Terjebak Di Rumah CEO

Terjebak Di Rumah CEO

Anganku

Memiliki segalanya adalah keinginan semua orang, namun tidak untuk seorang gadis cantik blasteran turki ini. Yang dia inginkan adalah menjadi mandiri atas usahanya sendiri. Merangkak memulai dari nol dan menjadi pengusaha terkenal yang bisa punya perusahaan sendiri tanpa campur tangan keluarga besarnya. Keinginan ini sudah ada dari SMA namun Ia belum punya cukup uang dan keberanian, ternyata setelah menjadi sarjana lulusan universitas terkenal di luar negeri pun tidak menambah keberaniannya. Ya, aku terlalu sayang keluargaku. Aku tidak sanggup berlama-lama tidak bertemu mama dan adik-adik kecilku. Beruntungnya aku memiliki adik kembar diusia mama yang ke 51 thn. Kehamilan di usia ini membuat kami sangat takut tapi mama luar biasa, ia dapat melewatinya. Ia selalu tersenyum dengan lemah lembut dan menenangkan kami, oh ya untuk si kembar aaah mereka sungguh menggemaskan. Aku selalu membantu dan mengurus adik kembarku. Mulai dari kebutuhan A-Z, seru sekali memilihkan perintilan bayi dan memilih baju-baju mereka. Lelah sudah pasti, tapi semua hilang ketika sesekali mama memegang tanganku dan berkata.

"Terimakasih ya kak"

Aku tersenyum dan memeluknya. Ah sudahlah aku tidak mungkin tega meninggalkan keluargaku, tapi aku juga punya impian. Sudahlah.

Perjalanan kali ini membuatku sedih karena harus meninggalkan sahabat, teman dan dia. Mereka semua mengantarkanku dan memberikan beberapa surat manis. Ku buka satu persatu, ternyata air mataku tidak berhenti menetes. Aku ingat betul ketika mengenal Zalia, sahabatku di Inggris. Wajahnya unik namun khas gadis inggris dengan rambut blonde dan senyum manisnya. Kala itu aku tersesat di kampus dan sedang sakit aku terduduk lemas dan menggigil. Berusaha mengumpulkan kekuatan dan bertanya kepada orang sekitar namun yang kudapatkan mereka menggodaku. Tiga laki-laki itu melihatku dari atas sampai bawah, salah satu dari mereka mendorongku ke temannya,kemudianmendekatkan wajahnya.

"Butuh kehangatan?"

Aku tak sanggup melawan bahkan untuk berdiri saja kewalahan, padahal aku sempat belajar beladiri dan cukup mampu menghadapi 3 laki-laki sok ganteng ini. Semua orang melihatku namun tidak ada yang menolong. Beginikah hari pertamaku? Aku hanya menundukkan pandanganku yg semakin lama semakin berkunang. Aku menatapnya.

"Help me"

Lirihku kemudian aku tidak begitu tau apa yg terjadi.

Samar aku mendengar seorang perempuan marah dan panik sambil memegang dahi dan tanganku. Aku juga mendengar suara seorang laki-laki yg sangat berat di dekatku. Mereka semua panik melihatku yang tiba-tiba memucat.

"Back off, i am a doctor"

Aku terbangun di sebuah kamar yang sangat besar, dengan desain klasik modern. Aku melirik kanan kiri namun tidak kutemukan seorangpun, kulihat sebuah foto perempuan dengan jas dokter. Di sampingnya ada stetoskop dan termometer. Kemudian aku mencari hp di sakuku.

"Loh kok di infus"

Sialnya aku tidak menemukan handphone dan barang apapun di saku celana, salahku memaksakan masuk kuliah dalam keadaan sakit ditambah cuaca yang sangat dingin.

"Oh thank God, are you okay?" Ucap seorang wanita ketika membuka pintu. Ia berlari menghampiriku, rambut blonde nya ikut berlarian kesana kemari.

"Cantik banget" aku terpaku. Dibelakangnya menyusul 4 laki-laki. Aku langsung bangun ingin lari namun gadis blonde ini memegangku.

" It's okay, i am here " bagaikan punya pelindung, aku diam mematung menatap mereka satu persatu.

" So, what do you want to say?" ucap Gadis blonde menatap tajam.

"Hey, we are sorry, i am just playing pranks"

Salah satu dari ke empat laki-laki berbicara. Aku hanya mengangguk dan tersenyum pahit. Ada satu laki-laki yang menatapku lekat, seolah dapat membaca apa yang kupikirkan. Dia berjalan ke sampingku mengambil termometer, mengecek infus, memegang dahi dan leherku. Aku masih tersihir oleh ketampanan dan postur tubuhnya.

"I am Zalia, this is my brother Max"

"Thank you" aku masih menatap ke 3 laki-laki yang tadi menggodaku.

"Dont worry, they are my" belum sempat melanjutkan pembicaraan ada perempuan tua masuk kamar dan mengantarkan bubur. Ohh no aku tau ini bau apa ini pasti Indomie terlihat disebelah bubur ada 2 mangkok Indomie dan aku merindukannya.

"Wait, is that Indomie chicken curry flavour? Where did you get it?" sebagai warga baru pendatang, menemukan indomie adalah suatu hal yg sangat mewah. Zalia dan Max saling tatap.

"Wow, amazing!! You know before even trying it" aku tersenyum berbinar.

"It's from Indonesia and I am Indonesian" Zalia gembira dan berteriak memanggil mamanya.

"Mom, come here. I have surprise for you" Max tersenyum tipis begitu juga 3 laki-laki misterius itu. Max masih berdiri di sampingku, parfumnya sungguh membuatku gila.

Tak lama seorang perempuan seusia mama datang dengan baju khas orang Indonesia yaitu daster.

" Zalia, i told you don't be noisy she needs rest "

"Mom, she is from Indonesia" mama tidak langsung bereaksi, ia melihatku dalam dan seksama, tatapannya hampir sama dengan Max hanya ini lebih membuatku bersedih. Aku rindu mama.

"Bisa bahasa Indonesia nak?"

Ohhhh ini semua gara-gara Indomie seleraku.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!