mampu melihat, mungkin aku sanggup memakan daging manusia.
Setelah lubang untuk tempat pengistirahatan ibu telah siap, aku kembali masuk ke rumah.
aku duduk di hadapan jasad ibuku. sebenarnya tak tega rasanya mengubur ibu ku sendiri, namun Aku tahu tidak mungkin ada yang datang untuk melakukan nya.
Ku angkat tubuh ibu sekuat tenaga. karna kini tubuhnya telah kaku. membuatku kesulitan kala mengangkatnya.
setelah jasad ibu telah berada di dalam liang lahat, ku pandangi dirinya. ku adzan kan ibuku.
entah semua ini di perbolehkan atau tidak?
namun aku pun tak sanggup jika ada yang kurang satu apapun untuk ibuku.
Lekas ku kubur ibu secara perlahan. dan menancapkan sebuah ranting kering. sebagai pertanda nisan nya.
"Ayah, Ibu. Kalian sudah bersama kembali. tenang lah di alam sana, dan berdoalah pada Tuhan agar kita di satukan lagi suatu saat nanti. Jangan pernah pikirkan Aku. Lea tidak akan pernah tenang sebelum bisa memberi pelajaran pada manusia manusia itu!" ucapku berdiri di hadapan makam kedua orang tuaku.
pagi itu...
setelah sarapan dan berpamitan pada makam orang tuaku, aku berjalan kembali ke pasar.
melakukan aktifitas ku kembali. sepanjang perjalanan ku lihat banyak sekali orang. ada yang sedang bersantai di rumah nya, ada yang berbincang di tukang sayur. dan ada yang mengurus hewan peliharaan nya.
Ku perhatikan mereka baik baik, bahkan tidak pernah sekalipun mereka bertanya keadaan ibuku? sudah mati atau belum!
"Harta memang bukanlah segalanya? namun percayalah, harta yang kita miliki mampu membeli segalanya, termasuk hati manusia"
berkeliling di pasar mencari orang yang membutuhkan jasa ku.
hingga sore pun tiba, kali ini aku tidak lagi pulang tengah hari, karna tidak ada siapa siapa di rumah. jadi aku bekerja sampai petang.
Saat tengah dalam perjalanan pulang, ku lihat dari kejauhan dua orang lelaki yang kemarin menggilir ku. tengah asik berbincang dengan beberapa orang,
tidak ku lihat sedikit pun rasa bersalah di wajahnya. silahkan kalian tertawa, tapi ingat suatu hari nanti, aku akan membuat sebuah perhitungan. sampai kalian menangis darah di hadapan ku!
ku lanjutkan perjalanan ku, sampai melewati sebuah warung yang tengah di kerumuni beberapa orang, warung yang sempat ku datangi malam malam. untuk meminta mengijinkan ku berhutang sebuah teh botol. sampai ibuku harus pergi tanpa mendapat apa yang dia kehendaki. karna keegoisan wanita gemuk itu.
Suatu saat, akan ku hancurkan warung yang kau banggakan Wahai wanita egois!
Sesampainya aku di rumah, hanya kesepian yang melanda, sunyi sekali rasanya. beberapa hari yang lalu masih ada ibu yang menemaniku di sini, walau tidak banyak bicara. namun masih ada seseorang yang menempati gubuk butut ini bersama ku.
Aku pun berbaring disebuah kasur lantai yang sudah sangat usang. berharap lelah ku hari ini bisa langsung membuat ku terlelap dan bangun di pagi hari.
namun sial sekali, bayangan malam itu kala mahkota ku di rampas secara brutal oleh manusia tidak berhati.selalu menghantuiku.
************
Satu Minggu setelah kepergian ibu, aku tidak pernah makan di rumah, pagi dan sore aku akan beli gorengan atau Bubur. inilah rasanya jika hidup sebatang kara.
"Tolong, Tolong...
Saat tengah duduk di trotoar pasar, aku mendengar teriakan seseorang. ku lihat sekeliling ada satu wanita yang tengah berteriak meminta tolong.
Tanpa ada seorang pun yang menghiraukan aku pun berjalan ke arah nya.
ternyata itu adalah ibu ibu yang pernah menolak membantuku membawa ibu dulu, demi ngerumpi dengan yang lain.
Wajah nya nampak sedih dan panik.
"Lea, Lea tolong saya dompet saya di jambret dan jambret nya pergi kesana, kamu kan kerja disini jadi tolong saya" ucapnya seraya meminta bantuan padaku.
Aku tak menghiraukan ucapannya, dan hendak berjalan melewatinya.
"Lea, kamu dengar saya kan? ayo bantu saya" ucapnya lagi.
"Maaf saya tidak kenal dengan anda, dan saya sibuk jadi urus saja urusan Anda sendiri!" jawabku melepaskan pegangan tangannya.
Enak saja dia meminta bantuan ku, setelah apa yang pernah dia lakukan padaku dan ibu,
dia pikir, di jambret di pasar akan ada yang menolong. pergi ke kantor polisi pun pasti akan banyak biaya,
jadi malas sekali aku meladeni wanita tak berhati sepertinya.
"Lea, sombong sekali kamu. baru juga bekerja jadi buruh angkat barang" ucapnya
Aku pun menghampiri wanita itu dan berdiri di hadapan nya.
"Memang nya kenapa? apa pekerjaan saya merugikan anda?" jawabku dengan tatapan tajam.
"Jadi orang susah itu jangan sombong, bagus orang tuamu mati!" ucapnya seraya menatap ku dengan mata melotot.
"mau saya sombong atau tidak bukan urusan Anda, urus saja hidup anda sendiri. toh bukan nya selama hidup pun anda tidak pernah berjasa untuk orang susah? jadi kenapa saya harus menolong anda!" jawabku. membuat netra wanita ini membulat sempurna.
"Berani kamu ya" ucapnya seraya menamparku. membuat tidak sedikit orang di sini melihat ke arah kami.
Ku tinggalkan wanita ini di tempat nya berdiri, berani dia menamparku. akan ku balas nanti.
"Aduh. sakit tolong.......
Ada rasa puas kala melihat wanita yang beberapa saat yang lalu menamparku terkapar tertindih sebuah kayu besar,
Aku memang merencanakan kejadian ini, sengaja aku meninggalkan nya dan pergi ke sebuah kebun untuk mencari kayu yang telah jatuh, beruntung aku menemukan nya. dan seperti yang aku tahu, wanita ini pasti akan lewat sini, karna ini adalah jalan utama dari pasar.
Lekas aku berjalan kembali ke rumah dengan perasaan bahagia....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 135 Episodes
Comments