"SIKAP LEA"

Sesampainya di salah satu pusat perbelanjaan terbesar di kota kelahiran ku. Lea terus mengekor di belakang ku. ku pelan kan langkah ku agar Lea berjalan sejajar dengan ku. namun bukan nya mensejajarkan langkah kami. Lea malah ikut berhenti.

Ku lirik wajah nya, dia hanya tertunduk.

"Lea, kamu kenapa? kok nunduk gitu?" tanyaku pada gadis cantik ini.

"Tidak apa apa mas" jawabnya terus menunduk ke bawah.

"Kalau gak apa apa kenapa kamu lihat terus ke bawah?" ucapku

"Saya takut kehilangan jejak mas Rehan, saya takut nyasar mas" jawabnya.

"Ya ampun, jadi karna itu?" ucapku tertawa sedikit.

"Iya mas, ini kali pertama saya masuk ke gedung besar mas" jawabnya.

"Ya sudah ayo sini" ucapku seraya menggenggam lengan Lea,

Ku lihat gadis ini seperti salah tingkah, beberapa kali dia melihat ke arah tangan ku yang terus memegang tangan nya.

Lea memang berperan sebagai pembantu, yang mengerjakan semua pekerjaan rumah. namun telapak tangan nya tidak kasar sama sekali. tangan nya begitu lembut dan dingin.

Ada Perasaan yang aneh kala aku terus memegang tangan gadis ini?

beberapa lama kami melangkah, akhirnya kami tiba di pusat perbelanjaan yang menyediakan berbagai kebutuhan dapur dan rumah lain nya. ku bawa Lea terus melangkah memasuki beberapa deretan berbagai kebutuhan rumah.

Aku terus memegang tangan Lea, sambil mendorong sebuah troli.

Ku rogoh saku jaket yang menyimpan catatan barang yang hendak di beli. ku cari satu persatu barang yang di butuhkan di rumah.

Sekitar satu jam berbelanja kebutuhan rumah, aku pun membawa Lea ke sebuah stand pakaian, karna sebenarnya aku memang ingin membeli sebuah kaos untuk ku.

Lea masih mengekor di belakang ku dengan mendorong troli besar itu. .

"Kamu ada yang mau dibeli?" tanyaku pada gadis yang sedari tadi memperhatikan sekeliling.

"Tidak mas" jawabnya.

"Kamu gak mau beli pakaian atau sendal?" ucapku karna selama ini dia benar benar memakai pakaian yang sederhana

"Tidak mas" jawabnya.

Ku hampiri Lea,

"Kamu mau beli apa? biar saya yang bayar" ucapku sambil menatap manik gadis ayu ini.

"Tidak ada mas" jawabnya.

"Ya sudah kalau kamu memang tidak mau beli sesuatu" ucapku

Aku pun memilih beberapa pakaian ku. dan setelah membayar aku masuk ke sebuah stand pakaian wanita.

tanpa bertanya pada Lea, aku memilih beberapa pasang kaos Wanita, karna Selama ini Aku melihat nya sering mengenakan kaos.

Lea masih berdiri tanpa beranjak sedikitpun.

"Ini" ucapku seraya menyodorkan sebuah paper bag berisi pakaian miliknya.

Tanpa berkata sepatah katapun Lea menerima paper bag tersebut dan menaruhnya di dalam. troli.

"Eemm, kamu gak lihat dulu isinya?" tanya ku karna ku rasa pasti dia kira paper bag tersebut belanjaan ku.

"Memang nya kenapa mas?" jawabnya seraya menautkan alis nya.

"Itu isinya buat kamu" ucapku.

"Oh iya kah, " jawabnya seraya membuka isi dari paper bag tersebut.

Lea membuka dan melihat setiap kaos dan celana yang ku belikan itu.

"Mas, ini semua nya buat saya?" tanya nya sambil menatapku yakin.

"Iya, kamu suka tidak?" jawabku

"Kenapa mas membelikan saya banyak pakaian?" tanyanya

"Tidak apa apa, hanya saja kan saya belum pernah membelikan pakaian untuk kamu," jawabku.

"Untuk mbak Siti?" ucapnya

"Eemm, mbak Siti dulu saya pernah membelikan nya" jawabku berbohong

"Oh, terima kasih ya mas" ucapnya kemudian.

"Kamu suka?"tanyaku.

"Suka sekali Mas" jawabnya seraya memberikan senyuman manis nya padaku.

Ah, Senyuman gadis ini benar benar membuatku klepek-klepek. Seperti ada sebuah air yang berasal dari pegunungan yang menyiram pucuk kepala ku, rasanya sangat sejuk dan segar.

Aku pun berjalan dan berhenti melihat beberapa stand makanan.

"Kamu mau makan dulu?" tanyaku

"Mas, kalau mas mau makan silahkan. saya biar menunggu disini" jawabnya.

"Kenapa?" ucapku.

"Tidak apa apa mas" jawabnya.

"Saya tidak bisa makan sendiri, jadi kamu harus menemani saya makan" ucapku sedikit memaksa.

"Baik lah mas" Jawabnya.

Aku pun membawa Lea makan di sebuah resto Jepang, yang menyajikan banyak sekali hidangan yang berasal dari negri yang memiliki julukan sebagai negri Matahari terbit itu.

Aku dan Lea pun duduk disebuah meja. dan tak lama beberapa hidangan lezat tersaji di hadapan kami berdua.

Ku lihat Kea begitu kebingungan dengan beberapa makanan yang tersaji di hadapan nya.

"Kamu pernah makan Sushi?" tanyaku pada Lea ..

"Susi?" jawabnya kebingungan.

"Haha, bukan Susi Lea, tapi Sushi" ucapku.

"Sushi itu apa mas, bukan orang kan?" jawabnya sambil begitu kebingungan.

"Haha, bukan Lea, Sushi itu makanan khas Jepang. dan kita sekarang lagi berada di restoran Jepang" ucapku menjelaskan.

"Oh, pantas saja saya tidak mengerti tulisan di pintu masuk tadi, saya kira pas sekolah dulu saya tidak memperhatikan guru" jawabnya.

"Memang nya kamu lulusan apa?" ucapku.

"Sekolah Dasar( SD) mas" jawabnya.

"Ya sudah, kamu belum pernah kan makan makanan Jepang, jadi sekarang kamu harus habiskan ini semua" ucapku

"Hah, saya tidak bisa mas, melihat nya saja saya belum tentu bisa makan atau tidak" jawabnya.

"Kenapa?" ucapku.

"Tidak mas tidak apa apa" jawabnya canggung.

"Ini, kamu Coba Sushi ini" ucapku memberikan sebuah Sushi pada Lea

Beberapa kali Lea menjatuhkan sumpit dan makanan, karna mungkin dia tidak terbiasa menggunakan sebuah sumpit.

Aku pun mengambil sebuah Sushi dan hendak menyuapi Lea.

"Ayo" ucapku hendak menyuapi gadis ini.

Beberapa saat Lea seperti salah tingkah, namun lambat laun dia pun membuka mulutnya dan menerima suapan makanan dari tangan ku.

Setelah dia mengunyah makanan yang dia makan, matanya langsung melotot sempurna. membuatku benar benar keheranan.

"Kamu kenapa?" tanyaku pada Lea.

"Ini yang Mas bilang Sushi itu?" jawabnya sambil menyipitkan matanya.

"Iya, bagaimana rasanya?" ucapku

"Maaf ya mas, mungkin saya tidak terbiasa makan makanan begini, jadi sepertinya tidak cocok dengan lidah saya yang kampungan" jawabnya seperti memaksakan menelan makanan itu.

"Kamu tidak suka? tidak apa nanti saya pesan kan Ramen saja buat kamu" ucapku.

"Tidak mas, tidak usah. saya makan ini saja. ini sudah banyak sekali. nanti malah tidak termakan kalau mas terlalu banyak pesan" jawabnya.

"Tidak Lea, kalau kamu tidak suka makan Sushi. jangan kamu paksakan biar saya pesankan yang lain saja" ucapku sambil menggenggam lengan lembut gadis ini.

Lea seperti salah tingkah kala aku menggenggam lengan nya, dia beberapa kali melihat ke arah ku. apa dia menyadari ada keanehan dalam diriku pada dirinya?

"Eemm, tidak usah mas, ini saja" jawabnya seraya menarik lengan nya.

"Ya sudah, kalau begitu kamu makan ya" ucapku

Tidak ada perbincangan setelah ini di antara kami berdua, Lea melanjutkan makan nya begitupun dengan ku. Lea berusaha Menggunakan Sumpit dengan benar, walau beberapa kali terjatuh. aku membantunya sedikit. namun Lea seperti memberi jarak antara aku padanya.

Satu Jam semua makanan di hadapan kami telah habis tak bersisa. Lea sempat beberapa kali memaksakan makanan yang masuk pada mulutnya. namun lambat laun dia seperti terbiasa dengan makanan ini.

Sebenarnya Lea itu gadis yang pintar, terbukti dari caranya belajar menggunakan sumpit. dia hanya belajar dalam waktu satu Jam. dan sudah menguasai cara memegang dan menggunakan nya.

Setelah selesai dengan semua belanjaan dan makanan. kami pun kembali menaiki mobil dan kembali ke rumah, Lea tetap diam tak bersuara membuatku ikut canggung akan tingkah nya.

Setelah mobil berhenti di depan rumah mewah milik keluargaku, Lea segera keluar dan membuka gerbang. dan setelah mobil berhasil terparkir sempurna. Lea membawa semua belanjaan keperluan dapur ke dalam.

"Mas, untuk makan dan baju bajunya terima kasih banyak" ucapnya seraya berjalan masuk meninggalkan ku sendiri terpaku akan dirinya.

Apakah Lea tahu perasaan ku padanya?....

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***